Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“MEYIMAK KETERAMPILAN TINGKAT DASAR”


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa
Yang Dibina Oleh Drs. Bahauddin Azmy, M.Pd. dan Amelia Widya Hanindita, S.Pd., M.Pd.

Oleh
1. Nadya Eka Nurhayati (218000011)
2. Eva Septiana Dewi (218000031)
3. Syahla Muthia Eronisa (218000153)
4. Anggun Dwi Permatasari (218000214)

PGSD 2021 KELAS D

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Menyimak Bahasa.............................................................................................................5
1. Pengertain Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.....................................5
2. Pengertian Menyimak Bahasa........................................................................................6
3. Jenis-Jenis Menyimak Bahasa........................................................................................7
4.Strategi Menyimak Bahasa..............................................................................................9
5.Tahap-Tahap Menyimak Bahasa...................................................................................10
6.Pengajaran Menyimak Bahasa.......................................................................................11
7.Tujuan Menyimak Bahasa............................................................................................12
B. Menyimak Interogatif......................................................................................................13
1. Pengertian Menyimak Interogatif.................................................................................13
2. Tujuan Menyimak Interogatif.......................................................................................14
3. Contoh Menyimak Interogatif......................................................................................14
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
Kesimpulan...........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menyimak merupakan suatu kegiatan berbahasa yang sering kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Namun, pada praktiknya makna menyimak sering tumpang
tindih dengan makna mendengar dan mendengarkan. Peran menyimak dalam
kehidupan sehari-hari dan bagaimana dampak yang akan kita rasakan jika menyimak
tidak difungsikan secara benar. Jadi, dalam kehidupan sehari-hari kita sangat
memerlukan kemampuan menyimak yang memadai dalam rangka memahami pesan,
gagasan, atau perasaan yang disampaikan oleh orang lain agar tidak terjadi kesalahan
dalam komunikasi.
Sebagai seorang pelajar, keterampilan menyimak harus selalu dilatih/diasah
ketajamannya agar mampu menangkap pesan baik yang disampaikan oleh guru ketika
menjelaskan pelajaran maupun pendapat temansekelas ketika berdiskusi atau
melakukan tanya jawab sehingga apabila sampai pada tingkat mahasiswa kemampuan
menyimak tidak lagi menjadi penghambat dalam menangkap isi perkuliahan.Seluruh
kegiatan menyimak merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh setiap orang
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam situasi formal maupun nonformal.Dalam
kehidupan sehari-hari, kegiatan menyimak dapat berlangsung di banyak tempat, antara
lain dalam kegiatan akademik, seperti dalam perkuliahan, diskusi, dan seminar. Pada
kegiatan lain, seperti bertelepon, menyimak siaran radio, dan pidato atau dialog melalui
kaset.
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif reseptif. Artinya,
dalam kegiatan menyimak seseorang harus mengaktifkan pikirannya untuk dapat
mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa, memahaminya, dan menafsirkan maknanya
sehingga tertangkap pesan yang disampaikan pembicara. Menyimak atau
mendengarkan berbeda dengan mendengar walaupun keduanya mempergunakan alat
indra yang sama, yaitu telinga. Mendengar tidak memerlukan aktivitas mental atau
pikiran karena mendengar dilakukan tanpa tujuan. Sebagai makhluk sosial, manusia
memerlukan keterampilan menyimak yang selalu digunakan dalam kegiatan
komunikasi.
Tanpa keterampilan menyimak, komunikasi tidak akan dengan baik atau
akanterjadi gangguan atau bahkan terjadi kesalahpahaman yang membuat hubungan
antarsesama menjadi tidak baik. Selain berperan dalam komunikasi sehari-hari,
menyimak sangat diperlukan di dalam pembelajaran. Seorang pelajar yang memiliki
daya simak yang rendah akan mendapat kesulitan dalam menangkap pelajaran yang
dijelaskan oleh guru atau dia juga akan mengalami kesulitan dalam mengikuti diskusi-
diskusi yang dilakukan di kelas. Menyimak memiliki kontribusi yang besar terhadap
keterampilan berbahasa lain yang dimiliki seseorang. Hasil menyimak akan dapat
meningkatkan keterampilan/kemampuan membaca, berbicara, dan menulis seseorang.

B. Rumusan Masalah
1) Apa itu Pengertian Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa?
2) Apa itu Pengertian Menyimak Bahasa?
3) Apa saja Jenis-Jenis Menyimak Bahasa?
4) Bagaimana Strategi Menyimak Bahasa?
5) Bagaimana Tahap-Tahap Menyimak Bahasa?
6) Bagaimana Cara Pengajaran Menyimak Bahasa?
7) Apa saja Tujuan Menyimak Bahasa?
8) Apa itu Pengertian Menyimak Interogatif?
9) Apa saja Tujuan Menyimak Interogatif?
10) Apa saja Contoh Menyimak Interogatif?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menyimak Bahasa
1. Pengertain Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Menurut Tarigan, “Menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa menyimak merupakan suatu peristiwa penerimaan pesan, gagasan,
pikiran atau perasaan seseorang. Penerimaan pesan dapat memberi respon atau
tanggapan terhadap pembicara. Jadi, menyimak dapat diartikan sebagai suatu
proses mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasikan, dan mereaksikan atas makna yang terkandung di
dalamnya.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam keterampilan menyimak adalah
kemampuan menangkap dan memahami makna pesan baik yang tersurat
maupun tersirat yang terkandung dalam bunyi serta unsur kemampuan
mengingat pesan. Dengan demikian, menyimak dapat dibatasi sebagai proses
besar mendengar, mendengarkan, serta menginterpretasikan lambang-lambang
lisan (Anderson, 1972:68).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
menyimak adalah suatu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif
dan melibatkan pemahaman pesan atau lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi
yang telah disampaikan pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

2. Pengertian Menyimak Bahasa


Menyimak adalah proses mendengarkan dengan penuh pemahaman,
apresiasi dan evaluasi. Dalam proses menyimak, diawali dengan kegiatan
mendengarkan bahan simakan oleh siswa (penyimak), selanjutnya bahan
simakan dipahami berdasarkan tingkat pemahaman siswa yang dimaksud,
kemudian dalam proses pemahaman tersebut terjadi proses evaluasi –
menghubungkan antara topik yang disimak dengan pengalaman dan/atau
pengetahuan yang dimiliki siswa. Setelah proses tersebut selesai, barulah
siswa memberikan respon terhadap isi bahan yang disimaknya. Jadi dapat
dikatakan bahwa menyimak merupakan kegiatan yang disengaja melalui
proses mendengar untuk memahami bunyi-bunyi bahasa, sedangkan
mendengar adalah kegiatan yang dilakukan hanya sekedar tahu tetapi tidak
memahami bunyi-bunyi bahasa yang disimak.
Menurut Russel dan Russel dalam Tarigan,"menyimak bermakna 1
mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi."'
Dibuku yang sama Tarigan menjelaskan “Menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman
apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Berdasarkan pengertian menyimak di atas dapat disimpulkan bahwa
menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan
lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang
disampaikan secara nonverbal.

3. Jenis-Jenis Menyimak Bahasa


a. Jenis Menyimak Berdasarkan Sumber Suara yang Disimak
Berdasarkan sumber suara yang disimak, menyimak dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
1. Menyimak Intrapribadi (Intrapersonal Listening)
Sumber suara yang disimak dapat berasal dari diri sendiri. Ini
terjadi disaat seseorang menyendiri dan merenungkan nasib diri,
menyesali perbuatan sendiri, atau berkata-kata dengan diri
sendiri.
2. Menyimak Antarpribadi (Interpersonal Listening)
Sumber suara yang disimak dapat pula berasal dari luar diri
penyimak. Menyimak yang seperti inilah yang paling banyak
dilakukan misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan
sebagainya.
b. Jenis Menyimak Berdasarkan Cara Menyimak Bahan yang
Disimak
Berdasarkan cara menyimak bahan yang disimak, menyimak dapat
diklasifikasikan sebagaimana pada halaman berikut:
1. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif adalah kegiatan menyimak yang tidak
memerlukan perhatian, ketentuan, dan ketelitian sehingga penyimak
hanya memahami seluruhnya secara garis besar saja. Proses
menyimak ekstensif dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, dan
pengumuman. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi menjadi
empat bagian, yaitu:
1. Menyimak sekunder, yakni menyimak secara kebetulan,
maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan
sesuatu. Contoh: Ahmad sedang mencuci motor sambil ia
mendengar ibu bercerita dengan tetangga.
2. Menyimak estetik, yakni penyimak duduk terpaku
menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita,
dan puisi, baik secara langsung maupun melalui radio.
3. Menyimak pasif, merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa
upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak.
Contoh: Tukang becak yang biasa mengantar turis secara
tidak langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa
asing.
4. Menyimak sosial, berlangsung dalam situasi sosial, misalnya
orang bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian
semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya
dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang
dikemukakan atau dikatakan orang.

2. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi untuk menangkap
makna dan informasi yang dikehendaki. Ada enam jenis menyimak
intensif, yaitu:
1. Menyimak kritis. Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk
memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai
gagasan, ide, dan informasi dari pembicara. Contoh: orang
memberikan tanggapan terhadap isi seminar.
2. Menyimak interogatif. Menyimak interogatif merupakan
kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi, selektivitas,
dan pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan
pertanyaan setelah selesai menyimak. Contoh: seseorang
yang diinterogasi oleh polisi.
3. Menyimak penyelidikan. Menyimak eksploratori atau
penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan
menemukan hal-hal baru yang menarik, informasi tambahan
mengenai suatu topik dan isu, serta pergunjingan atau buah
bibir yang menarik. Contoh: seseorang yang masih diduga
telah membunuh orang lain sedang diselidiki oleh polisi
dengan mengutarakan beberapa pertanyaan yang harus
dijawab.
4. Menyimak kreatif. Menyimak kreatif mempunyai hubungan
erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat
menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik
karena ia berapresiasi terhadap puisi.
5. Menyimak konsentratif. Menyimak konsentratif merupakan
kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya.
Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide
dari pembicara dapat diterima dengan baik. Contoh:
mahasiswa melaksanakan tes toefl sesi listening.
6. Menyimak selektif. Menyimak selektif adalah kegiatan
menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari
penutur/pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan
hasil simakan dengan hal yang relevan. Contoh: memilah
acara televisi mana yang boleh ditonton oleh anak kecil.
c. Jenis Menyimak Berdasarkan Taraf Aktivitas Penyimak
Tidyman dan Butterfield mengklasifikasikan menyimak berdasarkan
pada titik pandang aktivitas penyimak yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan Menyimak Bertaraf Rendah (Silent Listening)
Kegiatan menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai
pada kegiatan memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang
pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat nonverbal seperti
mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib, dan penuh perhatian
atau dengan bahasa verbal berupa ucapan-ucapan pendek seperti
benar, saya setuju, dan ya. Contoh: siswa yang sedang
mendengarkan penjelasan dari guru, yang hanya menunjukkan
respon mengangguk dan tersenyum.
2. Kegiatan Menyimak Bertaraf Tinggi (Active Listening)
Aktivitas menyimak yang bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat
mengutarakan kembali isi bahan simakan. Pengutaraan kembali isi
bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami isi
bahan simakan. Contoh: setelah siswa menerima pembelajaran,
secara bergantian siswa mengutarakan apa yang didapatnya pada
hari itu.

4.Strategi Menyimak Bahasa


Kegiatan menyimiak memerlukan cara atan strategi supaya memeroleh hasil
yang lebih baik Menurut Mulyati (2012:37) menyatakan bahwa secara mnum, ada
dua strategi yang bisa digunakan utuk menyimak bahasa, yaitu memusatkan
perhatian dan membuat catatan.
1. Memusatkan Perhatian Agar dapat menyimak bahasa dengan baik, maka hanıs
memusatkan perhatian dengan baik juga Pemutur membangun isyarat visual dan
verbal untuk menyampaikan dan mengarahkan perhatian penyimak Isyarat visual,
misalnya gesture, tulisan atau kerangka informasi penting, dan perubahan ekspresi
wajah Isyarat verbal meliputi jeda, intonasi, dan pengulangan informasi penting.
2. Membuat Catatan Membuat catatan dapat membantu aktivitas menyimak karena
mendorong penyimak untuk berkonsentrasi, menyediakan bahan simakan untuk
diulang kembali dan membantu mengingat apa yang telah disimak. Ada beberapa
kiat penting agar membuat catatan tidak menganggu konsentrasi menyimak,
sebagai berikut.
a. Catatan bersifat sederhana
Informasi yang sudah ditangkap dan dipahami dalam menyimak adalah
informasi lisan yang bukan benupa kalimat utuh, melainkan ide-ide pokok
yang berupa frase atau kalimat pendek. Oleh karena itu, dalam membuat
catatan sebaiknya gunakan kerangka (outline). Yang dicatat adalah ide pokok
saja atau infomasi yang penting dan materi atau kosa kata yang aktual dan
factual.
b. Catatan menggunakan singkatan-singkatan dan simbol-simbol
Menulis dengan cepat membantu penyimak dalam membuat catatan, pilihlah
singkatan atau simbol yang mudah dipahami dengan baik.
c. Catatan harus jelas
Meskipun catatan kita ditulis dengan cepat faktor kejelasan perlu
diperhatikan dan membaca ulang apa yang sudah ditulis atau dicatat.

5.Tahap-Tahap Menyimak Bahasa


1. Tahap Mendengar
Dalam tahap mendengar, penyimak berusaha menangkap pesan pembicara yang
sudah diterjemahkan dalam bentuk bahasa. Untuk menangkap bunyi bahasa itu
diperlukan telinga yang peka dan perhatian yang terpusat. Dalam tahap ini baru
mendengar segala sesuatu yang dikemukakan sang pembicara dalam ujaran atau
pembicaraannya, jadi kita masih berada dalam tahap hearing.
2. Tahap Memahami
Bunyi yang sudah ditangkap perlu diidentifikasi, dikenali, dan dikelompokkan menjadi
suku kata, kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana. Setelah mendengar,
tentunya ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi
pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara, sampailah kita pada tahap
understanding.
3. Tahap Menginterpretasi
Penyimak yang baik, cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan
memahami isi ujaran pembicara, dia pasti ingin menafsirkan atau meginterpretasi isi,
butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran pembicara. Dengan demikian
penyimak telah tiba pada tahap interpreting.
4. Tahap Mengevaluasi
Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan,
penyimak mulai menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara,
keunggulan dan kelemahan, serta kebaikan dan kekurangan. Penyimak sudah sampai
pada tahap evaluating.
5. Tahap Menanggapi
Setelah semua tahap dilewati, penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta
menerima gagasan atau ide yang dikemukakan pembicara dalam ujarannya. Penyimak
sampai pada tahap akhir yakni tahap responding. Akhir pembicaraan biasanya terdiri
atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika pembicara menyampaikan rangkuman,
maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman yang telah disampaikan pembicara
tersebut. Jika pem bicara menyampaikan simpulan, maka penyimak mcncocokkan
catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati
juga tentang simpulan. yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara dan
penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus
memperhatikan himbuan itu secara cermat dan teliti. Berdasarkan tahap-tahap menyimak
di atas, maka tahap menyimak yang dilaksanakan dalam tulisan ini adalah tahap
menginterpretasi.

6.Pengajaran Menyimak Bahasa


Keterampilan menyimak perlu diajarkan kepada peserta didik Hal ini, karena pada
faktanya bahwa peserta didik dapat diajar dan dididik menyimak secara lebih efektif
berpengaruh techadap pendengarannya akan pesan afau ilmu yang lebih lnas lagi.
Banyak menyimak dan menyimaknya dilakukan secara faktual dan aktual, maka akan
melatih siswa untuk terampil berbicara dan menulis, selain itu akan membantu peserta
didik memperkaya kosa kata baru Perintah untuk melakukan kegiatan menyimak akan
bemanfaat sebagai alat uji yang dapat mengembangkan tolak ukur kita dalam
menyimak.
Ada beberapa tes yang menggali kompetensi kebahasaan, salah satumya adalah
kompotensi menyimak. Tes ini disesuaikan dengan tingkatan strata pendidikan atau
sekolah atau usia Tes diberikan agar bertujuan membantu pendengar untuk
meningkatkan kompetensi membaca dan menulis. Secara otomatis, orang yang terampil
menyimak dengan baik, maka orang tersebut akan terampil juga membacanya. Selain
itu, dengan terampil menyimak, maka akan memperkaya kosa kata baru dan akan
menambah wawasan, maka orang tersebut akan terampil juga menulis. Berdasarkan
uraian di atas, maka seyogianyalah perlu adanya pengajaran menyimak di strata
pendidikan agar membantu kita untuk terampil membaca dan menulis, selain itu bisa
melatih diri untuk terampil berbicara.

7.Tujuan Menyimak Bahasa


Ada dua aspek tujuan yang perlu diperhatikan dalam proses menyimak, yaitu:
(1) Adanya pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan pembicara.
(2) Pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan itu sesuai dengan kehendak
pembicara.
Berdasarkan dua aspek tujuan di atas kalau diperinci lebih jauh, tujuan menyimak dapat
disusun sebagai berikut:
1. Mendapatkan Fakta
Kegiatan menyimak dengan tujuan memperoleh fakta di antaranya melalui kegiatan
membaca, baik melalui majalah, koran, maupun buku-buku. Selain itu, mendapatkan
fakta secara lisan dapat diperoleh melalui mendengarkan siaran radio, televisi, hadir
dalam pertemuan, menyimak ceramah-ceramah, mengikuti rapat-rapat dan
sebagainya.
2. Menganalisis Fakta
Tujuan lain lain menyimak adalah menganalisis fakta, yaitu proses menaksir fakta-
fakta atau informasi sampai pada tingkat unsur-unsurnya, menaksir sebab akibat yang
terkandung dalam fakta-fakta itu. Tujuan ini lahir biasanya, karena fakta yang
diterima oleh pendengar ingin dipahami maknanya. Maka tujuan menyimak pun
menjadi lebih jauh dari hanya menerima fakta-fakta tetapi bertujuan memahami
secara mendalam makna yang terkandung dalam fakta-fakta itu melalui analisis.
3. Mengevaluasi Fakta
Dalam mengevaluasi fakta, penyimak harus mempertimbangkan apakah fakta yang
diterima sudah cukup dinilai akurat dan relavan dengan pengetahuan dan
pengalamannya, berarti fakta itu dapat diterima. Namun, apabila kata yang diterima
tidak bermutu, tidak akurat, apalagi kurang relavan dengan pengetahuan dan
pengalaman penyimak, maka penyimak akan menolak fakta tersebut. Akhirnya
penyimak memutuskan untuk menerima atau menolak materi simakan tersebut.
Akhirnya penyimak akan memutuskan untuk menerima atau menolak materi
simakannya itu. Selanjutnya penyimak diharapkan dapat memperoleh inspirasi yang
dibutuhkannya.

4. Mendapatkan Inspirasi
Penyimak bertujuan mendpatkan inspirasi biasanya menulis fakta baru. Mereka perlu
dorongan, gairah, semangat, untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.
Mereka mengharapkan dengan menyimak berbagai hal yang berhubungan dengan
profesinya itu mereka mampu mendapatkan inspirasi disamping memelihara
pengetahuannya.
5. Mendapatkan Hiburan
Hiburan merupakan kebutuhan manusia yang cukup mendasar. Dalam berbagai
kehidupan yang serba kompleks ini, kita perlu melepaskan diri dari berbagai tekanan,
ketegangan dan kejenuhan. Untuk mendapatkan hiburan tersebut kita biasanya
menyimak radio, televisi, film untuk kesenangan batin.
6. Memperbaiki Kemampuan Berbicara
Dengan menyimak pembicara terpilih dapat memperbaiki kemampuan bicara
pembicara. Karena berbicara adalah suatu hal yang tidak mudah. Misalnya seseorang
yang belajar bahasa asing, mereka akan menyimak sambil memperbaiki kemampuan
berbicaranya.Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa tujuan
menyimak yaitu menyimak untuk belajar, menyimak untuk memperoleh keindahan
audial, menyimak untuk mengevaluasi, menyimak untuk mengapresiasikan simakan,
menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, menyimak untuk
meyakinkan, mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta,
mendapatkan inspirasi, dan mendapatkan hiburan.

B. Menyimak Interogatif
1. Pengertian Menyimak Interogatif
Menyimak Interogatif "Menyimak mnterogatif (interrogative listening) adalah
sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan
seleksi pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pèmbicara,
karena sang penyimak akan mengajukan pertanyaan ". Artinya dalam menyimak
interogatif ini, penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak, memiliki sasaran
untuk memilih butir- butir yang dapat dijadikan bahan pertanyaan kepada si
pembicara Oleh karena itu, kegiatan menyimak seperti ini menuntut konsentrasi
penuh. Maksudnya, agar jangan sampai bahan yang menjadi pertanyaan dari
penyimak tersebut sebenarnya telah dibahas pada saat pembicara menyampaikan
materi pembicaraannya.

2. Tujuan Menyimak Interogatif


Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk :
(a) mendapatkan fakta-fakta dari pembicara.
(b) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana
yang menarik.
(c) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.

3. Contoh Menyimak Interogatif


1) Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi?
2) Apa yang membuat hidupmu menjadi indah?
3) Siapakah orang yang menginspirasimu untuk mewujudkan impian?
4) Apa yang membuatmu tetap bertahan hingga saat ini?
5) Mengapa bukan kau saja yang membersihkan halaman rumah?
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menyimak adalah suatu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif dan
melibatkan pemahaman pesan atau lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi
atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan.Berdasarkan pengertian menyimak di atas dapat
disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh, penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan
secara nonverbal.
Menyimak ekstensif adalah kegiatan menyimak yang tidak memerlukan perhatian,
ketentuan, dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruhnya secara garis
besar saja.Misalnya seseorang yang belajar bahasa asing, mereka akan menyimak
sambil memperbaiki kemampuan berbicaranya.Berdasarkan pendapat para ahli, dapat
disimpulkan bahwa tujuan menyimak yaitu menyimak untuk belajar, menyimak untuk
memperoleh keindahan audial, menyimak untuk mengevaluasi, menyimak untuk
mengapresiasikan simakan, menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri,
menyimak untuk meyakinkan, mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi
fakta, mendapatkan inspirasi, dan mendapatkan hiburan.
Menyimak Interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut
lebih banyak konsentrasi dam seleksi pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir
dari ujaran sang pèmbicara, karena sang penyimak akan mengajukan pertanyaan " .
Artinya dalam menyimak introgatif ini, penyimak dalam melakukan kegiatan
menyimak, memiliki sasaran untuk memilih butir- butir yang dapat dijadikan bahan
pertanyaan kepada si pembicara Oleh karena itu, kegiatan menyimak seperti ini
menuntut konsentrasi penuh.

DAFTAR PUSTAKA

Andini, Simaklah. n.d. “Menyimak.” 14.

Berbahasa, Menyimak Sebagai Suatu Kerampilan. 2015. “Henry Guntur Tarigan.”

Hadi, Antoro. 2015. “Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Dengan Menggunakan


Media Film Animasi Pada Siswa Kelas V Sd N 2 Jonggrangan Kecamatan Girimulyo
Kulon Progo.” Uny 11–49.

Anda mungkin juga menyukai