Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN DAN PERBEDAAN KEEMPAT ASPEK

KETERAMPILAN BERBAHASA

Oleh:

Kelompok 2

Nama Mahasiswa :Elvi Susana Dalimunthe (2222411027)

Gresia Manalu ( 2223111026)

Laura Debrina ( 2223111013)

Kelas : Reguler C PBSI 2022

Mata Kuliah : Keterampilan Bahasa Reseptif

Dosen Pengampu : Ika Febriana, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
daya dan mengasah talenta penulis, sehingga makalah ini selesai pada waktunya. Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pragmatik.

Terima kasih kepada Dosen Mata Kulia Keterampilan Bahasa Reseptif, yaitu Ibuk
Dosen. yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini. Ucapan terima kasih
juga kepada teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami sadar bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan oleh karena itu kami
meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan
saran dalam tugas ini agar di lain waktu kami bisa membuat tugas yang lebih baik lagi.

Medan. 26 Agustus 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A. Pengertian Keterampilan Berbahasa..........................................................
B. Hubungan Keempat Aspek keterampilan berbahasa.................................
C. Perbedaan Keempat Aspek Keterampilan Berbahasa .............................

BAB III PENUTUP.............................................................................................


A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keterampilan berbahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai setiap


orang.Dalam suatu masyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang lain dengan
cara berkomunikasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa keterampilan berbahasa adalah salah satu
unsur penting yang menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi.

Empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,membaca


dan menulis berhubungan erat satu sama lain . Dalam memperoleh keterampilan berbahasa,
biasanya kita melalui suatu hubungan urutan teratur, pada masa kecill kita belajar menyimak
atau mendengar, kemudian berbicara, setelah itu kita belajar membaca dan kemudian
menulis, yang keempatnya merupakan catur tunggal.

Keempat keterampilan itu berhubungan pula dengan proses berpikir yang menjadi
dasar atiha. Bahasa yang diungkapkan seseorang mencerminkan pikirannya, semakin
terampil seseorang berbahasa semakin jelas dan cerah jalan pikirannya, keterampilan itu
hanya dapat dikuasai dan diperoleh dengan praktek dan atihan .

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan berbahasa ?


2. Bagaimanakah hubungan antara keempat aspek keterampilan berbahasa ?
3. Apa saja perbedaan keempat aspek keterampilan berbahasa?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian keterampilan berbahasa


2. Memahami hubungan keempat aspek keterampilan berbahasa
3. Mengetahui perbedaan keempat aspek keterampilan berbahasa
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi baik


secara lisan maupun tertulis. Keterampilan bahasa berdasarkan ragamnya meliputi lisan dan
tulisan sedangkan berdasarkan sifatnya meliputi reseptif dan produktif. Ragam lisan
mencakup keterampilan menyimak dan berbicara,sedangkan ragam tulis meliputi
keterampilan membaca dan menulis.

Dilihat dari sifatnya, maka yang termasuk dalam kelompok reseptif yaitu menyimak
dan membaca. Sedangkan, yang termasuk dalam kelompok produktif adalah berbicara dan
menulis. Setiap keterampilan memiliki hubungan yang erat. Dalam memperoleh keterampilan
berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan yang terakhir, yaitu bermula dari belajar
menyimak bahasa, berbicara, kemudian membaca, dan menulis. Semakin terampil sesorang
berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat
diperolah dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan bahasa
berarti pula melatih keterampilan berpikir Tarigan, 2008:1.

Menurut Santosa 2009:6.1 menyatakan bahwa keterampilan berbahasa terdiri dari


keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Keterampilan berbahasa tulis
komponennya terdiri dari keterampilan membaca dan menulis. Keterampilan berbahasa lisan
terdiri dari keterampilan menyimak dan berbicara. Klasifikasi seperti ini dibuat berdasarkan
pendekatan komunikatif.

Pembelajaran keterampilan berbahasa tidak boleh ditafsirkan sebagai mengajarkan


memahami dan menggunakan bahasa, tetapi harus dipahami sebagai mengajak siswa berlatih
memahami dan menggunakan bahasa, terutama di SD. Dengan pemahaman seperti ini, guru
akan terdorong untuk merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca,
menulis, menyimak dan berbicara dengan lebih bervariasi lagi sehingga pengalaman belajar
dari kegiatan pembelajaran ini tambah bermakna bagi siswa.

B. Hubungan Keempat Aspek Keterampilan Berbahasa


1. Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Menyimak

Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk belajar bahasa. Sedangkan


keterampilan berbicara perlu menggunakan bahasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menyimak pasti didapatkan terlebih dahulu daripada keterampilan berbicara.
Bahkan sejak bayi di dalam kandungan sudah mampu untuk menyimak dan mengingat kata
yang dibisikkan oleh orang tua.

Menyimak adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk dapat memahami suatu
informasi yang disampaikan oleh pembicara. Apabila si penyimak dapat memahami maksud
si pembicara dengan baik maka penyimak tentunya dapat memberikan respon yang lebih
tepat. Respon ini dapat berupa jawaban, pengungkapan ide atau gagasan, atau bisa juga
berupa pertanyaan pada si pembicara.

Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak tidak dapat dipisahkan dengan


kegiatan berbicara. Tidak mungkin orang menyimak jika tidak ada orang yang berbicara.
Begitu pula sebaliknya, tidak mungkin orang berbicara tanpa ada yang menyimak. Dua
kegiatan ini saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam
bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab dan interview .

Menurut Brooks (dalam Tarigan, 1990:4) berbicara dan menyimak merupakan


kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face-
to-face communication. Hal-hal yang dapat memperlihatkan eratnya hubungan antara
berbicara dan menyimak adalah sebagai berikut:

a. Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkatkan cara
pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tertolong kalau
mereka menyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru dan lingkungan sekitarnya.
b. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi
yang lebih baik pada pihak penyimak.

Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh
perangsang (stimuli) yang mereka temui dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan
atau pelayanan dalam menyampaikan ide-ide atau gagasan mereka.

c. Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan masyarakat


tempatnya hidup.
d. Anak yang lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih
panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
e. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas
berbicara seseorang.

2. Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Menulis

Pada tahun 1997 di Amerika Serikat dibentuk sebuah lembaga yang disebut the
National Reading Panel (NRP). Tujuan dari NRP adalah untuk melaksanakan penilaian
autentik tentang penelitian ilmiah dalam membaca dan implikasinya dalam pengajaran
membaca. Salah satu hasil laporan NRP menyebutkan bahwa salah satu komponen dalam
pengajaran membaca adalah fonem. Fonem dijelaskan sebagai hubungan antara suara dan
simbol tertulis bahasa atau korespondensi fonem-grafem. Pengajaran tentang pengetahuan
fonemis dan fonem yang tidak tepat adalah alasan paling umum mengapa siswa mengalami
kesulitan membaca.

Dari hasil laporan tersebut tampak bahwa pemahaman fonem erat kaitannya antara
suara dan simbol tertulis. Siswa harus memiliki kemampuan menyimak yang baik agar dapat
menuliskan simbolnya secara tepat. Dua keterampilan ini juga tidak dapat dipisahkan dengan
keterampilan membaca. Keterampilan menulis melibatkan kreativitas, cara berfikir yang
sistematis, dan kemampuan menuangkan ide dan gagasan menggunakan kata yang tepat.

Keterampilan ini berkorelasi positif dengan pengetahuan awal penulis. Salah satu cara
memperoleh pengetahuan adalah melalui kegiatan menyimak. Keterampilan menyimak yang
baik tentunya dapat meningkatkan pengetahuan yang pada akhirnya dapat memperluas atau
memperdalam materi tulisan.

3. Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Membaca

Ketika anak tumbuh, mereka mulai mempelajari keterampilan berbahasa. Dua


keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif (menerima) adalah keterampilan menyimak dan
keterampilan membaca. Keterampilan menyimak tentunya muncul lebih dahulu daripada
keterampilan membaca.

Anak mulai menyimak dan menirukan apa yang didengarnya. Sedangkan dalam
kegiatan membaca mereka perlu untuk memahami kata-kata yang tertulis. Dari sini
sepertinya keterampilan menyimak dan keterampilan membaca begitu jauh perbedaannya.
Tetapi seiring dengan bertambahnya usia mereka, perbedaan ini akan mulai
menghilang.Ketika anak mulai bersekolah, perbedaan antara dua keterampilan ini mulai
menghilang. Ini karena pemahaman dalam membaca meningkat dengan cepat. Siswa mulai
mengembangkan morfologi, yang merupakan sistem untuk mengembangkan kata-kata
menjadi bentuk komunikasi tertulis.

Penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli telah memperlihatkan beberapa
hubungan penting antara membaca dan menyimak, antara lain :

a. Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh sang guru melalui
bahasa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman
penting sekali.
b. Menyimak merupakan cara atau metode utama bagi pelajaran lisan (verbalized
learning) selama tahun-tahun permulaan di sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa
anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya di kelas yang
lebih tinggi dengan lebih banyak melalui menyimak tinimbang membaca.
c. Walaupun menyimak pemahaman (listening comprehension) lebih unggul daripada
membaca pemahaman (reading comrehension), namun anak-anak sering gagal untuk
memahaminya dan tetap menyimpan atau memakai atau menguasai sejumlah fakta
yang mereka dengar.
d. Oleh karena itu para pelajar membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih
efektif dan lebih teratur lagi, agar hasil pengajaran itu baik.
e. Kosa kata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai
kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
f. Bagi para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasnya. Korelasi antara kosa kata baca
dan kosa kata simak (reading vocabulary dan listening vocabulary) sangat tinggi ,
mungkin 80% atau lebih.
g. Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubugkan
dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung
atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan dalam membaca (poor reading)
h. Menyimak turut membantu sang anak untuk menangkap ide utama yang disampaikan
oleh pembicara; bagi pelajar yang lebih tinggi kelasnya, membaca lebih unggul dari
pada menyimak sesuatu yang mendadak dan pemahaman informasi yang terperinci.

4. Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Membaca

Keterampilan berbicara memiliki kaitan yang sangat erat dengan keterampilan


membaca. Semakin banyak orang membaca tentunya semakin banyak pengetahuan atau
informasi yang di perolehnya. Pengetahuan ini mencakup kosakata yang luas dan beraneka
ragam serta topik pembicaraan yang lebih kaya. Orang yang gemar membaca juga lebih tepat
dalam berujar karena tau ejaan yang benar.Membaca juga meningkatkan keterampilan
berfikir logis, analitis, dan sistematis. Orang yang terbiasa membaca tentunya akan lebih
tepat dan runtut dalam berbicara. Kalimat yang digunakan lebih terstruktur sehingga lebih
mudah dipahami oleh pendengar.

C. Perbedaan Keempat Aspek Keterampilan Berbahasa


1. Perbedaan antara menyimak dan berbicara

Menyimak merupakan proses mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh


perhatian, pemahaman, apresiasi, interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi
atau pesan, memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui
ujaran(ucapan) bahasa lisan. Jadi maksudnya adalah menyimak itu kegiatan mendengar
dengan sengaja dan ada maksud tujuan untuk memahami apa yang disampaikan pembicara.

Mendengar merupakan kegiatan menangkap suara dengan tidak sengaja dan tanpa
tujuan atau hanya sekilas terdengar ditelinga kita tanpa menghiraukan maksud tujuan dari
yang terjadi. Sedangkan, Mendengarkan adalah kegiatan mendengar dengan sengaja dan
adanya tujuan tetapi tidak memahami isi yang disampaikan pembicara, jadi hanya untuk
menyenangkan suasana hati. Misalnya : mendengarkan lagu sambil menyapu lantai.

Perbedaannya:
>Membaca melakukan komunikasi secara tidak langsung mengarahkan menyimak
melakukan komunikasi secara langsung

>Media yang digunakan dalam mendengarkan adalah secara lisan sedangkan membaca
menggunakan media tulisan

>Menyimak memahami isi pesan yang didengar untuk di sampaikan lagi keoada orang lain
sedangkan berbicara menyampaikan pesan sehingga mereka dapat berkomunikasi

2. Perbedaan berbicara dengan membaca

Berbicara adalah salah satu kemampuan yang dimiliki setiap orang. Dalam
keterampilan berbahasa disini , berbicara dapat dilakukan setelah kegiatan menyimak.
Berbicara disini mengungkapkan pendapat atau tanggapan dari hasil menyimak tadi.Menurut
Suhendar, berbicara adalah perubahan wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
(ucapan).Jadi maksudnya adalah berbicara itu proses menuangkan gagasan, perasaan, ide
pemikiran kedalam ujaran(ucapan).Tidak semua berbicara itu memiliki maan dikirim melalui
saluran kepada penyimak, saluran disini itu adalah alat, perantara nya. Ada langsung (lisan)
dan tidak langsung (kabel/sinyal) seperti di telepon.

Perbedaannya:

>Berbicara bersifat langsung sedangkan membaca bersifat tidak langsung

>Berbicara bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif

>Berbicara bersifat ekspresif sedangkan membaca bersifat apresiatif

3.Perbedaan antaran menyimak dan membaca

Membaca adalah sesuatu yang dilakukan seseorang dalam memahami, menafsirkan,


membaca dan memecahkan kode bahasa pada teks tertulis. Dengan kemampuan membaca
yang baik, seseorang bisa menyesuaikan dan menanggapi sebuah komunikasi tertulis seperti
pesan, email, surat dsb dengan lebih mudah. Dengan adanya keahlian membaca ini peserta
didik juga akan mampu menelaah berbagai informasi yang nantinya akan memberikan output
berupa pengalaman, wawasan, pengetahuan dan perilaku yang baru.

Perbedaannya:
>Menyimak menerima informasi dari sumber lisan sedangkan membaca menerim informasi
dari sumber tulis

>Membaca membutuhkan sumber bahan tulisan sedangkan menyimak membutuhkan sumber


lisan

>Menyimak bertujuan mendalami secara mendalam sedangkan membaca hanya sekedar


memahami

>Membaca dilakukan dengan cara bersuara sedangkan menyimak tidak bersuara

4.Perbedaan antara menulis dengan menyimak

Menulis merupakan kemampuan seseorang menuangkan ide, gagasan atau gambaran


yang ada di dalam pikiran manusia dalam bentuk karya tulis yang dapat dibaca, dipahami dan
dimengerti orang lain.Ariadinata (2009:5) menyatakan bahwa menulis merupakan sarana
paling ampuh untuk menyampaikan gagasan.Seorang penulis yang baik, mampu
menyampaikan gagasan dengan baik pula. Amatlah pantas, jika di negara- negara maju
pendidikan di sekolahnya, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi meletakkan kewajiban
menulis sebagai sebuah mata pelajaran yang harus ditempah. Menulis digunakan oleh pelajar
untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan atau memberitahukan, dan
mempengaruhi.

Perbedaannya:

>Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat produktif sedangkan membaca


bersifat reseptif

>Menulis bersifat ekspresif sedangkan membaca bersifat apresiatif

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam berbahasa ada empat keterampilan utama, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Pada umumnya keempat keterampilan tersebut berkembang secara
berurutan. Sejak dalam kandungan manusia sudah mampu untuk menyimak. Dari hasil
simakan itu manusia menirukan dan pada akhirnya muncul keterampilan berbicara. Setelah
itu manusia mulai mengenal simbol-simbol bahasa secara tertulis dan mempelajarinya. Untuk
membaca dan menulis masih belum diketahui secara pasti mana yang berkembang lebih
dahulu. Tetapi, anak yang belum mampu membaca pun bisa saja mencoret-coret kertas atau
menulis walaupun mungkin belum bermakna.

Empat keterampilan berbahasa itu saling mendukung antara satu dengan yang lainnya.
Dalam suatu aktivitas berbahasa bisa saja melibatkan beberapa keterampilan berbahasa.
Peningkatan kemampuan pada satu jenis keterampilan akan mendukung keterampilan
berbahasa lainnya. Dengan demikian apabila ingin memiliki keterampilan berbahasa yang
baik maka tidak bisa mengabaikan salah satu dari empat keterampilan tersebut.

B.Saran

Kemahiran berbahasa haruslah selalu di upayakan oleh seluruh penuturnya agar memiliki
sikap yang positif. Dengan mengetahui hubungan dan perbedaan aspek keterampilan
berbahasa maka kita akan memiliki keterampilan dalam berbicara. Dengan demikian Bahasa
Indonesia dapat menjadi alat pemersatu bangsa,karena dengan Bahasa berarti komunikasi
antar warga atau masyarakat dapat terwujud. Maka dari itu lestarikanlah budaya Bahasa kita
dengan sebaik mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

------------- Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Tersedia di: http://kbbi.web.id/ diakses
tanggal 29 Maret 2016

Putri, Linda. “Bayi Belajar Menyimak Sejak Dikandung dalam Rahim. 29 Maret
2016.http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2013/09/03/1007/Bayi-Belajar-
Menyimak-Sejak-Dikandung-Dalam-Rahim
Solchan T. W., dkk. 2007. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa

Thanh Huy, Nguyen . 2015. Problems Affecting Learning Writing Skill Of Grade 11 at
Thong Linh High Schooll diakses tanggal 30 Maret 2016.
http://www.multidisciplinaryjournals.com/wp-content/uploads/2015/03/ PROBLEMS-
AFFECTING-LEARNING-WRITING-SKILL-OF-GRADE-11.pdf

The Center fo Development and Learning. http://www.cdl.org/language/ diakses tanggal 31-


03-2016

The National Capital Language Resource Center. “Teaching Speaking Strategies for
Developing Speaking Skills” diakses tanggal 29 Maret 2016. http://www.nclrc.org/
essentials/speaking/stratspeak.htm

Yeti Mulyanti,dkk,2008.Bahasa Indonesia.Jakarta:Universitar terbuka

Anda mungkin juga menyukai