Anda di halaman 1dari 25

TUGAS Ke-2

“KONSEP KETERAMPILAN MENYIMAK”


Dosen pengampu : Zulfadli Hamdi, M.pd.

Oleh :
DINI HARIANI
NPM: 200102213

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Keterampilan Bahasa Indonesia SD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FIP)
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik, dan Hinayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Makalah ini memuat tentang “KONSEP KETERAMPILAN MENYIMAK” dan


berbagai penjelasannya. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang KONSEP KETERAMPILAN MENYIMAK yang telah penulis sajikan
berdasarkan dari berbagai sumber. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada
berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, selain untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu, penulis berharap agar
makalah ini mendatangkan wawasan yang lebih luas kepada pembacanya.

Penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Zulfadli Hamdi, M.pd. selaku dosen
Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembacanya, khuususnya kepada
penyusun sendiri. Harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Pancor, 26 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................3
C. Tujuan dan Manfaat.............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................4

A. Keterampilan Menyimak.....................................................................4
B. Jenis-jenis Menyimak.........................................................................13
C. Proses Menyimak................................................................................17

BAB III PENUTUP.......................................................................................21

A. Kesimpulan ........................................................................................21
B. Saran ..................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika dilihat dari sebuah proses berbahasa maka kita akan mengetahui sebuah
keterampilan yang biasa disebut dengan keterampilan berbahasa. Keterampilan
berbahasa mencakup empat kegiatan yang mliputi keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. Salah
satu kegiatan yang paling penting namun sering ditinggalkan adalah kegiatan
keterampilan menyimak.
Kegiatan menyimak saling berhubungan dengan satu sama lain. Menyimak
merupakan kegiatan meresepsi, mengolah, serta menginterpretasi suatu
permasalahan dengan melibatkan panca indera seseorang. Menyimak
berhubungan dan bermanfaat dengan menyimak dan berbicara, menyimak dan
membaca, berbicara dan membaca, serta ekspresi lisan dan ekspresi tulis.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan
urutan, yaitu mula-mula pada masa kecil belajar menyimak bahasa kemudian
berbicara, setelah itu memaca dan menulis. Menyimak dan berbicara dipelajari
sebelum sekolah, sedangkan membaca dan menulis secara formal dipelajari di
sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan.
Keterampilan menyimak adalah salah satu kegiatan berbahasa yang sangat
primer dalam dunia pendidikan, semua pelajaran disampaikan secara lisan,
mereka harus menyimak dengan baik. Siswa yang kurang menyimak akan
mendapat hambatan dalam menerima materi yang diterimanya. Kesalahan
menyimak akan berakibat buruk terhadap keterampilan berbahasa yang lain,
yaitu, membaca, berbicara, dan menulis.
Menyimak merupakan suatu keterampilan berbahasa yang tidak dapat lepas
dari kehidupan manusia sehari-hari baik di lingkungan formal maupun informal.
Menyimak merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang.

1
Manusia selalu dituntut untuk menyimak, baik dalam lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Meskipun demikian dalam pelaksanaannya, pembelajaran menyimak di
sekolah pada umumnya masih diabaikan. Penyebab dari pembelajaran menyimak
diabaikan adalah pada keterampilan berbahasa yang lain yaitu membaca,
berbicara dan menulis penyampaiannya dengan proses menyimak terlebih dahulu
oleh siswa. Penyebab yang lain misalnya, siswa menganggap bahwa
pembelajaran menyimak adalah pembelajaran yang mudah dilakukan sehingga
siswa tidak antusias terhadap pembelajaran menyimak. Siswa menganggap
bahwa keterampilan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang lain.
Hal tersebut mengakibatkan keterampilan menyimak belum dikuasai dengan
baik.
Menyimak merupakan proses penerimaan pesan, gagasan, pikiran, atau
perasaan. Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta
menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak bermakna
mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.
Menyimak adalah salah satu keterampilan yang dibutuhkan fasilitator. Menyimak
bukanlah hanya mendengarkan sesuatu yang masuk kuping kanan keluar kuping
kiri, atau sebaliknya. Menyimak adalah mendengar untuk memahami apa yang
dikatakan orang lain dengan proses serius yang tidak bisa dilakukan hanya
dengan mengandalkan kebiasaan dan reflex.
Pada peristiwa menyimak ada unsur ketidaksengajaan, direncanakan dan
disertai dengan penuh perhatian atau minat. Menyimak adalah suatu proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasikan, dan mereaksitas makna yang terkandung di dalamnya.
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi, untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang
tidak disampaikan oleh pembaca melalui ujaran atau bahasa lisan.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan menyimak?
2. Apa saja jenis-jenis menyimak?
3. Apa saja proses-proses menyimak?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk menambah wawasan tentang keterampilan menyimak.
2. Untuk menambah wawasan tentang jenis-jenis menyimak.
3. Untuk menambah wawasan tentang proses-proses menyimak.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Menyimak
Menyimak merupakan adalah proses memahami bahasa lisan. Keterampilan
menyimak tidak hanya mengetahui simbol atau lambang bunyi bahasa, tetapi
juga paham artinya. Proses pemerolehan bahasa diawali dengan keterampilan
mendengarkan/menyimak melalui proses yang tidak disadari sehingga begitu
kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut.
Menyimak dibagi menjadi dua jenis situasi, yaitu situasi interaktif dan
noninterakif. Menyimak interaktif terjadi dalam komunikasi tatap muka secara
langsung atau telepon. Proses mendengarkan jenis ini adalah sebuah komunkasi
di mana orang yang diajak berkomunikasi dapat memberikan respons ataupun
perintah secara langsung. Sedangkan menyimak noninteraktif, yaitu proses
mendengarkan yang tidak bisa mendapatkan respons langsung. Proses menyimak
noninteraktif di antaranya adalah mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah
atau mendengarkan dalam acara-acara resmi.
Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan dan memperhatikan simbol
atau lambang bunyi secara lisan dengan seksama untuk mengerti atau memahami
dari maksud yang disampaikan. Kegiatan menyimak dilakukan secara sengaja
untuk mendengarkan. kegiatan mendengarkan, mengidentifikasi, dan
menginterpretasikan serta mereaksi atas arti yang terkandung dari apa yang
didengarnya disebut dengan kegiatan menyimak.
1. Tujuan Menyimak
Pada hakikatnya menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
dan memahami proses informasi yang didengar. Jadi, kegiatan menyimak
merupakan kegiatan yang disengaja dan direncanakan untuk mencapai tujuan
tertentu yang diharapkan dari penyimak. Tujuan dari menyimak menurut
Ariani adalah:

4
a. Mendapatkan fakta;
b. Menganalisis fakta;
c. Mengevaluasi fakta;
d. Mendapatkan inspirasi;
e. Mendapatkan hiburan; dan
f. Memperbaiki kemampuan berbicara.

Tujuan orang menyimak sesuatu itu beraneka ragam. Menurut Tarigan


menyimak itu memiliki tujuan diantaranya adalah:

a. Menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan


dari bahan ujaran sang pembicara, dengan kata lain, dia menyimak
dengan belajar;
b. Menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari
materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan
(terutama sekali dalam bidang seni), pendeknya dia menyimak untuk
menikmati keindahan audial;
c. Menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai apa-apa yang dia simak
(baik-buruk, jelek-indah, logis-tidak logis), singkatnya dia menyimak
untuk mengevaluasi;
d. Menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang
disimaknya itu (misalnya: pembacaaan cerita, pembacaan puisi, musik
dan lagu, dialog, diskusi panel, perdebatan), pendek kata orang itu
menyimak untuk mengevaluasi;
e. Menyimak dengan maksud agar dia dapat mengkomunikasikan ide-ide,
gagasan-gagasan, maupun perasaannya kepada orang lain dengan lancar
dan tepat;
f. Menyimak dengan maksud dan tujuan agar dia dapat membedakan bunyi-
bunyi dengan tepat, mana bunyi yang membedakan arti, mana bunyi yang
tidak membedakan arti, biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang

5
sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara
asli (native speaker);
g. Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang menyimak
bermaksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan
analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak
masukan berharga;
h. Menyimak untuk meyakinkan dimana orang yang menyimak untuk
meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama
ini dia ragukan.

Adapun menurut Bungan Ayesha dalam modul hakikat menyimak adalah


sebagai berikut:

a. Mendapatkan fakta;
b. Mengevaluasi fakta;
c. Menganalisis fakta;
d. Mendapatkan inspirasi;
e. Menghibur diri;
f. Meningkatkan kemampuan berbicara.

Berikut ini penjelasan secara terperinci tentang tujuan menyimak adalah


sebagai berikut:

a. Menyimak untuk mendapatkan fakta atau informasi


Menyimak untuk mendapatkan fakta atau informasi dapat dilakukan
dengan menggunakan sarana dan prasarana. Sarana yang dapat digunakan
dengan digunakan dalam menyimak untuk mendapatkan fakta atau
informasi diantaranya mendengarkan radio, menonton televisi, mengikuti
pertemuan ilmiah, dan lain-lain. Dari berbagai sarana tersebut, dapat
memperoleh fakta yang sebenarnya. Para ahli dan cendekiawan
mendapatkan informasi juga dari menyimak.

6
b. Menyimak untuk menganalisis fakta
Menyimak untuk menganalisis fakta adalah menguraikan fakta atau
unsur-unsur untuk pemahaman secara menyeluruh. Tujuan utama
menganalisis fakta adalah untuk memahami makna dari segi yang paling
kecil, jadi penyimak dapat memahami setiap aspek fakta, sehingga fakta
tersebut dapat dipahami dengan baik oleh penyimak. Memperoleh fakta
itu merupakan langkah pertama yang sangat esensial dalam aktivitas
menyimak, namun sesudah memperoleh fakta, munculah problem baru
yaitu pernyataan “Apa makna dari fakta-fakta tersebut?”. Penyimak
hendaknya melakukan proses analisisnya secara tetap. Misalnya seorang
penyimak sedang menyimak pidato, maka umumnya rata-rata orang
tersebut akan menggunakan sekitar 120-150 kata, sedangkan penyimak
dapat menggunakan kata sekitar 300-500 kata permenit, dengan adanya
perbedaan waktu tersebut bagi pendengar yang kritis akan memanfaatkan
waktu selisih itu untuk menganalisis ide-ide dan fakta yang didengarnya.
Berarti menyimak memberikan kesempatan untuk menganalisis apa yang
didengar oleh penyimak.
c. Menyimak untuk mengevaluasi fakta
Mengevaluasi itu sendiri adalah menilai, menilai baik buruknya,
diterima atau ditolaknya sesuai fakta yang didapatkan tersebut. Fungsi
utama penyimak mengevaluasi fakta adalah memutuskan apakah fakta-
fakta tersebut akan diterima atau ditolak oleh penyimak. Penyimak juga
dapat berprasangka bahwa penutur belum mengadakan evaluasi secara
masak terhadap sasarannya, pembicara belum memahami secara seksama
apa yang ia katakan. Penyimak juga dapat mengambil kesimpulan,
misalnya kerangka statistik yang penutur ajukan itu hanya terbatas pada
tingkat deskriptif saja, belum sampai pada tingkat pengolahan. Jadi dapat

7
disimpulkan penyimak menyuguhkan pendapat, pertimbangan,
pernyataan, serta evaluasi terhadap fakta dan opini.
d. Menyimak untuk mendapatkan inspirasi
Istilah inspirasi sering digunakan sebagai alasan seseorang untuk
melakukan proses menyimak. Inspirasi biasanya diperoleh melalui
kegiatan menyimak ceramah, pertemuan ilmiah, pertemuan reuni,
pertemuan para bintang artis, diskusi, debat, dan lain-lain. Seorang
penutur yang isnpiratif adalah penutur yang selalu memberikan motivasi,
menyentuh emosi, memberikan semangat, dan membangkitkan gairah
penyimak untuk mendapatkan inspirasi, pada akhirnya penyimak
tergugah emosinya terhadap hal-hal yang disampaikan oleh penutur.
e. Menyimak untuk mendapatkan hiburan atau estetik
Hiburan dapat diperoleh melaui menyimak seperti menyimak lagu-
lagu dari radio, televisi, menonton pembacaan puisi, menonton
prtunjukan drama, dan lain-lain. Tujuan utama dari menyimak untuk
mendapatkan hiburan adalah merasa senang dan menikmati ketika
menyimak sesuatu hal.
f. Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara
Menyimak juga dapat memperbaiki kemampuan berbicara karena
dengan menyimak, kita mendapatkan wawasan, pengetahan, kosakata
baru, pengalaman baru, sehingga kita lebih lancar berbicara karena
banyak ide yang disampaikan. Orang yang cerdik dapat memperbaiki
kemampuan berbicaranya melalui observasi dengan menyimak secara
efisien, orang tersebut harus mempunyai rencana terhadap pembicaraan
dan pembicaranya.
2. Peran Menyimak
Adapun peran menyimak diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Landasan belajar berbahasa;
b. Penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis;

8
c. Pelancar komunikasi lisan;
d. Penambah informasi.
3. Ciri-Ciri Menyimak
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan penyimak yang baik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Siap fisik mental (kondisi stabil);
b. Konsentrasi;
c. Motivasi yang penuh;
d. Tidak mudah terganggu;
e. Menghargai pembicara;
f. Bersikap objektif;
g. Bersikap kritis;
h. Memiliki kemampuan merangkum;
i. Memiliki kemampuan menilai;
j. Siap menanggapi pembicaraan;
k. Bertujuan dalam menyimak;
l. Mempunyai kemampuan linguistic;
m. Berpengalaman dan berpengetahuan sehingga mudah menerima,
mencerna, dan memahami isi bacaan atau bahan simakan.
4. Situasi Keterampilan
Ada dua situasi dalam keterampilan menyimak:
a. Mendengarkan secara interaktif
Menyimak secara interaktif adalah percakapan yang terjadi secara
timbal-balik antara pembicara dengan pendengar dan aktivitas terjadi
secara bergantian. Menyimak secara interaktif dapat berlangsung dalam
jarak dekat dan jarak jauh. Jarak dekat seperti dialog langsung secara
berhadapan dan jarak jauh seperti telepon.
b. Menyimak secara non interaktif

9
Menyimak secara non interaktif adalah percakapan yang terjadi satu arah
saja. Pembicara menyampaikan pemikirannya secara terus-menerus dan
pendengar menyimak tanpa ada kesempatan untuk memberikan
tanggapan. Contoh menyimak secara non interaktif seperti menyimak
radio dan khotbaj serta menonton siaran tv dan film.
5. Strategi Keterampilan Menyimak
Strategi keterampilan menyimak bahasa, supaya dapat menerima pikiran
pembicara, ada dua macam, yaitu:
a. Memusatkan perhatian
Memusatkan perhatian pada masalah yang sedang dibicarakan,
sehingga akan membantu untuk memahami masalah tersebut.
b. Membuat catatan
Pada saat menyimak pembicara, usahakan menulis hal-hal yang penting
atau hal-hal yang baru bagi kita, supaya mudah mengingatnya kembali
bila diperlukan.
6. Unsur-Unsur Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks dan tidak
sesederhana kelihatannya karena sangat bergantung kepada berbagai unsur
dasar yang mendukung, seperti unsur pokok timbulnya komunikasi dalam
menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkaan
dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak adalah sebagai berikut.
a. Pembicara
Pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan berupa informasi
yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara
ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang
menerima pesan (penyimak). Beberapa prinsip yang harus dikuasai
pembicara adalah sebagai berikut.
1) Seorang pembicara yang baik harus menguasai topik yang akan dia
kemukakan. Penguasaan topic merupakan hal yang sangat penting,

10
jangan sampai pembicara mengemukakan hal yang kurang benar
maka seumur hidup orang tidak akan percaya, seperti kata pepatah
sekali lancing ke ujian, seumur hidup orang tidak akan percaya.
2) Melakukan persiapan terkait dengan:
a) Analisis situasi, agar tidak salah sasaran atau tidak salah dalam
memperlakukan penyimak, karena penyimak di kalangan
akademisi tentu berbeda dengan penyimak yang berprofesi lain
b) Mempersiapkan materi, jangan sampai materi yang disampaikan
terlalu sulit atau sebaliknya, terlalu mudah bagi penyimak yang
akan membuat penyimak bosan, dan
c) Mempertimbangkan keaktualan topik, artinya memilih materi
yang tidak terlalu baru karena akan sulit mencari bahan refrensi
terkait namun juga tidak terlalu lama karena khawatir topik
tersebut sudah ketinggalan zaman dan tidak menarik.
3) Menunjukkan sikap yang baik. Pembicara yang baik harus
menyampaikan materinya dengan rasa percaya diri yang tinggi agar
dapat meyakinkan penyimak. Kadangkala penguasaan terhadap materi
yang kurang dapat tertutup oleh rasa percaya diri yang tinggi dari
seseorang, dapat meyakinkan penyimak bahwa isi materinya penting,
dan pembawaan yang baik. Ketika pembicara berhasil menguasai
audiens maka dapat dipastikan penyampaiannya mengena di benak
audiens.
b. Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan
menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak
yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak
seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu

11
akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan
pengalamannya. Dalam aktivitasnya, seseorang menyimak sering
melakukan kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama
melakukan kegiatan menyimak.
c. Bahan simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan,
terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan
ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan
simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara
tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak
dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan
dalam komunikasi.
d. Bahasa lisan
Bahasa lisan merupakan media yang dipakai untuk menyimak.
Pembicara menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahasa lisan
merupakan tuturan yang disampaikan pembicara dan ditangkap penyimak
melalui alat pendengaran. Untuk menyampaikan gagasan, pembicara
dapat memilih kata-kata, kalimat, lagu, gaya yang paling tepat untuk
mewadahi gagasan, agar ia dapat menyampaikan gagasan. Unsur bahasa
lisan yang dipergunakan dalam berkomunikasi ada dua macam, yaitu
aspek linguistik dan nonlinguistik.
7. Faktor-Faktor Pengaruh Menyimak
a. Faktor fisik seseorang sangat berpengaruh dalam kegiatan menyimak
yang dilakukan oleh seseorang, misalnya seseorang harus berada dalam
keadaan sehat dan pada lingkungan yang mendukung ketika melakukan
kegiatan menyimak.
b. Faktor psikologis seseorang sangat berpengaruh dalam melibatkan sikap-
sikap dan sifat-sifat pribadi seseorang ketika melakukan kegiatan
menyimak, seperti rasa simpati dan empati, keegoisan, kurang luasnya

12
pandangan, kebosanan, dan sikap yang tidak layak dalam kegiatan
tersebut.
c. Faktor pengalaman pertumbuhan dan perkembangan pengalaman
seseorang juga menentukan kesuksesan kegiatan menyimak.
d. Kebiasaan-kebiasaan seseorang dapat menentukan kesuksesan kegiatan
menyimak karena jika seseorang terbiasa menyimak dengan melompay-
lompat atau tidak secara utuh, akan sulit untuk menangkap isi dari
informasi yang diberikan.
B. Jenis-jenis Menyimak

Mendengar, mendengarkan, dan menyimak memiliki makna yang berbeda.


Kegiatan mendengar belum terdapat unsur kesengajaan untuk menyimak bunyi-
bunyi yang didengarkannya, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan sudah
terdapat unsur kesengajaan, tujuann dan pemahaman.

Kegiatan menyimak memiliki manfaat yaitu memperlancar komunikasi,


memperoleh informasi untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman
tentang kehidupan, dan sebagai dasar belajar bahasa. Untuk dapat menyimak
dengan baik maka kita harus memperhatikan faktor-faktor menyimak, yaitu alat
dengar dan alat bicara, situasi dan lingkaran, konsentrasi, pengenalan tujuan
pembicaraan, pengenalan paragraph atau bagian pembicaraan dan pengenalan
kalimat-kalimat inti pembicaraan, kesanggupan menarik kesimpulan dengan tepat,
memiliki intelegensi yang tinggi, dan latihan yang teratur. Berikut ini tredapat
beberapa jenis-jenis menyimak, sebagai berikut:

1. Menyimak Ekstensif (Extensive Listening)


Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan
dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebas terhadap sesuatu bahasa, tidak
perlu dibawah bimbingan langsung seorang guru. Penggunaan yang paling
mendasar ialah untuk menyajikan kembali bahan yang telah diketahui dalam

13
suatu lingkungan baru dengan cara yang baru. Selain itu, dapat pula murid
dibiarkan mendengar butir-butir kosakata dan struktur-struktur yang baru bagi
murid yang terdapat dalam arus bahasa yang ada dalam kapasitasnya untuk
menanganinya. Pada umumnya, sumber yang paling baik untuk menyimak
ekstensif adalah rekaman yang dibuat guru sendiri, misalnya rekaman yang
bersumber dari siaran radio, televise, dan sebagainya.
2. Menyimak Intensif (Intensive Listening)
Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang jauh
lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus
diadakan suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa
sebagai bagian dari program pengajaran bahasa atas pada pemahaman serta
pengertian umum,. Jelas bahwa dalam kasus yang kedua ini maka bahasa
secara umum sudah diketahui oleh para murid.
3. Menyimak Sosial (Social Listening)
Menyimak sosial atau menyimak konversasional (conversational listening)
ataupun menyimak sopan (courtens listening) biasanya berlangsung dalam
situasi-situasi sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-hal yang menarik
perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk
membuat respon-respon yang pantas, mengikuti detail-detail yang menarik,
dan memerhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan
bahwa menyimak secara sopan santun dengan penuh perhatian percakapan
atau konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud. Dan kedua
mengerti serta memhami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam
proses komunikasi tersebut.
4. Menyimak Sekunder (Secondary Listening)
Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara ekstensif
(casual listening dan extensive listening) misalnya, menyimak pada musik
yang mengirimi tarian-tarian rakyat terdengar secara sayup-sayup sementara
kita menulis surat pada teman di rumah atau menikmati musik sementara ikut

14
berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti menulis, pekerjaan
tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan latihan dengan tulisan tangan.
5. Menyimak Estetik (Aesthetic Listening)
Menyimak estetik disebut juga menyimak apresiatif adalah fase terakhir
dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak
secara kebetulan dan termasuk kedalam menyiamk ekstensif, mencakup dua
hal yaitu pertama menyimak music, puisi, membaca bersama, atau drama
yang terdengar pada radio atau rekaman-rekaman. Kedua menikmati cerita-
cerita, puisi, teka-teki, dan lakon-lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-
murid.
6. Menyimak Kritis (Critical Listening)
Menyimak kritis sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah
terlihat kurangnya atau tiadanya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta
ketidaktelitian yang akan diamati. Murid-murid perlu banyak belajar
mendengarkan, menyimak secara kritis untuk memperoleh kebenaran.
7. Menyimak Konsentratif (Consentrative Listening)
Menyimak konsentratif sering juga disebut study-type listening atau
menyimak yang merupakan jenis telaah. Kegiatan-kegiatan tercakup dalam
menyimak konsentratif antara lain, menyimak untuk mengikuti petunjuk-
petunjuk serta menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta penting, dan sebab
akibat.
8. Menyimak Kreatif (Creative Listening)
Menyimak kreatif adalah jenis menyimak yang mengakibatkan dalam
pembentukan atau rekonstruksi seorang anak secara imaginatif kesenangan-
kesenangan akan bunyi, visual atau penglihatan, gerakan, serta perasaan-
perasaan kinestetik yang disarankan oleh apa-apa didengarnya.
9. Menyimak Introgatif (Introgative Listening)
Menyimak introgatif adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut
lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan,

15
karena si penyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam
kegiatan menyimak interogatif ini si penyimak mempersempit serta
mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi atau mengenai jalur
khusus.
10. Menyimak Penyelidikan (Exploratory Listening)
Menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud
dan yang agak lebih singkat. Dalam kegiatan menyimak seperti ini si
penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menemukan hal-hal baru yang
menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai suatu pergunjingan yang
menarik.
11. Menyimak Pasif ( Passive Listening)
Menyimak pasif adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang
biasa menandai upaya-upaya kita saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-
gesa, menghapal luar kepala, berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah
satu contoh menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang tidak bersekolah
lancer berbahasa asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka hidup langsung
di daerah bahasa tersebut beberapa lama dan memberikan kesempatan yang
cukup bagi otak mereka menyimak bahasa itu.
12. Menyimak Selektif (Selective Listening)
Menyimak selektif berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun
efektifnya menyimak pasif itu tetapi biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan
yang memuaskan. Oleh karena itu menyimak sangat dibutuhkan. Namun
demikian, menyimak selektif hendaknya tidak mengggantikan menyimak
selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif, tetapi justru
melengkapinya. Penyimak harus memanfaatkan kedua untuk teknik tersebut.
Dengan demikian, berarti mengimbangi isolasi kultural kita dari masyarakat
bahasa asing itu dan tendensi kita untuk menginterpretasikan.
C. Proses Menyimak

16
Wolfin dan Coackley menjelaskan dalam proses menyimak terdapat tiga
tahapan yang terjadi ddi dalamnya yaitu receiving, attending, dan assigning
(Tompkins, 1995:83). Dalam menyimak, tahap pertama yang dilalui adalah si
penyimak menerima pesan yang disampaikan oleh pembicara kemudian
memperoses di dalam otak untuk kemudian dipahami isi dari pesan yang ingin
disampaikan oleh pembicara. Pesan yang diterima dapat berupa rangsangan
yang berhubungan dengan pendengaran atau merupakan rangsangan yang
berhubungan dengan pendengaran dan visual. Selanjutnya, penyimak
memahami atau memaknai isi pesan yang disampaikan oleh pembicara.
Dalam hal ini penyimak menggunakan asimilasi dan akomodasi dalam
memahami pesan. Penyimak memaknai informasi baru yang diterima
kemudian diakomodasi dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Langkah kedua dalam menyimak adalah “paying attention”. Hal ini
menurut Wolvin dan Coackey (Tompkins, 1995:83) tahap selanjutnya adalah
memperhatikan. Para guru sering kali tidak mengetahui apakah siswanya
sudah menyimamk dengan baik atau tidak, sehingga untuk mengetahuinya,
guru sering kali memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang
disampaikannya.
Sedangkan menurut Ruth G. (Henry, 2015: 31-31) mengatakan “proses
menyimak pada anak sekolah dasar terdiri dari Sembilan tahap, mulai dari
yang tidak berketentuan sampai yang amat seungguh-sungguh”.
1. Menyimak berkala yang terjadi pada saat anak merasakaan keterlibatan
langsung dalaam pembicaraan mengenai dirinya.
2. Menyimak dengan perhatian dangkal. Menyimak dangkal ini, sering
terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada saat proses menyimak.
3. Setengah menyimak. Tahap ini dialami oleh seorang anak ketika dalam
proses menyimak yang teranggu ketika akan mengeluarkan isi hati atau
pikirannya terhadap pesan dari pembicara, baik yang berbentuk gelengan
atau anggukan.

17
4. Menyimak serapan. Tahap ini terjadi karena seorang anak (penyimak)
sibuk dengan penyaringan hal-hal yang tidak penting dalam pesan yang
disampaikan pembicara.
5. Menyimak sekali-kali. Menyimak pada tahap ini ditandai dengan respon
sang anak yang terkadang menyimak atau berhenti. Ia akan kembali
menyimak apabila dalam pesan yang disampaikan pembicara menurutnya
menarik dan berhenti ketika pembicara menurutnya menarik dan berhenti
ketika pembicaranya sudah tidak menarik.
6. Menyimak assosiatif. Penyimak tidak memberikan respon terhadap apa
yang disampaikan pembicara, karena lebih asyik dengan mengingat hal-
hal yang sudah dialaminya.
7. Menyimak dengan reaksi berkala. Penyimak akan memberikan respon
terhadap pembicara apabila ia menentukan hasil simakan yang tidak ia
pahami.
8. Menyimak secara seksama. Menyimak dalam tahap ini lebih tinggi taraf
perhatiannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Penyimak
memperhatikan dan mengikuti jalan pikiran dari si pembaca.
9. Menyimak secara aktif. Penyimak mendapatkan pemahaman, pendapat,
atau gagasan dari si pembicara dan seolah ia terlibat langsung di
dalamnya.
Dari kesembilan tahapan tersebut dapat kita pahami bahwa semakin tinggi
kelas atau usia anak sekolah dasar maka semakin tinggi pula tahapan
menyimak yang ia lewati yang dimana ketika masuk kelas satu, tahap
menyimaknya masih rendah. Namun ketika mulai beranjak memasuki kelas
tinggi, anak tidak hanya sekedar menyimak namun juga mampu memberikan
respon terhadap si pembicara.
Menurut Logan (Henry 2015: 63) “menyimak memiliki 5 tahap sebagai
suatu proses” diantaranya:
1. Tahap mendengar

18
2. Tahap memahami
3. Tahap menginterpretasi
4. Tahap mengevaluasi, dan
5. Tahap menanggapi
Sedangkan model dari aktivitas menyimak menurut Kemp (1977) dapat
dilakukan dengan beberapa tahapan:
1. Identifikasi. Peserta didik mendengarkan untuk mengidentifikasi unsur-
unsur secara langsung.
2. Identifikasi dan seleksi tanpa retensi. Peserta didik mendengarkan untuk
kesenangan memahami, tanpa dituntut untuk mendemonstrasikan
pemahamannya.
3. Identifikasi dan seleksi terarah dengan intensi pendek. Selain memahami
yang disimak, peserta didik juga dituntut untuk mendemonstrasikan hasil
simakannya secara aktif.
4. Identifikasi dan seleksi dengan retensi yang memerlukan waktu yang
panjang.
Keempat model aktivitas menyimak tersebut pada tingkat belajar
permulaan, menengah, dan lanjutan dengan metode dan tehnik yang
disesuaikan dengan tujuannya.
Begitupun dengan menyimak, kegiatan menyimak memerlukan proses dan
tahapan yang perlu diperhatikan dan dilakukan ketika melakukan diskusi,
tahapan-tahapan tersebut meliputi:
1. Menyimak secara nalar, yang dilakukan secara berkala saat seseorang
terlibat dalam suatu pembicaraan.
2. Mendengarkan secara intensional, mendengarkan secara dangkal atau
sungguh-sungguh untuk memperoleh informasi yang jelas
3. Penyerapan absorpsi
4. Menyimak sekali-kali, menyimak secara sebentar-sebentar dimana
perhatian seseorang tidak terlalu fokus pada topik

19
5. Menyimak asosiatif
6. Menyimak secara arif, menemukan pikiran atau pendapat pembicara
Peran guru dalam meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara
siswa SD adalah guru berperan sebagai motivator dan pendamping dalam
memberikan tugas-tugas untuk melatih kemampuan menyimak dan berbicara
siswa. Tugas guru untuk mengembangkan keterampilan menyimak meliputi,
guru melakukan persiapan dan rencana yang baik terhadap bahan pengajaran,
pengenalan dan penghargaan terhadap siswa, membangkitkan inovasi
penguasaan terhadap siswa, membangkitkan inovasi, penguasaan bahan
pengajaran, menguasai teknik-teknik mengajar, pengawasan terhadap siswa
dan menghidupkan suasana kelas.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan dan memperhatikan secara
lisan dengan seksama untuk mengerti atau memahami dari maksud yang
disampaikan oleh pembicara. Tujuan menyimak yaitu agar orang yang
mendengar dapat memperoleh pengetahuan atau informasi mengenai hal tertentu
dari berita atau cerita yang di dengar. Adapun yang menjadi unsur dasar
menyimak adalah pembicara, penyimak, bahan simakan, dan bahasa lisan. Yang
dimaksudkan dengan unsur dasar adalah unsur pokok yang menyebabkan
timbulnya komunikasi dalam menyimak. Untuk dapat memusatkan perhatian
terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak
harus menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari diri sendiri
maupun yang berasal dari luar, penyimak harus benar-benar memusatkan
perhatian kepada materi yang disimak.

B. Saran
Dalam pembelajaran sangat erat kaitannya antara keterampilan yang satu
dengan keterampilan yang lainnya, maka tingkatkanlah semua keterampilan-
keterampilan tersebut diantaranya keterampilan membaca, menyimak, berbicara,
dan supaya lebih efisien dan efektif.

21
DAFTAR PUSTAKA

Katoningsih, Sri. 2021. Keterampilan Bercerita. Jawa Tengah: Muhammadiyyah


University Press

Laila, Askarman. 2020. Menyimak Efektif. Jawa Tengah: Luthfi Gilang

Pebriana, Ekowati & Fantiro. (2017). Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui


Model Pembelajaran Artikulasi Dan Media Boneka Tangan. Jurnal
Pemikiran Dan Pengembangan SD, 5(2)

Puspasari, Dewi. 2021. Menyimak Kritis. Malang: MNC Publishing

Sorraya & Anas. 2019. Menyimak Apresiatif. Malang: Media nusa creative

Tio Gusti Satria, (2017). Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Pendekatan


Saintifik Pada Anak Kelas IV Jakarta Barat. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 5(2)

Tompkins & Henry (dalam Hamdi, 2018: 13-15). Bahan Ajar Keterampilan Bahasa
Indonesia. Pancor: Universitas Hamzanwadi

Widianti, Djuanda & Gusrayani. (2016). Meningkatkan Keterampilan Menyimak


Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Quantum Dalam Membuat
Denah. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1)

22

Anda mungkin juga menyukai