Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA”

KELOMPOK 2
Disusun oleh:

1. Nadia Viarosa (221186206077)


2. Rizki Pebriansyah (221186206085)
3. Padila (221186206090)

DOSEN PENGAMPU :
APRIZAN, S.Pd.I, M.Pd

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
TAHUN 2023
KATAPENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalmualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul “ Menyimak” Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia yang diberikan oleh Bapak Aprizan,
S.Pd.I, M.Pd selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Muara Bungo ,12 April 2023

Kelompok 2

i
DAFTARISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………..…………....i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….…..ii

BABI PENDAHULUAN…………………………………………………........….…1

A. LatarBelakang……………………………………...……….……………...….1

B. RumusanMasalah………………………………...……….……….………..…2

C. Tujuan…….…………………………………………………………………...2

BABII PEMBAHASAN…………………………………………………...……..….3

A Menyimak……………………………... ………………………………..…......3

B. Tujuan Menyimak…………..……………………................................ ……...4

C. Peran Menyimak…………………………..………….......................................5

D. Menyimak Sebagai Suatu Proses dan Keterampilan…………………………..6

E. Jenis-Jenis Menyimak……………………………………………...…………..7

F. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak……….…………..….10

BABIII PENUTUPAN…………………………..……………………..….……..…12

A. Kesimpulan………………………...………..……………………...…...……12

B. Saran…………………………………….………………………………..…...12

DAFTAR PUSTAKA……...…………………………………………………......…13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan kebahasaan
agar murid mampu menguasai Bahasa Indonesia sebaik– baiknya. Untuk mencapai
tujuan ini maka, pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai oleh murid secara baik dan benar sebagaimana tercantum dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu keterampilan menyimak (listening skill),
keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill), dan
keterampilan menulis (writing skill). Dari keempat keterampilan berbahasa (language
skill) yang dikemukakan diatas, hanya keterampilan menyimak yang akan menjadi
perhatian dalam makalah ini karena pada umumnya pengetahuan diperoleh melalui
keterampilan menyimak. Setiap orang mendengar berita-berita melalui media massa
maupun informasi melalui tatap muka, saat itu telah berlangsung pula kegiatan
menyimak. Oleh karena itu, pengajaran menyimak mempunyai peranan yang sangat
yang penting dalam proses pembalajaran di sekolah dasar sebab kemampuan
menyimak yang baik adalah kondisi awal untuk menghasilkan prestasi belajar yang
baik.

1
2

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam penyusunan makalah ini adapun rumusan masalah yang penulis


angkat antara lain :
1. Apa menyimak?
2. Apa saja tujuan menyimak?
3. Apa peranan menyimak?
4. Apa menyimak sebagai suatu proses dan keterampilan?
5. Apa jenis – jenis menyimak?
6. Apa faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak?

C. TUJUAN MAKALAH

Berdasarkan rumusan masalah yang disusun, maka tujuan penyusunan


makalah ini adalah :

1. Mengetahui menyimak
2. Mengetahui tujuan menyimak
3. Mengetahui peranan menyimak\
4. Mengetahui menyimak sebagai suatu proses dan keterampilan
5. Mengetahui jenis – jenis menyimak
6. Mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Menyimak
Menyimak adalah kegiatan meresepsi, mengolah serta menginterpretasi suatu
permasalahan dengan melibatkan pancaindera seseorang. Menyimak berhubungan
dan bermanfaat dengan menyimak dan berbicara, menyimak dan membaca, berbicara
dan membaca serta ekspresi lisan dan ekspresi tulis. Menurut Tarigan (1980: 28)
menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang – lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Poerwadarminta
(1984: 941) “menyimak adalah mendengar atau memerhatikan baik – baik apa yang
diucapkan atau dibaca orang”. Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal
dan menginterprestasikan lambang – lambang lisan, sedangkan mendengar adalah
suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan
makna itu. Berikut ini terdapat beberapa pengertian menyimak yang dikemukakan
oleh para ahli yang diantaranya yaitu
1. Menurut Russel & Russel 1959 Menyimak bermakna mendengarkan dengan
penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.
2. Menurut Drs Hanapi Natasasmita Menyimak adalah mendengar secara khusu’
dan terpusat pada objek yang disimak.
3. Menurut Djago Tarigan Menyimak dapat didefenisikan sebagai suatu aktifitas
yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menilik dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan
4. Menurut Anderson Menyimak sebagai prose besar mendengarkan, serta
menginterprestasikan lambang – lambang lisan. Definisi menyimak adalah
proses dari aktivitas mendengarkan pesan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi dan menafsirkan pesan tersebut untuk mendapatkan

3
4

informasi lalu memahami isi informasinya

B. Tujuan Menyimak
Memang tujuan orang menyimak sesuatu itu beraneka ragam. Pada dasarnya
menyimak itu dapat dipandang dari berbagai segi, misalnya sebagai sarana, sebagai
suatu keterampilan berkomunikasi, sebagai seni, sebagai proses, sebagai suatu
responsi, dan sebagai pengalaman kreatif. Jadi tujuan menyimak secara umum,
sebagai berikut :
a. Menyimak untuk belajar dimana orang tersebut bertujuan agar ia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
b. Menyimak untuk menikmati dimana orang yang menyimak dengan penekanan
pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan, diperdengarkan
atau dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni).
c. Menyimak untuk mengevaluasi dimana orang menyimak dengan maksud agar ia
dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik – buruk, indah – jelek, tepat –
ngawur, logis – tidak logis, dan lain-lain
d. Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak dapat menikmati
serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu misalnya, pembaca berita, puisi,
musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan pendebatan
e. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang yang menyimak
bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun
perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancer dan tepat
f. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak
bermaksud agar ia dapat membedakan bunyi-bunyi yang tepat, mana bunyi yang
membedakan arti (distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti . Biasanya
ini terlihat pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asik
mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker)
g. Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang menyimak bermaksud
5

agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang
pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga
h. Menyimak untuk meyakinkan dimana orang yang menyimak untuk meyakinkan
dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.
Tujuan menyimak menurut Ngalimun (2014:16) adalah
(a) mendapatkan informasi, data dan fakta,
(b) membedakan bunyi bahasa,
(c) mendapat model lafal, tekanan kata, pemenggalan kalimat, intonasi kalimat,
dan pola dasar kalimat yang baik,
(d) memperlancar komunikasi,
(e) menunjang keterampilan berbicara dan membaca. Sedangkan
Tujuan menyimak menurut Dibia (2018:140) adalah sebagai berikut:
(a) mendapatkan fakta,
(b) menganalisis fakta,
(c) mengevaluasi fakta,
(d) mendapatkan inspirasi,
(e) menghibur diri, dan
(f) meningkatkan kemampuan berbicara.
Mulyati (2017:2.21) mengatakan tujuan menyimak ada tiga, yaitu:
(a) memahami pesan,
(b) mendengarkan secara kritis, dan
(c) mendengarkan untuk kesenangan

C. Peranan Menyimak
Belajar berbahasa diawali dengan kegiatan menyimak. Melalui proses menyimak,
seseorang dapat menguasai pengucapan fonem, kosakata dan kalimat. Pemahaman
terhadap fonem, kosakata dan kalimat ini sangat membantu dalam berbagai kegiatan
seperti berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil
6

kesimpulan bahwa peranan menyimak menurut Saddhono dan Slamet (2014: 21)
adalah sebagai berikut:
a. Landasan belajar berbahas
b. Penunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis
c. Pelancar komunikasi lisan
d. Penambah informasi
e. Menyimak dapat menjadi atau merupakan salah satu pondasi dalam belajar
atau pembelajaran bahasa
f. Menyimak bisa menunjang dalam keterampilan atau kemampuan berbicara,
membaca, dan menulis
g. Menyimak bisa melancarkan interaksi antara dua atau beberapa pihak
termasuk mensosialisasikan berbagai hal h. Dengan adanya penyimakan,
seseorang bisa memperoleh wawasan, informasi, maupun pengetahuan dari
materi simakan, pembicaraan, dialog.

D. Menyimak Sebagai Suatu Proses dan Keterampilan


Menyimak merupakan proses yang lebih komplek dari hanya sekedar
mendengarkan. Mendengar merupakan satu komponen dari proses menyimak,
sedangkan komponen penting lainnya adalah berpikir dan memberi makna apa yang
didengarnya (Tompkins & Hoskissons, 1991:108). Richards (1988:63) menyatakan
bahwa ada dua proses menyimak yang sering dipakai, yaitu proses menyimak bottom
up dan proses menyimak top down. Proses menyimak bottom up yaitu proses
menyimak yang mengacu paadaa penggunaan data yang masuk sebagai sumber
informasi tentang suatu pesan yang dimulai dari menganalisa pesan yang diterima
berdasarkan organisasi bunyi, kata, dan kalimat sampai pada proses penemuan makna
(proses decoding atau penafsir pesan). Sedangkan proses menyimak top down
adalah proses yang mengunakan pengetahuan latar dalam memahami maksud suatu
pesan baik berupa topik suatu wacana, situasi dan kontekstual atau pengetahuan yang
7

telah menjadi memori berupa skema yaitu susunan suatu kejadian tentang suatu topik.
Rivers dan Temperley (1988:19) menyebutkan bahwa proses menyimak melalui
tahap-tahap berikut :
a. Pada saat menyimak suara, reaksi pertama adalah memastikan bagaimana
suara itu disusun apakah sistematik atau tidak
b. Menetapkan jenis struktur suara tersebut dalam bahasa yang dipergunakannya.
c. Menyeleksi pesan-pesan yang penting untuk disimpan pada memori yang
nantinya akan dipergunakan

E. Jenis-Jenis Menyimak
Adapun jenis – jenis menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Sutari,
1998) adalah sebagai berikut :
a. Menyimak ekstensif (extensive listening) Menyimak ekstensif adalah sejenis
kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan lebih
bebas terhadap suatu bahasa, tidak perlu dibawah bimbingan langsung
seorang guru. Penggunaan yang paling mendasar ialah untuk menyajikan
kembali bahan yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara
yang baru. Selain itu, dapat pula murid dibiarkan mendengar butir-butir
kosakata dan struktur-struktur yang baru bagi murid yang terdapat dalam arus
bahasa yang ada dalam kapasitasnya untuk menanganinya. Pada umumnya,
sumber yang paling baik untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang
dibuat guru sendiri, misalnya rekaman yang bersumber dari siaran radio,
televise, dan sebagainya
b. Menyimak intensif (intensive listening) Menyimak intensif adalah menyimak
yang diarahkan pada suatu yang jauh lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu
hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan suatu pembagian penting yaitu
diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari program pengjaran
bahasa atau pada pemahaman serta pengertian umum. Jelas bahwa dalam
8

kasus yang kedua ini maka bahasa secara umum sudah diketahui oleh para
murid.
c. Menyimak sosial (social listening) Menyimak sosial atau menyimak
konversional ataupun menyimak sopan biasanya berlangsung dalam situasi-
situasi sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-hal yang menarik
perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk
membuat respon-respon yang pantas, mengikuti detail-detail yang menarik,
dan memerhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan
bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu perkataan
menyimak secara sopan santun dengan penuh perhatian percakapan atau
koversasi dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud. Dan kedua
mengerti serta memahami peranan-peranan pembicaradan menyimak dalam
proses komunikasi tersebut
d. Menyimak Sekunder (secondary listening) Menyimak sekunder adalah sejenis
kegiatan menyimak secara kebutuhan dan secara ekstensif misalnya,
menyimak pada musik yang mengiringi tarian-tarian rakyat terdengar secara
sayup-sayup sementara kita menulis surat pada teman dirumah atau
menikmati music sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu
disekolah seperti menuli, pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa
dan latihan menulis dengan tulisan tangan
e. Menyimak estetik (aesthetic listening) Menyimak estetik disebut juga
menyimak apresiatif adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak secara
kebetulan dan termasuk kedalam menyimak ekstensif,mencakup dua hal yaitu
pertama menyimak music, puisi, membaca bersama, atau drama yang
terdengar pada radio atau rekaman-rekaman. Kedua menikmati cerita-cerita,
puisi, teka-teki, dan lakon-lakon yang diceritakan oleh guru.
f. Menyimak Kritis (critical listening) Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan
menyimak yang didalamnya sudah terlihat kurangnya atau tiadanya keaslian
9

ataupun kehadiran prasangka serta ketidak telitian yang akan diamati. Murid -
murid perlu banyak belajar mendengarkan, menyimak secara kritis untuk
memperoleh kebenaran
g. Menyimak konsentratif (consentrative listening) Menyimak konsentratif
sering juga disebut study-type listening atau menyimak yang merupakan jenis
telaah. Contoh menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk serta menyimak
urutan-urutan ide, fakta-fakta penting, dan sebab akibat
h. Menyimak kreatif (creative listening) Menyimak kreatif adalah jenis
menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi
seorang anak secara imaginative kesenangan-kesenangan akan bunyi, visual
atau penglihatan, gerakan, serta persaan-perasaan kinestetik yang disarankan
oleh apa-apa didengarnya
i. Menyimak introgatif (intrigative listening) Menyimak introgatif adalah sejenis
menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan, karena si penyimak harus mengajukan
pertanyaan - pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak introgatif ini si penyimak
mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi
atau mengenai jalur khusus
j. Menyimak penyelidikan (exporatory istening) Menyimak penyelidikan ini
sejenis dengan menyimak intensif dengan maksud yang agak lebih singkat.
Dalam kegiatan ini si penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menemukan
hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai suatu
topik atau suatu pergunjingan yang menarik
k. Menyimak pasif (passive listening) Menyimak pasif adalah penyerapan suatu
bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai upaya-upaya kita saat belajar
dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih serta
menguasai sesuatu bahasa. Contonya adalah penduduk bumi yang tidak
bersekolah lancer berbahasa asing. Hal ini dimunkinkan karena mereka hidup
10

langsung di daerah bahasa tersebut beberapa lama dan memberikan


kesempatan yang cukup bagi otak mereka menyimak bahasa itu
l. Menyimak selektif (selective listening) Menyimak selektif berhubungan erat
dengan menyimak pasif. Namun demikian, menyimak selektif hendaknya
tidak menggantikan menyimak pasif, tetapi justru melengkapinya. Penyimak
harus memanfaatkan kedua teknik tersebut

F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak


Menurut pendapat Rost (1991:108) bahwa faktor-faktor yang penting dalam
keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting
bahan simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan. Pendapat lain
menurut Tarigan (1994:62), komponen/faktor-fantor penting dalam menyimak adalah
a. Membedakan antar bunyi fonemis.
b. Mengingat kembali kata-kata
c. Mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata
d. Mengidentifikasi bagian-bagian pragmatik, eskpresi, dan seperangkat
penggunaan yang berfungsi sebagai unit sementara mencari arti/makna.
e. Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para linguistik
(intonasi) dan ke nonlinguistik (situasi yang sesuai dengan objek supaya
terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal (yang kita tahu tentang isi
dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk memperkirakan dan
kemudian menjelaskan makna
f. Mengulang kata-kata penting dan ide-ide penting. Selanjutnya, menurut
pendapat Michael (1991:108) faktor-faktor yang penting dalam keterampilan
menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan
simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan. Untuk dapat
mengajarkan menyimak sampai pada pemahaman, guru perlu menyusun
bahan simakan.
11

Penyusunan materi menyimak pun tidak asal mendapatkan materi saja, tetapi ada
beberapa yang harus diperhatikan guru dalam penyusunan materi ini di antaranya:
a. sasaran kegiatan
b. sasaran kompetensi siswa
c. metode pembelajaran, dan
d. faktor keberhasilan menyimak (Budiman,2008:2).
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Menyimak adalah kegiatan meresepsi, mengolah serta menginterpretasi suatu


permasalahan dengan melibatkan pancaindera seseorang. Menyimak berhubungan
dan bermanfaat dengan menyimak dan berbicara, menyimak dan membaca, berbicara
dan membaca serta ekspresi lisan dan ekspresi tulis. Menurut Tarigan (1980: 28)
menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang – lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Poerwadarminta
(1984: 941) “menyimak adalah mendengar atau memerhatikan baik – baik apa yang
diucapkan atau dibaca orang”. Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal
dan menginterprestasikan lambang – lambang lisan, sedangkan mendengar adalah
suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan
makna itu.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan, hal ini
disebabkan keterbatasan pengalaman, kemampuan dan pengetahuan yang ada pada
diri penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan dan kelengkapan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Brata, M. (2010). Keterampilan Menyimak. [Online].


Depdikbud. 1985. Menyimak dan Pengajarannya. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP.
Jakarta: Depdiknas.
Haryadi dan Zamzani. 1999/2000. Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Kamijan dan Suyono. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi
Pelajaran Menyimak. Jakarta: Depdiknas.
Nurhadi dan Agus Gerald Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan
Penerapan Dalam KBK. Malang: Universitas Malang.
Subyakto N., Sri Utari. 1988. Metodologi Pengajaran Bahasa.
Jakarta:Depdikbud
Sukatman.1998.Pengantar Teori Menyimak dan Pengajarannya.Jember:
Universitas Jember

13

Anda mungkin juga menyukai