Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pend. Bahasa dan Sastra
Indonesia SD Kelas Tinggi
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Medan, 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pembelajaran Menyimak di Kelas Tinggi Berbasis Kearifan Lokal Sumatera Utara”
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia SD
Kelas Tinggi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Masta Sembiring, S.Pd., M.Pd
selaku dosen mata kuliah Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia SD Kelas Tinggi yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang Kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
b. Apa saja tahap-tahapan menyimak ?
c. Apa tujuan menyimak ?
d. Apa kendala pembelajaran menyimak dikelas tinggi ?
e. Apa itu pendekatan, strategi, metode, model, teknik dan evaluasi dalam
pembelajaran menyimak ?
f. Bagaimana kaitan pembelajaran menyimak dengan kearifan local Sumatera
Utara
1.3 Tujuan dan Manfaat
a. Untuk mengetahui pengertian menyimak
b. Untuk mengetahui tahap-tahapan menyimak
c. Untuk mengetahui tujuan menyimak
d. Untuk mengetahui kendala pembelajaran menyimak dikelas tinggi
e. Untuk mengetahui pendekatan, strategi, metode, model, teknik dan evaluasi
dalam pembelajaran menyimak
f. Untuk mengetahui kaitan pembelajaran menyimak dengan kearifan local
Sumatera Utara
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
untuk memperoleh informasi, menagkap isu atau pesan, serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan pembicara melalui ujuaran atau bahasa lisan.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi, baik bunyi bahsa
maupun bunyi nonbahasa dengan penuh perhatian dan apresiasi agar mendapatkan
informasi dan pemahaman dari segala sesuatu yang disampaikan.
4
2.3 Tujuan menyimak
Memang tujuan orang menyimak sesuatu itu beraneka ragam.Pada dasarnya
menyimak itu dapat kita pandang dari berbagai segi, misalnya sebagai sarana,
sebagai suatu keterampilan berkomunikasi, sebagai seni, sebagai proses, sebagai
suatu responsi, dan sebagai pengalaman kreatif. Berikut adalah tujuan menyimak
antara lain:
1. Menyimak untuk belajar
Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicaraan dengan kata lain,
orang tersebut menyimak untuk belajar
2. Menyimak untuk menikmati
Ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap
sesuatu dari materi yang di ujarkan atau diperdengarkan dengan kata lain,
orang tersebut menyimak untuk menikmati keindahan audial
3. Menyimak untuk mengevaluasi
Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai
sesuatu yang dia simak itu baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak
logis, dan lain lain
4. Menyimak untuk mengapresiasi
Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai
sesuatu yang disimaknya itu misalnya, pembicaraan cerita, pembacaan puisi,
misik dan lagu, dialog, diskusi panel dan perdebatan
5. Menyimak untuk mengomunikasikan ide-ide
Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat
mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan ataupun perasaan-perasaan
kepada orang lain dengan lancer dan tepat. Banyak contoh dan ideyang dapat
diperol,eh dari sang pembicara dan semua ini meerupakan bahan penting dan
sangat menunjang dalam mengomunikasikan ide-idenya sendiri.
6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi
Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dia dapat
membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti
(distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya, ini terlihat
5
nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik
mendengarkan ujaran pembicaraan asli (native speaker)
7. Menyimak untuk memecahkan masalah
Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat
memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari pembicaraan, dia
mungkin memperoleh banyak masukan berharga
8. Menyimak untuk meyakinkan
Ada lagi orang yang tekun menyimak pembicaraan untuk meyakinkan
dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini ia ragukan.
Dengan kata lain, dia menyimak secara persuasif.
2.4 Kendala pembelajaran menyimak di kelas tinggi
Adapun kendala pembelajaran menyimak dikelas tinggi disebabkan yang
pertama oleh faktor siswa, yaitu :
1. Pada umumnya siswa kurang antusias dalam pembelajaran menyimak karena
materi yang disampaikan dianggap sulit untuk dipahami
2. Tingkat pemahaman, konsentrasi, dan daya analisis siswa yang masih relatif
rendah
3. Siswa tidak terbiasa menyimak informasi,
4. Siswa menganggap pembelajaran menyimak tidak penting.
6
Pendekatan adalah suatiu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai
pengajaran suatu bidang studi yang memberi arah dan corak kepada metode
pengajarannya dan didasarkan kepada asumsi yang berkaitan.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach.
B. Strategi
Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SD, dapatlah dikemukakan beberapa
strategi pembelajaran berbahasa lisan sebagai berikut :
1. Simak – Kerjakan
Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Siswa mereaksi atas perintah guru.
Reaksi siswa itu berbentuk perbuatan.
2. Simak – Terka
Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebut nama
bendanya. Deskripsi itu disampaikan secara lisan kepada siswa. Kemudian
siswa diminta menerka nama benda itu.
3. Simak –Berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa tersebut
membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan
itu kepada siswa ketiga. Begir\tu seterusnya. Siswa trerakhir menyebuitkan
pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu
benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak.
4. Bermain Peran
Bermain peran adalah simulasi tingkah laku dari orang yang diperankan.
Tujuannya adalah (1) melatih siswa untuk menghadapi situasi yang
sebenarnya, (2) melatih praktik berbahasa lisan secara intensif, dan (3)
7
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuannya berkomunikasi. Dalam bermain peran, siswa bertindak,
berlaku, dan berbahasa seperti orang yang diperankannya. Dari segi bahasa
berarti siswa harus mengenal dan dapat menggunakan ragam-ragam bahasa
yang sesuai.
5. Dramatisasi
Dramatisasi atau bermain drama adalah kegiatan mementaskan lakon atau
cerita. Biasanya cerita yang dilakonkan sudah dalam bentuk drama. Guru dan
siswa terlebih dahulu harus mempersiapkan naskah atau skenario, perilaku,
dan perlengkapan. Bermain drama lebih kompleks daripada bermain peran.
Melalui dramatisasi, siswa dilatih untuk mengekspresikan perasaan dan
pikirannya dalam bentuk bahasa lisan
C. Metode
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara
yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
1. Metode Langsung
Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk
mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah. Di dalam metode langsung terdapat 5 fase yaitu
demonstrasi, pembimbingan,pengecekan, dan pelatihan.
2. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan metode komunikatif harus mencakup semua
keterampilan berbahasa. Metode komunikatif berarti bahwa pembelajaran
menyimak harus berorientasi pada fungsi utama bahasa, yaitu sebagai alat
komunikasi.
3. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberap aspek ke dalam satu proses.
Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi.
Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi
diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan
menulis.
8
4. Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran
diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang
perlu dipahami adalah tema bukanlah tujuan tetapi alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tema tersebut harus diolah dan
disajikan secara kontekstualitas, kontemporer, kongkret, dan konseptual.
D. Model
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
belajar mengajar. (Soekamto dan Winaputra 1997:78-79)
E. Teknik
Teknik pembelajaran adalah cara kongkret yang dipakai saat proses
pembelajaran berlangsung. Teknik pembelajaran juga dapat diatikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik.
1. Simak – Ucap
Teknik ucapan-ucapan yang akan diperdengarkan dipersiapkan
secara cermat. Isi model ucapan dapat berupa fonem, kata, kata berimbuhan,
semboyan, dan puisi pendek. Model tersebut dapat dibacakan oleh guru atau
berupa rekaman suara guru atau suara orang lain. Model ini disimak dan
ditiru siswa.
2. Simak - Kerjakan
Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Siswa mereaksi atas
perintah guru. Reaksi siswa itu berbentuk perbuatan.
3. Simak - Terka
Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebut nama
bendanya. Deskripsi itu disampaikan secara lisan kepada siswa. Kemudian
siswa diminta menerka nama benda itu.
9
4. Simak - Berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa
tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa kedua
membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga. Begir\tu seterusnya. Siswa
trerakhir menyebuitkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru
memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau
tidak.
F. Evaluasi Kemampuan Menyimak
Aspek-aspek yang diukur dalam tes menyimak adalah hal-hal yang menjadi
indikator keberhasilan menyimak adalah faktor keberhasilan berupa: bunyi-bunyi
bahasa, makna kata, pemahaman kalimat. Faktor nonkebahasaan berupa
pemahaman terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara. Di dalam isi pesan
terdapat unsur sosial budaya yang harus dipahami oleh para penyimak.
Sasaran utama tes kemampuan menyimak adalah kemampuan peserta tes
untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh
pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video. Pemahaman itu dapat mengacu
pada pemahaman secara umum seperti topik yang dibahas atau sekedar garis besar
isinya, atau bagian–bagian yang lebih terinci termasuk pelaku, lokasi, waktu, dan
beberapa aspek yang menonjol. Pemahaman lewat menyimak dapat pula berkaitan
dengan hal–hal yang lebih mendalam sifatnya, yang tidak terbatas pada hal–hal
yang secara tegas dan langsung terungkapkan. Pemahaman semacam itu hanya
dapat diperoleh dengan menghubung-hubungkan bagian wacana tertentu, atau
mengambil kesimpulan dan implikasi berdasarkan pemahaman terhadap bagian-
bagian wacananya.
10
Lebih lanjut kearifan lokal juga didefinisikan sebagai kemampuan
beradaptasi, menata, dan menumbuhkan pengaruh alam serta budaya lain yang
menjadi motor penggerak transformasi dan penciptaan keanekaragaman budaya
Indonesia yang luar biasa.
Contoh Kearifan lokal Sumatera Utara yang berkaitan dengan pembelajaran
menyimak adalah Cerita Berantai. Permainan ini dilakukan berkelompok dua
orang. Setiap kelompok harus melanjutkan cerita yang diucapkan kelompok lain.
Cerita dimulai dari guru. Anggota kelompok yang satu sebagai pembicara
melanjutkan cerita, yang seorang lagi mencatat kalimat yang diucapkan setiap
kelompok dan membacakannya setelah cerita selesai. Misalnya, guru memberi
kalimat pertama: “Di sebuah kampung ada seorang anak yatim...”. Kelompok
pertama harus meneruskan cerita itu. Kalimat dari kelompok pertama diteruskan
oleh kelompok kedua, dan seterusnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa
yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap
keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan
cara yang beraneka-ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya
kita melalui suatu hubungan urutan yang tertatur: mula-mula pada masa kecil kita
belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca
dan menulis.
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena
sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan
dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi
dalam menyimak. Menyimak dengan berkonsentrasi adalah memusatkan pikiran,
perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara.
Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan
pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak,
baik yang berasal dari diri sendiri maupun yang berasal dari luar, penyimak harus
betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak.
3.2 Saran
Menyimak adalah suatu keterampilan komunikasi yang terabaikan. Banyak
orang kelihatannya menyimak, tetapi tidak sesuai dengan definisinya.
Seseorang lebih sering berpura-pura menyimak dan pikirannya melayang ke
tempat lain. Sehingga informasi atau hal-hal yang penting tidak ia dapatkan.
Maka dari itu, kita harus menyimak dengan benar, artinya menyimak dengan
menfokuskan perhatian. Kita harus mampu menyimak dengan menggunakan
pemahaman, pengetahuan, penilaian, serta mampu merespon isi dari pembicaraan.
Sehingga informasi-informasi tersebut adalah hal-hal penting yang patuh kita
simpan di memori.
12
DAFTAR PUSTAKA
Pearson Longman.
Newton, Jonatha. 2009. Teaching ESL/EFL Listening and Speaking. New York:
Pujanggabelitung. 2016. Proses, Tahap, Tujuan, menyimak dan hal-hal yang perlu
Terbuka.
Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta
: Yuma Pressindo
ANGKASA
Bandung : Angkasa
13
Taufina. 2015. Keterampilan Berbahasa Indonesia Dan Apresiasi Sastra Indonesia
http://fitrikayustarina.blogspot.com/2016/01/makalah-menyimak.html
14