MENYIMAK
Oleh :
PENDIDIKAN MATEMATIKA
CIREBON
2018
MENYIMAK
A. DEFINISI MENYIMAK
Menyimak merupakan suatu proses. Sebagai sebuah proses, peristiwa
menyimak diawali dengan kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara langsung atau
tidak langsung. Dengan kata lain, menyimak merupakan suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai dan
mereaksi atas makna yang terkandung di dalam wacana lisan.
Menyimak didefinisikan oleh Tarigan (1987:28) sebagai suatu proses, yaitu
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan
serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan.
Menyimak berbeda dengan mendengar. Amin Ahsin (1981:3) dalam
makalahnya menjelaskan pengertian kedua istilah tersebut sebagai berikut.
“Mendengar dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan bunyi yang datang
dari luar tanpa banyak memperhatikan makna bunyinya, sedangkan menyimak atau
mendengarkan dipandangkan sebagai kegiatan mental yang lebih aktif daripada
mendengar”.
Berdasarkan tujuan bahasa, menyimak dapat dibagi atas 2 kategori, yakni
monolog dan dialog. Pada monolog, kita melihat ada sesuatu sifat yang direncanakan
(planed) dan yang tidak direncanakan (unplanned). Sedangkan pada dialog muncul
sifat interpersonal dan transaksional yang terdiri atas sub-kategori familiar dan non
familiar.
B. TUJUAN MENYIMAK
Menurut Hunt (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008:59)
Memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi
Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif
Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal
Agar dapat memberikan responsi yang tepat
C. TAHAP-TAHAP MENYIMAK
Berikut ini 12 tahapan kegiatan menyimak, diantaranya :
1. Mendengar
2. Mengenangkan
3. Memperhatikan
4. Membentuk imajinasi
5. Mencari simpanan masalalu dalam gagasan
6. Membandingkan
7. Menguji isyarat-isyarat
8. Mengodekan kembali
9. Mendapatkan makna
10. Memasukan ke dalam pikiran di saat-saat mendengarkan atau menyimak
11. Menginterpretasikan sesuatu yang disimak
12. Menirukan dalam pikiran
Morris (1964: 701 -702) membagi proses menyimak menjadi 5 tahap sebagai berikut.
1. Tahap Mendengar
Pada tahap ini penyimak baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh
pembicara dalam ujaran-ujaran atau pembicaraannya.
2. Tahap Memahami
Setelah ujaran-ujaran masuk ke telinga, penyimak berusaha untuk memahami isi
ujaran atau pembicaraan dengan cara mengolah bunyi-bunyi bahasa menjadi satuan
bahasa yang bermakna.
3. Tahap Menginterpretasi
Setelah penyimak memahami makna ujaran pembicara, penyimak berusaha untuk
menafsirkan isi atau maksud pembicaraan. Apakah ujaran bermakna tersurat atau
ada makna tersirat di balik ujaran-ujarannya. Jelasnya penyimak mengerti makna
dan maksud yang terkandung dalam pembicaraan tersebut
4. Tahap Mengevaluasi
Tahap menginterpretasi atau menafsirkan dilanjutkan dengan tahap menilai atau
mengevaluasi. Penyimak yang baik tidak asal menerima apa-apa yang disimaknya,
tetapi dia akan menilai di mana keunggulan dan kelemahan, kebaikan, dan
kekurangan sang pembicara sehingga pesan, gagasan, atau pendapat pembicara
dianggapnya pantas untuk diterima atau harus ditolaknya. 1.20 menyimak
5. Tahap Menanggapi
Tahap menanggapi merupakan tahap yang berada pada tingkat yang lebih tinggi.
Di sini, penyimak mulai menggunakan kesempatan untuk berganti peran dengan
pembicara. Pada tahap ini, penyimak mengungkapkan hasil akhir dari kegiatan
menyimaknya. Penyimak akan mengatakan setuju atau tidak setuju atas isi
pembicaraan yang diujarkan pembicara.
D. RAGAM MENYIMAK
Dalam menyimak terbagi ke dalam 2 ragam, yaitu :
1. Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu
ujaran. Dalam menyimak ekstensif ini, penyimak hanya menyimak bagian-bagian
yang penting saja, secara umum, sepintas, dan garis-garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif dibagi beberapa jenis, diantaranya: menyimak sosial,
menyimak sekunder, menyimak ekstetik, menyimak pasif.
a. Menyimak Sosial
Menyimak social dapat diartikan sebagai menyimak secara kebetulan.
Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak social paling
sedikit mencakup dua hal, yaitu:
1. Menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian terhadap
percakapan atau obrolan dalam situasi-situasi sosial dengan satu
maksud.
2. Menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dan
menyimak dalam proses komunikasi tersebut.
(Anderson dalam Tarigan, 2013:41).
b. Menyimak Sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan
secara ekstensif. Atau dapat dikatakan sebagai jenis kegiatan menyimak yang
dilakukan pada saat atau bersamaan dengan kegiatan lain.
c. Menyimak Estetik
Menyimak estetik ataupun yang disebut menyimak apresiatif adalah fase
terakhir dan kegiatan termasuk ke dalam menyimak secara kebetulan dan
menyimak secara estetik, mencakup :
1. Menyimak music, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio dan
rekaman.
2. Menikmati cerita, puisi, teka-teki, gemerincing irama, dan lakon-lakon
yang dibacakan atau diceritakan oleh guru, siswa, atau actor ( Dawson
dalam Tarigan, 2013:41)
d. Menyimak Pasif
Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang
biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti,
tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai suatu
bahasa.
Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, mendengarkan seseorang yang
mendengarkan bahasa daerah sebagai bahasa pertama mereka kemudian dia
mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan
bahasa daerah ini dilakukan sebagai hasil dari menyimak pasif.
2. Menyimak intensif
a. Menyimak kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-
sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif. Menyimak kritis juga
dapat diartikan kegiatan menyimak yang dilakukan secara kritis, di dalamnya
terlihat adanya kehadiran prasangka yang berperan sebagai pijakan dalam
mengamati ketidaktelitian yang dilakukan pembicara dalam menyampaikan
data dan fakta yang memperkuat ide atau gagasannya. Menyimak dengan
cara ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang akurat tentang sesuatu
sehingga menghasilkan satu kesimpulan.
b. Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif atau disebut juga menyimak sejenis telaah adalah
kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk
memperolah pemahaman yang baik terhadap informasi yang dituju.
c. Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif ialah menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan
daya imajinaasi dan kreativitas pembelajar.
d. Menyimak Eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru.
e. Menyimak Interogatif
Menyimak interogatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh
informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan
kepada pemeroleh informasi tersebut.
f. Menyimak Selektif
Menyimak selektif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif
dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi
homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa
yang dipelajarinya.
E. METODE MENYIMAK
Metode Menyimak Untuk meningkatkan keterampilan menyimak, maka diperlukan
metodemetode yang tepat. Adapun metode-metode pembelajaran menyimak antara
lain:
a. Simak tulis
Dalam teknik ini, guru membacakan atau memperdengarkan sebuah wacana
singkat (diperdengarkan cukup satu kali). Siswa mendengarkan dengan baik.
b. Simak terka
Guru mempersiapkan deskripsi tentang suatu benda tanpa menyebutkan nama
benda tersebut. Deskripsi itu dibacakan guru, siswa mendengarkan dengan baik
kemudian siswa diminta menerka benda tersebut.
c. Simak cerita
Guru mempersiapkan sebuah cerita yang menarik, kemudian membacakan cerita
tersebut. Siswa mendengarkan dengan baik cerita yang dibacakan guru, kemudian
siswa diminta menceritakan kembali cerita tersebut dengan katakatanya sendiri.
d. Bisik berantai
Bisik berantai ini dapat digunakan untuk menguji kemampuan daya simak siswa
dan kemampuan untuk menyimpan dan menyampaikan pesan kepada orang lain.
Bisik berantai ini dapat dilakukan secara berkelompok. Pertamatama guru
membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa yang bersangkutan diminta
untuk membisikkan kepada siswa yang kedua dan 27 seterusnya, siswa terakhir
yang menerima pesan menuliskan pesan yang diterima di papan tulis atau
mengucapkan pesan tadi dengan nyaring di hadapan teman sekelas.
g. Merangkum
Mendengarkan bahan simakan yang agak panjang dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Salah satu caranya adalah melalui merangkum. Merangkum berarti
merangkum bahan yang panjang menjadi sesedikit mungkin. Namun, kalimat yang
singkat tersebut dapat mewakili kalimat yang panjang.
h. Parafrase
Suatu cara yang digunakan orang dalam memahami isi puisi yaitu dengan cara
mengartikan isi puisi dengan kata-kata sendiri dalam bentuk prosa. Siswa
mendengarkan puisi yang dibacakan oleh guru. Setelah selesai, siswa mengartikan
kembali isi puisi dalam bentuk prosa. 28
i. Menjawab pertanyaan
Cara lain untuk mengajarkan menyimak yang efektif ialah dengan menjawab
pertanyaan apa, siapa, mengapa, di mana, dan bagaimana yang diajukan sesuai
dengan bahan simakan.
Daftar Pustaka