id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Keterampilan Menyimak Cerita Anak
a. Pengertian Keterampilan Menyimak
Keterampilan merupakan tujuan utama dari proses pembelajaran.
Keterampilan juga menjadi alasan mengapa manusia belajar secara terus
menerus, karena pada dasarnya seorang manusia belajar untuk bisa terampil.
Keterampilan inilah yang digunakan oleh manusia untuk melanjutkan
kehidupan.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat empat keterampilan
berbahasa yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Begitu juga
dengan keterampilan menyimak yang tidak dapat dipisahkan dari ketiga
keterampilan berbahasa lainnya yaitu keterampilan berbicara, membaca, dan
menulis. Keempat keterampilan berbahasa ini saling berkaitan erat dan saling
mempengaruhi. Menyimak merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan
informasi dari yang disampaikan oleh pembicara.
Keterampilan pada dasarnya sama artinya denga kecekatan. Dalam
kehidupan sehari-hari keterampilan sering dikaitkan dengan kecepatan
seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas. Pendapat ini sesuai
dengan pendapat Soemarjadi, dkk (2001: 2) yang menyatakan bahwa
“keterampilan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan cepat
dan benar”. Jadi, siswa akan dapat dikatakan memiliki keterampilan apabila
siswa tersebut bisa menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat dan tepat.
Jika siswa melakukan tugas atau pekerjaan dengan cepat tetapi salah, maka
siswa tersebut tidak bisa dikatakan terampil. Begitu juga dengan siswa yang
dapat melakukan tugas atau pekerjaan dengan benar tetapi lambat tidak bisa
dikatakan terampil. Sedangkan menurut Syah (2009: 117) keterampilan ialah
kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
same as comprehending its meaning, hearing a sound is not is not the same as
understanding what is being said.” (Brown, 2004). Developing Positive
Listening Skills, School Library Journal, Vol. 50 No. 4 April 2004 page 72)
10
11
12
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa tujuan menyimak antara lain untuk mendapatkan
informasi atau pesan dari bahan simakan yang telah disimak. Selain itu, jika
sudah memahami bahan simakan, maka tujuan selanjutnya yaitu untuk
mengevaluasi, mengasah kreatifitas, mengapresiasi, mengomunikasikan ide,
dan untuk memecahkan masalah.
e. Urgensi Keterampilan Menyimak
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat empat keterampilan
berbahasa yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis.
Dari keempat jenis keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan
menyimak merupakan keterampilan yang perlu mendapat banyak perhatian,
karena keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang menjadi dasar
keterampilan berbahasa lain yang harus bisa dikuasai pertama kali oleh
seseorang. Sesuai dengan pendapat Tarigan (2008 : 2) yang menyatakan bahwa
mula-mula pada masa kecil anak belajar menyimak bahasa kemudian
berbicara, sesudah itu anak belajar membaca dan menulis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
14
15
16
Jadi penilaian menyimak terdiri dari empat tingkatan yaitu tes menyimak
ingatan, pemahaman, penerapan dan analisis. Dalam penelitian ini
menggunakan penilaian tes jenis menyimak pemahaman, karena sesuai dengan
commit to user
kemampuan siswa Kelas V SD pada umumnya. Sedangkan untuk bentuk tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
dapat berupa isian singkat ataupun uraian tentang materi yang telah
disimaknya.
Penilaian keterampilan menyimak yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penilaian keterampilan menyimak secara tertulis dari Nurgiyantoro
(2013: 367), yaitu meliputi: 1) pemahaman isi teks, 2) pemahaman detil isi
teks, 3) ketepatan organisasi tes, 4) ketepatan diksi, 5) ketepatan struktur
kalimat, 6) ejaan dan tata tulis, serta 7) kebermaknaan penuturan.
i. Pengertian Cerita Anak
Sastra terbagi menjadi dua jenis, yaitu prosa dan puisi. Cerita merupakan
salah satu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa dan tidak terikat pada
aturan bait maupun rima seperti halnya puisi dan pantun.
Cerita anak juga merupakan salah satu bentuk sastra anak. Sastra anak
adalah sastra yang secara emosionanl psikologis dapat ditanggapi dan dipahami
oleh anak, dan itu pada umumnya berangkat dari fakta yang konkret dan
mudah diimajinasikan. (Nurgiyantoro, 2005: 6). Sastra anak dapat berkisah
tentang apa saja, bahkan yang menurut ukuran dewasa tidak masuk akal.
Misalnya kisah binatang yang dapat berbicara, bertingkah laku, berpikir, dan
berperasaan layaknya manusia. Imajinasi dan emosi anak dapat menerima
cerita semacam itu secara wajar dan memang begitulah seharusnya menurut
jangkauan pemahaman anak.
Sejalan dengan pendapat di atas, Sarumpaet (2002) cerita anak adalah
cerita yang ditulis untuk anak, yang berbicara mengenai kehidupan anak
dan sekitarnya yang mempengaruhi anak, dan tulisan itu hanyalah dapat
dinikmati oleh anak dengan bantuan dan pengarahan orang dewasa.
Sedangkan Departemen Pendidikan Nasionl dalam modulnya yang berjudul
“Mengenal Cerita Anak” menyatakan bahwa, cerita anak adalah karangan yang
menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang; kejadian dan
sebagainya, yang merupakan rekaan belaka, bersifat imajinatif dan fiktif.
Selain pendapat tersebut, Hardjana HP mengemukakan bahwa cerita anak atau
cerita anak-anak adalah cerita yang ditujukan untuk anak-anak, dan bukan
cerita tentang anak (2011: 2) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita anak
adalah salah satu jenis sastra anak yang menuturkan tentang kehidupan anak
dan sekitarnya serta bersifat imajinatif dan fiktif yang hanya dapat dinikmati
oleh anak dengan didampingi orang dewasa.
Demikian ciri-ciri cerita anak menurut ahli. Selain ciri di atas, hal yang
membuat cerita anak berbeda dengan cerita dewasa adalah cerita anak memiliki
sifat yang fiktif dan imajinatif yang disesuaikan dengan perkembangan anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
20
21
22
23
8. Penutup.
24
25
26
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan menyimak
cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri 02 Klodran tahun ajaran 2013/2014
masih menunjukkan hasil yang rendah.
Pada kondisi awal pembelajaran yang digunakan oleh guru masih
pembelajaran yang bersifat konvensional. Pusat pembelajaran adalah guru
(Teacher Centered Learning), sehingga siswa masih belum memiliki
pengalaman belajar, hasilnya pembelajaran yang bermakna pun tidak dapat
tercapai. Selain itu, guru juga kurang dalam memberikan umban balik tentang
cerita anak yang telah disimak untuk mengetahui tingkat keterampilan
menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri 02 Klodran tahun ajaran
2013/2014. Hal ini yang membuat siswa merasa bosan dan cenderung tidak
fokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung, karena jika siswa sudah
merasa bosan, siswa akan mencari kegiatan lain untuk mengatasi rasa bosan
tersebut. Selain itu, siswa juga menjadi pasif dalam kegiatan pembelajaran,
karena siswa kurang memiliki pengalaman belajar tentang apa yang baru saja
disampaikan oleh guru, sehingga kualitas pembelajaran menyimak siswa kelas
V SD Negeri 02 Klodran masih rendah. Siswa yang nilainya mampu mencapai
KKM hanya sejumlah 7 anak.
Berdasarkan kondisi awal tersebut, maka tindakan peneliti adalah
mencari alternatif yang tepat untuk mengatasi permasalahan pada pembelajaran
tersebut. Alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
commitmenggunakan
pembelajara tersebut adalah dengan to user metode pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
tepat dan dapat menarik perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung. Metode yang tepat untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
menggunakan metode Cooperative Script. Cooperative Script adalah metode
pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara berpasangan, dalam setiap
pasangan nantinya setiap anggota akan mendapat peran yang sama secara
bergantian, yaitu sebagai pembaca dan sebagai pendengar. Dalam
pelaksanannya, penelitian ini memerlukan kolaborasi antara guru kelas dengan
dan peneliti, metode Cooperative Script diterapkan pada siklus I dan siklus II
melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam
penelitian ini peneliti menetapkan indikator ketercapaian klasikal sebesar 85 %.
Dengan penerapan metode Cooperative Script diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD
Negeri 02 Klodran, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar tahun
ajaran 2013/2014.
Sejalan dengan judul penelitian ini, hubungan antarvariabel penerapan
metode Cooperative Script dengan peningkatan keterampilan menyimak cerita
anak pada siswa kelas V SD Negeri 02 Klodran tahun ajaran 2013/2014 secara
sederhana dapat dibuat kerangka berpikir sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
Guru Siklus I
menggunakan
metode 1. Perencanaan
Tindakan Cooperative Script 2. Tindakan
dalam pembelajara 3. Observasi
pembelajaran
menyimak cerita anak 4. Refleksi
menyimak cerita
anak
Siklus II
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “ Penggunaan
metode Cooperative Script dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita
anak pada siswa kelas V SD Negeri 02 Klodran Kecamatan Colomadu
Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014.”
commit to user