Anda di halaman 1dari 8

1

RAGAM MENYIMAK

Menurut Henry Guntur Tarigan dalam buku Menyimak sebagai Suatu


Keterampilan Berbahasa, menyimak itu terbagi menjadi dua macam, yaitu sebagai
berikut.

1. Menyimak Ekstensif

Menyimak ini berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas. Di sekolah,
menyimak jenis ini tidak perlu bimbingan guru. Karena menyimak ini, tidak dengan
ketentuan dan ketelitian dan tidak diharuskan untuk memahami hal simakannya. Hanya
dengan memahami yang umumnya saja atau garis-garis besarnya saja. Jenis menyimak
ini dibagi lagi, yaitu :

a. Menyimak Sosial

Menyimak ini berlangsung pada keadaan atau situasi sosial secara sopan dan
santun dengan perhatian yang wajar.

Mereka saling mendengarkan satu dan lainnya untuk membuat responsi-responsi yang
wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar
2

terhadap apa-apa yang dikemukakan dan dikatakan oleh seorang rekan ((Dawson [et
all], 1963: 153).

Contoh : Beberapa orang anak yang berusia sembilan tahun mengobrol saat mereka
bermain. Mereka saling memperliahtkan perhatian yang sewajarnya saja.

b. Menyimak Sekunder

Jenis menyimak ini terjadi ketika mengerjakan sesuatu tetapi juga secara
bersamaan dan secara kebetulan menyimak pembicaraan.

Sambil menikmati musik, kita ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah
seperti melukis, hasta karya tanah liat, membuat sketsa, dan latihan menulis indah
(Dawson [et all], 1963 : 153; Tarigan, 1972:69).

c. Menyimak Estetik

Menyimak estetik disebut juga menyimak apresiatif. Yakni, penyimaknya


duduk menyaksikan pertunjukan.

Menikmati cerita, puisi, teka-teki, gemerencing irama, dan lakon-lakon yang dibacakan
atau diceritakan oleh guru, siswa, atau actor (Dawson [et all], 1963:153).

d. Menyimak Pasif

Menyimak pasif adalah proses menyerap suatu pembicaraan tanpa sadar dalam
pengupayaannya.

Contoh : Supir angkot yang membawa atau mengantar penumpangnya seorang turis,
secara tidak langsung supir itu pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.
3

2. Menyimak Intensif

Menyimak Intensif merupakan kebalikan dari menyimak ekstensif. Jika


menyimak ekstensif tidak dengan perhatian penuh, ketentuan, dan ketelitian, maka
sebaliknya menyimak intensif dilakukan dengan penuh perhatian, dengan ketentuan,
dan ketelitian sehingga penyimaknya memahami tidak hanya garis besarnya
saja,melainkan secara mendalam.

Jenis menyimak ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

a. Menyimak Kritis

Jenis menyimak ini cenderung mencari dan meneliti kesalahan ataupun


kekeliruan pembicara untuk mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya ataupun fakta
dengan alasan yang dapat diterima oleh akal sehat.

Ada empat konsep penting dalam menyimak kritis.

1. Penyimak harus yakin bahwa pembicara mendukung masalah yang dikemukakan.

2. Penyimak mengharap agar pembicara mengemukakan masalah khusus.

3. Penyimak mengharap agar pembicara mendemonstrasikan keyakinannya pada


topik tertentu.

4. Penyimak harus percaya bahwa pembicara berpikir secara deduktif.

Kegiatan–kegiatan yang tercakup dalam menyimak kritis:

1. Memperhatikan kebiasaan-kebiasaan ujaran yang tepat pemakaian kata dan unsur-


unsur kalimatnya

2. Menentukan alasan “mengapa”

3. Memahami aneka makna petunjuk konteks

4. Membedakan fakta dari fantasi yang relevan dari yang tidak relevan
4

5. Membuat keputusan

6. Menarik kesimpulan

7. Menemukan jawaban bagi masalah tertentu

8. Menentukan informasi baru atau tambahan

9. Menafsirkan bahasa yang belum umum dipakai

10. Bertindak objektif dan evaluatif untuk menentukan keaslian,kebenaran atau


adanya prasangka atau kecerobohan kekurang telitian serta kekeliruan
(Andreson,1972:70)

Situasi khusus yang menuntut kita menyimak kritis:

1. Pidato politis

2. Pidato filosofis

3. Kata-kata memikat dari tukang obral (Hunt,1981:28)

b. Menyimak Konsentratif

Merupakan kegiatan atau proses menelaah pembicaraan atau hal-hal yang


disimak penyimak. Kegiatan ini harus dilakukan dengan penuh konsentrasi agar hal-
hal yang dibicaraakan pembicara dapat diterima dengan baik dan tepat.

Contoh : Saat mengikuti Ujian Nasional, yaitu ujian listening bahasa Inggris. Maka
siswa harus menyimak dengan konsentrasi agar dapat mengetahui dan memahami
maksud yang dibicarakan dengan tepat.

Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak kritis adalah sebagai


berikut:

1. Mengikuti petunjuk yang ada terdapat dalam pembicaraan


5

2. Mencari dan merasakan hubungan seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan,
serta sebab akibat

3. Mendapat atau memperoleh butir informasi tertentu

4. Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam

5. Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran, ataupun


pengorganisasiannya

6. Memahami urutan ide-ide sang pembicara

7. Mencari dan mencatat fakta-fakta penting (Adreson,1972:70;Dawson,1963:153)

c. Menyimak Kreatif.

Menyimak jenis ini memiliki hubungan dengan imajinasi seseorang. Menyimak


kreatif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan
kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan,
gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh
sesuatu yang disimaknya (Dawson [et all], 1963: 153).

Contoh : Penyimak dapat memahami dan menangkap makna puisi yang didengarnya
karena dia berimajinasi atau mengimajinasikan puisi tersebut.

Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak kreatif adalah sebagai


berikut:

1. Menghubungkan atau mengasosiasikan makna-makna dengan segala jenis


pengalaman menyimak.

2. Membangun atau merekonstruksikan imajinasi visual dengan baik.

3. Menyesuaikan atau mengadaptasikan imajinasi dengan pikiran imajinatif untuk


menghasilkan karya baru dalam bentuk tulisan, lukisan, pementasan.
6

4. Penyelesaian atau pemecahan masalah serta memeriksa dan menguji hasil


penyelesaian atau pemecahan tersebut.

d. Menyimak Eksploratif

Menyimak ini dikatakan menyimak penyelidikan karena bersifat menyelidik.


Exploratory Listening adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan
tujuan menyelidiki sesuatu secara lebih terarah. Dalam menyimak eksploratif, sang
penyimak memfokuskan perhatiannya untuk menemukan:

1) Hal-hal baru yang menarik perhatian,


2) Informasi tambahan mengenai suatu topik, dan
3) Isu, pergunjingan, atau buah mulut yang menarik.

Contoh : Seseorang yang statusnya terduga mencuri sepeda motor sedang diselidiki
oleh polisi dengan menanyakan atau mengutarakan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab seseorang itu. Saat sang terduga tersebut menjawab pertanyaan-pertanyaan,
polisi melakukan menyimak eksploratif.

e. Menyimak Interogatif

Kegiatan menyimak ini menuntut lebih banyak konsentrasi, perhatian, dan


selektif dalam memilih ujaran-ujaran atau hal-hal yang dikatakan atau disampaikan
pembicara. Karena dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak akan
mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan
cara menginterogasinya atau menanyai sang pembicara. (Dawson [et all], 1963: 153)

Dengan jawaban yang diberikan pembicara atas pertanyaan-pertanyaan


tersebut, penyimak berharap dapat memperoleh informasi atau pengetahuan sebanyak
mungkin dari segala aspek pokok pembicaraan tersebut.
7

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penyimak seputar menyimak


interogatif ini dapat mencakup:

1. Apa,
2. Siapa,
3. Mengapa,
4. Dimana,
5. Kemana,
6. Untuk apa,
7. Benarkah, dsb.

Contoh : Seseorang yang yang statusnya tersangka menjelaskan kejahatan yang


dilakukannya. Dari penjelasannya polisi mengajukan pertanyaan atau
mengintrogasinya.

f. Menyimak Selektif

Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan
terfokus untuk mengenal bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi yang bersamaan,
kata-kata dan frase, kalimat-kalimat, dan bentuk ketatabahasaan.

Menyimak selektif dan menyimak pasif hendaknya saling melengkapi, kita


harus berupaya untuk memanfaatkan kedua teknik tersebut. Terdapat alasan yang kuat
mengapa kita perlu melengkapi menyimak pasif dengan menyimak selektif. Salah
satunya karena kita jarang sekali mendapat kesempatan untuk berpartisipasi secara
sempurna dalam suatu kebudayaan asing. Dengan melengkapi kedua teknik menyimak
tersebut, berarti kita mengimbangi isolasi kultural dari masyarakat bahasa asing itu dan
tendensi kita untuk menginterpretasikan kembali semua yang telah kita dengar dengan
bantuan bahasa yang telah kita kuasai.
8

Sumber:

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa.


Bandung: CV Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai