Anda di halaman 1dari 8

Nama

: Ahmad Robai

NPM

: 13111015

Kelas

: S1/D3 2 Gab

1. Konsep keterampilan Menyimak dan Membaca


a. Keterampilan Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat
reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan
bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa
pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan
melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari
begitu kompleksnya proses pemmerolehan keterampilan mendengar
tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspekaspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan
dalam bahasa kedua.
b. Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan
membaca

dapat

dikembangkan

secara

tersendiri,

terpisah

dari

keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang


memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan
membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan
menyimak

dan

berbicara.

Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca


yang harus dimiliki oleh pembicara adalah; Keterampilan Berbahasa

2. Perbedaan mendengar dan menyimak

Mendengar adalah dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga. Sadar atau
tidak, kalau ada bunyi, alat pendengar kita akan menangkap atau mendengar
bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara itu tanpa ada unsur kesengajaan.
Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan atau secara kebetulan.
Sedangkan dalam menyimak, faktor kesengajaan cukup besar, lebih besar dari
mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang
disampaikan pembicara sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan
pemahaman belum dilakukan. Menyimak bukan merupakan suatu proses yang
pasif melainkan suatu proses yang aktif.
Jadi, menyimak bukan merupakan keterampilan pasif karena di dalam proses
menyimak tidak hanya mendengar saja namun juga ada kegiatan mendengarkan
dengan pemahaman atau pengertian bahkan sampai ke tingkat apresiasi.

3. JENIS-JENIS MENYIMAK
a. Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian,
ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis
besarnya saja. Menyimak ekstensif meliputi :
1) Menyimak sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di
pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih
menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam
masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan
sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih
utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
2) Menyimak sekunder

Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar


sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain,
suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar
oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
3) Menyimak estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah
kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya,
menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya.
Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti
dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi
penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut.
Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang
pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan cerpencerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para
remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan
tersebut.
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar.
Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah,
setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam
bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah
tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil
menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa
daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat
awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal
istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan
dan ketidaksengajaan.

b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif meliputi:
1) Menyimak kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguhsungguh untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan keaslian,
kebenaran. dan kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menyimak kritis adalah (a) mengamati tepat tidak ujaran
pembicara, (b) mencari jawaban atas pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah
penyimak membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak. dapatkah
penyimak mengambil simpulan dari hasil menyimak? dapatkah penyimak
menafsirkan makna idium, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak"
(Kamidjan,2001:22).
2) Menyimak introgatif
Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh
informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada
pemerolehan

informasi

tersebut.

Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk (a) mendapatkan fakta-fakta dari


pembicara, (b) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi
sebuah wacana yang menarik, (c) mendapatkan informasi apakah bahan yang
telah disimak itu asli atau tidak.
3) Menyimak eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh
perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang
penyimak eksploratif akan (a) menemukan gagasan baru. (b) menemukan
informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, (c) menemukan

topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa yang akan datang. (d)
menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
4) Menyimak kreatif
Menyimak

kreatif

ialah

kegiatan

menyimak

yang

bertujuan

untuk

mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak


dapat dilakukan dengan cara (a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau
bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan
sebagainya, (b) mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara. namun
menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda, (c) merekonstruksi pesan
yang telah disampaikan penyimak, (d) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat
berdasar materi yang telah disimak.
5) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh
perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang
disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (a) mengikuti
petunjuk-petunjuk, (b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak. (c)
mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen. (d) mencari
butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak, (e) mencari urutan
penyajian dalam bahan menyimak, dan (f) mencari gagasan utama dari bahan
yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).
6) Menyimak selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan
terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi
homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang
sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda
dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah: (a)
menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang

diinginkan, (b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, (c)


menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta
gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan
menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
2. Untuk menganalisis fakta
3. Untuk mengevaluasi fakta
4. Untuk mendapatkan inspirasi
5. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri
4. JENIS-JENIS MEMBACA
Dari Aspek kegiatannya
1. Membaca Keras
Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada ketepatan
bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. Kegiatan membaca
seperti

ini

disebut

juga

sebagai

kegiatan

membaca

teknis.

2. Membaca dalam Hati


Membaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk
memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Secara
fisik membaca dalam hati harus menghindari vokalisasi, pengulangan membaca,
menggunakan

telunjuk/petunjuk

atau

gerakan

kepala.

3. Membaca Cepat
Yaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-rincian isi
bacaan, akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. Membaca ini dapat
dilakukan

dengan

menggerkkan

mata

dengan

pola-pola

tertentu.

4. Membaca Rekreatif
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan
membaca;

biasanya

bahan

bacaan

diambil

dari

cerpen

dan

novel.

Tujuan membaca :
Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for
details or facts). Membaca tersebut bertujuan untuk menemukan atau mengetahui
penemuan-penemuan telah dilakukan oleh sang tokoh, untuk memecahkan
masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.
b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). Membaca
untuk mengetahui topik atau masalah dalam bacaan. Untuk menemukan ide pokok
bacaan dengan membaca halamn demi halaman.
c. Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi cerita (reading for
sequenceor organization). Membaca tersebut bertujuan untuk mengetahui bagianbagian cerita dan hubungan antar bagian-bagian cerita.
d. Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for inference).
Pembaca diharapkan dapat merasakan sesuatu yang dirasakan penulis.
e. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan (reading for
classify). Membaca jenis ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang tidak wajar
mengenai sesuatu hal (Anderson dalam Tarigan 1979:10).
f. Membaca untuk menilai atau mengevaluasai (reading to evaluate). Jenis

membaca tersebut bertujuan menemukan suatu keberhasilan berdasarkan ukuranukuran

tertentu.

Membaca

jenis

ini

memerlukan

ketelitian

dengan

membandingkan dan mengujinya kembali.


g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to
compare or contrast). Tujuan membaca tersebut adalah untuk menemukan
bagaimana cara, perbedaan atau persamaan dua hal atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai