Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR MENYIMAK

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Menyimak

Dosen Pengampu: Muhammad Roni Hidayatullah

Disusun oleh
1. Deni Hermawadi
2. Gagah Jiwa Prima Raga
3. Ari Rusnia

INSTITUT PENDIDIKAN NUSANTARA GLOBAL


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang
telah memberi banyak nikmat dan kesehatan bagi kita semua. Berkat waktu dan
kesehatan yang telah diberikan-Nya, kami dapat memenuhi tugas dalam menyusun
makalah ini dengan baik sesuai kemampuan kami.
Sholawat dan Salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi
Muhammad saw. Berkat dirinya yang telah menuntun dan membimbing kita menuju
jalan yang dirahmati Allah SWT., jalan yang terang benderang yaitu Islam.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai Konsep Dasar Menyimak yang meliputi ,pengertian
menyimak,hakikat menyimak,karakteristik keterampilan menyimak,tujuan menyimak
dan unsur-unsur menyimak.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan karena
adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.Oleh karena itu, segala kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………….………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…….…………………………………………………………...2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………3
BAB I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang………………………………………………….……………4
B.Rumusan Masalah…………………………………...………………………4
C.Tujuan………………………………………………………………………...4
D.Manfaat……………………………………………………………………….5
BAB II.PEMBAHASAN
A.Pengertian Menyimak…………………………………….……………….6
B.Hakikat Menyimak…………………………………………………………..7
C.Karakteristik Menyimak……………………………………………………8
D.Tujuan Menyimak………………………….........……………………….10
E.Unsur-unsur Menyimak...........................................................................….10
BAB III.PENUTUP
A.Simpulan…………....................................………………………………….16
B.Saran……………..................……………………………………………….16
DAFTAR PUSTAKA…....................................................................................………17
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya
dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia
bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia
akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan
komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan
Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif,
kreatif,  produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah
keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide
serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Maka dari itu,penting bagi kita mengetahui konsep dasar menyimak yang akan dibahas ,
meliputi pengertian menyimak,hakikat menyimak,karakteristik keterampilan
menyimak,tujuan menyimak dan unsur-unsur menyimak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian menyimak?
2. Apa hakikat menyimak?
3. Apa karakteristik menyimak?
4. Apa tujuan menyimak?
5. Apa unsur-unsur menyimak

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian menyimak
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui hakikat menyimak
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui karakteristik menyimak
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan menyimak
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur menyimak

D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian menyimak
2. Mahasiswa dapat mengetahui hakikat menyimak
3. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik menyimak
4. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan menyimak
5. Mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur menyimak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Menyimak
            Ada sejumlah istilah yang terkait dengan menyimak. Istilah yang sering
terdengar sehari-hari adalah mendengar dan mendengarkan. Mendengar diartikan dapat
menangkap suara (bunyi) dengan telinga, tidak tuli (Alwi, 2001). Dalam konteks
komunikasi sehari-hari, mendengar juga diartikan proses kegiatan menerima bunyi-
bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja. Misalnya dalam
kalimat “Saat sedang belajar, saya mendengar suara langkah kaki adik masuk ke dalam
rumah”.Mendengarkan diartikan oleh Alwi (2001) mendengar akan sesuatu dengan
sungguh-sungguh; memasang telinga baik-baik untuk mendengar. Mendengarkan
adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan sengaja, tetapi
belum ada unsur pemahaman .
Menyimak merupakan kata bentukan dari kata simak. Kata tersebut sebenarnya
diambil dari katasami’a-yasma’u-sam’an yang berarti mendengar. Padanan kata
menyimak dalam bahasa Arab adalah kataistima’ yang berarti mendengar dengan penuh
perhatian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyimak diartikan
mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau yang dibaca orang
(Alwi, 2001). Kata menyimak dipungut dari bahasa Arab melalui bahasa
Jawa nyemak dan jugasema’an yang lazim dipakai dalam kata sema’an Al Quran.
Apabila diurutkan dari tingkatan aktivitas berfikirnya, urutan istilah tersebut adalah
mendengar, mendengarkan, dan menyimak.
Berdasarkan pengertian istilah-istilah tersebut berarti tidak semua kegiatan
mendengar berarti menyimak. Peristiwa mendengar biasanya terjadi secara kebetulan,
tiba-tiba, dan tidak diduga sebelumnya, sedang peristiwa mendengarkan lebih tinggi
tarafnya dari pada mendengar. Apabila dalam mendengar belum ada faktor kesengajaan
maka dalam peristiwa mendengarkan sudah ada faktor kesengajaan, sedangkan faktor
pemahaman, berfikir memahami isi simakan tidak setinggi dalam menyimak karena
tujuan dalam menyimak telah ditetapkan secara jelas. 
Apabila menyimak dibandingkan dengan mendengar dan mendengarkan,
menyimak  mempunyai taraf yang tertinggi. Dalam menyimak sudah ada faktor
kesengajaan dan lebih tinggi lagi karena dalam menyimak terdapat faktor pemahaman,
berfikir memahami isi simakan. Faktor berfikir dan memahami makna, pesan, dan
gagasan merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Bahkan lebih dari
itu, faktor perhatian dan penilaian selalu terdapat dalam perstiwa menyimak. Oleh
karena itu, menyimak dikatakan sebagai proses yang rumit dan kompleks.
            Menyimak merupakan salah satu metode yang digunakan manusia untuk
memahami sekitarnya. Melalui proses menginterpretasikan apa yang didengar dari suara
di sekitarnya, manusia dapat memahami orang lain dan lingkungan. Menyimak
merupakan suatu proses mengorganisir apa-apa yang didengar dan menetapkan unit-unit
verbal yang berkoresponden sehingga dapat ditangkap makna tetentu dari apa yang
didengar.
           
B. Hakikat Menyimak
Hakikat menyimak dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu menyimak sebagai
alat,menyimak sebagai keterampilan, menyimak sebagai proses, menyimak sebagai
respon, dan menyimak sebagai pengalaman kreatif.
1. Menyimak sebagai Alat
Meyimak sebagai alat berhubungan erat dengan tujuan mengapa seseorang
itu menyimak suatu tuturan. Tujuan menyimak adalah mendapatkan ide,
fakta, inspirasi, dan alat untuk menghibur diri. Ini berarti, menyimak
merupakan alat untuk menerima informasi dalam berkomunikasi.
2. Menyimak sebagai Keterampilan
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang sangat esesnsial.
Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai bahasa.
Menyimak menjadi dasar berbicara karena berbicara diawali dengan
menirukan bunyi-bunyi yang disimaknya. Bahasa yang digunakan dalam
seseorang berbicara pada umumnya bahasa yang disimaknya. Keterampilan
menyimak juga mejadi faktor penting bagi kesuksesan seseorang dalam
belajar membaca yang juga menjadi dasar untuk keberhasilan menulis.

3. Menyimak sebagai Proses


Menyimak adalah suatu proses besar yang meliputi :
a) mendengarkan lambang lisan,
b) Memahami,
c) Menginterpretasi.
Dalam menyimak terdapat proses mental dalam berbagai tingkatan yang
meliputi:
a) Mengidentifikasi bunyi,
b) Proses pemahaman dan penafsiran,
c) Proses penggunaan hasil pemahaman dan penafsiran, serta
d) Proses penyimpanan hasil pemahaman dan penafsiran bunyi.
4. Menyimak sebagai Respon
Menyimak dikatakan sebagai respon karena respon merupakan faktor
penting dalam suatu kegiatan komunikasi. Frekuensi terbesar tujuan
pembicara adalah untuk memperoleh respon dari penyimak. Seorang
penyimak akan memberikan respon efektif apabila dia memiliki sensori
yang memadai, ketertarikan, kemampuan menafsirkan pesan, hasrat, dan
kemampuan menghubung-hubungkan. Wujud respon itu bermacam-macam,
dapat berbentuk anggukan atau gelengan kepala, kerutan dahi, sikap tidak
setuju, atau bahkan berbentuk tindakan atau perubahan tingkah laku.
5. Menyimak sebagai Pengalaman Kreatif
Menyimak bukan sekedar pemerolehan pengalaman secara pasif dan bukan
keterampilan reseptif belaka. Menyimak merupakan keterampilan kreatif.
Dalam menyimak, mula-mula seseorang menangkap bunyi-bunyi yang
tertangkap oleh alat pendengarnya, menangkap kata-kata mentah,
menyusunnya, menyusun bunyi yang bergelombang dan kata-kata mentah
tersebut. Menyimak kreatif ini bersangkutan secara total terhadap
pengalaman seseorang yang diwarnai kesenangan, kesukaran, dan kepuasan.

C. Karakteristik Keterampilan Menyimak


            Menyimak merupakan keterampilan berbahasa reseptif lisan. Berbeda dengan
membaca yang bersifat reseptif tulis, media lisan bersifat fana, begitu terdengar
langsung musnah. Sebaliknya materi membaca dapat dilihat, diamati, dan dibaca
berulang kali.
            Dalam menyimak, unit organisasi bahasa yang dapat ditangkap oleh seorang
penyimak dalam satu unit waktu terbatas pada klausa (Machfudz, 2000). Hal ini
disebabkan materi bahasa lisan bersifat fana, begitu terdengar langsung musnah. Ini
berbeda dengan kegiatan membaca yang materinya berupa bahasa tulis. Unit organisasi
bahasa yang bisa ditangkap oleh seorang pembaca dalam satu satuan waktu terhadap
konsep adalah kalimat. Oleh karena itu, dalam menyimak sangat diperlukan
kemampuan menyimak pesan secara tepat pada waktu yang tepat. Dengan memahami
karakteristik menyimak yang demikian, materi simakan hendaknya bukan wacana yang
panjang.
            Pemahaman terhadap teks lisan dapat dipermudah dengan adanya karakteristik-
karakteristik tertentu dari bahasa lisan seperti keraguan dalam berbicara, perulangan,
parafrase, menyampaikan maksud dalam unit-unit klausa, dan bukan dalam bentuk
kalimat utuh, dan juga dibantu dengan isyarat-isyarat ekstralinguistik seperti gerak
tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi
wajah, dan isyarat-isyarat situasional (Joiner dalam Mujianto dan Gatut, 2010).
Pendengar juga dapat meminta penjelasan, meminta mitra bicaranya untuk menjelaskan
atau mengulang informasi untuk memfasilitasi pemahamannya terhadap bahasa lisan
yang dilisankan mitra tuturnya apabila memungkinkan.
            Coakley dan Wolvin (dalam Mujianto dan Gatut, 2010) menunjukkan dalam
menyimak bahasa pertama, sebanyak 93% dari total makna yang ada dalam sebuah
pesan didapatkan dari isyarat-isyarat visual, seperti ekspresi wajah, postur, gerak tubuh
dan penampilan dari penutur. Untuk model bahasa lisan bebas tetapi terencana didapati
bahwa pemahaman terhadap bahasa lisan yang diproduksi secara bebas dan terencana
ini memiliki banyak kesamaan ciri dengan pemahaman terhadap bahasa bebas spontan,
tetapi ada penekanan yang lebih besar untuk menyampaikan topik tertentu, seperti
misalnya kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan kondisi sosial. Percakapan secara bebas
terencana ini dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan berbagai macam fungsi
bahasa (meminta informasi, mengungkapkan pendapat pribadi, menyatakan sesuatu,
mengevaluasi sesuatu).
            Dari segi proses, urutan menyimak dimulai dengan menyerap rentetan bunyi
bahasa melalui telinga. Melalui saraf sentrifugal, rentetan bunyi bahasa tersebut
diteruskan menuju otakmenuju otak pada bagian yang disebut ”perangkat ingatan
jangka pendek” untuk diproses dan dianalisis. Alat itu adalah pengetahuan bahasa dan
perangkat budayanya. Apabila pemrosesan atas rentetan bunyi bahasa (unsur-unsur
bahasa: gejala fonetik, kosakata, struktur) itu berhasil, berarti penyimak mengerti atau
paham akan makna pesan atau isi informasi yang terkandung dalam rentetan bunyi
bahasa tersebut. Selanjutnya, isi informasi atau pesan tadi disimpan dalam bagian otak
yang lain yang disebut ”perangkat ingatan jangka panjang”. Oleh karena itu, yang
disimpan bukan lagi rentetan bunyi bahasa atau lambang bahasa mentah, melainkan
lambang bahasa yang telah terproses menjadi konsep (Soedjiatno, 1989:73—79).

D. Tujuan Menyimak
            Secara umum, tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan informasi. Informasi
yang dimaksud dapat berupa paparan ide, gagasan, pesan komunikator. Informasi dapat
juga berupa peristiwa, fakta,data, dan pengetahuan lainnya. Informasi ini sangat penting
agar seseorang mengetahui peristiwa yang sedang menjadi perhatian banyak orang dan
kecenderungan yang sedang terjadi sehingga seseorang tidak dikatakan ketinggalan
informasi. Informasi tersebut juga sangat penting sebagai bahan untuk menganalisis
suatu persoalan maupun untuk mendapatkan ide. Seringkali melalui kegiatan
menyimak, seseorang memiliki ide untuk ditulis.
Tujuan menyimak untuk mendapatkan informasi tersebut sangat kental pada
kegiatan menyimak berita, menyimak ceramah, menyimak khutbah, menyimak dialog,
menyimak wawancara, dan menyimak pidato.  Selain untuk mendapatkan informasi,
menyimak juga memiliki tujuan-tujuan yang khas sesuai karakteristik wacana lisan yang
disimak dan orientasi penyimaknya.
Tujuan menyimak sekunder tersebut misalnya untuk mendapatkan hiburan.
Menyimak untuk mendapatkan hiburan terjadi pada kegiatan menyimak lawak, drama,
atau dongeng. Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan rekreatif. Hampir sama dengan
tujuan ini adalah menyimak untuk mengapresiasi. Misalnya seorang menyimak
pembacaan puisi atau nyanyian untuk mendapatkan kenikmatan melalui bait-bait puisi
yang dibacakan atau dinyanyikan. Tujuan apresiatif ini dapat bergeser menjadi
menyimak evaluatif apabila penyimak mendengarkan lagu dengan tujuan
menganalisiskemenarikan atau kekhasannya.

E. Unsur-unsur Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat
bergantung kepada berhagai unsur dasar yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan
unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan tirnbulnya komunikasi dalam
menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur
yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah pembicara, penyimak, bahan simakan,
dan bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur.
1. Pembicara sebagai sumber pesan
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang
berupa infomasi yang dibutuh.kan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan,
pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang
menerima pesan (penyimak). Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering
melakukan kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan
kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang
disampaikan pembicara kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah scbagai
berikut:
a) Meninjau Kembali Bahan Simakan (Reviu)
Kegiatan meninjau kembali bahan simakan merupakan salah satu ciri penyimak
kritis. Pada kegiatan ini, penyimak mencermati kembali bahan simakan yang
telah diterima melalui catatan seperti: topik, tema, dan gagasan lain yang
menunjang pesan yang disampaikan pembicara. Di samping itu penyimak dapat
memprediksi berdasarkan pesan-pesan yang telah disampaikan pembicara.
b) Menganalisis Bahan Simakan
Pada dasarnya menyimak ialah menerima pesan, namun dalam kenyataannya
seorang penyimak tidak hanya menerima pesan begitu saja, ia juga berusaha
untuk menganalisis pesan yang telah diterimanya itu. Kegiatan analisis ini
dilakukan untuk membedakan ide pokok, ide bawahan, dan ide penunjang.
c) Mengevaluasi Bahan simakan
Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah mengevaluasi hasil simakan. Langkah
ini dapat dilakukan dengan cara:
1) Kekuatan Bukti Untuk membenarkan pernyataan pembicara, penyimak
harus mengevaluasi bukti-bukti yang  dikatakan pembicara. Jika bukti-bukti itu
cukup kuat, apa yang dikatakan pembicara itu benar.
2) Validitas Alasan Jika pernyataan pembicara diikuti dengan alasan-alasan
yang kuat,  terpercaya. dan logis, dapat dikatakan bah wa alasan itu validitasnya
tinggi.
3) Kebenaran Tujuan Penyimak hurus mampu menemukan tujuan pembicara. Di
samping itu, ia juga harus  mampu membedakan penjelasan dengan keterangan
inti, sikap subjektif dengan sikap objektif. Setelah itu ia akan mampu mencari
tujuan pembicaraan (berupa pesan).
2. Penyimak sebagai penerima pesan
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu,
penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak
dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu rnendapatkan pesan pembicara
secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh pengetahuan dan
pengalamannya. Kamidjan (2001:6) menyatakan bahwa penyimak yang baik ialah
penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
a) Sikap Objektif
Yang dimaksud dengan sikap objektif adalah pandanagan penyimak terhadap
simakan.  Jika bahan simakan ini baik, ia akan menyatakan baik. Demikian pula
sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar
kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana, dan
prasarana.
b) Sikap Kooperatif
Sikap kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara
untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap vang bermusuhan atau
bertentangan dengan pemhicara akan menimbulkan kegagalan dalam menyimak.
Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak tidak akan mendapatkan pesan dari
pembicara. Sikap yang baik ialah sikap berkoperatif dengan pembicara.
3. Bahan simakan atau pembicaraan sebagai unsure konsep
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama
dalam menyima. Yang dimaksud dengan bahan simakan adalah pesan yang
disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep,
gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan
dengan baik, maka pesdan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang
mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam berkomunikasi. Untuk menghindari
kegagalan, perlu dikaji ulang bahan simakan dengan cara berikut:
a) Menyimak Tujuan Pembicara
Langkah pertarna penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak ialah mencari
tujuan pembicara. Jika hal itu telah dicapai, ia akan lebih gampang untuk
mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu tidak ditemukan, ia .akan mengalami
kesulitan. Tujuan yang akan dicapai penyimak ialah untuk mendapatkan fakta,
mendapatkan inspirasi, menganalisis gagasan pembicara. mengevaluasi, dan
mencari hiburan.
b) Menyimak Urutan Pembicaraan
Seorang penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan. Hal itu
dilakukan untuk memudahkan penyimak mencari pesan pembicara. Walaupun
pembicara berkata agak cepat. penyimak dapat mengikuti dengan hati-hati agar
mendapatkan gambaran tentang urutan penyajian bahan. Urutan penyajian terdiri
atas tiga komponen, yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Pada bagian pembukaan
lingkup permasalahan yang akan dibahas. Bagian isi terdiri atas uraian panjang
lebar permasalahan yang dikemukakan pada bagian pendahuluan. Pada bagian
penutup berisi simpulan hasil pembahasan.
c) Menyimak Topik Utama Pembicaraan
Topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan. dibahas, dianalisis selama
pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui topik utama, penyimak
memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam komunikasi tersebut.
Penyimak satu profesi dengan pembicara, ia tidak akan kesulitan untuk menerka
topik utama. Sebuah topik utama memiliki ciri-ciri: menarik perhatian
penyimak, bermanfaat bagi penyimak, dan akrab dengan penyimak.
d) Menyimak Topik Bawahan
Setelah penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya ialah mencari
topik-topik bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama itu
menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu dilakukan agar pesan yang
disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh penyimak. Penyimak dapat
mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon besar, topik bawahan
ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang telah
mengetahui topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik
bawahannya.
e) Menyimak Akhir Pembicaraan
Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran.
Jika pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah
mencermati rangkuman yang telah disampaikan pembicara tersebut. Jika
pembicara menyampaikan simpulan, maka penyimak mencocokkan catatannya
dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati
juga tentang simpulan yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara
dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus
memperhatikan himbuan itu secara cermat dan teliti.
4. Bahasa lisan sebagai media
Bahasa lisan (primer) merupakan media yang dipakai untuk menyimak. Pembicara
menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahasa lisan merupakan tuturan yang
disampaikan pembicara dan ditangkap penyimak melalui alat pendengaran. Untuk
menyampaikan gagasan, pembicara dapat memilih kata-kata., kalirnat, lagu, gaya
yang paling tepat untuk mewadahi gagasan, agar ia dapat menyampaikan gagasan.
Unsur bahasa lisan yang dipergunakan dalam berkomunikasi ada dua macam. yaitu
aspek linguistik dan nonlinguitik. Aspek linguistik ialah kata-kata, frase, kalimat
yang diucapkan pembicara kepada penyimak. Aspek nonlinguistik sering disebut
dengan istilah kinestetik. Aspek itu merupakan alat konunikasi yang dapat
membantu aspek  linguistik. Tujuannya agar gagasan tersebut dapat dengan mudah
diterima penyimak. Adapun aspek nonlinguistik tersebut dapat berupa:
a) Anggukan kepala, artinya menyatakan setuju,
b) Acungan ibu jari, artinya menyatakan pujian,
c) Gelengan kepala, artinya menyatakan tidak setuju,
d) Gerakan alis ke atas. artinya tanda kurang setuju atau kurang benar,
e) Membungkukkan badan, artinya tanda menghormati dan lain sebagainya

Aspek kinestetik dapat membantu untuk memperjelas kalimat-kalimat yang


diucapkan pembicara. Aspek kinestetik sangat bermanfaat bagi penyimak. Penyimak
harus mengerti dan memahami bentuk-bentuk linguistik dan nonlinguistik dalam
berkomunikasi lisan, agar mereka dapat menyerap makna komunikasi tersebut dan
dapat menangkap pesan yang disampaikan pembicara.  
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Menyimak merupakan suatu proses mengorganisir apa-apa yang didengar dan
menetapkan unit-unit verbal yang berkoresponden sehingga dapat ditangkap makna
tetentu dari apa yang didengar.
Hakikat menyimak dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu menyimak sebagai
alat,menyimak sebagai keterampilan, menyimak sebagai proses, menyimak sebagai
respon, dan menyimak sebagai pengalaman kreatif.
Terdapat karakteristik-karakteristik tertentu dari bahasa lisan seperti keraguan
dalam berbicara, perulangan, parafrase, menyampaikan maksud dalam unit-unit klausa,
dan bukan dalam bentuk kalimat utuh, dan juga dibantu dengan isyarat-isyarat
ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat ekstralinguistik
seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat situasional (Joiner dalam
Mujianto dan Gatut, 2010).
Secara umum, tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan informasi. Informasi
yang dimaksud dapat berupa paparan ide, gagasan, pesan komunikator. Informasi dapat
juga berupa peristiwa, fakta,data, dan pengetahuan lainnya. Informasi ini sangat penting
agar seseorang mengetahui peristiwa yang sedang menjadi perhatian banyak orang dan
kecenderungan yang sedang terjadi sehingga seseorang tidak dikatakan ketinggalan
informasi.

B. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini.Jadi,agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi mahasiswa atau pembaca,maka penulis harapkan kritik yang
membangun dari anda sekalian, untuk penulis lebih bisa baik dan sempurna lagi dalam
pembuatan makalah ini selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan,Henry Guntur.1986.Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa.Bandung:FKSS-IKIP
Faradisa, R. (2009). Pengertian Menyimak. Diakses pada 27 Oktober 2022, dari
http://reysafara.blogspot.com/2011/06/pengertian-menyimak.html
Look, M. (2012). Keterampilan dasar dalam menyimak. Diakses pada 27 Oktober 2022, dari
https://rinastkip.wordpress.com/2012/11/14/bahan-kuliah-makalah-keterampilan-dasar-
dalam-menyimak-2/

Anda mungkin juga menyukai