Anda di halaman 1dari 14

1.

HAKIKAT MENYIMAK, PENGERTIAN MENYIMAK


DAN TUJUAN MENYIMAK

A.      HAKEKAT MENYIMAK


            Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
            Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang
disimaknya. Menyimak juga mempelancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik
daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan
yang disimaknya.
            Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro
dan Hartono (2003:1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya
rangsangan bunyi oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan
sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar
yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu
menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak intensitas
perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan lagi.
           
B.       PENGERTIAN MENYIMAK
Beberapa pengertian menyimak dari berbagai pendapat para ahli yaitu :
1.      Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa Menyimak merupakan suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2.      Anderson (dalam Tarigan 1994:28) Menyimak adalah proses besar mendegarkan, mengenal,
serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak dapat pula bermakna
mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell;
Anderson dalam Tarigan 1994:28).
3.      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menyimak (Mendengar,memperhatikan)
mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi
maka alat pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita
mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan
tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik
perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap
pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran
4.      Russel, Menyimak be rmakna memdengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta
apresiasi. (Russell 1959)
5.      Akhadiah (dalam Sutari, dkk. 1998:19) ialah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna
yang terkandung di dalamnya. Kemampuan menyimak dapat diartikan pula sebagai
koordinasi komponen–komponen kemampuan baik kemampuan mempersepsi, menganalisis
maupun menyintesis
6.      Tarigan (1991:4) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas
makna yang terkandung di dalamnya.
7.      Underwood, Menyimak ialah kegiatan mendengar atau memperhatikan baik – baik apa yang
diucapan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar.
8.      Sabarti, Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di
dalamnya
9.      Baver, Menyimak adalah kemampuan seseoarang untuk menyimpulkan makna suatu wacana
lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata.
10.  Urbana,  Menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai kedalam pikiran.
11.  Djago Tarigan, Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang mencakup
kegiatan mendengar dari bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna
yang terkandung dalam bahan simakan. Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar,
mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada peristiwa menyimak ada unsur
kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan penuh perhatian dan minat. 
12.  Menurut  Drs. Hanapi Natasasmita, Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat
pada objek yang disimak.

            Jadi, Kesimpulannya Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi
baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta
interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang
diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi
tersebut.
C.      TUJUAN MENYIMAK
            Tujuan utama  dari menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan,
ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
1)      Mendapatkan Fakta
            Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan
fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya
mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah,
percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja,
sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan
mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui
kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan
eksperimen.
2)      Menganalisis Fakta
            Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan
antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan
pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang
yang relevan.
3)      Mengevaluasi Fakta
            Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang
disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan
seperti antara lain :
a.       Benarkah fakta yang diajukan?
b.      Relevankah fakta yang diajukan?
c.       Akuratkah fakta yang disampaikan?
                        Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan,
pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima.
4)      Mendapatkan Inspirasi
            Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu,
bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain
semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak
memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat,
atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat
mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan
yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan,
orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
5)      Menghibur Diri
            Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau
percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan
jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah
mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu,
misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton
pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
6)      Meningkatkan Kemampuan Berbicara
            Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam
hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
a.       Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
b.      Cara penyampaian bahan pembicaraan
c.       Cara memikat perhatian pendengar
d.      Cara mengarahkan perhatian pendengar
e.       Cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
f.       Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
                        Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan.
Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan
berbicara.
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain
sebagai berikut :

1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan
pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang
diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak
dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-
tak logis, dan lain-lain).
4. Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si
penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu
(pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan
perdebatan).
5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan
maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan,
maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan
tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi
yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti.
Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang
asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang
pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
8. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan;
dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.

            Tarigan (dalam Sutari, dkk. 1997:117–118) mengemukakan beberapa alasan


yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu:
a.       Pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah.
b.      Teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak belum banyak diungkapkan.
c.       Pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu masih minim.
d.      Buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran menyimak sangat langka.
e.       Guru-guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran
menyimak.
f.       Bahan pengajaran menyimak sangat kurang.
g.      Guru-guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran menyimak.
h.      Jumlah murid per kelas terlalu besar.
2

Pengertian, Fungsi, Tujuan, Peran dan


Proses Menyimak

Pengertian, Fungsi, Tujuan, Peran dan Proses Menyimak

a.       Pengertian Menyimak

Berikut ini terdapat beberapa pengertian menyimak yang dikemukakan oleh para ahli.

1.      Menurut H. G. Tarigan
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan.
2.      Menurut  Anderson
Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan
lambing-lambang lisan.
3.      Menurut  Russel&Russel 1959
Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi
4.      Menurut  Drs. Hanapi Natasasmita
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak
5.      Menurut Djago Tarigan
Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar
dari bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung
dalam bahan simakan
6.      Hakikat Menyimak
Hakikat menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan karena itu dapat
disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami atau menghayati
pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
b.      Fungsi Menyimak
Berikut ini terdapat beberapa fungsi dalam melaksanakan kegiatan menyimak.
1.      Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif
2.      Memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut pautnya dengan pekerjaan atau
profesi
3.      Dapat memberikan respon yang tepat
4.      Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal
c.       Tujuan Menyimak
         Menurut H.G. Tarigan
1.      Menyimak untuk belajar
2.      Menyimak untuk  Menikmati keindahan audial
3.      Menyimak untuk  Mengevaluasi
4.      Menyimak untuk  Mengapresiasi materi simakan
5.      Menyimak untuk  Mengkomunikasikan ide-ide
6.      Menyimak untuk  Membedakan bunyi-bunyi
7.      Menyimak untuk  Memecahkan masalah
8.      Menyimak untuk  Meyakinkan
         Menurut Bunga Ayesha dalam modul hakikat menyimak
1.      Mendapatkan fakta
2.      Mengevaluasi fakta
3.      Menganalisis fakta
4.      Mendapatkan inspirasi
5.      Menghibur diri
6.      Meningkatkan kemampuan berbicara
d.      Peran Menyimak
1.      Landasan belajar berbahasa
2.      Penunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis
3.      Pelancar komunikasi lisan
4.      Penambah informasi
e.       Proses Menyimak
1.      Tahap mendengar (hearing)
2.      Tahap memahami (understanding)
3.      Tahap menginterpretasi (interpreting)
4.      Tahap mengevaluasi (evaluating)
5.      Tahap menanggapi (responding)

Menurut Tarigan (2008: 37) terdapat dua ragam menyimak yaitu:


Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal
yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan
langsung dari seorang guru.
Ada empat jenis menyimak ekstensif yaitu:
Menyimak sosial
Menyimak sekunder
Menyimak estetik
Menyimak pasif

Menyimak intensif
Menyimak intensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih
umum serta perlu di bawah bimbingan langsung para guru, menyimak intensif diarahkan
pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap suatu hal tertentu.
Ada enam jenis menyimak intensif yaitu:
Menyimak kritis
Menyimak konsentratif
Menyimak kreatif
Menyimak eksploratif
Menyimak interogatif
Menyimak selektif

Menurut Heryadi (2008: 22) jenis-jenis menyimak yaitu:

menyimak diri sendiri yaitu aktivitas yang kita lakukan pada saat kita berbicara atau
membacakan sesuatu kepada orang lain, alat indra dengar kita aktif menyimak suara dan otak
kita aktif memahami informasi atau pesan yang sedang disampaikan kepada orang lain;
menyimak orang lain yaitu menyimak pembicaraan yang disampaikan oleh orang lain.
Sumber informasi yang disimak adalah orang yang berada di luar diri penyimak;
menyimak sosial yaitu menyimak yang terjadi dalam interaksi sosial;
menyimak estetik yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan untuk keperluan menumbuhkan
rasa senang dan kegembiraan;
menyimak apresiatif yaitu kegiatan menyimak untuk menggali nilai-nilai sebuah karya seni
dalam memahami, memaknai, sampai dengan memberi penghargaan terhadapnya;
menyimak konsentratif yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan untuk memahami secara
sempurna apa pesan yang ada dalam pembicaraan, kemudian dapat memberi respons berupa
respons tindakan atau respons verbal sesuai atau sama dengan pesan pembicaraan;
menyimak introgatif yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan untuk memberi respons dalam
bentuk pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi simakan;
menyimak kritis yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan untuk memberi argumenargumen
kritis tentang suatu masalah yang disampaikan oleh pembicara.

Tahap-tahap Menyimak
Dalam menyimak terdapat tahap-tahap menyimak. Menurut Tarigan (2008: 31) tahap-tahap
tersebut yaitu:
Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung
dalam pembicaraan mengenai dirinya.
Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat gangguan dengan adanya
selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan.
Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk
mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak.
Menyimak serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang
kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.
Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak, perhatian secara
fseksama berganti dengan keasyikan lain, hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara
yang menarik hatinya saja.
Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan yang
mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang
disampaikan sang pembicara.
Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan komentar ataupun mengajukan
pertanyaan.
Menyimak secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang
pembicara;
Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan
sang pembicara.

Baca Juga  
Pengertiandongeng, Jenis-jenisdongengdanCiri-ciridongeng 
PengertianBerbicaradanteknikberbicara di depanUmum

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENYIMAK

Ada beberapa faktor yang menentukan keefektifan serta kualitas menyimak, antara lain :

a)      Faktor fisik

b)      Faktor psikologis

c)      Faktor eksperiensial atau faktor pengalaman

A. Faktor fisik
Kondisi fisik seseorang penyimak mungkin merupakan faktor penting yang turut
menentukan keefektifan serta kualitas menyimak. Ada orang yang sukar sekali mendengar, dia
mungkin saja terganggu serta serta dibingungkan oleh upaya yang dia lakukan untuk mendengar.
Lingkungan fisik juga bertanggung jawab atas keefektifan menyimak seseorang. Ruangan yang
terlalu panas, lembab, ataupun terlalu dingin, suara atau bunyi yang mengganggu, dan lain-lain.

Di sekolah sang guru hendaklah dengan cermat dan teliti nenciptakan suatu lingkungan kelas
yang tidak mendatangkan gangguan menyimak. Lebih jauh lagi, sang guru harus membantu anak
didik nya memperoleh situasi yang menyenangkan serta cara penyajian belajar yang menarik hati,
sehingga yang mereka simak benar-benar mereka pahami.

B. Faktor psikologis
Faktor psikologis mencakup masalah-masalah:

a)      Prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara


b)      Keasyikan terhadap minat-minat pribadi serta masalah-masalah pribadi
c)      Kepicika, kurang luas pandangan
d)      Kebosanan atau tiadanya perhatian pada subyek
e)      Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap subyek, terhadap pembicara.

Dalam hal inilah guru guru harus menampilkan fungsi bimbingannya dan mencoba memperbaiki
kondisi-kondisi tersebut. Faktor-faktor psikologis mungkin pula sangat menguntungkan bagi
penyimak. Misalnya, pengalaman-pengalaman masa lalu yang menyenangkan, kepandaian beraneka
ragam, dan lain-lain.

C. Faktor pengalaman
Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam menyimak. Kosa kata
menyimak juga turut mempengaruhi kualitas menyimak. Makna-makna yang yang dipancarkan kata-
kata asing cenderung mengurangi serta menyingkirkan perhatian para siswa. Kosa kata menyimak
cenderung berada atau ketinggalan di belakang kebutuha para siswa.

Begitu banyak istilah teknis dan abstrak yabg diperkenalkan dalam pengembangan
kurikulum sehingga anak tetap dipadati dengan pengertian kata-kata yang samar dan kurang lengkap
mereka dengar dalam pelajaran-pelajaran mereka. Maka, tidak dapat disangkal bahwa sebagian
besar dari pengajaran terbang begitu saja, tiada melekat dalam otak.

D. Kebiasaan jelek dalam menyimak


Dr. Nichols mentimpulkan ada sepuluh kebiasaan jelek yang menentang atau berlawanan
dengan menyimak, antara lain:

1)      Menyimak lompat tiga (Hop-skip-and-jump listening)

Kata-kata orang berbicara dengan kecepatan kira-kira 125 kata per menit. Ada untungnya
bila berpikir pun diukur pula dalam kata-kata per detik, sebab dengan demikian ternyata kebanyakan
dari kita berpikir dengan kecepatan empat kali berbicaea tadi.

2)      Menyimak “daku dapat fakta” (I get the facts” listening)

Andaikata anda seorang penyimak yang baik, maka tentu anda menyimak ide-ide penting
saja. Sebaiknya fakta-fakta yang disodorkan, diucapkan kepada anda, pertimbangkanlah hubungan
satu dengan yang lain. Maka segera anda akan melihat dan memahami bahwa orang berbicara itu
telah menghubungkan beberapa fakta untuk membentuk suatu ide pusat.

3)      Noda-noda ketulian emosional (Emosional deaf spots)


Bagi kebanyakan kita, terdapat kata-kata dan frase-frase yang mengganggu atau
membingungkan kita secara emosional. Kata-kata dan frase-frase tersebut mengganggu
pendengaran atau penyimakan kita.

4)      Menyimak supersnsitif

Seandainya anda telah mengembangkan pendapat-pendapat atau prasangka-prasangka


yang mendalam maka seorang yang berbicara kepada anda mungkin sekali tanpa disadari secara
lisan menghina anda. Anda mencoba menginterupsi dia, anda merencanakan suatu pertanyaan yang
memalukannya, atau anda mempertimbangkan suatu tangkisan atau bantahan yang menusuk
hatinya.

5)      Menghindari penjelasan-penjelasan yang sulit

Anda akan mendapatkan diri sendiri tidak dapat luput dari menyimak suatu yang sulit, maka
usaha untuk menghindari hal itu seolah-olah tidak akan ada gunanya dan anda tidak akan dapat
menyimak secara efektif. Pemecahannya: simaklah baik-baik diskusi-diskusi mengenai subyek-
subyek yang menuntun upaya untuk mamahami, mengerti, seperti dalam komentar-komentar radio
atau diskusi-diskusi panel.

6)      Penolakan secara gegabah terhadap suatu subyek sebagai yang tidak menarik perhatian

Untuk memperbaiki kebiasaan menyimak yang jelek, disarankan kepada kita untuk
mengadakan suatu pendekatan egois, mengingat kepentingan diri sendiri. Memang mungkin saja
subyek tersebut tidak menarik perhatian, tetapi jangan dilupakan bahwa orang yang paling
membosankan sekalipun biasanya memiliki beberapa ide yang baik yang hendak disajikannya.

7)      Mengkritik cara berpidato dan penampilan fisik sesesorang pembicara

Andaikan seseorang berhenti menceritakan kepada kita suatu yang akan menguntungkan
kita. Kalau sepatunya jorok, seseorang yang bersepatu jorok, lusuh, tidak berkilat, dan berbicara pun
telor pula, maka dia tidak akan dapat berbicara banyak. Orang tersebut mungkin saja memberi kita
kunci atau jalan menuju keberhasilan hidup, tetapi sayangnya kita tidak mendengarkan, tidak
menyimaknya.

8)      Perhatian pura-pura

Kita akan jarang sekali mengelabui orang yang berbicara, karena menyimak menuntut suatu
pengeluaran tenaga yang diakui paling sedikit secara tidak sadar olehnya. Kita menipu diri sendiri
keluar dari suatu kesempatan untuk belajar dari ap yang telah dikatakan. Oleh karena itu kita lebih
baik berhenti dari kepura-puraan itu dan benar-banar menyimak yang dibicarakan oleh pembicara.

9)      Menyerah kepada gangguan


Kita hidup dalam abad yang riuh-rendah gangguan kebisingan peradaban mengelilingi kita.
Kita terganggu bukan saja oleh apa-apa yang kita dengar, tetapi oleh apa-apa yang kita lihat.
Penyimak yang baik akan berjuang manantang gangguan-gangguan ini.

10)  Menyimak dengan pensil dan kertas di tangan

Beberapa orang beranggapan bahwa cara belajar dari menyimak adalah dengan jalan
membuat banyak catatan. Mereka jadinya terlibat dalam kegiatan fisik menulis. Kerap kali mereka
mencoba membuat kerangka apa-apa yang telah diutarakan pembicara dan menjadi rangkuman
yang berupa simbol-simbol dan angka-angka. Mereka lupa bahwa sementara itu mereka hanya
setengah menyimak.

E. Mengapa orang tidak menyimak ?


Ada berapa sebab membuat orang tidak menyimak, antara lain:

a)      Orang berada dalam keadaan capek.


b)      Orang berada dalam keadaan tergesa-gesa
c)      Orang berada dalam kebingungan

Golongan orang yang banyak menyimak pada diri sendiri sehingga tidak memiliki waktu
mendengarkan atau menyimak orang lain:

1)      Tipe bunga karang (tipe penyerap)


2)      Tipe orang berdikari (menolak untuk menyimak)
3)      Tipe seniman ingatan (menolak untuk menyimak secara sadar)
4)      Tipe orang yang tergoda bukan oleh pribadi tertentu (mendapat informasi dari media)
5)      Estetikus gendang pendengaran (kicau burung serta keriuhan kota merupakan musik bagi perangkat
penerima sensitifnya)
6)      Estetikus gendang pendengaran yang luar biasa (mendengar atau menyimak musik bukan untuk
kesenangan atau kenikmatan)
7)      Peloncat senapan (sibuk dengan memikirkan jawaban-jawaban yang akan diajukan, sehingga tidak
ada waktu untuk menyimak)
1. Menyimak untuk belajar Melalui kegiatan menyimak seseorang mempelajari
berbagai hal yang dibutuhkan. Contoh : siswa yang menyimak penjelasan guru. 2.
Menyimak untuk menghibur Penyimak menyimak untuk menghibur dirinya.
Contohnya: menyimak film, drama komedi, dan sebagainya. 3. Menyimak untuk
menilai Penyimak mendengarkan dan memahami isi simakan kemudian mengkaji,
menguji, dan membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak.
Contoh: menyimak fakta yang disiarkan di berita TV. 4. Menyimak apresiatif
Penyimak memahami, menghayati, mengapresiasi materi simakan. Contoh:
menyimak pembacaan puisi, cerpen, drama, dsb. 5. Menyimak untuk
mengomunikasikan ide dan perasaan Penyimak memahami, merasakan gagasan,
ide, dan perasaan pembicara. Contoh : orang yang sedang mendengarkan curahan
hati sahabatnya. 6. Menyimak deskriminatif Menyimak untuk membedakan suara
atau bunyi. Contoh : perbedaan suara orang yang sedang bergembira dan orang
yang sedang marah. 7. Menyimak pemecahan masalah Penyimak mengikuti uraian
pemecahan masalah secara kreatif dan analitis yang disampaikan oleh pembaca.
Contoh : seorang psikolog yang mendengarkan keluhan pasiennya dan berusaha
memberikan solusi terhadap masalah pasien tersebut.

1.      Hubungan antara Menyimak dan Berbicara

Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang saling melengkapi, keduanya saling
bergantung. Tidak ada yang perlu dikatakan jika tidak ada seorang pun yang mendengarkan,
dan meskipun mungkin kita dapat menyimak nyanyian atau doa, komunikasi yang diucapkan
merupakan hal utama yang perlu disimak. Menyimak dan berbicara, merupakan keterampilan
berbahasa lisan. Keduanya membutuhkan penyandian dan penyandian kembali simbol –
simbol lisan.

Pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari lewat menyimak dan
menirukan pembicaraan. Anak – anak tidak hanya menirukan pembicaraan yang mereka
pahami, tetapi juga mencoba menirukan hal – hal yang tidak mereka pahami. Kenyataan ini
mengharuskan orang tua dan guru menjadi model berbahasa yang baik, supaya anak – anak
tidak menirukan pembicaraan yang memalukan atau tidak benar (Ross dan Roe, 1990: 11).

1. 2.      Hubungan antara Menyimak dan Membaca

Menyimak dan membaca merupakan keterampilan reseptif. Keduanya memungkinkan


seseorang menerima informasi dari orang lain. Baik dalam menyimak maupun dalam
membaca dibutuhkan penyandian simbol – simbol ; menyimak bersifat lisan sedangkan
membaca bersifat tertulis.

Penyandian kembali simbol – simbol lisan (menyimak) hanya melibatkan satu tingkat
pemindahan, yaitu dari bunyi ke pengalaman yang menjadi sumbernya. Misalnya ketika
seorang anak menyimak kalimat “Nanti Ibu belikan bola”, anak mengubungkan dengan alat
permainan yang digunakan untuk bermain sepak bola, sehingga dapat memahami arti kata
bola yang disimaknya. Penyandian kembali simbol – simbol tertulis (membaca) melibatkan
dua tingkat pemindahan, yaitu dari simbol tertulis ke simbol lisan, selanjutnya ke pengalaman
yang menjadi sumbernya. Ketika membaca bola, anak mengucapkan atau mengucapkan
dalam hati kata tersebut. Selain itu menghungkannya dengan benda yang digunakan untuk
bermain sepak bola. Oleh karena itu keterampilan menyimak bagus untuk mengembangkan
kesiapan membaca, karena menyimak memerlukan proses mental yang sama dengan
membaca, kecuali pada tingkat penyandiannya.

Mengajar anak – anak menangkap ide – ide pokok, detail, urutan, hubungan sebab akibat,
mengevaluasi secara kritis, dan menangkap elemen – elemen lain dari pesan – pesan secara
lisan dapat mempengaruhi kemampuan anak – anak membaca guna menangkap elemen –
elemen yang sama seperti ketika mereka menyimak. Penambahan sebuah kata dalam kosa
kata yang disimak anak – anak meningkatkan kemungkinan mereka dapat menafsirkan arti
kata tersebut jika mereka membacanya (Ross dan Roe, 1990: 12). Contoh, seorang anak yang
dapat memahami kata “bermain” ketika menyimak cerita gurunya, juga dapat memahami
ketika menjumpai kata tersebut dalam bacaan.

1. 3.      Hubungan antara Berbicara dan Menulis

Berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekspresif atau produktif. Keduanya


digunakan untuk menyampaikan informasi. Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan
kemampuan menyandikan simbol – simbol, simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis
dalam menulis.

Baik dalam kegiatan berbicara maupun menulis pengorganisasian pikiran sangat penting.
Pengorganisasian pikiran ini lebih mudah dalam menulis, karena informasi dapat disusun
kembali secara mudah setelah ditulis sebelum disampaikan kepaa orang lain untuk
dibaca.Sebaliknya setelah suatu pesan yang tidak teratur dikatakan kepada orang lain,
meskipun telah dibetulkan oleh pembicara, kesan yang tidak baik sering kali masih tetap ada
dalam diri pendengar. Itulah sebabnya banyak pembicara yang merencanakan apa yang akan
dikatakan dalam bentuk tertulis dahulu sebelum disajikan secara lisan.

Namun, kegiatan berbicara dapat juga merupakan kegiatan untuk mencapai kesiapan menulis.
Bahasa lisan dipelajari lebih dahulu oleh anak – anak dan pada umumnya mereka tidak
mengutarakan secara tertulis hal – hal yang tidak mereka kuasai secara lisan.

1. 4.      Hubungan antara Membaca dan Menulis

Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang saling melengkapi. Tidak ada yang
perlu ditulis kalau tidak ada yang membacanya, dan tidak ada yang dapat dibaca kalau belum
ada yang ditulis. Keduanya merupakan keterampilan bahasa yang tertulis, dan menggunakan
simbol – simbol yang dapat dilihat yang mewakili kata – kata yang diucapkan serta
pengalaman dibalik kata – kata tersebut. Dalam menulis, orang lebih suka menggunakan kata
– kata yang dikenal dan yang dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahasa bacaan
yang telah dibacanya. Namun, banyak materi yang telah dibaca dan dikuasai oleh seseorang
yang tidak pernah muncul dalam tulisan (karangan). Hal itu terjadi karena untuk
menggunakan suatu kata dalam tulisan diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam dalam
hal penerapan kata tersebut daripada sekedar memahami ketika membaca.

Anda mungkin juga menyukai