Disusun oleh :
2022
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Menyimak
1. Definisi Menyimak
2. Hakikat Menyimak
3. Tujuan Menyimak
a. Mendapatkan fakta
b. Menganalisis fakta
Setiap fakta atau informasi yang dikumpulkan harus dianalisis. Harus diperjelas
apa hubungan antara unsur-unsur faktual dan apa sebab dan akibat yang
ditimbulkannya. Apa yang disampaikan pembicara harus relevan dengan
pengetahuan atau pengalaman mendengarkan mereka di bidang yang relevan.
Proses analisis fakta ini harus dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu
selama proses mendengarkan. Jika waktu tambahan tersedia untuk pendengar,
mereka memiliki cukup waktu untuk menganalisis masalah. Waktu ekstra adalah
perbedaan antara berbicara pada 120-150 kata per menit dan mendengarkan dan
berpikir pada 300-500 kata per menit. Analisis kata sangat penting dan
merupakan dasar untuk mengevaluasi fakta.
c. Mengevaluasi fakta
Anda dapat menghadiri konferensi, konferensi ilmiah, atau pesta makan malam
tertentu agar tidak meminta atau memperoleh fakta. Orang menyimak pidato
orang lain hanya untuk inspirasi. Penyimak seperti itu biasanya adalah orang yang
tidak membutuhkan fakta baru. Yang dibutuhkan penyimak adalah saran,
dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi untuk memecahkan masalah yang
mereka hadapi.
Ada banyak penyimak yang datang untuk berbicara tentang film, drama, program
bincang-bincang, dll karena mereka sendiri lelah dan lelah. Untuk memulihkan
kondisi tersebut, seseorang membutuhkan penyegaran fisik dan mental. Misalnya,
mendengarkan cerita lucu atau menonton pertunjukan lucu seperti Opera Van
Java Group.
Dalam hal ini, penyimak harus (1) cara menyusun presentasi, (2) cara menyajikan
materi, (3) cara menarik perhatian pendengar, dan (4) cara menarik perhatian.
syarat apakah akan mengarahkan (5) cara menggunakan alat bantu seperti
mikrofon, alat peraga, dll., (6) cara memulai dan mengakhiri percakapan;
Semua ini dikenali dan dilakukan oleh penyimak. Menyimak seperti itu disebut
menyimak dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Menyimak
untuk tujuan meningkatkan keterampilan berbicara biasanya dilakukan oleh
seseorang yang sedang belajar menjadi pembicara publik dan ingin menjadi
pembawa acara profesional.
Di sisi lain, Lilian M. Logan (Nur Amalina, 2012) menjelaskan bahwa tujuan
menyimak adalah untuk:
1) Pengetahuan dapat diperoleh dari bahan tutur pembicara. yaitu belajar dengan
menyimak.
2) Menikmati bahasa lisan, dengan kata lain menyimak menikmati keindahan
pendengaran khususnya dalam bidang seni.
3) Evaluasi bacaan (baik atau buruk, cukup jelek, adil, ceroboh, logis atau tidak
logis, dll).
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tujuan menyimak dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu
1). Menyimak tanpa reaksi berarti penyimak mendengar sesuatu tetapi tidak
bereaksi.
2). Dalam menyimak pasif, penyimak mendengar sesuatu tetapi bereaksi sedikit.
3). Penyimak yang buruk adalah ketika hanya mendengar bagian-bagian, bukan
bagian-bagian yang penting.
4). Menyimak secara kritis adalah seorang penyimak yang berusaha menganalisis
secara kritis materi atau materi yang didengarkan.
5). Menyimak itu kreatif dan menunjukkan apresiasi. Karena penyimak ebih
bereaksi terhadap hasil dari apa yang mereka dengar.
2). Menyimak ekstensif berarti menyimak hanya garis besar bahan bacaan.
a. Mendengarkan
Pada tahap ini, siswa mendengarkan semua yang dikatakan guru dalam
percakapan.
b. Mengidentifikasi
Pada tahap ini, siswa berempati dengan apa yang mereka dengar.
c. Menafsirkan
Pada tahap ini, siswa secara cermat dan teliti menginterpretasikan apa yang
didengarnya.
yaitu mengerti.
d. Memahami
Pada tahap ini, siswa memiliki pemahaman yang baik tentang apa yang dikatakan
guru.
e. Mengevaluasi
Pada tahap ini, siswa mengevaluasi atau memberikan pendapat dan ide, kekuatan
dan kelemahan, dan kekuatan dan kelemahan guru.
f. Memberi tanggapan
Ada banyak teknik untuk belajar menyimak agar menjadi lebih berwarna dan
hidup dalam proses pembelajaran di kelas tidak membosankan. Sutari, dkk.,
(1997:122), mengatakan bahwa teknik dalam menyimak sebagai berikut :
a.Dengar-Ucap
Isi model tutur dapat berupa fonem, kata, ungkapan, peribahasa, dan puisi
pendek.
b. Dengar-Kerjakan
Dalam model ini, siswa perlu menemukan objek setelah mendengarkan aktivitas
atau bahan yang disiapkan oleh guru. Setelah ditemukan, siswa menunjukkan
Sesuatu untuk guru. Lamanya waktu saat mencari suatu objek atau benda, teknik
ini
Siswa dituntut untuk menjadi pendengar yang penuh perhatian dan kritis.
d. Dengarkan-Bisik berantai
e. Dengar-jawab
Dalam model ini, siswa mendengarkan dengan seksama apa yang mereka baca atau
dengar, dari oleh karena itu, siswa akan dapat dengan mudah menjawab
pertanyaan yang relevan dengan isi bacaan.
F. Dengar-cerita
garis besar bagi siswa untuk menceritakan kembali cerita pendek yang didengar.
G. Dikte
Setelah mendengarkan cerita atau rekaman, siswa menuliskan isi cerita atau
rekaman yang didengar.
H. dengar-ringkasan
Dalam model ini, siswa dapat mengidentifikasi gagasan utama dari setiap
paragraf materi yang disimak atau didengar. Setelah menemukan komposisi siswa
j. Dengar-Tanya
7. Tingkatan Menyimak
Tompkin (Saleh Abbas, 2006: 63), Berbicara dan menyimak Ada 4 tingkatan,
yaitu:
a.Mendengarkan marginal
Misalnya, ketika seseorang dapat membedakan suara seseorang dari yang lain
Nikmati.
C. dengarkan baik-baik
Kondisi fisik siswa serta faktor eksternal, yaitu faktor dari lingkungan
dari guru. Penyakit fisik ini dapat bermanifestasi sebagai kelelahan, kekurangan
gizi, dan
Menderita penyakit fisik (Tarigan, 1990). Dengan cara ini, kesehatan dan
Faktor pengalaman yang telah dimiliki penyimak misalnya berupa peristiwa yang
pernah dialami oleh yang berhubungan dengan topik yang disimak.
Penelitian yang dilakukan Silverman dan Webb (Tarigan, 1990), menemukan fakta
bahwa laki-laki pada umumnya bersifat objektif, aktif, rasional, keras kepala
atau pantang mundur, bersifat mengganggu, dan mandiri. Sedangkan wanita lebih
bersifat subjektif, pasif, mudah terpengaruh, cenderung memihak, mudah
mengalah, bergantung, dan emosional. Sehubungan dengan itu, guru harus
bersikap bijaksana dalam menghadapi perbedaan tersebut dalam kegiatan
pengajaran menyimak.
Misalnya sarana kerja harus ditempatkan berdekatan satu dan lainnya sehingga
para siswa dapat berkomunikasi dengan baik bahkan harus dapat meningkatkan
penyimakan yang baik.
1) Guru harus memberikan contoh sebagai penyimak yang kritis, pembicara yang
efektif dan menggunakan strategi serta teknik yang efektif pula.
Berikut adalah beberapa kebiasaan buruk yang dilakukan pada saat menyimak,
(Tarigan, 2008) yaitu:
Ketika menjadi penyimak yang baik, tentu kita akan menyimak ide-ide utama
gagasan-gagasan penting, fakta-fakta yang disodorkan, kemudian
pertimbangkanlah satu terhadap lainnya dan menyusun hubungannya satu sama
lain, garaplah ide-ide bukan hanya terbatas pada serangkaian fakta yang
kebetulan dapat diingat saja.
3.Noda Ketulisan Emosional
Demi kegiatan menyimak yang lebih baik dan tepat guna perhatikanlah reaksi kita
terhadap kata-kata yang menimbulkan noda ketulisan emosional seperti seks,
pelacur, komunis, koruptor, tukang kredit, panti pijat, tuan tanah dan
pembunuhan, dan lain-lain, kata-kata seperti itu sebaiknya ditandai dan
analisislah baik-baik untuk lebih mendalam mengapa kata-kata tersebut
mengganggu, penilaian dan telaah yang seksama biasanya akan mencerminkan
bahwa sebenarnya kata-kata tersebut tidak akan mengganggu sama sekali.
4. Menyimak Supersensitif
Biasanya kita menghindari penjelasan yang sulit dari suatu pembicaraan sehingga
kegiatan menyimak menjadi tidak efektif, oleh karena itu simaklah baik- baik
diskusi mengenai subjek yang menuntut upaya untuk memahami dan mengerti
makna seperti komentar-komentar di suatu diskusi panel, karena masalah bukan
untuk dihindari tapi untuk dipecahkan atau diselesaikan.
6. Menolak secara gegabah suatu subjek sebagai sesuatu yang tidak menarik.
Adakalanya ketika pembicara membicarakan hal atau sesuatu yang tidak menarik,
kita pasti akan menutup diri, menjauhkan perhatian dari ujarannya, dan
membiarkan pikiran kita berkelana ke topik-topik yang lebih menyenangkan.
Berikut adalah cara untuk memperbaiki kebiasaan buruk dalam menyimak
tersebut : (a) Mengadakan suatu rancangan atau pendekatan egois, mengingat
kepentingan sendiri, (b) Walaupun subjek tidak menarik perhatian namun jangan
dilupakan bahwa subjek tersebut memiliki ide baik yang hendak disajikannya, (c)
Hargailah dan manfaatkanlah ide-ide apa saja yang disumbangkan pembicara.
“Kalau saja saya terlihat menyimak, segala sesuatu beres!”, terkadang ada
pribadi yang seperti itu, berpura-pura menyimak tetapi sebenarnya pikirannya
tidak berada di situ, mengarahkan kedua matanya dengan tatapan tanpa kedipan
ke arah pembicara padahal ia sama sekali tidak memperhatikan atau tidak
menyimak isi pembicaraan, oleh karena itu perlu kesadaran dari diri sendiri
berhenti untuk berpura-pura menyimak dan mulai mengarahkan perhatian ke arah
pembicara.
Banyak gangguan yang datang baik dari sesuatu yang kita dengar maupun sesuatu
yang kita lihat, oleh karena itu dibutuhkan konsentrasi, pemusatan pikiran dan
usahakan agar perhatian kita tetap pada hal-hal, ide-ide, dan gagasan-gagasan
yang dikemukakan oleh pembicara.