Anda di halaman 1dari 22

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kemampuan Menyimak Puisi

1. Pengertian menyimak

Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan.

Namun sebenarnya kata-kata tersebut mempunyai makna berbeda. Banyak orang yang

kurang memahami perbedaan arti dari kata-kata itu. Pada dasarnya banyak orang

mendengar dan mendengarkan tetapi belum sampai pada menyimak sebaik-baiknya.

Padahal menyimak tarafnya lebih tinggi daripada mendengarkan dan mendengarkan lebih

tinggi daripada sekedar mendengar.

Menurut Moeliono ( 2008 : 312 ) kata mendengar berarti dapat menangkap suara

atau bunyi dengan telinga yang tidak tuli. Sedangkan kata mendengarkan berarti

mendengar sesuatu dengan sungguh-sungguh, atau memasang telinga baik-baik untuk

mendengar. Adapun kata menyimak menurut Moeliono ( 2008 : 1307 ) mempunyai arti

mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang lain.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat kita lihat perbedaan antara kata

mendengar, mendengarkan, dan menyimak. Sadar atau tidak, ketika ada bunyi alat

pendengaran manusia pasti akan menangkapnya. Dengan demikian manusia mendengar

suatu bunyi tanpa unsur kesengajaan, karena bunyi tersebut didengar tanpa ada

perencanaan dari si pendengarnya. Sedangkan mendengarkan ada unsur kesengajaan

dalam perbuatan yang dilakukan oleh pendengar. Hal ini dilakukan karena bunyi yang

didengar menarik perhatian pendengar sehingga ia ingin mengetahui apa yang di

dengarnya, namun ia tidak ingin memahami lebih jauh hal itu.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


9

Ada beberapa pengertian menyimak dari para pakar atau ahli. Menurut Tarigan

(2008: 31) menyimak adalah:

Suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh

perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,

menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan

oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Suatu pernyataan tentang pengertian menyimak juga dikatakan oleh pakar lain,

yaitu menyimak adalah “proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,

mengidentifikasi, menginterpretasikan dan mereaksi atas makna yang terkandung di

dalamnya” (Sabarti dalam Sutari dkk, 1998 : 18-19).

Dari pendapat-pendapat yang telah terurai tersebut, dapat ditarik kesimpulan

bahwa menyimak mengandung pengertian suatu proses kegiatan mendegarkan bunyi-

bunyi ujar dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, dan interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap pesan atau isi, dan memahami makna komunikasi

yang telah disampaikan oleh pembicara. Setelah makna komunikasi dan isi pesan dapat

dipahami oleh penyimak, maka ia melakukan suatu tindakan sebagai respon atau reaksi

terhadap hal yang telah disimaknya sesuai dengan isi pesan yang telah dipahami tersebut.

2. Tujuan Menyimak

Menyimak merupakan suatu keterampilan awal dan dasar dari proses

pembelajaran bahasa, sebelum keterampilan berbicara, membaca dan menulis. Pada

hakikatnya menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan dan memahami

informasi yang disampaikan oleh pembaca. Jadi, dengan demikian kegiatan menyimak

merupakan kegiatan yang disengaja dan direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu

yang diharapkan dari penyimaknya.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


10

Tujuan orang menyimak sesuatu itu beraneka ragam, antara lain sebagai berikut:

a. Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh

pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara dengan perkataan lain, dia menyimak

untuk belajar.

b. Ada orang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari

materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama sekali

dalam bidang seni); pendeknya dia menyimak untuk menikmati keindahan audial.

c. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai apa-apa yang dia

simak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain);

singkatnya dia menyimak untuk mengevaluasi.

d. Ada orang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang

disimaknya itu (misalnya: pembacaan berita, pembacaan puisi, musik dan lagu,

dialog, diskusi panel, perdebatan); pendek kata, orang itu menyimak untuk

mengapresiasi materi simakan.

e. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat mengkomunikasikan ide-

ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan

lancar dan tepat. Banyak contoh dan ide yang dapat diperoleh dari sang pembicara

dan semua ini merupakan bahan penting dan menunjangnya dalam

mengkomunikasikan ide-idenya sendiri.

f. Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dia dapat

membedakan bunyi-bunyi yang tepat; mana bunyi yang membedakan arti (distingtif)

mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya terlihatnya pada seseorang yang

sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli

(narrative speaker).

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


11

g. Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah

secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh

banyak masukan berharga.

h. Selanjutnya ada lagi orang yang tekun menyimak sang pembicara untuk meyakinkan

dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan; dengan

perkataan lain, dia menyimak secara persuasif (Tarigan, 2008 : 60-61).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan menyimak adalah

sebagai berikut:

a. Menyimak untuk belajar


b. Menyimak untuk menikmati
c. Menyimak untuk mengevaluasi
d. Menyimak untuk mengapresiasi
e. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide
f. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi
g. Menyimak untuk memecahkan masalah
h. Menyimak untuk meyakinkan (Tarigan, 2008: 62)

3. Ragam Menyimak

Kegiatan menyimak mempunyai tujuan umum yaitu untuk memperoleh

informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan

sang pembicara melalui ujaran. Disamping tujuan umum terdapat pula tujuan khusus

yang menyebabkan adanya keanekaragaman menyimak.

Ragam menyimak terbagi menjadi dua macam yaitu menyimak ekstensif dan

menyimak intensif. Kedua jenis menyimak tersebut terbagi menjadi beberapa klasifikasi.

Klasifikasi menyimak tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang

mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


12

dibawah bimbingan langsung dari seorang guru dan tidak dituntut suatu tugas atau

tanggung jawab tertentu dari kegiatan menyimak.

Menyimak ekstensif dapat pula memberi kesempatan dan kebebasan bagi para

siswa mendengar dan menyimak butir-butir kosa kata dan struktur-struktur yang masih

asing. Pada umumnya, sumber yang paling baik bagi berbagai aspek menyimak ekstensif

adalah rekaman-rekaman yang dibuat oleh guru sendiri karena dapat disesuaikan dengan

kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. Rekaman-rekaman tersebut dapat

memanfaatkan berbagai sumber, seperti dari siaran radio dan televisi (Brounghton dalam

Tarigan, 2008: 38-39).

Ragam menyimak ekstensif terdiri atas beberapa klasifikasi, antara lain sebagai

berikut.

1) Menyimak Sosial

Menyimak sosial (social listening) atau menyimak konversasional

(conversational listening) ataupun menyimak sopan (courteous listening) biasanya

berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau

bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan

saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar,

mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperhatikan perhatian yang wajar terhadap apa-

apa yang dikemukakan (Dawson dalam Tarigan, 2008: 40).

Menyimak sosial paling sedikit mencangkup dua hal, yaitu:

a) Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian terhadap percakapan

atau obrolan dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud.

b) Menyimak serta mamahami peranan-peranan pembicara dan penyimak dalam proses

komunikasi tersebut (Anderson dalam Tarigan, 2008: 41).

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


13

2) Menyimak Sekunder

Menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak

secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening). Contoh

menyimak sekunder dapat dilihat sebagai berikut:

a) Menyimak pada musik yang mengiringi ritme-ritme atau tari-tarian rakyat di sekolah

dan pada acara-acara radio yang terdengar sayup-sayup sementara kita menulis surat

pada seseorang teman dirumah.

b) Menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah

seperti melukis, hasta karya tanah liat, membuat sketsa, dan latihan menulis indah

(Dawson dalam Tarigan, 2008: 41).

3) Menyimak Estetik

Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiasif

(appreciational listening) adalah fase terakhir dan kegiatan menyimak kebetulan.

Contoh menyimak estetik dapat dilihat sebagai berikut:

a) Menyimak musik, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio dan rekaman-

rekaman.

b) Menikmati cerita, puisi, teka-teki, gemerincing irama, dan lakon-lakon yang

dibacakan atau dibacakan oleh guru, siswa, atau aktor (Dawson dalam Tarigan,

2008: 41).

4) Menyimak Pasif

Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya

sadar yang biasanya menandai upaya-upaya pada saat belajar dengan kurang teliti,

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


14

tergesa-gesa, menghafal diluar kepala, berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa.

Sebenarnya otak kita “bukan main” aktifnya dalam mendaftarkan bunyi-bunyi walaupun

kita seolah-olah mengarahkan perhatian pada hal lain.

b. Menyimak Intensif

Menyimak intensif diarahkan pada suatu kgiatan yang jauh lebih diawasi,

dikontrol terhadap satu hal tertentu. Dalam menyimak intensif harus diadakan suatu

pembagian penting sebagai berikut:

a) Menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan pada butir-butir bahwa

sebagai bagian dari program pengajaran bahasa, atau

b) Terutama sekali dapat diarahkan pada pemahaman serta pengertian umum. Jelas

bahwa dalam butir kedua makna bahasa secara umum sudah diketahui oleh para

siswa.

Jenis-jenis menyimak intensif adalah sebagai berikut:

1) Menyimak Kritis

Menyimak kritis (critival listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang

berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan

benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima

oleh akal sehat. Pada umumnya menyimak kritis lebih cenderung meneliti dimana letak

kekurangan kekeliruan, ketidaktelitian yang terdapat dalam ujaran atau pembicaraan

seseorang. Upaya menentukan ketepercayaan, ketelitian tersebut, anak-anak kita perlu

mendengarkan, menyimak secara kritis segala ucapan atau informasi lisan untuk

memperoleh kebenaran. (Dawson dalam Tarigan, 2008: 46).

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


15

Secara agak terperinci kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak kritis

adalah:

a) Memperhatikan kegiatan-kegiatan ujaran yang tepat, kata, pemakaian kata, dan

unsur-unsur kalimatnya.

b) Menentukan alasan “mengapa”.

c) Memahami aneka makna petunjuk konteks.

d) Membedakan fakta dari fantasi, yang relevan dari yang tidak relevan.

e) Membuat keputusan-keputusan.

f) Menarik kesimpulan-kesimpulan.

g) Menemukan jawaban bagi masalah tertentu.

h) Menentukan mana informasi baru atau informasi tambahan bagi suatu topik.

i) Menafsirkan, menginterpretasikan ungkapan, idiom, dan bahasa yang belum umum,

belum lazim dipakai.

j) Bertindak objektif dan evaluatif untuk menentukan keaslian, kebenaran, atau adanya

prasangka atau kecerobohan, kekurangtelitian serta kekeliruan (Anderson dalam

Tarigan, 2008: 46-47).

2) Menyimak Konsentratif

Menyimak konsetratif (concentrative listening) sering juga disebut a study-type

listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan-kegiatan yang

tercakup dalam menyimak konsentratif ini adalah:

a) Mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicara.

b) Mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas, tempat, kualitas, waktu,

urutan serta sebab akibat.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


16

c) Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu.

d) Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam.

e) Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran maupun

pengorganisasiannya.

f) Mencari dan mencatat fakta-fakta penting (Anderson dan Dawson dalam Tarigan,

1987: 45).

3) Menyimak Kreatif

Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak

yang mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi,

penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang

oleh apa-apa yang disimaknya (Dawson dalam Tarigan, 2008: 50). Secara terperinci,

kegiatan menyimak kreatif adalah sebagai berikut:

a) Menghubungkan atau mengasosiasikan makna-makna dengan segala jenis

pengalaman menyimak.

b) Membangun atau merekonstruksikan imaji-imaji visual dengan baik, semantara

menyimak.

c) Menyesuaikan atau mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif untuk

menciptakan karya baru dalam tulisan, lukisan, dan pementasan.

d) Mencapai penyelesaian atau pemecahan masalah-masalah serta sekaligus memeriksa

dan menguji hasil-hasil pemecahan atau penyelesaian tersebut.

4) Menyimak Eksplorasif

Menyimak eksplorasif, menyimak yang bersifat menyelidik atau exploratory

listening adalah sejenis kegiatan intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki seperti

ini sang penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menjelajahi serta menemukan:

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


17

a) Hal-hal baru yang menarik perhatian.

b) Informasi tambahan mengenai suatu topik.

c) Isu, pergunjingan, atau buah mulut yang menarik.

5) Menyimak Interogatif

Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak

intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan

pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan

mengajukan sebanyak perhatian. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang

penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi

dengan cara menginterogasi atau menanyai sang pembicara (Dawson dalam Tarigan,

2008: 52).

6) Menyimak Selektif

Menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif, tetapi justru

melengkapinya. Kita harus berupaya untuk memanfaatkan kedua teknik tersebut dan

dengan demikian berarti mengimbangi isolasi kultural kita dari masyarakat bahasa asing

itu dan tendensi kita untuk menginterpretasikan kembali semua yang telah kita dengar

dengan bantuan bahasa yang telah kita kuasai.

Diantara sekian banyak jenis menyimak, salah satu jenis menyimak yang tepat

untuk menyimak puisi ialah menyimak kreatif. Menyimak kreatif adalah sejenis

menyimak yang mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak

terhadap bunyi, perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-

apa yang disimaknya.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


18

Penerapan jenis kegiatan menyimak kreatif untuk menyimak puisi agar tumbuh

pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan yang baik terhadap

sebuah karya sastra. Sehingga akan menikmati karya sastra yang sesungguhnya dan

tumbuh pikiran imajinatif untuk menikmati karya baru baik dalam bentuk tulisan, lukisan

ataupun pementasan.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Menyimak

Menurut Tarigan (2008: 104-114) faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak

adalah sebagai berikut:

a. Faktor Fisik

Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan

keefektifan serta kualitas keaktifan dalam menyimak. Kesehatan serta kesejahteraan fisik

merupakan suatu modal penting yang turut menentukan bagi setiap penyimak.

Lingkungan fisik juga mungkin dapat menyebabkan ketidakefektifan seseorang dalam

menyimak. Contohnya para hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya

saja sehingga menggagnggu orang yang sedang menyimak itu, ruangan yang lembab atau

terlalu dingin, suara dan bunyi yang bising.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis juga mempengaruhi proses menyimak. Faktor psikologis yang

positif memberi pengaruh yang baik, sedangkan faktor psikologis yang negatif memberi

pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak. Faktor negatif itu antara lain,

prasangka dan kurang simpati, dan keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi,

pandangan yang kurang luas, kebosanan dan kejenuhan, sikap yang tidak layak terhadap

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


19

pembicara. Faktor positif yang menguntungkan bagi kegiatan menyimak misalnya

pengalaman masa lalu yang menyenangkan, yang telah menentukan minat dan pilihan,

kepandaian yang beranekaragam.

c. Faktor Pengalaman

Sikap merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan pengalaman. Kurang

minat agaknya merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama

sekali pengalaman dalam bidang yang disimak. Faktor pengalaman merupakan suatu

faktor penting dalam kegiatan menyimak.

d. Faktor Sikap

Pada dasarnya manusia mempunyai dua sikap utama, yaitu sikap menerima dan

sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan

menguntungkan dirinya, sedangkan sikap menolak, orang akan bersikap menolak

ditujukan pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menyenangkan baginya. Kedua hal

ini memberikan dampak pada menyimak, masing-masing dampak positif dan dampak

negatif.

e. Faktor Motivasi

Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang kalau

motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu, maka orang itu diharapkan akan berhasil

dalam mencapai tujuan. Begitu pula halnya dengan menyimak. Dorongan dan tekad

diperlukan dalam mengerjakan sesuatu dalam kehidupan ini. Menerangkan pelajaran

dengan baik dan jelas, mengutarakan apa maksud dan tujuan yang hendak dicapai, dan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


20

bagaimana mencapai tujuan itu, jelas merupakan suatu bimbingan kepada para siswa

untuk menanamkan serta memperbesar motivasi mereka untuk menyimak dengan tekun.

f. Faktor Jenis Kelamin

Walaupun kepala sama, bahwa perhatian kita berbeda-beda. Begitu pula

kebiasaan menyimak kita dapat berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan ini turut pula

ditentukan oleh perbedaan jenis kelamin. Dari beberapa penelitian, beberapa pakar

menarik kesimpulan bahwa pria dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang

berbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatupun berbeda-beda.

g. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar pada siswa

pada umumnya. Faktor lingkungan berupa lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Lingkungan fisik menyangkut pengaturan dan penataan ruang kelas serta sarana belajar

dalam pembelajaran menyimak. Lingkungan sosial menyangkut suasana yang

mendorong menyimak. Lingkungan sosial mencangkup suasana yang mendorong anak-

anak untuk mengalami, mengekspresikan, serta mengevaluasi ide-ide.

h. Faktor Peranan dalam Masyarakat

Keterampilan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh peranan dalam masyarakat.

Peranan dalam masyarakat menjadi faktor penting bagi peningkatan kegiatan menyimak.

Misalnya Sebagai guru dan pendidik, kita ingin sekali menyimak cermah, kuliah, atau

siaran-siaran radio dan televisi yang berhubungan dengan masalah pendidikan dan

pengajaran.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


21

5. Pengertian dan Karakteristik Puisi

a. Pengertian Puisi

Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti

membuat, poeisis yang berarti pembuatan atau poeites yang berarti pembuat, pembangun

atau pembentuk. Di Inggris puisi ini disebut poem atau poetry yang artinya tidak jauh

berbeda dengan to make atau to crate, sehingga pernah lama sekali di Inggris puisi itu

disebut maker ( Thahjono, 1998 : 50 ).

Menurut Watt-Dunton (Tjah jono, 1998: 50 ) puisi adalah ekspresi konkret dan

artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. Dalam Tjahjono

(1998: 50) Samuel Johnson juga mempunyai pendapat bahwa puisi adalah seni

perpaduan kegairahan dengan kebenaran, dengan mempergunakan imajinasi sebagai

pembantu akal pikiran.

Menurut (Moeliono, 2008: 1112) puisi adalah gubahan dalam bahasa yang

bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan

pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama,

dan makna khusus.

Berdasarkan uraian di atas, secara sederhana penulis menarik kesumpulan bahwa

puisi adalah sebuah ungkapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi

yang biasanya berisi suatu pengalaman imajinatif atau nyata sang penyair dari kehidupan

individual dan sosialnya.

b. Karakteristik Puisi

Pengertian puisi memang harus berpijak dari pemahaman sendiri tentang puisi,

tetapi memahami ciri dan karakter puisi penting untuk dilakukan sebagai dasar untuk

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


22

menulis puisi. Karakter ini berkaitan dengan ciri puisi secara universal, yang pastinya

dimiliki baik secara keseluruhan maupun bagian, untuk karya yang disebut puisi. Karena

bersifat universal, maka pemahaman karakter puisi ini selalu diolah dan dimodifikasi

oleh penulisnya sendiri untuk menghasilkan aspek estetis yang indah. Karakterisasi

dalam sebuah puisi meliputi:

1) Diksi

Diksi adalah pilihan kata. Media pengungkapan puisi sebagai pengalaman estetis

kita adalah dengan kata-kata. Memilih, memilah, dan menentukan kata yang akan dan

menentukan kata yang akan digunakan untuk mengungkapkan perasaan adalah diksi.

(Kurniawan dan Sutardi, 2011: 29)

Pemilihan kata dan pemanfaatan kata merupakan aspek yang utama dalam dunia

puisi.

2) Bunyi

Bunyi dalam puisi memegang peranan amat penting, karena tanpa bunyi yang

merdu dan harmonis tidak aka nada unsur yang dapat dikatakan puitis dan indah. Nada

yang meninggi, merendah, tekanan yang mengeras dan melembut, tempo yang cepat dan

melambat semuanya mempengaruhi ujaran, bahkan lagi ini menentukan makna. (Suyitno,

2009: 81)

3) Irama

Unsur lain yang berkaitan erat dengan bunyi adalah irama. Irama puisi adalah

acuan tampak dan acuan tak tampak sebuah puisi yang menuntun pernafasan kita pada

waktu membacanya.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


23

Pengaruh irama dalam puisi sangatlah besar. Irama puisi menyebabkan terjadinya

rasa keindahan, timbul imajinasinya, munculnya daya pukau dan lebih dari itu ia dapat

memperkuat pengertian. (Suyitno, 2009: 87)

4) Tipografi

Tipografi ini berkaitan dengan bentuk penulisan puisi yang menyangkut

pembaitan-enjambemen, penggunaan huruf dan tanda baca, serta bentuk bait. Harus

diakui, secara konvensional, yang membedakan puisi dan prosa sebagai genre sastra

adalah pada aspek tipografi, yaitu puisi dalam bentuk bait sedangkan prosa dalam bentuk

narasi. ( Kurniawan dan Sutardi. 2009: 38)

c. Memahami Isi Puisi

Untuk memahami isi puisi, kamu dapat menganalisis unsur-unsur puisi. Unsur-

unsur puisi diantaranya adalah berikut ini:

1) Diksi atau pilihan kata

Diksi berarti pemilihan kata. Pemilihan kata dan pemanfaatan kata merupakan

aspek utama dalam dunia puisi. Suatu puisi menggunakan pilihan kata atau diksi yang

disesuaikan dan mewakili isi puisi. Oleh karena itu, diksi suatu puisi dapat dianalisis

untuk menemukan makna, perasaan dan sikap penyair yang tersembunyi dalam puisi.

Sehingga dapat ditegaskan pemilihan kata dan pemanfaatan kata merupakan aspek yang

utama dalam dunia puisi.

2) Makna Denotasi dan Konotasi

Makna denotasi merupakan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan kamus.

Sementara itu, makna konotasi merupakan makna yang berubah karena konteks

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


24

penggunaannya atau makna kias. Biasanya dalam dunia puisi tidak terlepas dengan kata-

kata yang berbentuk makna denotasi dan makna konotasi, sehingga untuk dapat

membedakan kata yang berbentuk makna denotasi dan kata yang berbentuk makna

konotosi terlebih dahulu fahami definisi keduanya yaitu makna denotasi dan makna

konotasi.

3) Citraan atau Gambaran Angan

Citraan atau gambaran angan merupakan gambaran pengalaman yang berkaitan

dengan benda, peristiwa, dan keadaan yang dialami penyair. Citraan berhubungan dengan

indra, seperti penglihatan, pendengaran atau rabaan. Misalnya seorang yang membacakan

puisi dengan sedih perasaan kita harus ikut terlibat sehingga diperlukan keterlibatan

perasaan. Perasaan sedih, gembira, haru dan sebagainya.

4) Majas

Majas merupakan bahasa kiasan. Majas dalam bahasa Indonesia bermacam-

macam. Misalnya personifikasi, metafora, hiperbola, paradoks,repetisi dan metonimia.

Dari beberapa jenis majas tersebut masih banyak lagi jenis majas yang terdapat di dalam

suatu puisi. Setiap majas biasanya memberikan efek di dalam terbentuknya suatu puisi.

Sehingga semakin banyak majas yang terdapat di dalam suatu puisi semakin banyak pula

perenungan untuk dapat memahami isi puisi.

6. Pengertian Kemampuan Menyimak Puisi

Mendengarkan atau menyimak puisi merupakan salah satu kegiatan apresiasi

selain membaca puisi dengan penuh penghayatan, menulis puisi dan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


25

mendeklamasikannya, serta menulis resensi puisi. Kegiatan apresiasi tersebut

menyebabkan seseorang memahami puisi secara mendalam (dengan penuh penghayatan),

merasakan hal yang ditulis penyair, mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam

puisi, dan menghargai puisi sebagai karya seni dengan keindahan dan kelemahannya.

Pengertian apresiasi puisi sebagai penghargaan atas puisi sebagai hasil

pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmatan atas karya tersebut

yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi itu.

Dalam batasan ini, syarat untuk dapat mengapresiasi karya sastra adalah kepekaan batin

terhadap nilai-nilai karya sastra sehingga seseorang

a. mengenal,

b. memahami,

c. menafsirkan,

d. menghayati, dan

e. menikmati karya sastra tersebut.

Untuk mengapresiasi puisi, kita harus mengenal hakikat puisi, yaitu tema, nada

dan suasana, perasaan, serta amanat dari puisi tersebut.

7. Teknik Dictogloss

a. Pengertian Teknik Dictogloss

Kata dictogloss berasal dari bahasa Inggris dan terdiri dari dua kata yaitu kata

dicto atau dictate yang artinya dikte atau imla, dan gloss yang artinya tafsir. Penulis

berpendapat, teknik ini merupakan gabungan dua teknik, yaitu dikte dan tafsir.

David Nunan dalam Azies dan Alwasilah, ( 1996: 85 ) menegemukakan bahwa

teknik dictogloss yaitu sebuah teknik dalam pengajaran menyimak yang tergolong

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


26

komunikatif. Dalam teknik ini siswa diminta menuliskan kata-kata sebanyak yang

mereka mampu. Dengan teknik ini siswa dilatih untuk mendengarkan, memahami,

menginterpretasikan serta memberi tanggapan terhadap informasi yang didengarkannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa dalam teknik dictogloss terdapat

dua buah teknik yang digunakan sebagai upaya pemahaman sebuah wacana lisan yang

didengarkannya. Yakni dikte dan identifikasi kata kunci. Teknik dikte adalah ketika

materi diperdengarkan kepada siswa sedangkan teknik identifikasi kata kunci digunakan

ketika siswa diminta menuliskan kata-kata kunci atau kata-kata isi sebanyak yang mereka

mampu. Bahwa identifikasi kata kunci adalah memilih kata yang merupakan pokok

pikiran utama dari wacana. Maka dalam teknik dictogloss perlu adanya penemuan kata-

kata yang merupakan kata kunci.

b. Kelebihan dan Kelemahan teknik dictogloss

Kelebihan atau kemudahan teknik dictogloss dalam memahami puisi, siswa akan

mampu membuat prediksi, membuat inferensi-inferensi hal-hal yang tidak ada dalam

teks. Dengan teknik dictogloss ini siswa terutama akan belajar mengenali unsur-unsur

individual dalam teks. Sehingga siswa dapat dengan mudah memahami isi dari puisi yang

diperdengarkannya. Kelemahan teknik dictogloss yaitu daya jangkauannya terbatas.

8. Penggunaan Media Rekaman dalam Teknik Dictogloss untuk pembelajaran


menyimak puisi

Media rekaman atau audio ialah media yang berkenaan dengan indera

pendengaran, seperti kaset dan radio. Dalam teknik dictogloss lebih baik bila digunakan

media rekaman sebagai alat bantu audio.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


27

Penggunaan teknik ini bermaksud untuk:

a. Membuat pembelajaran lebih produktif.

b. Membuat pembelajaran lebih langsung dan segera.

c. Membuat pembelajaran lebih seimbang dan merata (Azies dan Alwasilah, 1996: 86).

Oleh karena itu penggunaan media rekaman atau media audio ini sangat

dianjurkan dalam pembelajaran menyimak. Di dalam komunikasi, penyimak mempunyai

kedudukan yang sangat penting. Komunikasi akan dikatakan efektif jika para penyimak

terpikat perhatiannya, dapat memahami isi pesan yang disampaikan dan melakukan

kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat oleh penyusun program.

Langkah-langkah penggunaan teknik dictogloss untuk pembelajaran menyimak

puisi:

a. Persiapan

Pada tahap ini guru mempersiapkan siswa untuk mendengarkan rekaman puisi

yang akan diputar, dengan meyakinkan bahwa siswa tahu apa yang harus dilakukan dan

dengan meyakinkan bahwa siswa ada pada kelompok yang sesuai.

b. Dikte

Rekaman puisi diputar satu kali, siswa menyimak dan mampu mendapatkan

gambaran umum dari puisi yang disimaknya. Kemudian siswa membuat catatan kata-kata

kunci yang berhubungan dengan tema, amanat, makna keseluruhan dari puisi, makna

denotasi dan makna konotasi, mampu merefleksikan kehidupan dipuisi dengan

kehidupan nyata serta mampu merubah puisi menjadi sebuah cerita singkat.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


28

c. Rekonstruksi

Pada akhir dikte siswa mengumpulkan lembar jawaban berupa catatan kata-kata

kunci yang telah disusunnya sesuai versi mereka. Dalam tahap ini perlu diingat bahwa

guru tidak memberikan masukan bahasa pada siswa.

d. Analisis dan koreksi

Siswa bisa membandingkan catatan kata-kata kunci versi mereka dengan puisi

aslinya, yang ditayangkan melalui overhead projector (OHP) atau dalam bentuk

selembaran.

B. Kerangka Pikir

Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

bertujuan membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi dengan

baik. Menyimak merupakan keterampilan pertama yang dipelajari manusia dan

mempunyai pengaruh baik terhadap keterampilan berbahasa lain seperti berbicara,

membaca, dan menulis.

Pembelajaran menyimak sering mendapat kendala, terutama dalam pembelajaran

menyimak puisi. Banyak siswa yang “ogah-ogahan” mengikuti pelajaran sastra sengan

serius cenderung seorang siswa merasa malas mengikuti pelajaran sastra. Dari

kecenderungan tersebut sehingga siswa merasa kesulitan memahami pelajaran sastra

terutama pembelajaran menyimak puisi. Penggunaan media pembelajaranpun dapat

menjadi masalah.

Dari permasalahan di atas untuk dapat mengatasi masalah tersebut, guru harus

mempunyai strategi dalam pembelajaran menyimak, terutama menyimak puisi. Untuk

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012


29

dapat mempermudah dan meningkatkan kemampuan menyimak puisi peneliti akan

menggunakan teknik dictogloss. Pembelajaran dengan teknik dictogoss untuk

pembelajaran menyimak puisi akan lebih efektif. Teknik dictogloss ini lebih menekankan

pada penemuan kata-kata kunci untuk lebih memudahkan siswa dalam pembelajaran

menyimak terutama menyimak puisi. Sehingga siswa dapat dengan mudah untuk

memahami isi puisi yang disampaikan melalui puisi yang disimaknya. Pembelajaran

dengan teknik dictogloss ini diharapkan siswa lebih tertarik dan lebih mudah untuk

pembelajaran menyimak terutama menyimak puisi.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, dapat disusun hipotesis yaitu

pembelajaran menyimak puisi dengan teknik dictogloss dapat meningkatkan

keterampilan menyimak puisi pada siswa kelas VII terutama kelas VII G SMP Negeri 1

Ajibarang kabupaten Banyumas.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Atikoh, FKIP UMP 2012

Anda mungkin juga menyukai