Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KETERAMPILAN MENYIMAK
(Bahasa Indonesia)

MAKALAH
KETERAMPILAN MENYIMAK
Makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Masithah Mahsa, S.Pd., M.Pd.

Penyusun:
1.            Mauliza (200440009)
2.            Rina Zahara (200440035)
3.            Sanaul Muttaqin (200440021)
4. Hendra Setiawan (200440145)
Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Malikussaleh

PRAKATA

Bissmillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah “KETERAMPILAN MENYIMAK” dapat terselesaikan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Masithah Mahsa, S.Pd., M.Pd
selaku dosen mata kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis, dan teman- teman yang banyak memberikan masukkan dan informasi, juga
kepada semua pihak yang tidak dapat  disebutkan satu per satu.
Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah ini agar
dalam penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik dari makalah sekarang.Semoga makalah
ini memberi manfaat bagi yang membacanya.

Lhokseumawe, 15 Oktober 2020

Penulis

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar     ……………………………………………………........ I

Daftar Isi ……………………………………………………………..... II

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang …………………………………………………............ 1

B.  Rumusan Masalah ……………………………………………............... 2

C.  Tujuan …………………………………………………………….......... 2

D.  Manfaat …………………………………………………….................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A.  Hakikat Menyimak ……………………………………………............. 3

B. Pengertian Menyimak ……………………………………………......... 3    

C.  Tujuan Menyimak ……………………………..………………............. 4

D.  Jenis-jenis Menyimak ……………………………………………......... 4

E.  Unsur-unsur Menyimak …...………………………………………....... 7

F.  Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak     .…………….. .... 9

BAB III PENUTUP

A.  Kesimpulan ……..………………………………………………............ 10

DAFTAR PUSTAKA ….………………………………………….......... 11

II
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Istilah mendengarkan, mendengar, dan menyimak sering kita jumpai dalam dunia
pengajaran bahasa, lebih-lebih dalam pengajaran keterampilan berbahasa. Satu hal yang
sudah disepakati bersama ialah bahwa ketiga istilah itu berkaitan dengan dalam makna.
Namun dalam mengartikan makna istilah tersebut satu persatu, mulai muncul perbedaan
pendapat.  Ada yang menganggap mendengarkan sama dengan menyimak. Kedua duanya
dapat dipertukarkan dengan makna yang sama. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa
pengertian mendengarkan dan menyimak tidak sama. Artinya masing masing istilah itu
berdiri sendiri dengan makna yang berbeda pula.
Peristiwa mendengar, biasanya, terjadi secara kebetulan, tiba-tiba, dan tidak diduga
sebelumnya. Karena itu kegiatan mendengar tidak direncanakan. Apa yang didengar mungkin
tidak dimngerti maknanya dan mungkin pula tidak menjadi perhatian sama sekali.
Mendengarkan setingkat lebih tinggi tarafnya dari mendengar. Mendengarkan sudah
mencakup mendengar. Di antara ketiga istilah, mendengar, mendengarkan, dan menyimak,
taraf tertinggi diduduki istilah menyimak. Dalam peristiwa menyimak sudah ada faktor
kesengajaan. Faktor pemahaman merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak.
bahkan lebih dari itu faktor perhatian, penilaian pun selalu terdapat dalam peristiwa
menyimak. Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu bukti dari
perencanaan adalah ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan meyimak. Alasan inilah
yang  kita sebut sebagai tujuan menyimak.

1
B.     Rumusan Masalah
1. Jelaskan hakikat menyimak!
2. Apa pengertian menyimak?
3. Apa tujuan menyimak?
4. Apa saja jenis-jenis menyimak?
5. Apa unsur yang harus ada pada kegiatan menyimak?

C.     Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini bertujuan sebagai:
1. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia.
2. Mengetahui perbedaan antara mendengar, mendengarkan, dan menyimak.
3. Mengetahui tujuan dalam kegiatan menyimak.
4. Mengetahui jenis-jenis menyimak.
5. Mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada menyimak.

D.    Manfaat

Manfaat yang bisa diperoleh dari penyusunan makalah ini :


1. Sebagai media untuk belajar, karena untuk mencari materinya bisa berasal dari sumber
lain seperti buku ataupun browsing.
2. Melatih kedisiplinan karena harus selesai tepat waktu.
3. Mengembangkan pikiran kita untuk tidak terpaku pada satu sumber referensi saja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Menyimak

Berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro dan Hartono (2003:1–


2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh
panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya
rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan
dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu menyimak
pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak intensitas perhatian
terhadap apa yang disimak lebih ditekankan lagi.

B. Pengertian Menyimak
 Menurut para ahli :
 Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak
(panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18).
 Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar
dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang
terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
 Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak
disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983)
 Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di
dalamnya”.(Sabarti –at all: 1992).

Jadi  menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan,


mengidentifikasi bunyi bahasa, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya.
Dalam setiap fase menyimak diperlukan kemampuan tertentu yang dikenal dengan istilah
kemampuan penunjang menyimak, antara lain:
1. Kemampuan memusatkan perhatian.
2. Kemampuan mengingat.
3. Kemampuan menangkap bunyi.
4. Kemampuan linguistik.
5. Kemampuan nonlinguistik.
6. Kemampuan menilai.
7. Kemampuan menanggapi.

3
C. Tujuan Menyimak

Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta
gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat
dijabarkan sebagai berikut:

1. Menyimak memperoleh fakta.


2. Untuk menganalisis fakta.
3. Untuk mengevaluasi fakta.
4. Untuk mendapatkan inspirasi.
5. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri.
6. Meningkatkan kemampuan berbicara.

Menyimak sangat fungsional dalam kehidupan manusia. Karena itu tidaklah


mengherankan apabila aktifitas menyimak selalu melebihi kegiatan berbicara, membaca, dan
menulis. Menyimak berperan sebagai:
1. Landasan belajar berbahasa.
2. Penunjang keterampilan berbahasa lainnya.
3. Pelancar komunikasi lisan.
4. Penambah informasi.

D. Jenis-jenis Menyimak

Apabila kita membaca dan memperhatikan berbagai buku literatur mengenai menyimak,
maka akan ditemui jenis dan nama menyimak. Misalnya menyimak terputus-putus,
menyimak dangkal, menyimak sekelumit, menyimak sosial, menyimak kritis, menyimak
responsif, dan sebagainya. Keanekaragaman nama menyimak disebabkan oleh
pengklasifikasian menyimak dengan titik pandang yang berbeda.

Menurut pengamatan penulis, ada 7 titik pandang yang digunakan sebagai dasar
pengklasifikasian menyimak, antara lain: sumber suara, taraf aktifitas penyimak, taraf hasil
simakan, keterlibatan penyimak, dan kemampuan khusus, cara penyimakan dan bahan
simakan, ujuan menyimak, tujuan spesifik. Pengklasifikasian menyimak berdasarkan :

1. Sumber Suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi.
Ini terjadi di saat kita menyendiri, merenungkan nasib diri, menyesali perbuatan sendiri,
berkata-kata dengan diri sendiri.

b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi.


Menyimak yang seperti ini paling banyak kita lakukan, misalnya dalam percakapan,
diskusi, seminar, dan sebagainya.

4
2. Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Menyimak Ekstensif (Extensive Listening)
Menyimak ekstensif ialah penyimak memahami isi bahan simakan secara sepintas,
umum, dalam garis-garis besar. Menyimak ekstensif meliputi :
1) Menyimak sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar,
terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada
faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya, seorang
anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini,
nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.

2) Menyimak Sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang
membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio,
suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut,
namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.

3) Menyimak Estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah
kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak
pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu
lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami
sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa
senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah
dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan
cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para
remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.

4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar.
Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu
dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah
tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran
menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada
akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak
pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif
terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.

5
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan
ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Ciri-ciri menyimak intensif
adalah :
1) Menyimak dengan memahami makna pembicaraan.
2) Memerlukan konsentrasi tinggi.
Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan,
perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Agar penyimak dapat melakukan
konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan dengan beberapa cara antara lain menjaga
agar pikiran tidak terpecah, perasaan tenang dan tidak bergejolak, perhatian terpusat pada
objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang
dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun ekstenal.
3) Memahami bahasa formal.
4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan.
Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami.
Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara lisan (berbicara) dan tulis (menulis,
mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain :
1. Mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara.
2. Mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang.
3. Mengetahui kemampuan daya serap seseorang.
4. Mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak.

Menyimak intensif meliputi :


1)    Menyimak kritis. Menyimak untuk menganalisis tujuan pembicara, misalnya dalam
diskusi,   perdebatan, dan lain-lain.
2)    Menyimak introgatif. Kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan
informasi tersebut.
3)    Menyimak eksploratif. Kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian
untuk mendapatkan informasi baru.
4)    Menyimak kreatif. Kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya
imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara
menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris,
bahasa Belanda, bahasa Jerman, dan sebagainya. Mengemukakan gagasan yang sama
dengan pembicara, namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda,
merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, menyusun petunjuk-petunjuk
atau nasihat berdasar materi yang telah disimak.
5)   Menyimak konsentratif. Kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian
untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan
menyimak konsentratif bertujuan untuk mengikuti petunjuk-petunjuk, mencari
hubungan antar unsur dalam menyimak, mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam
suatu komponen, mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak,
mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan mencari gagasan utama dari
bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).

6
6)   Menyimak selektif. Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara
selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi
homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang
sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan
kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah :
a. Menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang
diinginkan.
b. Menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu.
c. Menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.

Tidyman & Butterfield mengklasifikaikan menyimak atas dasar tujuan menyimak. Hasil
pengklasifikasian menghasilkan tujuh jenis menyimak yaitu:
1. Menyimak sederhana: Terjadi dalam percakapan dengan teman atau bertelepon.
2. Menyimak diskriminatif. Menyimak untuk membedakan suara dan perubahan suara.
3. Menyimak santai. Menyimak untuk tujuan kesenangan.
4. Menyimak informatif. Menyimak untuk mencari informasi.
5. Menyimak literature. Menyimak untuk mengorganisasikan ide.
6. Menyimak kritis. Menyimak untuk menganalisis tujuan pembicara.

b. Taraf Aktivitas Penyimak


Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklasifikasikan :
1. Kegiatan menyimak bertaraf rendah (Silent listening)
Penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan, perhtian,dan menunjang
pembicaraan. Biasana aktifitas itu bersifat non verbal   seperti mengangguk angguk,
senyum, sikap tertib dan penuh perhtian dan sebagainya.
2. Kegiatan menyimak bertaraf tinggi (Active Listening)
Penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan.

E.    Unsur-Unsur Menyimak

Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung
kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur
pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak
ialah  pembicara, penyimak, bahan simakan, dan bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini
adalah penjelasan masing-masing unsur itu.

1. Pembicara. Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan
yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan,
pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang
menerima pesan (penyimak).

7
2. Penyimak. Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu,
penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan
intensif.
3. Bahan Simakan. Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan,
terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang
disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep,
gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan
dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya
kegagalan dalam komunikasi. Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang.Bahan
simakan dengan cara berikut :

a.       Menyimak Tujuan Pembicara


Langkah pertama penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak ialah mencari tujuan
pembicara. Jika hal itu telah dicapai, ia akan lebih gampang untuk mendapatkan pesan
pembicara. Jika hal itu tidak ditemukan, ia akan mengalami kesulitan. Tujuan yang akan
dicapai penyimak ialah untuk mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis
gagasan pembicara, mengevaluasi, dan mencari hiburan.

b.      Menyimak Urutan Pembicaraan


Seorang penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan. Hal itu dilakukan untuk
memudahkan penyimak mencari pesan pembicara. Walaupun pembicara berkata agak cepat,
penyimak dapat mengikuti dengan hati-hati agar mendapatkan gambaran tentang urutan
penyajian bahan. Urutan penyajian terdiri atasa tiga komponen, yaitu pembukaan, isi, dan
penutup. Pada bagian pembukaan lingkup permasalahan yang akan dibahas. Bagian isi terdiri
atas uraian panjang lebar permasalahan yang dikemukakan pada bagian pendahuluan. Pada
bagian penutup berisi simpulan hasil pembahasan.

c.       Menyimak Topik Utama Pembicaraan


Topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas, dianalisis s pembicaraan
berlangsung. Dengan mengetahui topik utama, penyimak memprediksi apa saja yang akan
dibicarakan dalam komunikasi tersebut. penyimak satu profesi dengan pembicara, is tidak
akan kesulitan untuk mener topik utama. Sebuah topik uta.-na memiliki ciri-ciri: menarik
perhatian pen) bermanfaat bagi penyimak, dan akrab dengan penyimak.

d.      Menyimak Topik Bawahan


Setelah penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya ialah mencari topik-
topik bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama itu menjadi beberapa topik
bawahan. Hal itu dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh
penyimak. Penyimak dapat mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon besar,
topik bawahan ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang
telah mengetahui topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik bawahannya.

8
e.       Menyimak Akhir Pembicaraan
Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika
pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman
yang telah disampaikan pembicara tersebut. Jika pembicara menyampaikan simpulan, maka
penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam
hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan. yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat
pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus
memperhatikan himbauan itu secara cermat dan teliti.

F.     Faktor yang Mempenaruhi Keberhasilan Menyimak


Menurut pendapat Rost (1991:108) bahwa faktor-faktor yang penting dalam
keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan
simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan.
Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen/faktor-faktor penting dalam menyimak
adalah sebagai berikut:

1.      Membedakan antar bunyi fonemis.


2.      Mengingat kembali kata-kata.
3.      Mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata.
4.      Mengidentifikasi bagian-bagian pragmatik, eskpresi, dan seperangkat penggunaan yang
berfungsi sebagai unit sementara mencari arti/makna.
5.      Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para linguistik (intonasi) dan ke
nonlinguistik (situasi yang sesuai dengan objek supaya terbangun makna, menggunakan
pengetahuan awal yang kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap
dikatakan untuk memperkirakan dan kemudian menjelaskan makna).
6.      Mengulang kata-kata penting dan ide-ide penting.

9
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan,
mengidentifikasi bunyi bahasa, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya. Untuk mencapai hasil yang maksimal, diperlukan kemampuan
penunjang menyimak. Adapun tujuan dari menyimak adalah untuk menangkap dan
memahami pesan, ide serta gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.

10
DAFTAR PUSTAKA

1.      Drs. Tarigan, Djago. Pendidikan Bahasa Indonesia 1.  Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan  Pendidikan Tinggi, 1991.
2.      http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-dan-hakikat-membaca.html>diakses-
pada-tgl-14-4-2016-pukul-12.36
3.      https://mahkotangariboyo.wordpress.com/2013/03/27/upaya-meningkatkan-minat-baca-
siswa-sd/diakses-pada-15-4-2016-pkl-22.30

11

Anda mungkin juga menyukai