Nama : Santi
Nim : 856816344
a. Menyimak Sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial seperti di Pasar,
Terminal, Stasiun, Kantor Pos dan sbagainya. Contoh :Seorang anak jawa menyimak
nasehat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun.
b. Menyimak Sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Contoh : Jika seorang pembelajar sedang
membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orang lain, suara siaran
radio, suara televisi dan sebagainya, suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar
tersebut.
c. Menyimak Estetik
Menyimak Estetik sering juga disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetik ialah
kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Contoh : Menyimak
pembaca puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya.
d. Menyimak Pasif
Menyimak pasif merupakan jenis menyimak yang berupa kegiatan menyimak sebuah
bahasan yang dilaksanakan tanpa pengupayaan/tujuan yang sadar. Contoh : Dalam
kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan Bahasa Daerah, setelah itu dalam
masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam Bahasa Daerah
tersebut.
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan
ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Menyimak intensif dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk memahami
makna yang dikehendaki.
a. Menyimak kritis
b. Menyimak Introgatif
c. Menyimak Eksploratif
d. Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan unuk mengembangkan daya
imajinasi dan kreatifitas pembelajaran. kreativitas menyimak dapat dilakukan dengan
cara (1) Merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (2) Menyusun
petunjuk-petunjuk atau nasehat berdasar materi yang telah disimak.
e. Menyimak Konsentratif
f. Menyimak selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus
untuk mengenal bunyi-bunyi asing, nada dan suara. Menyimak selektif memiliki ciri
tertentu sebagai pembeda dengan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif
itu ialah (1) menyimak dengan seksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu
yang diinginkan, (2) Menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, (3)
Menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.
Macam-macam metode pembelajaran bahasa dapat Anda pelajari pada Modul 3 (tiga).
1. Simak - Tulis
Teknik simak salin, dapat digunakan untuk melatih siswa menulis yang
disimak/didengarnya atau sering disebut dikte atau imla. Tekniknya mula-mula guru
mengucapkan kata, kalimat, atau paragraf. Kemudian, siswa disuruh menulis kembali
kata, kalimat, atau paragraf yang telah digunakan guru dalam buku kerjanya.
2. Simak - Terka
Guru : Batang pohonnya kecil berduri, bunganya berwarna-warni. Ada yang merah,
merah muda, oranye, putih, kuning, dan ada juga yang pink. Bunga ini sering dipakai
untuk nama wanita. Bunga apakah itu?
Siswa : Bunga mawar.
3. Simak - Cerita
Teknik ini biasanya digunakan untuk kelas rendah dan tinggi. Pada kelas rendah, cerita
yang digunakan sebagai bahan ajar diusahakan cerita yang pendek dan bahasanya
sederhana supaya mudah diterima. Misalnya, untuk kelas rendah tentang Kancil dan
Buaya, Bawang Merah Bawang Putih, sedangkan untuk kelas tinggi, misalnya cerita
tentang Jaka Tingkir, Jaka Umbaran, Si Kabayan, dan sebagainya.
Teknik simak ulang ucap biasanya digunakan dalam memperkenalkan bunyi bahasa
dan cara pengucapannya. Teknik ini sangat cocok untuk pembelajaran mendengarkan
di SD kelas satu. Guru sebagai model membacakan atau mengucapkan bunyi bahasa
tertentu yang telah dipilih sesuai dengan kebutuhan siswa dibaca pelan-pelan, jelas,
dengan lafal dan intonasi yang tepat. Siswa meniru ucapan guru. Pengucapan kembali
dilakukan secara klasikal, berkelompok, atau individu. Untuk mengetahui daya simak
siswa, maka guru dapat melakukan penilaian secara individu kepada masing-masing
siswa.
b. Simak - Jawab
Teknik ini paling sering digunakan guru karena pada setiap kesempatan guru pasti
memberi pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Materi dapat berupa pengetahuan
yang baru, yang sedang diajarkan, atau materi yang sudadidiajarkan.
c. Simak - Baca
Untuk melaksanakan teknik simak baca, guru terlebih dahulu menyiapkan bahan
simakan tulis. Sebelum siswa membaca guru memberikan rambu-rambu apa yang
harus dibaca. Setelah siswa membaca, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
ada kaitannya dengan isi bacaan.
d. Simak - Rangkum
Bahan simakan dengan menggunakan teknik simak rangkum dapat sama dengan
bahan simakan simak bercerita dan simak baca. Hanya saja pada kegiatan
pembelajaran siswa dituntut untuk membuat ringkasan isi cerita yang telah
didengarkannya. Kegiatan meringkas dan diceritakan kembali dapat berupa
rangkuman lisan atau tulisan
e. Simak - Lengkapi
Bahan simakan yang dapat digunakan untuk teknik simak lengkapi ini dapat diberikan
pertanyaan atau soal-soal yang berbentuk teknik terbuka (technik Close). Soal dibuat
sesuai dengan syarat-syarat pembuatan technik Close, yakni pilih bahan wacana/
bacaan yang terdiri antara 200-250 kata. Hilangkan kata-kata tertentu yang merupakan
kata ke lima atau keenam dari kalimat pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Bagian
yang dihilangkan tidak boleh merupakan kata yang memiliki sinonim. Kemudian, soal-
soal tersebut Anda bacakan dan siswa yang melengkapinya. Teknik simak-lengkapi
dapat pula dilakukan dengan cara memperluas kalimat.
f. Simak - Kerjakan
Teknik ini menuntut siswa untuk melaksanakan perintah yang telah diinstruksikan oleh
guru. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan perintah/petunjuk yang jelas
sebelum memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa. Misalnya, pada kegiatan
belajar memperkenalkan huruf Guru menyediakan beberapa kartu kata dan kartu huruf
Siswa disuruh memilih dan memperlihatkan kepada teman-temannya salah satu kata
atau huruf yang diucapkan guru.
g. Simak - Lakukan
Teknik simak lakukan hampir sama dengan teknik simak kerjakan. Perbedaannya
terletak pada kegiatan siswa. Pada teknik simak lakukan yang diharapkan dari siswa
merupakan perbuatan sesuai dengan yang diperintahkan guru, sedangkan pada teknik
simak kerjakan hasil yang diharapkan dapat berupa benda atau tulisan.
Teknik ini dapat digunakan untuk menguji kemampuan daya simak siswa dan
kemampuan untuk menyimpan dan menyampaikan pesan kepada orang lain. Dengan
teknik ini guru dapat langsung menilai kemampuan siswa untuk berbicara
(menyampaikan pesan). Pelaksanaan teknik ini guru membisikkan sesuatu pesan
kepada seorang siswa. Siswa yang bersangkutan disuruh membisikkan pesan itu
kepada siswa kedua. Siswa yang menerima pesan (siswa kedua) membisikkan lagi
kepada siswa berikutnya. Siswa terakhir yang menerima pesan disuruh
menyebutkan/mengucapkan pesan yang diterima dengan suara jelas di hadapan teman
sekelas.
i. Simak - Sanggah
Untuk menemukan benda atau objek yang dimaksud guru atau orang lain bukanlah hal
yang mudah. Contoh yang sering dijumpai apabila seseorang sedang bepergian ke
tempat yang belum diketahui sebelumnya. Berbekal petunjuk atau peta sekalipun tidak
mudah ditemukan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran yang menggunakan teknik ini
guru harus menyusun rambu-rambu atau petunjuk yang jelas agar siswa mudah
menemukannya.
k. Simak- tulis
l. Simak- terka
m. Simak - cerita
3. Komponen berbicara menurut Tarigan (1990:157), butir-butir atau komponen yang selalu
terlibat dan mempengaruhi pembicaraan adalah :
3) Penyimak: Merupakan pihak yang menerima pesan atau informasi yang disampaikan
oleh pembicara. Penyimak berperan dalam memahami dan menafsirkan pesan yang
diterima.
4) Media: Merupakan alat atau sarana yang digunakan dalam proses komunikasi. Media
dapat berupa tulisan, suara, gambar, atau kombinasi dari beberapa elemen tersebut.
6) Interaksi: Merupakan hubungan timbal balik antara pembicara dan penyimak dalam
proses komunikasi. Interaksi melibatkan respon, tanggapan, dan komunikasi verbal
maupun nonverbal antara kedua belah pihak.
Dalam pembicaraan, semua komponen tersebut saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai pemahaman dan tujuan komunikasi yang
efektif.
Kegiatan ini dapat dimulai dari kegiatan sederhan terutama untuk kelas awal SD
yaitudengan menugaskan siswamengulang kata yang diucapakan oleh guru.
Metode ini sudah sangat umum sehingga dapat diterapkan pada kondisi dan
jenissembarang bahan ajar. Pertanyaan dapat dikondisikan sedemian rupa oleh guru
untukmerangsang kreatifitas berfikir dan menyampaikan tanggapan terhadap suatu
masalahyang diajukan.
5. Metode Bertannya
Metode bertanya juga sangat layak digunaka pada sembarang bahan ajar.
Denganmenyajikan bahan ajar telebih dahulu kemudian siswa ditugaskan untuk
membuat pertanyaan tentang sesuatu yang tidak dipahami oleh siswa atau bahkan
dalam tataranmenguji materi ajar itu sendiri. Dengan bertanya mereka akan mendapat
jawaban dantanggapan tersebut. Tanggapan dan jawaban tersebut yang diterima oleh
siswa akanmasuk dalam suatu kondisi benar dan tidak. Apabila siswa memang
dasarnya adalahmurni bertanya maka setelah mendengarkan jawaban/tanggapan dan
menganalisanyaakan menanggapi benar atau salah. Dan apabila siswa bermaksud
menguji sudah barangtentu mereka sudah memiliki jawaban dan hal itu adalah proses
berfikir yang selangkahlebbih maju. Sehingga siswa ini tergolong memiliki kecerdasan
lebih dan layakmendapatkan penghargaaan yang lebih pula. Kondisi-kondisi unik
lainnya dapatditemui secara langsung dilapangan dengan tingkat variasi dan
kompleksitas yang lebihtinggi.
Metode ini sangat baik digunakan jika kondisi siswa yang stagnan dan dengan rata-
ratatingkat pemahaman bahkan IQ biasa-biasa saja. Karna untuk mengantarkan
merekakepada suatu pemahaman yang menjadi tujuan pembelajaran diperlukan
langkah-langkah yang menggiring siswa sehingga sampai pada suatu keadaan paham
kepadatema atau permasalahan yang ingin kita sampaikan. Terkadang usaha ini agak
sulit danmembuat kita jengkel karna harus berputar-putar mencari pengandaian dan
logika lain,akan tetapi disinilah letak seni kita sebagai guru.Akhirnya siswa akan dapat
berbicarauntuk menyampaikan gagasan, ide dan pendapat mereka.
Pada kegiatan ini siswa secara bergilir ditugaskan untuk membuat ide cerita dan
siswayang lainnya melanjutkan cerita tersebut. Dalam keadaan tertentu dapat
dikondisikansuatu bentuk permainan dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini sudah sangat umum dilaksanakan terutama dalam pembelajaran yang
menggunakan bahan ajar certai baik fiksi maupun non fiksi. Dimana siswa ditugaskan
untuk membaca atau mendengar cerita untuk kemudian menceritakan kembali isi
ceritatersebut secara lisan di depan teman-teman mereka yang berperan sebagai
audien.Dengan kegiatan ini maka siswa akan tertantang untuk berlomba memahami
cerita yangsudah pernah mereka dengar atau basa.
Kegiatan ini sangat baik dilaksanakan untuk pemahaman tingkat lanjut tentang
suatucerita dimana dengan memerankan siswa akan lebih memahami bukan hanya
kepadaalur cerita akan tetapi akan lebiih kepada penjiwaan karakter masing masing
tokoh.Dalam keadaan ini pemahaman siswa terhadap cerita akan utuh karna dengan
berbicaramengucapkan naskah cerita atau drama mereka akan sangat menghayati
setiap adegandan untaian kata percakapan yang diucapkan.
Metode ini dapat dilaksanakan dalam kegiatan belajar menggunakan bahan ajar puisi
yang selanjutnya dirubah menjadi prossa yang kemudian siswa ditugaskan
menceritakan secara lisan hasil paraprase tersebut.
Metode ini layak juga untuk dicoba terutama untuk mempelajari bahan ajar
tentangdenah, petunjuk penggunaan obat dan alat tertentu. Dengan penugasan
untukmenyampaikan hal tersebut siswa akan tertantang untuk berbicara dan
menyampaikan penjelasan berdasarkan ide dan pendapat masing-massing melalui
bahasa sederhanadan sesederhanapun penyampaian layak mendapat penghargaaan.
Kegiatan ini adalah kegiatan tingkat tinggi dari bertanya hingga menganalisa
jawabanaudien kemudian mengajukan pertanyaan berikutnya yang diikuti oleh proses
pelaporan layaknya seorang wartawan. Proses berbicara dari nkegiatan ini adalah
awaldari membentuk pribadi yang kritis dan santun .
Kegiatan ini adalah proses interaksi tingkat tertinggi yang merangsang daya fikir,logika,
kritis dan santun. Dalam kegiatan ini sejelek apapun pendapat, sanggahan
danklarifikasi siswa adalah hal yang maha baik dalam memulai suatu sikap peka
terhadaplingkungan dan isu-isu tertentu dalam mencari jalan keluar. Dimana sudah
barang tentumerupakan kreatifitas yang sangat layak mendapat penghargaan.
Seiring dengan teknologi informasi yang kian maju maka keterampilan bertelponsangat
penting dalam membentuk sikap cepat, efektif dan sopan dalam berkomunikasi.Karna
berbicara melalaui telpon tanpa hadirnya lawan bicara secara langsungmemerlukan
tingkat kepekaan yang tinggi dalam tata cara pergaulan sehari-hari dalamkegiatan
bertelpon
Metode ini adalah kelanjutan dari kegiatan bermain peran yang dilengkapi dengantema,
seting, perwatakan, seting dan naskah drama yang ditampilkan secara utuh.Kegiatan
ini penuh dengan kegiatan berbicara sesuai dengan tuntunan naskah yang runtut.
Percakapan Merupakan pertukaran pikiran atau pendapat tentang suatu masalah atau
topik antara dua orang atau lebih. Pada umumnya, suasana dalam percakapan adalah
suasana akrab dan spontan. Dalam penggunaan metode ini anda dapat menanyakan
apa yang sedang siswa bicarakan atau mereka terima sebelumnya Kemudian Anda
gunakan sebagai bahan percakapan siswa
5. Apresiasi sastra
Secara umum apresiasi dapat diartikan sebagai penilaian yang baik atau penghargaan
terhadap karya sastra. istilah apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan
atau kepekaan batin dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang
diungkapkan pengarang.
Dalam pengertian yang lebih luas Apresiasi sastra merupakan salah satu cara menghargai
dan membudayakan jiwa seni sastra kita ke langkah yang lebih baik. Kita tahu bahwasanya
Indonesia memiliki keberagaman dan seni hidup yang beragam. Indonesia memiliki
keberagaman bahasa, budaya, dan kepercayaan. Perbedaan yang terjadi inilah yang
menstimulus para seniman melahirkan karya yang bernuansa kearifan lokal. Kita tahu
banyak sastrawan besar yang memiliki karya fenomenal didasarkan pada dinamika sosial,
kebudayaan yang ada. Meskipun fiksi, di dalamnya memuat nilai-nilai kesamaan, yang
sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga hasil karya sastra dapat
dinikmati. Dan, ketika karya sastra tersebut mampu menarik perhatian banyak penikmat,
maka akan menjadi populer. Kepopuleran dan munculnya kesan para penikmat inilah yang
masuk dalam apresiasi sastra.
6. Model pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus sastra di kelas rendah ( kelas 2)
1.Mendeklamasikan
pantun sesuai dengan
Mendeklamasikan isi dan
pantun dengan mengekspresikannya
Mendeklamasikan penghayatan dan Pantun anak
pantun dalam gerak dan
ekspresi yang sesuai mimik yang tepat
2.Mernjelaskan isi
pantun
3.Membaca teks
4.Menjelaskan watak
atau sifat tokoh dalam
Memerankan percakapan Teks percakapan
percakapan sesuai isi pendek
Memerankan dan ekspresi yang 5.Memerankan tokoh
percakapan tepat dalam percakapan
sesuai dengan watak
dan ekspresi yang
tepat
6.Menjawab
pertanyaan tentang isi
cerita
Menceritakan kembali Menceritakan kembali 7.Menceritakan Cerita anak
cerita yang didengar cerita yang didengar kembali cerita yang
dengan menggunakan didengar dengan
kata-kata sendiri menggunakan kata-
kata sendiri