KETERAMPILAN MENYIMAK
(Bahasa Indonesia)
MAKALAH
KETERAMPILAN MENYIMAK
Makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Masithah Mahsa, S.Pd., M.Pd.
Penyusun:
1. Mauliza (200440009)
2. Rina Zahara (200440035)
3. Sanaul Muttaqin (200440021)
4. Hendra Setiawan (200440145)
Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Malikussaleh
PRAKATA
Bissmillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah “KETERAMPILAN MENYIMAK” dapat terselesaikan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Masithah Mahsa, S.Pd., M.Pd
selaku dosen mata kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis, dan teman- teman yang banyak memberikan masukkan dan informasi, juga
kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah ini agar
dalam penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik dari makalah sekarang.Semoga makalah
ini memberi manfaat bagi yang membacanya.
Penulis
I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………............ 1
C. Tujuan …………………………………………………………….......... 2
D. Manfaat …………………………………………………….................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ……..………………………………………………............ 10
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah mendengarkan, mendengar, dan menyimak sering kita jumpai dalam dunia
pengajaran bahasa, lebih-lebih dalam pengajaran keterampilan berbahasa. Satu hal yang
sudah disepakati bersama ialah bahwa ketiga istilah itu berkaitan dengan dalam makna.
Namun dalam mengartikan makna istilah tersebut satu persatu, mulai muncul perbedaan
pendapat. Ada yang menganggap mendengarkan sama dengan menyimak. Kedua duanya
dapat dipertukarkan dengan makna yang sama. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa
pengertian mendengarkan dan menyimak tidak sama. Artinya masing masing istilah itu
berdiri sendiri dengan makna yang berbeda pula.
Peristiwa mendengar, biasanya, terjadi secara kebetulan, tiba-tiba, dan tidak diduga
sebelumnya. Karena itu kegiatan mendengar tidak direncanakan. Apa yang didengar mungkin
tidak dimngerti maknanya dan mungkin pula tidak menjadi perhatian sama sekali.
Mendengarkan setingkat lebih tinggi tarafnya dari mendengar. Mendengarkan sudah
mencakup mendengar. Di antara ketiga istilah, mendengar, mendengarkan, dan menyimak,
taraf tertinggi diduduki istilah menyimak. Dalam peristiwa menyimak sudah ada faktor
kesengajaan. Faktor pemahaman merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak.
bahkan lebih dari itu faktor perhatian, penilaian pun selalu terdapat dalam peristiwa
menyimak. Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu bukti dari
perencanaan adalah ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan meyimak. Alasan inilah
yang kita sebut sebagai tujuan menyimak.
1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan hakikat menyimak!
2. Apa pengertian menyimak?
3. Apa tujuan menyimak?
4. Apa saja jenis-jenis menyimak?
5. Apa unsur yang harus ada pada kegiatan menyimak?
C. Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini bertujuan sebagai:
1. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia.
2. Mengetahui perbedaan antara mendengar, mendengarkan, dan menyimak.
3. Mengetahui tujuan dalam kegiatan menyimak.
4. Mengetahui jenis-jenis menyimak.
5. Mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada menyimak.
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Menyimak
B. Pengertian Menyimak
Menurut para ahli :
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak
(panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18).
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar
dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang
terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak
disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983)
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di
dalamnya”.(Sabarti –at all: 1992).
3
C. Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta
gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat
dijabarkan sebagai berikut:
D. Jenis-jenis Menyimak
Apabila kita membaca dan memperhatikan berbagai buku literatur mengenai menyimak,
maka akan ditemui jenis dan nama menyimak. Misalnya menyimak terputus-putus,
menyimak dangkal, menyimak sekelumit, menyimak sosial, menyimak kritis, menyimak
responsif, dan sebagainya. Keanekaragaman nama menyimak disebabkan oleh
pengklasifikasian menyimak dengan titik pandang yang berbeda.
Menurut pengamatan penulis, ada 7 titik pandang yang digunakan sebagai dasar
pengklasifikasian menyimak, antara lain: sumber suara, taraf aktifitas penyimak, taraf hasil
simakan, keterlibatan penyimak, dan kemampuan khusus, cara penyimakan dan bahan
simakan, ujuan menyimak, tujuan spesifik. Pengklasifikasian menyimak berdasarkan :
1. Sumber Suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi.
Ini terjadi di saat kita menyendiri, merenungkan nasib diri, menyesali perbuatan sendiri,
berkata-kata dengan diri sendiri.
4
2. Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Menyimak Ekstensif (Extensive Listening)
Menyimak ekstensif ialah penyimak memahami isi bahan simakan secara sepintas,
umum, dalam garis-garis besar. Menyimak ekstensif meliputi :
1) Menyimak sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar,
terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada
faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya, seorang
anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini,
nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
2) Menyimak Sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang
membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio,
suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut,
namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
3) Menyimak Estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah
kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak
pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu
lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami
sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa
senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah
dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan
cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para
remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar.
Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu
dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah
tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran
menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada
akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak
pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif
terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
5
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan
ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Ciri-ciri menyimak intensif
adalah :
1) Menyimak dengan memahami makna pembicaraan.
2) Memerlukan konsentrasi tinggi.
Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan,
perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Agar penyimak dapat melakukan
konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan dengan beberapa cara antara lain menjaga
agar pikiran tidak terpecah, perasaan tenang dan tidak bergejolak, perhatian terpusat pada
objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang
dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun ekstenal.
3) Memahami bahasa formal.
4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan.
Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami.
Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara lisan (berbicara) dan tulis (menulis,
mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain :
1. Mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara.
2. Mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang.
3. Mengetahui kemampuan daya serap seseorang.
4. Mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak.
6
6) Menyimak selektif. Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara
selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi
homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang
sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan
kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah :
a. Menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang
diinginkan.
b. Menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu.
c. Menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.
Tidyman & Butterfield mengklasifikaikan menyimak atas dasar tujuan menyimak. Hasil
pengklasifikasian menghasilkan tujuh jenis menyimak yaitu:
1. Menyimak sederhana: Terjadi dalam percakapan dengan teman atau bertelepon.
2. Menyimak diskriminatif. Menyimak untuk membedakan suara dan perubahan suara.
3. Menyimak santai. Menyimak untuk tujuan kesenangan.
4. Menyimak informatif. Menyimak untuk mencari informasi.
5. Menyimak literature. Menyimak untuk mengorganisasikan ide.
6. Menyimak kritis. Menyimak untuk menganalisis tujuan pembicara.
E. Unsur-Unsur Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung
kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur
pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak
ialah pembicara, penyimak, bahan simakan, dan bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini
adalah penjelasan masing-masing unsur itu.
1. Pembicara. Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan
yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan,
pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang
menerima pesan (penyimak).
7
2. Penyimak. Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu,
penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan
intensif.
3. Bahan Simakan. Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan,
terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang
disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep,
gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan
dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya
kegagalan dalam komunikasi. Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang.Bahan
simakan dengan cara berikut :
8
e. Menyimak Akhir Pembicaraan
Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika
pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman
yang telah disampaikan pembicara tersebut. Jika pembicara menyampaikan simpulan, maka
penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam
hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan. yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat
pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus
memperhatikan himbauan itu secara cermat dan teliti.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan,
mengidentifikasi bunyi bahasa, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya. Untuk mencapai hasil yang maksimal, diperlukan kemampuan
penunjang menyimak. Adapun tujuan dari menyimak adalah untuk menangkap dan
memahami pesan, ide serta gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11