KETERAMPILAN BERBAHASA
Oleh:
Kelompok 2
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
daya dan mengasah talenta penulis, sehingga makalah ini selesai pada waktunya. Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pragmatik.
Terima kasih kepada Dosen Mata Kulia Keterampilan Bahasa Reseptif, yaitu Ibuk
Dosen. yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini. Ucapan terima kasih
juga kepada teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan oleh karena itu kami
meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan
saran dalam tugas ini agar di lain waktu kami bisa membuat tugas yang lebih baik lagi.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A. Pengertian Keterampilan Berbahasa..........................................................
B. Hubungan Keempat Aspek keterampilan berbahasa.................................
C. Perbedaan Keempat Aspek Keterampilan Berbahasa .............................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keempat keterampilan itu berhubungan pula dengan proses berpikir yang menjadi
dasar atiha. Bahasa yang diungkapkan seseorang mencerminkan pikirannya, semakin
terampil seseorang berbahasa semakin jelas dan cerah jalan pikirannya, keterampilan itu
hanya dapat dikuasai dan diperoleh dengan praktek dan atihan .
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Dilihat dari sifatnya, maka yang termasuk dalam kelompok reseptif yaitu menyimak
dan membaca. Sedangkan, yang termasuk dalam kelompok produktif adalah berbicara dan
menulis. Setiap keterampilan memiliki hubungan yang erat. Dalam memperoleh keterampilan
berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan yang terakhir, yaitu bermula dari belajar
menyimak bahasa, berbicara, kemudian membaca, dan menulis. Semakin terampil sesorang
berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat
diperolah dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan bahasa
berarti pula melatih keterampilan berpikir Tarigan, 2008:1.
Menyimak adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk dapat memahami suatu
informasi yang disampaikan oleh pembicara. Apabila si penyimak dapat memahami maksud
si pembicara dengan baik maka penyimak tentunya dapat memberikan respon yang lebih
tepat. Respon ini dapat berupa jawaban, pengungkapan ide atau gagasan, atau bisa juga
berupa pertanyaan pada si pembicara.
a. Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkatkan cara
pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tertolong kalau
mereka menyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru dan lingkungan sekitarnya.
b. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi
yang lebih baik pada pihak penyimak.
Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh
perangsang (stimuli) yang mereka temui dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan
atau pelayanan dalam menyampaikan ide-ide atau gagasan mereka.
Pada tahun 1997 di Amerika Serikat dibentuk sebuah lembaga yang disebut the
National Reading Panel (NRP). Tujuan dari NRP adalah untuk melaksanakan penilaian
autentik tentang penelitian ilmiah dalam membaca dan implikasinya dalam pengajaran
membaca. Salah satu hasil laporan NRP menyebutkan bahwa salah satu komponen dalam
pengajaran membaca adalah fonem. Fonem dijelaskan sebagai hubungan antara suara dan
simbol tertulis bahasa atau korespondensi fonem-grafem. Pengajaran tentang pengetahuan
fonemis dan fonem yang tidak tepat adalah alasan paling umum mengapa siswa mengalami
kesulitan membaca.
Dari hasil laporan tersebut tampak bahwa pemahaman fonem erat kaitannya antara
suara dan simbol tertulis. Siswa harus memiliki kemampuan menyimak yang baik agar dapat
menuliskan simbolnya secara tepat. Dua keterampilan ini juga tidak dapat dipisahkan dengan
keterampilan membaca. Keterampilan menulis melibatkan kreativitas, cara berfikir yang
sistematis, dan kemampuan menuangkan ide dan gagasan menggunakan kata yang tepat.
Keterampilan ini berkorelasi positif dengan pengetahuan awal penulis. Salah satu cara
memperoleh pengetahuan adalah melalui kegiatan menyimak. Keterampilan menyimak yang
baik tentunya dapat meningkatkan pengetahuan yang pada akhirnya dapat memperluas atau
memperdalam materi tulisan.
Anak mulai menyimak dan menirukan apa yang didengarnya. Sedangkan dalam
kegiatan membaca mereka perlu untuk memahami kata-kata yang tertulis. Dari sini
sepertinya keterampilan menyimak dan keterampilan membaca begitu jauh perbedaannya.
Tetapi seiring dengan bertambahnya usia mereka, perbedaan ini akan mulai
menghilang.Ketika anak mulai bersekolah, perbedaan antara dua keterampilan ini mulai
menghilang. Ini karena pemahaman dalam membaca meningkat dengan cepat. Siswa mulai
mengembangkan morfologi, yang merupakan sistem untuk mengembangkan kata-kata
menjadi bentuk komunikasi tertulis.
Penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli telah memperlihatkan beberapa
hubungan penting antara membaca dan menyimak, antara lain :
a. Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh sang guru melalui
bahasa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman
penting sekali.
b. Menyimak merupakan cara atau metode utama bagi pelajaran lisan (verbalized
learning) selama tahun-tahun permulaan di sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa
anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya di kelas yang
lebih tinggi dengan lebih banyak melalui menyimak tinimbang membaca.
c. Walaupun menyimak pemahaman (listening comprehension) lebih unggul daripada
membaca pemahaman (reading comrehension), namun anak-anak sering gagal untuk
memahaminya dan tetap menyimpan atau memakai atau menguasai sejumlah fakta
yang mereka dengar.
d. Oleh karena itu para pelajar membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih
efektif dan lebih teratur lagi, agar hasil pengajaran itu baik.
e. Kosa kata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai
kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
f. Bagi para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasnya. Korelasi antara kosa kata baca
dan kosa kata simak (reading vocabulary dan listening vocabulary) sangat tinggi ,
mungkin 80% atau lebih.
g. Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubugkan
dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung
atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan dalam membaca (poor reading)
h. Menyimak turut membantu sang anak untuk menangkap ide utama yang disampaikan
oleh pembicara; bagi pelajar yang lebih tinggi kelasnya, membaca lebih unggul dari
pada menyimak sesuatu yang mendadak dan pemahaman informasi yang terperinci.
Mendengar merupakan kegiatan menangkap suara dengan tidak sengaja dan tanpa
tujuan atau hanya sekilas terdengar ditelinga kita tanpa menghiraukan maksud tujuan dari
yang terjadi. Sedangkan, Mendengarkan adalah kegiatan mendengar dengan sengaja dan
adanya tujuan tetapi tidak memahami isi yang disampaikan pembicara, jadi hanya untuk
menyenangkan suasana hati. Misalnya : mendengarkan lagu sambil menyapu lantai.
Perbedaannya:
>Membaca melakukan komunikasi secara tidak langsung mengarahkan menyimak
melakukan komunikasi secara langsung
>Media yang digunakan dalam mendengarkan adalah secara lisan sedangkan membaca
menggunakan media tulisan
>Menyimak memahami isi pesan yang didengar untuk di sampaikan lagi keoada orang lain
sedangkan berbicara menyampaikan pesan sehingga mereka dapat berkomunikasi
Berbicara adalah salah satu kemampuan yang dimiliki setiap orang. Dalam
keterampilan berbahasa disini , berbicara dapat dilakukan setelah kegiatan menyimak.
Berbicara disini mengungkapkan pendapat atau tanggapan dari hasil menyimak tadi.Menurut
Suhendar, berbicara adalah perubahan wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran
(ucapan).Jadi maksudnya adalah berbicara itu proses menuangkan gagasan, perasaan, ide
pemikiran kedalam ujaran(ucapan).Tidak semua berbicara itu memiliki maan dikirim melalui
saluran kepada penyimak, saluran disini itu adalah alat, perantara nya. Ada langsung (lisan)
dan tidak langsung (kabel/sinyal) seperti di telepon.
Perbedaannya:
Perbedaannya:
>Menyimak menerima informasi dari sumber lisan sedangkan membaca menerim informasi
dari sumber tulis
Perbedaannya:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam berbahasa ada empat keterampilan utama, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Pada umumnya keempat keterampilan tersebut berkembang secara
berurutan. Sejak dalam kandungan manusia sudah mampu untuk menyimak. Dari hasil
simakan itu manusia menirukan dan pada akhirnya muncul keterampilan berbicara. Setelah
itu manusia mulai mengenal simbol-simbol bahasa secara tertulis dan mempelajarinya. Untuk
membaca dan menulis masih belum diketahui secara pasti mana yang berkembang lebih
dahulu. Tetapi, anak yang belum mampu membaca pun bisa saja mencoret-coret kertas atau
menulis walaupun mungkin belum bermakna.
Empat keterampilan berbahasa itu saling mendukung antara satu dengan yang lainnya.
Dalam suatu aktivitas berbahasa bisa saja melibatkan beberapa keterampilan berbahasa.
Peningkatan kemampuan pada satu jenis keterampilan akan mendukung keterampilan
berbahasa lainnya. Dengan demikian apabila ingin memiliki keterampilan berbahasa yang
baik maka tidak bisa mengabaikan salah satu dari empat keterampilan tersebut.
B.Saran
Kemahiran berbahasa haruslah selalu di upayakan oleh seluruh penuturnya agar memiliki
sikap yang positif. Dengan mengetahui hubungan dan perbedaan aspek keterampilan
berbahasa maka kita akan memiliki keterampilan dalam berbicara. Dengan demikian Bahasa
Indonesia dapat menjadi alat pemersatu bangsa,karena dengan Bahasa berarti komunikasi
antar warga atau masyarakat dapat terwujud. Maka dari itu lestarikanlah budaya Bahasa kita
dengan sebaik mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
------------- Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Tersedia di: http://kbbi.web.id/ diakses
tanggal 29 Maret 2016
Putri, Linda. “Bayi Belajar Menyimak Sejak Dikandung dalam Rahim. 29 Maret
2016.http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2013/09/03/1007/Bayi-Belajar-
Menyimak-Sejak-Dikandung-Dalam-Rahim
Solchan T. W., dkk. 2007. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa
Thanh Huy, Nguyen . 2015. Problems Affecting Learning Writing Skill Of Grade 11 at
Thong Linh High Schooll diakses tanggal 30 Maret 2016.
http://www.multidisciplinaryjournals.com/wp-content/uploads/2015/03/ PROBLEMS-
AFFECTING-LEARNING-WRITING-SKILL-OF-GRADE-11.pdf
The National Capital Language Resource Center. “Teaching Speaking Strategies for
Developing Speaking Skills” diakses tanggal 29 Maret 2016. http://www.nclrc.org/
essentials/speaking/stratspeak.htm