Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KETRAMPILAN MENYIMAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ketrampilan Menyimak

Dosen : Abraham Hatuleli, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh:

NINDY LITAAY

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GOTONG ROYONG
MASOHI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Inovasi Pendidikan yang berjudul
“Keterampilan Menyimak”. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan
kedangkalan ilmu yang saya miliki. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada teman-teman dan kepada pihak yang membantu sehingga
terselesainya makalah ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Inovasi Pendidikan yang telah membimbing saya belajar banyak hal
tentang Inovasi Pendidikan. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa saya berharap dan
berdoa agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri selaku sebagai
penyusun dan umumnya bagi para pembaca makalah ini. Amin

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
C. Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Menyimak.......................................................................................... 3
B. Manfaat Menyimak.............................................................................................. 4
C. Tujuan Menyimak................................................................................................ 5
D. Jenis-jenis Menyimak........................................................................................... 7
E. Berlatih Keterampilan Menyimak dalam Berbagai Wacana................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial, dalam hubungannya
dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia
bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia
akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan
komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan
Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif,
kreatif, produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah
keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide
serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian
menyimak sangat penting dalam proses belajar mengajar..
Dalam kegiatan sehari-hari, menyimak adalah salah satu kegiatan yang sangat
penting selain keterampilan yang lainnya. Kegiatan menyimak juga dapat menambah
ilmu atau wawasan yang belum dimiliki di antaranya melalui radio, tv, atau langsung
dari nara sumbernya. Jadi menyimak memegang peranan penting setelah itu barulah
keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Dalam proses belajar mengajar,
menyimak sering diabaikan karena tanpa diajarkan pun keterampilan ini dilakukan.
Sebenarnya apabila kita memahami konsep menyimak, apapun yang dilakukan
tampaknya selalu ada proses menyimaknya. Kenyataan ini terjadi di segala sektor
kehidupan. Melalui proses menyimaklah seseorang mengenal konsep segala informasi
baik berupa ilmu pengetahuan maupun hal-hal lain yang belum kita kenal.
Peranan menyimak memang cukup mengambil andil besar dalam komunikasi.
Dengan menyimak juga,kita secara tidak langsung belajar tata cara berbicara yang baik.
Dengan menyimaklah, kita dituntut untuk giat membaca, mencari kebenaran dari isi
pembicaraan yang disampaikan oleh si pembicara di buku-buku referensi, begitulah
pentingnya menyimak.
Akan tetapi, menyimak memerlukan proses yang panjang, kita harus benar
memahami, menyeleksi informasi-informasi yang penting dan mampu membedakan

1
antara fakta dan pendapat, sehingga informasi yang kita terima dan kita simpan di long
term memory adalah informasi yang akurat.
Namun seringkali kita mengabaikan persoalan menyimak. Kita beranggapan
bahwa menyimak adalah proses alamiah, kita bisa mendengar secara refleks bunyi-
bunyi ujaran melalui alat pendengaran,tanpa mementingkan pemahaman atau informasi
yang kita dapat. Oleh karena itulah, dalam makalah ini akan dibahas pengertian,
manfaat, tujuan, proses, jenis-jenis dan strategi menyimak, agar dapat membuka
wawasan kita tentang menyimak dan dapat menjadi penyimak yang baik.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Menyimak?
2. Apa manfaat menyimak?
3. Apa tujuan menyimak?
4. Apa sajakah jenis-jenis menyimak?
5. Bagaimana strategi menyimak?
6. Bagaimana melatih keterampilan menyimak dalam berbagai wacana?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian menyimak
2. Untuk mengetahui manfaat menyimak
3. Untuk mengetahui tujuan menyimak
4. Untuk mengetahui bagaimana proses menyimak
5. Untuk mengetahui apa sajakah jenis-jenis menyimak
6. Untuk mengetahui bagaimana strategi menyimak

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menyimak
Menyimak atau mendengarkan berbeda dengan mendengar walaupun keduanya
menggunakan alat indra pendengaran yang sama. Mendengar tidak memerlukan
aktifitas mental atau pikiran karena mendengar dilakukan tanpa ada tujuan. Sedangkan
menyimak adalah kegiatan mendengar yang disengaja dan mempunyai tujuan/rencana
dan pemahaman. Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang aktif reseptif.
Artinya ketika sesorang menyimak harus mengaktifkan pikirannya untuk dapat
mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa, memahaminya dan menafsirkan maknanya
sehingga tertangkap pesan yang disampaikan pembicara.
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa paling awal yang dilakukan oleh
manusia. Sebelum anak dapat berbicara, membaca dan menulis, kegiatan menyimaklah
yang pertama dilakukan. Senada dengan hal tersebut, Newton (2009:37), menyatakan
bahwa menyimak adalah proses alamih sebelum dapat berbicara, menyimak merupakan
tahap perkembangan bahasa pertama yang dialamih oleh manusia. Newton
mengemukakan bahwa menyimak secara umum dapat diartikan sebagai proses pasif
dimana pendengar menerima informasi yang dikirim oleh sesorang pembicara.
Menyimak dikatakan sebagai kegiatan berbahasa reseptif dalam suatu kegiatan
bercakap-cakap dengan medium dengar maupun medium pandang. Bercakap-cakap
memang berciri interaktif, tetapi tidak semua wacana lisan bersifat interaktif dan timbal
balik (Saddhono dan Slamet, 2012:13)
Tarigan (2008:31), menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi,
serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menagkap isi atau pesan, serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan.
Menurut Taufina (2015:3), menyimak adalah suatu bentuk keterampilan
berbahasa yang bersifat reseptif dan melibatkan pemahaman pesan atau lambing-
lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi, serta interprestasi untuk
memperoleh informasi, menagkap isu atau pesan, serta memahami makna komunikasi
yang telah disampaikan pembicara melalui ujuaran atau bahasa lisan.

3
Bersasarkan pendapat-pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi, baik bunyi bahsa maupun
bunyi nonbahasa dengan penuh perhatian dan apresiasi agar mendapatkan informasi dan
pemahaman dari segala sesuatu yang disampaikan.

B. Manfaat Menyimak
Belajar berbahasa diawali dengan kegiatan menyimak, jadi dapat diartikan bahwa
menyimak adalah dasar atau landasan belajar berbahasa. Dengan proses menyimak,
seseorang dapat menguasai pengucapan fonem, kosakata, dan kalimat. Pemahaman
terhadap fonem, kosakata dan kalimat ini sangat membantu yang bersangkuta kedalam
berbagai kegiatan, seperti berbicara, membaca, dan menulis (Saddhono dan Slamet,
2012:13)
Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa anak dapat berbicara setelah mereka
menyimak dengan tekun apa yang diucapkan oleh Ibu, Ayah, atau kakak serta guru di
sekolah. Orang dapat membaca dapat membaca dengan benar pada mulanya didahului
oleh kegiatan menyimak, begitu juga dengan menulis. Hal tersebut jelaslah bahwa
kegiatan menyimak benar-benar menunjang keterampilan bahasa yang lain. Harmer
(2001:228), meyatakan bahwa menyimak sangat penting, karena memberikan
kesempatan yang sempurna untuk mendengar suara lain selain guru, memungkinkan
siswa untuk memperoleh kebiasaan berbicara yang baik sebagai akibat dari mereka
menyerap bahasa, dan membantu untuk meningkatkan pengucapan mereka sendiri.
Menurut Setiawan (dalam Taufina, 2015:3) manfaat menyimak ada banyak antara
lain sebagai berikut:
a. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi
kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu memberikan
masukan–masukan tertentu yang menjadikan kita lebih berpengalaman.
b. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan dan
khazanah ilmu kita.
c. Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yang tepat,
bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak komunikasinya menjadi lebih
lancar dan kata–kata yang digunakan lebih variatif.

4
d. Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat
terbuka dan obyektif.
e. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.
f. Meningkatkan citra artistik jika yang kita simak itu merupakan bahan simakan
yang isinya halus dan bahasanya. Banyak menyimak dapat menumbuh suburkan
sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang lain dan kehidupan
ini serta meningkatkan selera estetis kita.
g. Menggugah kreativitas dan semangat mencipta kita untuk menghasilkan ujaran–
ujaran dan tulisan–tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak, kita akan
mendapatkan ide–ide yang cemerlang dan segar, pengalaman hidup yang
berharga. Semua itu akan mendorong kita untuk giat berkarya dan kreatif.
Saddhono dan Slamet (2012:13), juga mengungkapkan bahwa peranan menyimak
untuk:
1. Menunjang landasan berbahasa.
2. Penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis.
3. Pelancar komunikasi lisan.
4. Penambah Informasi.

C. Tujuan Menyimak
Komunikasi lisan dapat dapat disampaikan dalam bentuk jarak dekat atau jarak
jauh, dengan dua arah atau satu arah. Penyimak haruslah benar-benar memperhatikan
dan memehami apa yang disampaikan oleh pembicara agar tidak terjadi
kesalahpahaman. Selanjutnya yang bersangkutan dapat memberikan reaksi, respon, atau
tanggapan yang tepat.
Santosa dkk, menyatakan bahwa menyimak merupakan salah satu keterampilan
yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari- hari
maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan
dengan kegiatan melihat. Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh
panca indra yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati.
Kemudian, mencatat apa yang diamati, memilah milah bagiannya berdasarkan kriteria
tertentu berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah dan hasil pengamatan dan
menuliskan hasilnya.

5
Berbagai informasi dan pengetahuan dapat kita serap lewat proses menyimak.
Melalui siaran radio, TV, pembicaraan parah ahli di dalam diskusi dapat kita nikmati
lewat proses menyimak, tergantung dengna tujuan atau untuk apa kiya menyimak.
Menurut Wilson (2008:9), tujuan utama menyimak adalah pengumpulan informasi dan
kesenangan, meskipun ada alasan lain, seperti empati, penilaian dan kritik.
Solchan (dalam Taufina, 2015:4), menyebutkan ada dua aspek tujuan yang perlu
diperhatikan dalam proses menyimak, yaitu: adanya pemahaman dan tanggapan
penyimak terhadap pesan pembicara, dan pemahaman dan tanggapan penyimak
terhadap pesan itu sesuai dengan kehendak pembicara. Berdasarkan dua asapek tujuan
tersebut, kalau di perinci lebih jauh maka tujuan menyimak dapat disusun sebagai
berikut:
1. Mendapatkan fakta. Mendapatkan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara,
bisa melalui keterampilan menyimak bisa pula melalui membaca. Menyimak
sesuatu informasi bisa didapat melalui radio, televisi, pertemuan maupun
ceramah- ceramah. Sedangkan membaca bisa dilakukan melalui koran, majalah
dan buku- buku.
2. Menganalisis fakta. Tujuan menyimak adalah menganalisis fakta yang merupakan
proses menaksir fakta- fakta atau informasi sampai pada tingkat unsur- unsurnya
dan menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta tersebut. Tujuan
penyimak supaya lebih bisa memahami informasi yang diperolehnya. Selanjutnya
fakta- fakta tersebut dianalisis lebih mendalam sehingga betul- betul dipahami
maknanya.
3. Mengevaluasi fakta. Jika fakta itu sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan
berarti fakta itu dapat diterima. Tapi jika data tersebut kurang bermutu dan tidak
akurat serta kurang relevan dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak maka
penyimak akan menolak fakta tersebut.
4. Mendapatkan inspirasi. Inspirasi sering digunakan untuk alasan dalam menyimak,
atau semata- mata mendapatkan inspirasi atau ilham. Pembicaraan inspiratif
cukup banyak apalagi pembicara bisa dan pandai mendorong, menyenyuh emosi
pendengar untuk memberikan semangat. Jika seseorang memerlukan inspirasi
dalam hal pendidikan tentunya harus banyak menyimak dalam hal- hal
pendidikan.

6
5. Mendapatkan hiburan. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan hiburan, dan
hiburan tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan
kegiatan menyimak yang bisa menyegarkan pikiran, menyenangkan hati dan
menghibur diri. Hiburan bisa diperoleh dari radio dan televisi.
6. Memperbaiki kemampuan berbicara. Menyimak dapat memperbaiki kemampuan
seseorang dalam berbicara dan menyampaikan pikiran. Penyimak harus mampu
memilih dan menyusun kata- kata sehingga bermakna karena kegiatan menyimak
bukan kegiatan yang disengaja.
Sedangkan Hunt (dalam Saddhono dan Slamet, 2012:13), menyatakan bahwa tujuan
menyimak adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh informasi yang bersangkut paut dengan pekerjaan atau
profesi.
2. Agar menjadi lebih efektif dalam hubungan antar pribadi dalam kehidupan sehari-
hari di rumah, di tempat kerja, dan di dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Untuk mengumpulkan data agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan yang
masuk akal.
4. Agar dapat memberikan respons yang tepat terhadap segala sesuatu yang
didengar.

D. Jenis-Jenis Menyimak
Tujuan menyimak pada dasarnya adalah untuk memperoleh informasi, menangkap
isi serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui
ujaran. Di samping tujuan umum tersebut telah dinyatakan pula tujuan khusus,
tergantung aspek mana yang perlu mendapatkan tekanan, yang menyebabkan aneka
ragam kegiatan menyimak. Dasar penilikan terhadap pengklasifikasian menyimak
antara lain: sumber suara, cara menyimak, taraf hasil simakan, keterlibatan menyimak
dan kemampuan khusus, serta tujuan menyimak.
Saddhono dan Slamet (2012: 16), membagi menyimak dalam berbagai jenis,
antara lain:
1. Menyimak berdasarkan sumber suara
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi, sumber suara yang
disimak berasal dari diri sendiri. Ini terjadi di saat kita menyendiri

7
merenungkan nasib diri, menyesali perbuatan sendiri atau berkata-kata dengan
diri sendiri.
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi, sumber suara yang
disimak berasal dari luar diri penyimak, misalnya dalam percakapan, diskusi,
seminar, dan sebagainya.
2. Menyimak berdasarkan cara penyimak bahan yang disimak
a. Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian,
ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis
besarnya saja. Menyimak ekstensif meliputi :
1) Menyimak sosial. Berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang
mengobrol, bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua
orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya.
2) Menyimak sekunder. Mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak
sambil mengerjakan sesuatu.
3) Menyimak estetik. Yakni penyimak duduk terpaku menikmati suatu
pertunjukan misalnya lakon drama, cerita, puisi baik secara langsung maupun
mendengarkan radio.
4) Menyimak pasif. Merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar.
Contoh ; tukang becak yang biasa mengantar turis asing secara tidak
langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan
dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Menyimak
intensif meliputi:
1) Menyimak kritis. Bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan .
penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara. Contoh ; orang
yang menghadiri seminar akan memberi tanggapan terhadap isi seminar.
2) Menyimak interogatif. Merupakan kegiatan menyimak yang menuntut
konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan
mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak. Contoh ; seseorang yang
diinterogasi oleh Polisi karena telah melakukan kejahatan.

8
3) Menyimak penyelidikan. Menyimak dengan tujuan menemukan. Contoh ;
Polisi melakukan menyimak penyelidikan saat tersangka menjawab
pertanyaannya.
4) Menyimak kreatif. Berhubungan dengan imajinasi seseorang, penyimak
dapat menangkap isi yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia
berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi tersebut.
5) Menyimak konsentratif. Merupakan kegiatan untuk menelaah
pembicaraan/hal yang disimak. Kegiatan ini memerlukan konsentrasi penuh
dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
6) Menyimak selektif. Dilakukan dengan menampung aspirasi dari pembicara
dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang
relevan. Contoh ; menyimak acara televisi dan memilah-milah mana yang
boleh ditonton oleh anak kecil dan mana yang dilarang.
3. Menyimak berdasarkan Tujuan menyimak
Tujuan menyimak dapat dibedakan menjadi:
a. Menyimak sederhana. Terjadi dalam percakapan ringan dengan teman atau
percakapan melalui telepon.
b. Menyimak diskriminatif. Menyimak untuk membedakan suara atau
perubahan suara. Contoh ; orang yang marah mengeluarkan nada suara yang
berbeda dengan orang yang sedang bergembira.
c. Menyimak santai. Menyimak untuk tujuan kesenangan. Contoh ; film, drama,
komedi, dan sebagainya.
d. Menyimak informative. Menyimak untuk mencari informasi. Contoh ;
menyimak siaran televisi, radio pengumuman dan sebagainya.
e. Menyimak literatur. Menyimak untuk mengorganisasikan gagasan. Contoh ;
membahas hasil penemuan.
f. Menyimak kritis. Adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk
mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir baik dan benar dari
ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat
diterima oleh akal sehat. Contoh ; ketika mengikuti seminar proposal skripsi,
karena ada hal yang kurang bisa diterima dan dimengerti, maka saya meminta
pada nara sumber untuk menjelaskan maksudnya.

9
4. Menyimak berdasarkan taraf aktivitas penyimak
Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
a. Kegiatan menyimak bertaraf rendah (silentlistening). Kegiatan menyimak
bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan
dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas ini
bersifannonverbal seperti mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan
penuh perhatian atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti ; benar, saya
setuju, ya, dan sebagainya
b. Kegiatan menyimak bertaraf tinggi (activelistening). Pada kegiatan ini
penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan. Pengutaraan
kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami
isi bahan simakan
Sementara Wilson (2008:10), menyatakn bahwa ada empat jenis menyimak, yaitu:
1. Listening for gist (menyimak inti), ini mengacu pada kesempatan ketika kita
ingin untuk mengetahui gambaran umum tentang apa yang dikatakan, serta
siapa yang berbicara kepada siapa dan mengapa.
2. Listening for specific (menyimak spesifik), ini mengacu pada kesempatan
ketika kita tidak perlu memahami segalanya, tetapi hanya bagian yang sangat
spesifik.
3. Listening in detail (menyimak secara rinci)
4. Inferential listening, ini mengacu pada jenis mendengarkan ketika kita tahu
bagaimana perasaan pembicara.

Sedangkan Newton (2009:51), manyatakan ada dua jenis strategi menyimak,


yaitu:
1. Communication strategies, yaitu strategi untuk membantu pemahaman,
misalnya membuat prediksi sebelum mendengarkan, mendengarkan selektif,
dan lain-lain.
2. Learning strategies, strategi untuk memperhatikan bentuk bahasa input dari
apa yang disimak. misalnya: negosiasi (mencari klarifikasi), mendengarkan
pola, mendengarkan fokus.

10
Sementara Wilson (2008: 34), mengemukakan bahwa strategi menyimak dapat
dibagi kedalam tiga grup, yaitu:
1. Cognitive strategies, adalah mereka yang kita gunakan dalam rangka untuk
menyelesaikan tugas yang mendesak.
2. Metacognitive strategies, berhubungan dengan belajar secara umum dan
sering memiliki manfaat jangka panjang.
3. Socio-affective strategies, peduli dengan interaksi penyimak dengan
pembicara dan sikap mereka terhadap apa yang didengar.

E. Berlatih Keterampilan Menyimak dalam Berbagai Wacana


Strategi yang digunakan untuk melatih keterampilan menyimak adalah
“Menyimak dengan Membuat Catatan”. Dengan contoh wacana di bawah ini
Pemanfaat Energi Alternatif
Ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM) terbukti banyak
mendatangkan masalah. Salah satu faktornya adalah terbatasnya persediaan minyak
bumi. Minyak bumi termasuk kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui. Apabila
dunia melonjak, akan berdampak pada kegiatan masyarakat secara umum.
Upaya untuk mengembangkan energi alternatif mutlak diperlukan. Melalui
berbagai program, pemerintah gencar mengembangkan pemanfaatan energi alternatif
ramah lingkungan dan murah.
Salah satu energi alternatif yang dikembangkan adalah energi biogas dari kotoran
ternak sapi atau kerbau. Kkeuntunggannya bahan mudah didapat, ramah lingkungan,
aman, ekonomis, dan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan dari baba pembahasan tentang keterampila menyimak, dapat
ditarik simpulan sebagai berikut :
1. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi, baik bunyi bahasa
ataupun bunyi nonbahasa dengan penuh perhatian dan aprresiasi agar
mendapatkan informasi dan pemahaman dari segala sesuatu yang disampaikan.
2. Ada banyak manfaat menyimak diantaranya:
a. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi
kemanusian.
b. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan dan
khazanah ilmu kita.
c. Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yang tepat,
bermutu, dan puitis.
d. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.
e. Meningkatkan citra artistik jika yang kita simak itu merupakan bahan simakan
yang isinya halus dan bahasanya.
f. Menggugah kreativitas dan semangat mencipta kita untuk menghasilkan
ujaran–ujaran dan tulisan–tulisan yang berjati diri.
3. Tujuan Menyimak
Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan itu erat
sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka-
ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu
hubungan urutan yang tertatur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak
bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat
bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur
dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak.
Menyimak dengan berkonsentrasi adalah memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian
terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan

12
perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak
harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari diri sendiri
maupun yang berasal dari luar, penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian
kepada materi yang disimak.
Penyimak yang ideal harus bermotivasi mempunyai tujuan tertentu sehingga
untuk menyimak kuat, menyimak secara menyeluruh materi secara utuh dan padu,
menghargai pembicara, penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih
bagian-bagian yang inti, sungguh-sungguh, penyimak tidak mudah terganggu, penyimak
harus cepat menyesuaikan diri, penyimak harus kenal arah pembicaraan, penyimak
harus kontak dengan pembicara, Kontak dengan pembicara, merangku, menilai,
merespon.

B. Saran
Menyimak adalah suatu keterampilan komunikasi yang terabaikan. Banyak orang
kelihatannya menyimak, tetapi tidak sesuai dengan definisinya. Seseorang lebih sering
berpura-pura menyimak dan pikirannya melayang ke tempat lain. Sehingga informasi
atau hal-hal yang penting tidak ia dapatkan. Maka dari itu, kita harus menyimak dengan
benar, artinya menyimak dengan menfokuskan perhatian. Kita harus mampu menyimak
dengan menggunakan pemahaman, pengetahuan, penilaian, serta mampu merespon isi
dari pembicaraan. Sehingga informasi-informasi tersebut adalah hal-hal penting yang
patuh kita simpan di memori.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hamer, Jeremy. 2001. The Practice Of English Language Teaching. England: Pearson
Longman.
Newton, Jonatha. 2009. Teaching ESL/EFL Listening and Speaking. New York:
Routlege Taylor & Francis Goup.
Saddhono, Kundharu dan Slamet, St. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati Bandung
Santosa, Puji Dkk. Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Sebagai Sebuah Keterampilan. Bandung:
ANGKASA
Taufina. 2015. Keterampilan Berbahasa Indonesia Dan Apresiasi Sastra Indonesia Di
SD. Padang: Sukabina Press.
Wilson, JJ. 2008. How To Teach Listening. England: Pearson Longman.

14

Anda mungkin juga menyukai