Anda di halaman 1dari 11

JAWABAN TUGAS 3

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA di SD

Nama : Santi

Nim : 856816344

Dospem : Winda Noviance H, M. Pd

1. Menyimak ekstensif dan Menyimak intensif

 Menyimak ekstensif (extensive listening) merupakan kegiatan menyimak yang tidak


memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami
seluruh secara garis besarnya saja seperti mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan
orang diangkut, di pasar, khotbah di masjid, pengumuman di stasiun kereta api, dan
sebagainya.

Menyimak ekstensif meliputi:

a. Menyimak Sosial

Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial seperti di Pasar,
Terminal, Stasiun, Kantor Pos dan sbagainya. Contoh :Seorang anak jawa menyimak
nasehat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun.

b. Menyimak Sekunder

Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Contoh : Jika seorang pembelajar sedang
membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orang lain, suara siaran
radio, suara televisi dan sebagainya, suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar
tersebut.

c. Menyimak Estetik

Menyimak Estetik sering juga disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetik ialah
kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Contoh : Menyimak
pembaca puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya.

d. Menyimak Pasif

Menyimak pasif merupakan jenis menyimak yang berupa kegiatan menyimak sebuah
bahasan yang dilaksanakan tanpa pengupayaan/tujuan yang sadar. Contoh : Dalam
kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan Bahasa Daerah, setelah itu dalam
masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam Bahasa Daerah
tersebut.
 Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan
ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Menyimak intensif dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk memahami
makna yang dikehendaki.

Menyimak intensif ini memiliki ciri-ciri yang harus diperhatikan yakni :

a. Menyimak intensif adalah menyimak pemahaman

b. Menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi

c. Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal

d. Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan

Menyimak intensif meliputi :

a. Menyimak kritis

Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh


untuk memberikan penilaian secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran, dan
kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang diperlu diperhatikan dalam
menyimak kritis (1) mengambil tepat tindak ujaran pembicara, (2) mencari jawaban atas
pertanyaan mengapa menyimak? , Dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan
opini dalam menyimak? , Dapatkah menyimak mengambil simpulan dari hasil menyimak
dan Dapatkah menyimak menafsirkan makna idiom, ungkapan dan majas dalam
kegiatan menyimak?

b. Menyimak Introgatif

menyimak introgatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk memperoleh


informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada
pemerolehan informasi tersebut. Kegiatan menyimak introgatif ini bertujuan untuk (1)
menemukan fakta-fakta dari pembicara, (2) menemukan gagasan baru yang dapat
dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, (3) Mendapatkan informasi
apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.

c. Menyimak Eksploratif

Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh


perhatian untuk mndapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak
eksploratif akan (1) Menemukan gagasan baru, (2) Menemukan informasi baru dan
informasi tambahan dari bidang tertentu, (3) Menemukan topik-topik baru yang dapat
dikembangkan pada masa yang akan datang.

d. Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan unuk mengembangkan daya
imajinasi dan kreatifitas pembelajaran. kreativitas menyimak dapat dilakukan dengan
cara (1) Merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (2) Menyusun
petunjuk-petunjuk atau nasehat berdasar materi yang telah disimak.

e. Menyimak Konsentratif

Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh


perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak.
Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (1) Mengikuti petunjuk-petunjuk, (2)
Mencari hubungan antara unsur dalam menyimak, (3) Mencari hubungan kuantitas dan
kualitas dalam suatu komponen, (4) Mencari butir-butir informasi penting dalam
menyimak, (5) Mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, (6) mencari gagasan
utama dari bahan yang telah disimak.

f. Menyimak selektif

Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus
untuk mengenal bunyi-bunyi asing, nada dan suara. Menyimak selektif memiliki ciri
tertentu sebagai pembeda dengan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif
itu ialah (1) menyimak dengan seksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu
yang diinginkan, (2) Menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, (3)
Menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.

2. Metode atau teknik pembelajaran menyimak

 Macam-macam metode pembelajaran bahasa dapat Anda pelajari pada Modul 3 (tiga).

1. Simak - Tulis

Teknik simak salin, dapat digunakan untuk melatih siswa menulis yang
disimak/didengarnya atau sering disebut dikte atau imla. Tekniknya mula-mula guru
mengucapkan kata, kalimat, atau paragraf. Kemudian, siswa disuruh menulis kembali
kata, kalimat, atau paragraf yang telah digunakan guru dalam buku kerjanya.

2. Simak - Terka

Untuk melaksanakan pembelajaran dengan teknik simak terka, guru mempersiapkan


deskripsi suatu benda tanpa menyebut namanya. Deskripsi itu dibacakan guru,
kemudian siswa diminta menerka nama benda yang dimaksud. Misalnya, berikut ini.

Guru : Batang pohonnya kecil berduri, bunganya berwarna-warni. Ada yang merah,
merah muda, oranye, putih, kuning, dan ada juga yang pink. Bunga ini sering dipakai
untuk nama wanita. Bunga apakah itu?
Siswa : Bunga mawar.

3. Simak - Cerita

Teknik ini biasanya digunakan untuk kelas rendah dan tinggi. Pada kelas rendah, cerita
yang digunakan sebagai bahan ajar diusahakan cerita yang pendek dan bahasanya
sederhana supaya mudah diterima. Misalnya, untuk kelas rendah tentang Kancil dan
Buaya, Bawang Merah Bawang Putih, sedangkan untuk kelas tinggi, misalnya cerita
tentang Jaka Tingkir, Jaka Umbaran, Si Kabayan, dan sebagainya.

 Adapun teknik pembelajaran menyimak diantaranya :

a. Simak - Ulang Ucap

Teknik simak ulang ucap biasanya digunakan dalam memperkenalkan bunyi bahasa
dan cara pengucapannya. Teknik ini sangat cocok untuk pembelajaran mendengarkan
di SD kelas satu. Guru sebagai model membacakan atau mengucapkan bunyi bahasa
tertentu yang telah dipilih sesuai dengan kebutuhan siswa dibaca pelan-pelan, jelas,
dengan lafal dan intonasi yang tepat. Siswa meniru ucapan guru. Pengucapan kembali
dilakukan secara klasikal, berkelompok, atau individu. Untuk mengetahui daya simak
siswa, maka guru dapat melakukan penilaian secara individu kepada masing-masing
siswa.

b. Simak - Jawab

Teknik ini paling sering digunakan guru karena pada setiap kesempatan guru pasti
memberi pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Materi dapat berupa pengetahuan
yang baru, yang sedang diajarkan, atau materi yang sudadidiajarkan.

c. Simak - Baca

Untuk melaksanakan teknik simak baca, guru terlebih dahulu menyiapkan bahan
simakan tulis. Sebelum siswa membaca guru memberikan rambu-rambu apa yang
harus dibaca. Setelah siswa membaca, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
ada kaitannya dengan isi bacaan.

d. Simak - Rangkum

Bahan simakan dengan menggunakan teknik simak rangkum dapat sama dengan
bahan simakan simak bercerita dan simak baca. Hanya saja pada kegiatan
pembelajaran siswa dituntut untuk membuat ringkasan isi cerita yang telah
didengarkannya. Kegiatan meringkas dan diceritakan kembali dapat berupa
rangkuman lisan atau tulisan

e. Simak - Lengkapi
Bahan simakan yang dapat digunakan untuk teknik simak lengkapi ini dapat diberikan
pertanyaan atau soal-soal yang berbentuk teknik terbuka (technik Close). Soal dibuat
sesuai dengan syarat-syarat pembuatan technik Close, yakni pilih bahan wacana/
bacaan yang terdiri antara 200-250 kata. Hilangkan kata-kata tertentu yang merupakan
kata ke lima atau keenam dari kalimat pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Bagian
yang dihilangkan tidak boleh merupakan kata yang memiliki sinonim. Kemudian, soal-
soal tersebut Anda bacakan dan siswa yang melengkapinya. Teknik simak-lengkapi
dapat pula dilakukan dengan cara memperluas kalimat.

f. Simak - Kerjakan

Teknik ini menuntut siswa untuk melaksanakan perintah yang telah diinstruksikan oleh
guru. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan perintah/petunjuk yang jelas
sebelum memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa. Misalnya, pada kegiatan
belajar memperkenalkan huruf Guru menyediakan beberapa kartu kata dan kartu huruf
Siswa disuruh memilih dan memperlihatkan kepada teman-temannya salah satu kata
atau huruf yang diucapkan guru.

g. Simak - Lakukan

Teknik simak lakukan hampir sama dengan teknik simak kerjakan. Perbedaannya
terletak pada kegiatan siswa. Pada teknik simak lakukan yang diharapkan dari siswa
merupakan perbuatan sesuai dengan yang diperintahkan guru, sedangkan pada teknik
simak kerjakan hasil yang diharapkan dapat berupa benda atau tulisan.

h. Simak - Bisik Berantai

Teknik ini dapat digunakan untuk menguji kemampuan daya simak siswa dan
kemampuan untuk menyimpan dan menyampaikan pesan kepada orang lain. Dengan
teknik ini guru dapat langsung menilai kemampuan siswa untuk berbicara
(menyampaikan pesan). Pelaksanaan teknik ini guru membisikkan sesuatu pesan
kepada seorang siswa. Siswa yang bersangkutan disuruh membisikkan pesan itu
kepada siswa kedua. Siswa yang menerima pesan (siswa kedua) membisikkan lagi
kepada siswa berikutnya. Siswa terakhir yang menerima pesan disuruh
menyebutkan/mengucapkan pesan yang diterima dengan suara jelas di hadapan teman
sekelas.

i. Simak - Sanggah

Teknik menyimak simak-sanggah biasanya digunakan pada penggunaan metode


diskusi. Pada kegiatan tersebut siswa dituntut untuk aktif menyimak materi atau
masalah yang dikemukakan oleh siswa/kelompok lain. Dengan memperhatikan paparan
teman tersebut, siswa dapat membantah atau mengemukakan pendapatnya apabila ia
tidak setuju dengan yang disampaikan teman atau kelompok lain. Teknik ini apabil guru
dapat mengarahkan dengan baik, pembelajaran akan menjadi lebih hidup dan
bersemangat sehingga dapat meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara
siswa.

j. Simak - Temukan Benda/Objek

Untuk menemukan benda atau objek yang dimaksud guru atau orang lain bukanlah hal
yang mudah. Contoh yang sering dijumpai apabila seseorang sedang bepergian ke
tempat yang belum diketahui sebelumnya. Berbekal petunjuk atau peta sekalipun tidak
mudah ditemukan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran yang menggunakan teknik ini
guru harus menyusun rambu-rambu atau petunjuk yang jelas agar siswa mudah
menemukannya.

k. Simak- tulis

l. Simak- terka

m. Simak - cerita

3. Komponen berbicara menurut Tarigan (1990:157), butir-butir atau komponen yang selalu
terlibat dan mempengaruhi pembicaraan adalah :

1) Pembicara: Merupakan orang yang menyampaikan pesan atau informasi dalam


pembicaraan. Pembicara memiliki peran penting dalam menyampaikan makna dan
tujuan komunikasi.

2) Pembicaraan: Merupakan proses komunikasi yang terjadi antara pembicara dan


penyimak. Pembicaraan melibatkan pertukaran pesan, ide, atau informasi antara kedua
belah pihak.

3) Penyimak: Merupakan pihak yang menerima pesan atau informasi yang disampaikan
oleh pembicara. Penyimak berperan dalam memahami dan menafsirkan pesan yang
diterima.

4) Media: Merupakan alat atau sarana yang digunakan dalam proses komunikasi. Media
dapat berupa tulisan, suara, gambar, atau kombinasi dari beberapa elemen tersebut.

5) Sarana Penunjang: Merupakan faktor-faktor pendukung yang membantu kelancaran


komunikasi, seperti teknologi komunikasi, ruang atau lingkungan komunikasi, serta
perangkat atau alat bantu komunikasi.

6) Interaksi: Merupakan hubungan timbal balik antara pembicara dan penyimak dalam
proses komunikasi. Interaksi melibatkan respon, tanggapan, dan komunikasi verbal
maupun nonverbal antara kedua belah pihak.
Dalam pembicaraan, semua komponen tersebut saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai pemahaman dan tujuan komunikasi yang
efektif.

4. Metode dan media pembelajaran berbicara

1. Metode Ulang Ucap

Kegiatan ini dapat dimulai dari kegiatan sederhan terutama untuk kelas awal SD
yaitudengan menugaskan siswamengulang kata yang diucapakan oleh guru.

2. Metode Lihat Ucap

Siswa ditugaskan untuk mengucapkan sesuatu kata atau kalimat yang


berhubungandengan benda yangdiperlihatkan oleh guru

3. Metode Memberikan Deskripsi

Dengan metode ini siswa diberikan tugas untukuntuk mendeskripsikan suatu


bendayang diperlihatkan oleh guru.Keterampilan yang dilatih selain kemampuan pokok
yaitumengungkapkan pendapat adalah megamati benda, memilih dan
mencocokkansehingga sangat cocok diterapkan pada siswa kelas awal sampai
menengah di SekolahDasar.

4. Metode Menjawab Pertanyaan

Metode ini sudah sangat umum sehingga dapat diterapkan pada kondisi dan
jenissembarang bahan ajar. Pertanyaan dapat dikondisikan sedemian rupa oleh guru
untukmerangsang kreatifitas berfikir dan menyampaikan tanggapan terhadap suatu
masalahyang diajukan.

5. Metode Bertannya

Metode bertanya juga sangat layak digunaka pada sembarang bahan ajar.
Denganmenyajikan bahan ajar telebih dahulu kemudian siswa ditugaskan untuk
membuat pertanyaan tentang sesuatu yang tidak dipahami oleh siswa atau bahkan
dalam tataranmenguji materi ajar itu sendiri. Dengan bertanya mereka akan mendapat
jawaban dantanggapan tersebut. Tanggapan dan jawaban tersebut yang diterima oleh
siswa akanmasuk dalam suatu kondisi benar dan tidak. Apabila siswa memang
dasarnya adalahmurni bertanya maka setelah mendengarkan jawaban/tanggapan dan
menganalisanyaakan menanggapi benar atau salah. Dan apabila siswa bermaksud
menguji sudah barangtentu mereka sudah memiliki jawaban dan hal itu adalah proses
berfikir yang selangkahlebbih maju. Sehingga siswa ini tergolong memiliki kecerdasan
lebih dan layakmendapatkan penghargaaan yang lebih pula. Kondisi-kondisi unik
lainnya dapatditemui secara langsung dilapangan dengan tingkat variasi dan
kompleksitas yang lebihtinggi.

6. Metode Pertanyaan Menggali

Metode ini sangat baik digunakan jika kondisi siswa yang stagnan dan dengan rata-
ratatingkat pemahaman bahkan IQ biasa-biasa saja. Karna untuk mengantarkan
merekakepada suatu pemahaman yang menjadi tujuan pembelajaran diperlukan
langkah-langkah yang menggiring siswa sehingga sampai pada suatu keadaan paham
kepadatema atau permasalahan yang ingin kita sampaikan. Terkadang usaha ini agak
sulit danmembuat kita jengkel karna harus berputar-putar mencari pengandaian dan
logika lain,akan tetapi disinilah letak seni kita sebagai guru.Akhirnya siswa akan dapat
berbicarauntuk menyampaikan gagasan, ide dan pendapat mereka.

7. Metode Melanjutkan cerita

Pada kegiatan ini siswa secara bergilir ditugaskan untuk membuat ide cerita dan
siswayang lainnya melanjutkan cerita tersebut. Dalam keadaan tertentu dapat
dikondisikansuatu bentuk permainan dalam kegiatan ini.

8. Metode Menceritakan Kembali

Kegiatan ini sudah sangat umum dilaksanakan terutama dalam pembelajaran yang
menggunakan bahan ajar certai baik fiksi maupun non fiksi. Dimana siswa ditugaskan
untuk membaca atau mendengar cerita untuk kemudian menceritakan kembali isi
ceritatersebut secara lisan di depan teman-teman mereka yang berperan sebagai
audien.Dengan kegiatan ini maka siswa akan tertantang untuk berlomba memahami
cerita yangsudah pernah mereka dengar atau basa.

9. Metode Percakapan atau Bermain Peran

Kegiatan ini sangat baik dilaksanakan untuk pemahaman tingkat lanjut tentang
suatucerita dimana dengan memerankan siswa akan lebih memahami bukan hanya
kepadaalur cerita akan tetapi akan lebiih kepada penjiwaan karakter masing masing
tokoh.Dalam keadaan ini pemahaman siswa terhadap cerita akan utuh karna dengan
berbicaramengucapkan naskah cerita atau drama mereka akan sangat menghayati
setiap adegandan untaian kata percakapan yang diucapkan.

10. Metode Parafrase

Metode ini dapat dilaksanakan dalam kegiatan belajar menggunakan bahan ajar puisi
yang selanjutnya dirubah menjadi prossa yang kemudian siswa ditugaskan
menceritakan secara lisan hasil paraprase tersebut.

11. Metode Reka Cerita Gambar


Metode ini sangat kreatif dan layak untuk dicoba karna dengan menyajikan gambaracak
siswa akan mereka kembali dengan susunan yang benar urutan gambar tersebut.Dalam
kegiatan tersebut dengan sudah sangat pasti mereka akan berbicara setelah guru
bertanya, “Anak anak, Bagaimanakah susunan yang benar dai gambar tersebut ?” .

12. Metode Memberi Petunjuk

Metode ini layak juga untuk dicoba terutama untuk mempelajari bahan ajar
tentangdenah, petunjuk penggunaan obat dan alat tertentu. Dengan penugasan
untukmenyampaikan hal tersebut siswa akan tertantang untuk berbicara dan
menyampaikan penjelasan berdasarkan ide dan pendapat masing-massing melalui
bahasa sederhanadan sesederhanapun penyampaian layak mendapat penghargaaan.

13. Metode Pelaporan

Melalui pengamatan terhadap obyek pada kegiatan tertentu siswa


kemudianmelaporkan hasil pengamatan dengan penyampaian lisan yang didahului
oleh konseptulisan. Dalam hal ini terjadi proses mirip dengan proses pada metode
identifikasi akantetapi memiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggi. Sehingga
sesederhana apapun penyampaian siswa layak dihargai karna sebagai awal mula yang
baik untuk proses penelitian dan pelaporan dalam kegiatan ilmiah yang sangat
mendukung prosesmeningkatkan kreatifitas siswa.

14. Metode Wawancara

Kegiatan ini adalah kegiatan tingkat tinggi dari bertanya hingga menganalisa
jawabanaudien kemudian mengajukan pertanyaan berikutnya yang diikuti oleh proses

pelaporan layaknya seorang wartawan. Proses berbicara dari nkegiatan ini adalah
awaldari membentuk pribadi yang kritis dan santun .

15. Metode Diskusi

Kegiatan ini adalah proses interaksi tingkat tertinggi yang merangsang daya fikir,logika,
kritis dan santun. Dalam kegiatan ini sejelek apapun pendapat, sanggahan
danklarifikasi siswa adalah hal yang maha baik dalam memulai suatu sikap peka
terhadaplingkungan dan isu-isu tertentu dalam mencari jalan keluar. Dimana sudah
barang tentumerupakan kreatifitas yang sangat layak mendapat penghargaan.

16. Metode Bertelpon

Seiring dengan teknologi informasi yang kian maju maka keterampilan bertelponsangat
penting dalam membentuk sikap cepat, efektif dan sopan dalam berkomunikasi.Karna
berbicara melalaui telpon tanpa hadirnya lawan bicara secara langsungmemerlukan
tingkat kepekaan yang tinggi dalam tata cara pergaulan sehari-hari dalamkegiatan
bertelpon

17. Metode Dramatisasi

Metode ini adalah kelanjutan dari kegiatan bermain peran yang dilengkapi dengantema,
seting, perwatakan, seting dan naskah drama yang ditampilkan secara utuh.Kegiatan
ini penuh dengan kegiatan berbicara sesuai dengan tuntunan naskah yang runtut.

18. Metode bercakap-cakap

Percakapan Merupakan pertukaran pikiran atau pendapat tentang suatu masalah atau
topik antara dua orang atau lebih. Pada umumnya, suasana dalam percakapan adalah
suasana akrab dan spontan. Dalam penggunaan metode ini anda dapat menanyakan
apa yang sedang siswa bicarakan atau mereka terima sebelumnya Kemudian Anda
gunakan sebagai bahan percakapan siswa

5. Apresiasi sastra

Secara umum apresiasi dapat diartikan sebagai penilaian yang baik atau penghargaan
terhadap karya sastra. istilah apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan
atau kepekaan batin dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang
diungkapkan pengarang.

Dalam pengertian yang lebih luas Apresiasi sastra merupakan salah satu cara menghargai
dan membudayakan jiwa seni sastra kita ke langkah yang lebih baik. Kita tahu bahwasanya
Indonesia memiliki keberagaman dan seni hidup yang beragam. Indonesia memiliki
keberagaman bahasa, budaya, dan kepercayaan. Perbedaan yang terjadi inilah yang
menstimulus para seniman melahirkan karya yang bernuansa kearifan lokal. Kita tahu
banyak sastrawan besar yang memiliki karya fenomenal didasarkan pada dinamika sosial,
kebudayaan yang ada. Meskipun fiksi, di dalamnya memuat nilai-nilai kesamaan, yang
sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga hasil karya sastra dapat
dinikmati. Dan, ketika karya sastra tersebut mampu menarik perhatian banyak penikmat,
maka akan menjadi populer. Kepopuleran dan munculnya kesan para penikmat inilah yang
masuk dalam apresiasi sastra.

6. Model pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus sastra di kelas rendah ( kelas 2)

Standar Kompetensi : mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui


kegiatan mendengarkan dongeng, bermain peran, dan mendeklamasikan atau melagukan
puisi anak.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

1.Mendeklamasikan
pantun sesuai dengan
Mendeklamasikan isi dan
pantun dengan mengekspresikannya
Mendeklamasikan penghayatan dan Pantun anak
pantun dalam gerak dan
ekspresi yang sesuai mimik yang tepat

2.Mernjelaskan isi
pantun

3.Membaca teks

4.Menjelaskan watak
atau sifat tokoh dalam
Memerankan percakapan Teks percakapan
percakapan sesuai isi pendek
Memerankan dan ekspresi yang 5.Memerankan tokoh
percakapan tepat dalam percakapan
sesuai dengan watak
dan ekspresi yang
tepat

6.Menjawab
pertanyaan tentang isi
cerita
Menceritakan kembali Menceritakan kembali 7.Menceritakan Cerita anak
cerita yang didengar cerita yang didengar kembali cerita yang
dengan menggunakan didengar dengan
kata-kata sendiri menggunakan kata-
kata sendiri

Anda mungkin juga menyukai