Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA

“KETERAMPILAN MENYIMAK”

DISUSUN OLEH

GUS NURMAN HAKIM A1G022036

Dosen Pengampu :

Dr. Abdul Muktadir, M.Si


Dr. Wulan Febrina, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023

1
DAFTAR PUSTAKA
Daeng, K., Amir, J., & Hamsa, A. (2010). Pembelajaran Keterampilan Menyimak. Makassar:
Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Elvi Susanti (2019) Keterampilan Menyimak Depok: Rajawali Pers

2
3
4
A. Pengertian, Tujuan, Peranan, dan Jenis-jenis Menyimak

Secara umum, menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi, atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan.

1. Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengertian menyimak yang dikemukakan oleh para ahli yang
diantaranya yaitu:

a. Menurut H. G. Tarigan

Menyimak ialah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh infomasi, menangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan.

b. Menurut Anderson

Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenak serta menginterpretasikan lambang-


lambang lisan.

c. Menurut Russel & Russel 1959

Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.

2. Tujuan Menyimak

a) Adapun menurut H. G. Tarigan tujuan menyimak ialah:

(1) Menyimak untuk belajar

(2) Menyimak untuk menikmati keindahan audial

(3) Menyimak untuk mengevaluasi

(4) Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan

(5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide

(6) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi

(7) Menyimak untuk memecahkan masalah

(8) Menyimak untuk meyakinkan

5
b) Adapun menurut Bunga Ayesha dalam modul hakikat menyimak ialah:

(1) Mendapat fakta

(2) Mengevaluasi fakta

(3) Menganalisis fakta

(4) Mendapatkan inspirasi

(5) Menghibur diri

(6) Meningkatkan kemampuan berbicara

Jadi, tujuan menyimak secara umum, sebagai berikut:

a. Menyimak untuk belajar dimana orang tersebut bertujan agar ia dapat memperoleh pengetahuan
dari bahan ujaran sang pembicara.

b. Menyimak untuk menikmati dimana orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan
terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau dipagelarkan (teruatama sekali
dalam bidang seni)

c. Menyimak untuk mengevaluasi dimana orang menyimak dengan maksud agar ia dapat menilai apa-
apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tidak logis, dan lain-lain)

d. Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak dapat menikmati seta menghargai
apa-apa yang disimaknya itu (misalnya: pembacaan berita, puisi, music dan lagu, dialog, diskusi
panel, dan pendebatan)

e. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang yang menyimak bermaksud agar ia
dapat menkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain
dengan lancar dan tepat.

f. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak bermaksud agar dia
dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedaskan. arti (distingtif), mana
bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat pada seseorang yang sedang belajar bahasa
asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker)

g. Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang menyimak bermaksud agar dia dapat
memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh
banyak masukan berharga.

h. Menyimak untuk meyakinkan dimana orang yang menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.

6
3. Peran Menyimak

Adapun peran menyimak diantaranya yaitu:

a) Landasan belajar berbahas

b) Penunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis

c) Pelancar komunikasi lisan

d) Penambah informasi

4. Jenis-jenis Menyimak

Ada beberapa klasifikasi jenis-jenis menyimak sesuai sudut pandang masing-masing.13 Myers dan
Myers (1975) mengklasifikasikan menyimak ke dalam informative listening, appreciative listening
dan critical listening. Bradley (1978) menggolongkannya ke dalam listen purposefully, listen actively,
listen objectively, listen constructively, listen attentively, dan listen enthusiastically. De Vito (2001)
membaginya ke dalam participatory and passive listening, nonjudgemental and critical listening,
surface and depth listening, serta active and inactive listening. Sedangkan Tarigan menamakan jenis-
jenis menyimak dengan ragam menyimak, membaginya ke dalam menyimak ekstensif (menyimak
sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik, menyimak pasif), dan menyimak intensif (menyimak
kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, dan menyimak eksploratif).

Pengklasifikasian menyimak tadi bisa diuraikan sebagai berikut:.

1. Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Menyimak
seperti ini sering pula diartikan sebagai kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang
umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah
bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan
simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting
saja.Menyimak ekstensif memberi kesempatan dan kebebasan bagi para siswa mendengar dan
menyimak butir-butir kosakata struktur-struktur yang baru yang terdapat dalam arus ujaran yang
berada dalam jangkauan kapasitas untuk menanganinya. Pada umumnya sumber yang paling baik bagi
aspek menyimak ekstensif adalah rekaman-rekaman yang dibuat oleh guru sendiri karena dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai.

Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi menjadi empat yaitu:

a. Menyimak sosial

Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkerama mengenai
hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk
meresponss yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang
wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang. Menyimak sosial juga menyimak secara
kebetulan, walaupun dengan perhatian yang penuh pada cerita-cerita yang dibacakan atau yang

7
dikisahkan oleh ibunya. Menyimak sosial atau konversasional ataupun menyimak sopan, biasanya
berlangsung dalam situasi sosial tempat orang mengobrol atau becengkraman mengenai hal-hal yang
menarik perhatian semua orang yang hadir.Dengan perkataan lain dapat dikemukan bahwa menyimak
sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu:

1) Menyimak secara sopan-santun dan dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau
obrolan dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud.

2) Menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dan penyimak dalam proses


komunikasi tersebut (Anderson, 1972: 69).

b. Menyimak sekunder Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya
menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu. Berikut ini dua buah contoh menyimak sekunder:

1. Menyimak musik yang mengiringi ritme-ritme atau tarian rakyat di sekolah dan pada acara-
acara radio yang terdengar sayup-sayup sementara kita menulis surat pada seseorang teman di
rumah.

2. Sambil menikmati musik, kita ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti
melukis, hasta karya tanah liat, membuat sketsa, dan latihan menulis indah (Dawson, et all,
1963:153).

c. Menyimak estetik

Menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukan misalnya, lakon drama,
cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami,
merasakan karakter dari setiap pelaku. Menyimak estetik atau pun menyimak apresiatif adalah fase
terakhir dan kegiatan yang termasuk dalam menyimak secara kebetulan dan menyimak secara
ekstensif, mencakup:

1. Menyimak musik, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio, dan rekaman-rekaman.

2. Menikmati cerita, puisi, teka-teki, gemerencing irama dan lakon-lakon yang dibacakan atau
diceritakan oleh guru, siswa, atau aktor (Dawson, et all,1963: 153).

d. Menyimak pasif

Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai
upaya penyimak. Untuk melakukan hal ini kita perlu mempergunakan teknik-teknik tertentu yang
bermanfaat, antara lain:

1. Berilah otak dan telinga kesempatan menyimak sebanyak mungkin. Kadang kita
tercengang menyaksikan orang-orang pribumi yang tidak bersekolah, tetapi mereka lancar
sekali menggunakan beberapa bahasa asing.

2. Tenang dan santai. Kegelisahan-kegelisahan yang dirasakan bisa memutuskan upaya otak
untuk melakukan tugasnya, termasuk juga dalam belajar bahasa. Karenanya, dalam hal
menyimak pun diperlukan ketenangan dan suasana santai.

3. Jangan memasang rintangan bagi bunyi.Orang-orang yang bermukim di dekat rel kereta api
yang bising cenderung untuk melindungi diri mereka dengan “tabir bunyi“, penghalang secara
mental, sehingga mereka tidak mendengar lagi kereta api lewat.

8
2. Menyimak Intensif

Menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal
tertentu.dalam hal ini haruslah diadakan suatu pembagian penting sebagai berikut.

a. Menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan sebagai bagian dari program
pengajaran bahasa. atau

b. Terutama sekali dapat diarahkan pada pemahaman serta pengertian secara umum.

Jenis–jenis yang termasuk ke dalam kelompok menyimak intensif ini, yaitu menyimak kritis,
menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif, dan
menyimak sekektif. Hal ini akan diperbincangkan satu per satu berikut ini.15

a. Menyimak kritis

Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai
gagasan, ide, informasi dari pembicara. Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak berupa
pencarian kesalahan atau kekeliruan, bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang
pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima akal sehat. Situasi-situasi khusus yang
menuntut kita menyimak kritis, antara lain: pidato-pidato politis, pidato-pidato filosofis, dan kata-kata
memikat dari tukang obral (Hunt, 1981: 28).Secara terperinci kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam
menyimak kritis mencakup:

1) memperhatikan kebiasaan-kebiasaan ujaran yang tepat,kata, pemakaian kata, dan unsur-


unsur kalimatnya;

2) menentukan alasan “mengapa”;

3) memahami aneka makna petunjuk konteks;

4) membedakan fakta dan fantasi, yang relevan dan tidak;

5) membuat keputusan-keputusan;

6) menarik kesimpulan-kesimpulan;

7) menemukan jawaban bagi masalah tertentu;

8) menentukan informasi baru atau informasi tambahan bagi suatu topik;

9) menafsirkan, menginterpretasikan ungkapan, idiom, dan bahasa yang belum umum atau
belum lazim dipakai;

10) bertindak objektif dan evaluatif untuk menentukan keaslian, kebenaran, atau adanya
prasangka atau kecerobohan, kekurangtelitian, serta kekeliruan (Anderson, 1972: 70).

9
b. Menyimak Konsentratif

Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal
ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan
baik.Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam konsentratif ini,yaitu:

1) mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan;

2) mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan,
serta sebab–akibat;

3) mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu;

4) memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam;

5) merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran, ataupun,


pengorganisasiannya;

6) memahami urutan ide-ide sang pembicara;

7) mencari dan mencatat fakta-fakta penting (Anderson, 1972:70; Dawson, et all, 1963: 153).

c. Menyimak Kreatif

Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat
menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi
terhadap puisi itu. Menyimak kreatif sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan
kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta
perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh sesuatu yang disimaknya
Menyimak kreatif ini mencakup:

1) menghubungkan atau mengasosiasikan makna-makna dengan segala pengalaman


menyimak;

2) menyimak menyesuaikan atau mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif untuk


menciptakan karya baru dalam tulisan, lukisan, dan pementasan.

3) mencapai penyelesaian atau pemecahan masalah-masalah serta sekaligus memeriksa dan


menguji hasil penyelesaian tersebut (Anderson, 1972: 70).

d. Menyimak Eksplorasif

Menyimak eksplorasif atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan
menemukan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit. Dalam kegiatan
menyimak seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menjelajahi serta menemukan:

a. hal-hal baru yang menarik perhatian;

b. informasi tambahan mengenai suatu topik;

c. isu, pergunjingan, atau buah mulut yang menarik.

10
Dengan mudah dan dengan lega sang penyimak mengeluarkan sedikit upaya untuk maksud-maksud
itu, karena penyelidikannya dalam penjelajahan itu bersifat insidental kebetulan bukan bersifat
spesifik, unik, dan khusus (Dawson, et all, 1953: 153 ).

e. Menyimak Interogatif

Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas,
pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak. Dalam
kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya
pada memperolehan informasi dengan cara menginterogasi atau menanyai sang pembicara (Dawson,
et all, 1963: 153).Dengan mengharapkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
pembicara, penyimak mengharapkan dapat memperoleh informasi atau pengetahuan sebanyak
mungkin dan segala aspek pokok pembicaraan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
menyimak interogatif ini mencakup apa, siapa, mengapa, di mana, ke mana, untuk apa, benarkah, dan
sebagainya.

f. Menyimak Selektif

Menyimak selektif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari
penutur/pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan.

B. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Menyimak

Menyimak merupakan satu keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap
orang terutama kaum terpelajar, sedangkan untuk memperoleh kemampuan menyimak yang baik
diperlukan pengetahuan tentang banyak hal yang berkenaan dengan menyimak Berikut beberapa
faktor yang memengaruhi keberhasilan menyimak.

1. Faktor Fisik
Kita sama-sama telah maklum bahwa kondisi fisik orang menyimak merupakan faktor penting yang
turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak. Salah satu contohnya ada
orang yang suka sekali mendengar, dalam keadaan yang serupa itu, dia mungkin saja terganggu serta
dibingungkan oleh upaya yang dilakukannya untuk mendengar, atau dia mungkin kehilangan ide-ide
pokok seluruhnya. Juga secara fisik dia mungkin berada jauh di bawah ukuran gizi yang normal,
sangat lelah, atau pengidap suatu penyakit fisik sehingga perhatiannya dangkal, sekilas saja, serta
tingkah polanya tidak karuan. Selain kesehatan fisik, penyimak juga harus memiliki indra
pendengaran yang baik karena satu-satunya indra yang sangat berperan dalam kegiatan menyimak
adalah pendengaran.8
Kesehatan serta kesejahteraan fisik merupakan suatu modal penting yang turut menentukan bagi siap
penyimak. Namun, lingkungan fisik juga mungkin sekali turut bertanggung jawab atas tidak
keefektifan
menyimak seseorang. Ruangan mungkin sekali terlalu panas, lembab, ataupun terlalu dingin, suara
bising yang mengganggu dari jalan, dari kamar sebelah, atau dari beberapa bagian ruangan tempat
menyimak berada, para hadirin yang bergerak, atau berjalan kian kemari seenaknya saja sehingga juga
dapat mengganggu orang yang sedang menyimak.

2. Faktor Psikologis
Selain faktor-faktor fisik, masih terdapat faktor-faktor yang kerap kali lebih sulit diatasi, yang
melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi,yaitu faktor-faktor psikologi dalam menyimak. Faktor-
faktor ini antara lain mencakup masalah-masalah:

11
a. Prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara dengan aneka sebab dan alasan.
b. Keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi.
c. Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas.
d. Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tidak adanya perhatian sama sekali pada
pokok pembicaraan.9
e. Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan atau
terhadap pembicara.10
Sebagian atau semua faktor tersebut dapat memengaruhi kegiatan menyimak ke arah yang merugikan
yang tidak kita inginkan, dan hal ini mempunyai akibat buruk bagi sebagian atau seluruh kegiatan
belajar para siswa. Sebaliknya, faktor-faktor psikologis ini pun mungkin pula sangat
menguntungkanbagi kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, misalnya, pengalaman-pengalaman
masa lalu yang sangat menyenangkan yang telah menentukan minat-minat dan pilihan-pilihan, dan
kepandaiannya yang beraneka ragam. Oleh karena itu, dapat kita ambil kesimpulan bahwa:
a. Faktor psikologis yang positif memberi pengaruh yang baik, dan
b. Faktor psikologis yang negatif memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan
menyimak.

3. Faktor Pengalaman
Pengalaman juga faktor yang sangat menentukan dalam kegiatan menyimak. Kurangnya atau tiadanya
minat merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman dalam
bidang yang disimak itu. Sikap-sikap yang antagonistik, sikap-sikap yang menentang, serta
bermusuhan timbul dari penglamanpengalaman yang kurang menyenangkan. Kosakata simak juga
turut memengaruhi kualitas menyimak. Makna-makna dari kata-kata asing sering mengurangi
perhatian mereka dalam kegiatan menyimak.Faktor pengalaman dapat diperoleh penyimak melalui
kejadian atau
peristiwa yang dialami sendiri, pengalaman orang lain yang diperoleh melalui pembicaraan atau
melalui bacaan. Dengan demikian, pengalaman yang dimiliki penyimak sangat membantu dalam
memahami bahan simakan, terutama pengalaman berbahasa yang di dalamnya terkandung
pengetahuan dan kemampuan tentang bahasa dan berbahasa.

4. Faktor Sikap
Memahami sikap penyimak merupakan salah satu modal penting bagi pembicara untuk menarik
peminat atau perhatian para penyimak. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama
mengenai segala hal yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada
hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang tidak
menarik dan tidak menguntungkan baginya. Kedua hal ini memberi dampak pada menyimak masing-
masing dampak positif dan dampak negatif. Dengan demikian, seorang pembicara yang baik
seharusnya dapat memberikan sajian informasi yang baik dan menarik sehingga mempermudah
penyampaian informasi dan membentuk sikap positif penyimak.

5. Faktor Motivasi
Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Jika seseorang memiliki
motivasi kuat untuk mengerjakan, orang itu diharapkan akan berhasil ke tujuannya. Begitu pula
halnya dalam menyimak, jika kita sebagai penyimak tidak yakin jika kita akan memperoleh sesuatu
yang berharga dan berguna dari suatu penyimakan, sedikit sekali kemungkinan bahwa kita akan mau,
apalagi bergairah, menyimak pada sesuatu apabila, kita sedang melamun, mengantuk, atau tidur-
tiduran. Dorongan dan tekad diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu dalam kehidupan ini.
Menerangkan pelajaran dengan baik dan jelas, dan mengutarakan maksud dan tujuan yang hendak
dicapai, bagaimana cara mencapai tujuan itu, jelas merupakan suatu bimbingan untuk menanamkan
serta memperbesar motivasi untuk menyimak dengan tekun.

6. Faktor Jenis Kelamin


Penjelasan atau faktor ini diperoleh berdasarkan hasil penenelitian yang dilakukan Julian Silverman
yang dikutip oleh Tarigan (1986: 104) sebagai berikut.

12
“Gaya menyimak pria pada umumnya bersifat objektif, aktif, keras hati, analitik, rasional, keras
kepala, menetralkan, intrusif (bersifat mengganggu), mandiri, dan dapat menguasai emosi.
Sedangkan wanita cenderung lebih subjektif, pasif, simpatik, difusif, sensitif, mudah terpengaruh,
cenderung memihak, mudah mengalah, dan emosional.”

7. Faktor Peranan dalam Masyarakat


Keinginan dan motivasi kita untuk menyimak juga dipengaruhi oleh peranan penyimak di dalam
masyarakat. Umpamanya, sebagai guru dan pendidik selalu ingin melakukan kegiatan menyimak yang
berkenaan dengan masalah-masalah pendidikan dan pengajaran. Seorang mahasiswa biasanya
memiliki perhatian yang lebih tinggi terhadap bahan-bahan simakan yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan
yang sedang dipelajari dibandingkan dengan penyimak lain yang bukan mahasiswa. Kenyataan hari
ini menurut penulis, guru, pendidik, dan mahasiswa sebagian besar tidak lagi menyimak materi yang
berkenaan dengan ilmu pengetahuan yang sedang dipelajari. Mereka larut dalam “menyimak” status
update di media sosial. Mereka baru akan menyimak materi tersebut jika ada tugas yang berkenaan
dengan hal itu. Biasanya mereka juga menyimak secara dangkal, tidak mendalam, karena mereka
hanya
menyimaknya dengan membaca dalam semalam saja, tidak berulang-ulang dan menuntaskannya.
Contoh lainnya, menurut Tarigan, seperti peserta Olimpiade sains pasti senang menyimak hal-hal
yang baru dan aneh menyangkut dengan bidang yang ditekuninya. Begitu pula dengan dokter, arsitek,
pakar, guru, camat, bupati, mahasiswa, aktivis, psikolog, antropolog, linguis, apoteker, seniman,
sastrawan, hakim, pasti akan menyimak hal-hal yang berkaitan dengan mereka, profesi dan keahlian
mereka, agar tidak ketinggalan zaman, mereka harus mengembangkan pengetahuan mereka ke arah
yang lebih baik, perkembangan yang pesat yang terdapat dalam bidang keahlian mereka menuntut
untuk mengembangkan suatu teknik menyimak yang baik.18 Jadi peranan penyimak dalam
masyarakat atau
status penyimak juga menentukan bahan-bahan yang disimaknya dan dapat memengaruhi hasil
simakkan itu.19

8. Faktor Pembicara
Kelemahan-kelemahan pembicara sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyimak dalam
melakukan kegiatan menyimak. Ketidakberhasilan penyimak ini dapat terjadi pada kegiatan
menyimak
tanpa tatap muka (melalui radio atau kaset rekaman), terlebih lagi pada kegiatan menyimak secara
langsung atau tatap muka. Kelemahan-kelemahan pembicara tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Pembicara tidak menguasai bahan yang dibicarakan. Artinya, pembicara bukan ahli pada
bidang yang dibicarakannya.
b. Pembicara menyampaikan bahan pembicaraan tidak sistematis sehingga sulit dimengerti.
c. Volume suara pembicaraan kurang keras sehingga tidak jelas terdengar, banyak terdapat
pelafalan dan intonasi yang tidak tepat sehingga terjadi peruubahan makna kata atau kalimat
yang akan berdampak pada kekeliruan penyimak dalam mengungkap maksud pembicaraan,
d. Pembicara kurang memiliki percaya diri sehingga penyimak meragukan apa yang
disampaikan pembicara.
e. Penampilan pembicara tidak menarik atau kurang enak dipandang (lusuh atau bertingkah
laku berlebihan). Hal ini membuat penyimak/pendengar beralih dari pesan kepada tingkah
laku yang dianggap aneeh. Dapat juga pendengar menjadi tidak tertarik, bosan, bahkan
mungkin kesal.
f. Pembicara tidak dapat melakukan kontak atau tidak dapat menguasai pendengar.

9. Faktor Pembicaraan
Pembicaraan, isi atau pesan yang akan disampaikan oleh pembicara haruslah memenuhi syarat-syarat
tertentu agar sesuai dengan selera pendengar atau penyimak. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai
berikut.
1) Pembicaraan harus sesuatu yang baru dan aktual.
2) Pembicaraan harus memiliki makna atau bermanfaat bagi orang yang mendengarkannya.

13
3) Pembicaraan harus disusun secara sistematik agar mudah ditangkap pendengar atau
penyimak.
4) Taraf kesukaran pembicaraan hendaknya seimbang dengan taraf kemampuan pendengar.

10. Faktor Situasi


Faktor situasi yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan kegiatan
menyimak meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Ruangan atau tempat berlangsungnya kegiatan menyimak harus memenuhi persyaratan
yang baik, yaitu tempat duduk yang tepat dan ruangan yang kondusif (warna dinding yang
menyejukan, udara yang sejuk).
b. Waktu berlangsungnya kegiatan menyimak harus tepat, yaitu pada jam-jam di mana
pendengar/penyimak dalam keadaan segar, rileks, tidak dalam keadaan letih (pada tengah hari
atau sore hari).
c. Suasana lingkungan yang tenang, bersih, jauh dari kebisingan, pemandangan tidak
mengganggu konsenterasi, artinya tidak di tempat yang penuh dengan peralatan yang sama
sekali tidak ada kaitannya dengan kegiatan menyimak, dan tidak banyak orang lalu-lalang.
d. Jika menggunakan peralatan, seperti tape recorder/radio kaset, yakinkan bahwa radio dalam
keadaan baik, tersedia kontak listrik atau baterai peralatan tersebut berfungsi dengan
baik.22Menurut penulis, situasi menyimak terbaik tergantung kepada kondisi,
kenyamanannya, hobi/selera penyimak. Ada yang suka menyimak buku dan sebagian lagi
menuangkannya dalam bentuk tulisan saat pagi hari setelah shalat Subuh. Ada yang
konsentrasinya tinggi setelah shalat Magrib, shalat Isya, atau di dua pertiga malam (mulai dari
pukul 1 hingga pukul 3 dini hari). Itu semua tentu saja tidak luput dengan kesegaran kondisi
fisik dan situasi yang membuat penyimak nyaman.

C. Ciri-ciri Menyimak Ideal dan Duga Daya Simak

1. Ciri Menyimak Ideal

Dialog bermanfaat sebagai sarana berlatih dan mempraktikkan kegiatan berbahasa secara lisan.
Aspek-aspek yang menonjol dalam setiap kegiatan berbahasa lisan, adalah aspek penggunaan embal
dan isi dialog. Kegiatan berbahasa atau pembelajaran embal ditekankan pada kemampuan berbahasa
bukan pada tema pembelajaran. Karena itu tidaklah mengherankan apabila dalam penilaian dialog
penekanan penilaian ditekankan pada segi bahasanya. Ciri-ciri menyimak yang baik :

a. Menyimak secara menyeluruh namun selektif


Dalam proses menyimak harus mengikuti pembicaraan secara lengkap mulai dari awal sampai
akhir. Walaupun menyimak secara menyeluruh, lengkap, atau sempurna tidak berarti bahan
simakan itu ditelannya semua mentah-mentah tapi cukup pintar memilih bagian penting yang
perlu dicatat.

b. Merangkum isi pembicaraan


Dalam merangkum isi pembicaraan, penyimak dapat kembali isi ringkasan hasil simakannya
baik-baik menjadi pokok-pokok saja melalui lembal lisan ataupun tulisan

c. Menilai dan menanggapi hasil pembicaraan


Dalam menyimak, dapat menilai baik buruknya sesuatu pembicaraan yang disimaknya.
Berdasarkan hasil penilaian ini yang bersangkutan dapat memberikan tanggapan yang tepat,
yang bersangkutan mungkin menyetujui atau tidak menyetujui isi pembicaraan. Tanggapan
penyimak ideal itu dapat berupa, mengerjakan sesuatu setiap membaca embali buku lain yang
membicarakan hasil yang sama.

14
2. Meningkatkan Daya Simak

Untuk dapat menyimak dengan baik, perlu mengetahui syarat menyimak efektif. Menurut Mustakim
(2005: 135-140) ada beberapa teknik pembelajaran menyimak. Teknik tersebut diuraikan sebagai
berikut.

a. Simak-ulang ucap Teknik simak-ulang ucap biasanya digunakan untuk memperkenalkan bunyi
bahasa dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas. Guru dapat mengucapkan atau memutar
rekaman bunyi bahasa tertentu seperti fonem, kata, kalimat, ungkapan, semboyan, kata mutiara
dengan lafal dan intonasi yang tepat. Setelah itu, anak menirukan ucapan guru. Pengucapan ulang
bunyi bahasa tersebut dapat dilakukan secara klasikal, kelompok, atau individual.

b. Bermain tebak-tebakkan Bermain tebak-tebakan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang
sederhana, guru mendeskripsikan secara lisan suatu benda tanpa menyebutkan nama bendanya. Tugas
anak menebak nama benda itu. Tentu saja guru dapat memodifikasi permainan ini agar lebih menarik.

c. Mengidentifikasi kata kunci Untuk menyimak kalimat yang panjang, anak perlu mencari kalimat
intinya. Kalimat inti dapat dicari melalui beberapa kata kunci. Kata kunci itulah yang mewakili
pengertian kalimat. Guru menyiapkan kalimat panjang dan disampaikan secara lisan. Setelah
menyimak, anak harus menentukan beberapa kata kunci yang mewakili pengertian kalimat.

d. Mengidentifikasi kalimat topik Setiap paragraf dalam wacana mengandung dua unsur, yakni
kalimat topik dan kalimat pengembang. Guru memperdengarkan sebuah wacana pendek (satu
paragraf). Setelah menyimak, anak disuruh menyebutkan kalimat topiknya.

e. Menjawab pertanyaan Melalui teknik ini anak dilatih untuk memahami isi bahan simakan. Setelah
menyimak, anak diminta menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi wacana yang
diperdengarkan. Pertanyaan yang harus dijawab anak tentu saja dikembangkan sesuai dengan bahan
simakan. Adapun bahan simakan dapat berupa wacana nonsastra maupun wacana sastra.

f. Menyelesaikan cerita Guru atau salah seorang anak diminta menceritakan sebuah kisah yang sudah
dipersiapkan, sedangkan anak lain mendengarkan cerita tersebut. Setelah guru mengisahkan sebagian
cerita, anak lain diminta meneruskan cerita tersebut. Demikian seterusnya secara bergiliran anak
diminta melanjutkan cerita temannya sampai cerita itu berakhir. Anak harus menyimak jalan cerita
yang disampaikan sebab pada giliran berikutnya setiap anak mungkin ditunjuk guru untuk
melanjutkan cerita.

g. Bisik berantai Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang anak. Anak tersebut membisikkan
pesan itu kepada anak kedua. Anak kedua membisikkan pesan kepada anak ketiga dan begitu
seterusnya. Anak terakhir menyebutkan pesan itu dengan suara keras dan jelas di depan kelas. Guru
memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai kepada anak terakhir atau tidak.

h. Merangkum Merangkum atau menyingkat isi bahan simakan berarti menyimpulkan isi bahan
simakan secara singkat. Anak mencari inti bahan simakan. Bahan yang dilisankan dapat berupa
wacana sastra maupun nonsastra.

i. Memparafrase Parafrase berarti alih bentuk. Dalam pembelajaran sastra, parafrase diwujudkan
dalam bentuk memprosakan puisi. Guru mempersiapkan puisi yang sesuai. Puisi dibacakan dengan
suara dan intonasi yang tepat. Anak menyimak dan kemudian menceritakan kembali dengan kata-
katanya sendiri.

15
D. Peningkatan Daya Simak
Peningkatan daya simak membutuhkan konsentrasi tinggi terhadap apa yang disimak. Selain
konsentrasi, faktor lain yang juga beperan besar dalam kegiatan menyimak adalah penguasan
kosakata. Hal ini terjadi karena penangkapan makna merupakan bagian integral dari poses
menyimak. Orang dewasa dikatakan memiliki kosakata minimum apabila ia hanya memiliki
rata-rata kosakata sekitar 20.000 kata. Selajutnya. untuk meningkatkan daya simak, ada
beberapa teknik yang dapat dilakukan di antaranya adalah teknik loci, teknik penggabungan,
dan teknik fonetik (Sutari dkk. 1997).

1. Teknik Loci (Loci System)


Teknik loci merupakan salah satu teknik mengingat yang paling tradisional. Teknik ini pada
dasamya merupakan teknik mengingat dengan cara memvisualisasikan materi yang harus
diingat dalam ingatan penyimak. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari urutan
informasi dengan informasi lain yang serupa, dan mencocokkan hal-hal yang akan diingat
dengan lokasi tersebut.
2. Teknik Penggabungan
Teknik penggabungan merupakan teknik mengingat dengan cara menghubungkan
(menggabungkan) pesan pertama yang akan penyimak ingat secara berantai dengan pesan
kedua, ketiga, dan seterusnya. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imaji-imaji
tertentu yang perlu divisualkan secara jelas dalam pikiran. Untuk mencegah terjadinya lupa
pada pesan pertama (pesan yang akan dimatarantaikan), pesan pertama perlu dihubungkan
dengan lokasi yang akan mengingatkan pada item tadi.
3. Teknik- Fonetik
Teknik fonetik melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunyi fonetis, dan kata-kata
yang mewakili bilangan- bilangan itu dengan pesan yang akan diingat. Teknik ini dapat
membentuk imaji visual yang kuat untuk masing-masing kata yang berhubungan dengan
bilangan dan membentuk penggabungan visual antara masing-masing pesan yang akan
diingat secara berurutan dengan masing-masing kata yang terbentuk dari kata-kata yang
divisualisasikan.

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai