Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan
kebahasaan agar murid mampu menguasai bahasa Indonesia sebaik-baiknya.
Untuk mencapai tujuan ini, makapada dasarnya ada empat ketrampilan berbahasa
yang harus di kuasai oleh murid secara baik dan benar sebagaimana tercantum
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yaitu keterampilan
menyimak (listening skill), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan
membaca (reading skill), dan keterampilan menulis (writing skill).
Dari empat keterampilan berbahasa (language skill) yang dikemukakan di
atas, hanya keterampilan menyimak yang akan menjadi perhatian dalam makalah
ini karena pada umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan
menyimak. Setiap orang mendengar berita-berita melalui media massa maupun
informasi melalui tatap muka, saat itu telah berlangsung pula kegiatan menyimak.
Oleh karena itu, pengajaran menyimak mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses pembelajaran di sekolah dasar sebab kemampuan menyimak yang
baik adalah kondisi awal untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas kami dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari menyimak?
2. Apa tahap-tahap dari menyimak?
3. Bagaimana ragam dan tujuan menyimak?
4. Bagaimana ciri-ciri penyimak yang baik?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Dapat mengetahui pengertian menyimak
2. Dapat mengetahui tahap-tahap menyimak
3. Dapat mengetahui ragam dan tujuan menyimak
4. Dapat mengetahui ciri-ciri penyimak yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menyimak
Menyimak merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan manusia.
Sejak lahir sampai dewasa, sejak pagi sampai malam, selama kita bangun 70 %
waktu kita gunakan untuk menyimak. Manusia sejak lahir sudah mulai belajar
menyimak sehingga ia memahami alam sekitarnya. Ia mulai belajar menirukan
apa yang ia simak, dan dapat memproduksinya sesuai dengan apa yang ia simak.
Menyimak merupakan kegiatan yang di lakukan sehari-hari.
Kegiatan menyimak dalam kurikulum 2004 disebut dengan istilah
mendengarkantidak bisa dilepaskan denga kegiatan berbicara sebagai suatu
jalinan komunikasi. Karena keduanya merupakan kegiatan resiprokal. Kegitan
menyimak selalu di dahului dengan bunyi. Pada dasarnya komunikasi dapat
berlangsung secara lisan atau tulis. Komunikasi lisan meliputi aktivitas menyimak
(listening) dan berbicara (speaking). Komunikasi tulis meliputi membaca
(reading) dan menulis (writing).
Menurut Kamidjan (2001:4) menyimak adalah suatu proses mendengarkan
lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian,
pemahaman, apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi
yang disampaikan secara nonverbal. Menurut Poerwadarminta (1984: 941)
menyimak adalah mendengar atau memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan
atau dibaca orang. Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal dan
menginterprestasikanlambang lambang lisan, sedangkan mendengar adalah suatu
proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan
makna itu.
Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa menyimak merupakan
penerimaan pesan, gagasan, perasaan, dan pikiran seseorang.

2.2 Tahap-tahap menyimak


Dalam proses menyimak pun terdapat tahap-tahap, antara lain:
1. Tahap mendengar, tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya.
2. Tahap memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita
untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yng
disampaikan oleh pembicara.
3. Tahap menginterprestasi, penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum
puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia
ingin menafsirkan atau menginterprestasikan isi, butir-butir pendapat yang
terdapat dalam ujaran itu.
4. Tahap mengevaluasi, penyimak mulai menilai atau mengevaluasi pendapat
serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan
dan kekurangan pembicara.
5. Tahap menanggapi, tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan
menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta
menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran
atau pembicaraannya.

2.3 Ragam-ragam menyimak


1) Menyimak ekstensif (extensive listening) merupakan sejenis kegiatan
menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap
suatu ujaran , tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari seorang guru.
Menyimak ekstensif dapat pula memberi kesempatan dan kebebasan bagi
para siswa mendengar dan menyimak butir-butir kosa kata dan struktur
yang masih asing atau baru baginya yang terdapat dalam arus ujaran yang
berada di dalam jangkauan dan kapasitas untuk menanganinya. Dalam hal
ini terdapat suatu keakraban yang tidak disadari terhadap bentuk-bentuk
yang dalam waktu singkat akan menjadi bahan pelajaran dan bahan
pengajaran dalam suatu pelajaran bahasa.
Menyimak sendiri mempunyai beberapa frase yaitu:
a) Menyimak sosial, ataupun menyimak sopan (courterous listening)
biasanya berlangsung dalam situasi–situasi sosial tempat biasanya
berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang
mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik
perhatian semua orang yang ada disekitar. Menyimak sosial paling
sedikit mencakup dua hal, yaitu:
 Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian
terhadap percakapan atau obrolan dalam situasi-situasi sosial
dengan suatu maksud.
 Menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dan
penyimak dalam proses komunikasi tersebut.
b) Menyimak sekunder, adalah sejenis kegiatan menyimak secara
kebetulan dan secara ekstensif .
c) Menyimak estetik merupakan fase terkahir dan kegiatan termasuk ke
dalam menyimak secara kebetulan dan menyimak secara ekstensif.
d) Menyimak pasif, adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar
yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan
kurang teliti , tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai,
serta menguasai suatu bahasa.

2) Menyimak intensif, lebih diarahkan pada kegiatan menyimak sacara lebih


umum serta perlu di bawah bimbingan langsung para guru, Menyimak
intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol
terhadap suatu hal tertentu. Jenis-jenis yang termasuk kedalam kelompok
menyimak intesif yaitu:
- Menyimak kritis, secacara sedikit terperinci kegiatan-kegitan yang
tercangkup dalam menyimak kritis yaitu:
 Memperhatikan kebiasaan-kebiasaan ujaran yang tepat,
kata,pakaian kata, dan unsur-unsur kalimatnya;
 Menggunakan alasan “mengapa”;
 Memahami aneka makna petunjuk konteks;
 Membedakan fakta dari fantasi, yang relevan dari yang tidak
relevan;
 Membuat keputsan-keputusan;
 Menarik kesimpulan-kesimpulan;
 Menemukan jawaban bagi masalah tertentu;
 Menentukan informasi baru atau informasi tambahan bagi suatu
topik;
 Menafsirkan, mengiterprestasikan ungkapan, idiom, dan
bahasanyang belum umum atau belum lazim dipakai;
 Bertindak objektif dan evaluatif untuk menetukan
keaslian,kebenaran, atau adanya prasangka atau kecerobohan,
kekurangantelitian, serta kekeliruan
- Menyimak konsentratif, kegiatan-kegiatan yang tercangkup dalam
menyimak konsentratif yaitu:
 Mengikuti petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan;
 Mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti
kelas,tempat, kualitas waktu, urutan serta sebab-akibat;
 Mendapatkan butir-butir informasi tertentu;
 Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam;
 Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran,
ataupun pengorganisasiannya;
 Mencari dan mencatat fakta-fakta penting.
- Menyimak kreatif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang
dapat mengakibatkan kesenangan rekrontruksi serta perasaan-
perasaan kinetetik yang disarankan atau dirangsang oleh suatu yang
disimaknya.
- Menyimak eksploratif yang bersifat menyelidik adalah sejenis
kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki
sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.
- Menyimak interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif
yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan
perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara
karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan.
- Menyimak selektif, sebagai tambahan terhadap masalah-masalah
psikologis yang dijelmakan oleh aktivisme kita, terdapat dua alasan
yang kuat mengapa kita perlu melengkapi menyimak pasif itu
dengan menyimak selektif.
 Pertama, kita jarang sekali mendapat kesempatan untuk
berpartisipasi secara sempurna dalam suatu kebudayaan asing.
 Kebiasaan-kebiasaan kita kini cenderung membuat kita
menginterprestasikan kembali rangsangan-rangsangan akustik
yang disampaikan oleh telinga ke otak kita dan kita memperoleh
suatu impresi yang dinyatakan dengan tidak sebenarnya
terhadap bahasa asing. Sebagian besar ciri-ciri bahasa yang
berurutan ini, hendaklah disimak secara selektif dalam urutan
sebagai berikut:
a) Nada suara
b) Bunyi-bunyi asing
c) Bunyi-bunyi yang bersamaan
d) Kata-kata dan frasa-frasa
e) Bentuk-bentuk ketatabahsaan

2.4 Tujuan menyimak


Sebagaiman telah diuraikan sebelumnya bahwa menyimak memiliki
tujuan. Tujuan tersebut terkait dengan aktivitas menyimak. Salah satu aktivitas
menyimak adalah memahami pesan yang disampaikan pembicara. Pemahaman
yang dilakukan penyimak meliputi dua aspek, yaitu 1) pemahaman pesan dan
tanggapan pembicara, (2) tanggapan penyimak terhadap pesan sesuai dengan
kehendak pembicara.
Berdasarkan aspek tersebut tujuan menyimak dapat diperinci lebih jauh anara lain:
1) Menyimak untuk mendapatkan fakta
Menyimak untuk mendapatkan fakta ini dapat di lakukan melalui
radio,televisi, pertemuan ilmiah, ceramah dll. Dari berbagai sarana itu dapat
diperoleh berbagai fakta sesuai dengan yang diinginkan penyimak. Misalnya,
apabila penyimak adalah seorang pialang, ia dapat menonton siaran televisi
tentang harga saham di BEJ. Jika seorang guru ia dapat mendengarkan siaran
radio pendidikan yang disiarkan oleh pemerintah nasional atau daerah.

2) Menyimak untuk menganalisis fakta


Yang dimaksud dengan menganalisis fakta ialah menguraikan fakta atas
unsur-unsur pemahaman secara menyeluruh. Tujuan utama analisis fakta adalah
untuk memahami makna dari segi yang paling kecil. Dengan demikian, sebagai
penyimak dapat memahami setiap aspek fakta sehingga fakta tersebut dapat
dibahami dengan baik.
Pemahaman makna fakta dapat dilakukan dengan secermat-cermatnya
melalui makna setiap kata, frase, kalimat, dan wacana. Hal itu dapat dilakukan
dengan cara mendengarkan secara sungguh sungguh. Akan tetapi, sebagai
penyimak juga dapat menyadari bahwa tidak mungkin menganalisis semua fakta
yang tertangkap oleh indra pendengar dan masuk ke dalam otak manusia.

3) Menyimak untuk mengevaluasi fakta


Untuk mengevaluasi fakta, dapat diberikan pertanyaan pertanyaan sebagai
berikut:
a) Bernilaikah fakta fakta tersebut?
b) Sahkah fakta fakta tersebut?
c) Adakah relevansi fakta fakta tersebut dengan pengetahuan dan
pengalaman penyimak?
Jika fakta yang di trima penyimak di rasakan bernilai, akurat, dan ada
relevansinya dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak, fakta fakta
tersebut dapat digunakan untuk menambah pengetahuan. Jika fakta tersebut
tidak sesuai maka perlu untuk ditolak. Jadi, fungsi utama menyimak untuk
mengevaluasi fakta adalah untuk memutuskan apakah fakta-fakta tersebut
diterima atau ditolak.
4) Menyimak untuk mendapatkan insprasi
Istilah inspirasi sering digunakan sebagai alasan seseorang untuk
melakukan kegiatan menyimak. Inspirasi biasanya dapat diperoleh melalui
kegiatan menyimak ceramah, kotbah, televisi, pertemuan ilmiah, pertemuan
reuni, diskusi, debat dan lain lain.
5) Menyimak untuk Mendapatkan Hiburan
Hiburan dapat diperoleh melalui menyimak, seperti menyimak lagu-
lagu dari radio, rekaman tape recorder, televisi, rekaman VCD, atau dapat
juga menyimak melalui ceramah atau pidato. Radio merupakan sarana untuk
mencari hiburan yang paling murah dari sebagian masyarakat indonesia.
Selain radio, sarana hiburan murah yang lain ialah televisi. Kehebatan sarana
hiburan televisi ialah selain menyajikan suara yang bisa disimak, sarana itu
menyajikan gambar karna televisi merupakan gabungan antara audio dan
visual.
6) Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara
Kosakata hasil simakan seseorang akan berpengaruh terhadap
kemampuan berbicaranya. Semakin banyak kosakata yang dikuasai melalui
menyimak akan semakin tinggi pula kemampuan berbicara. Kita tahu bahwa
awal usia seorang anak, ia belajar mengenal kata-kata melalui menyimak,
kemudian menirukannya dalam berbicara dari hasil simakannya. Oleh karena
itu pajanan (ekspose) yang diberikan kepada anak hendaknya baik dan benar.

2.5 Ciri – ciri penyimak yang baik


Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak
dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat
melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu
mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia
ditunjang oleh pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan (2001:6) menyatakan
bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap
objektif dan sikap kooperatif.

(a) Sikap Objektif ialah pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika
bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula
sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di
luar kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana
dan prasarana.
(b) Sikap Kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan
pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang
bermusuhan atau bertentangan dengan pembicara akan menimbulkan
kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak
tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik ialah sikap
berkoperatif dengan pembicara.
BAB III
KESIMPULAN

Menyimak merupakan penerimaan pesan, gagasan, perasaan, dan pikiran


seseorang. Menyimak memiliki beberapa tahapan seperti mendengar, memahami,
menginterprestasi, mengevaluasi,dan menanggapi. Menyimak dibagi menjadi 2
yaitu ekstensif dan intensif. Menyimak memiliki tujuan memahami dan
memperoleh informasi. Ciri-ciri penyimak yang baik dibagi menjadi 2 yaitu sikap
objektif dan sikap kooperatif.
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. (1993). Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa.


Bandung: Penerbit Angkasa
T. W., Solhan dkk. (2007). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD.
Jakarta:Univeristas Terbuka
MAKALAH
TENTANG MENYIMAK

Disusun oleh :
KELOMPOK 4

1. NAMRUDDIN ULUMANDO
2. BURHAN KOLI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) MUHAMADYAH KALABAHI
TAHUN AKADEMIK
2018 / 2019

Anda mungkin juga menyukai