1. Kelas 1 dan 2 (kelas rendah) pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada aspek
peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan.
Menurut Anda, strategi apa yang efektif untuk memenuhi target Pembelajaran tersebut?
Jawab:
Untuk mencapai tujuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas rendah, guru
bisa menggunakan metode pembelajaran berikut (Sunarti dan Nuhaida, 1992 dalam
Solchan, 2023: 8.27):
a. Metode Abjad/ Alfabet
Pembelajaran yang dimulai dengan memperkenalkan bentuk huruf dengan
pelafalannya untuk dihafalkan oleh siswa. Misalnya memperkenalkan huruf
konsonan dulu, seperti /b/ yang dilafalkan /be/.
b. Metode Bunyi
Disajikan bahan pelajaran yang berupa huruf-huruf. Huruf konsonan dibantu bunyi
pepet di depan atau di belakangnya. Misal huruf /b/ diucapkan ‘eb’ atau ‘be’, huruf
/d/ diucapkan ‘ed’ atau ‘de’.
c. Metode Suku Kata
Disajikan bahan berupa suku kata yang kemudian dirangkai menjadi kata
menggunakan tanda hubung.
Contoh: bu ba ku pak jika dirangkai bisa menjadi kata: bu-ku; ba-pak; ku-ku; ba-
bu; dst.
d. Metode Kata
Siswa diperkenalkan dengan kata-kata, kemudian diuraikan menjadi suku kata,
setelah itu dirangkai lagi menjadi kata-kata.
Contoh: budi bu-di budi
ibu i-bu ibu
sapu sa-pu sapu
e. Metode Kalimat
Disebut juga dengan metode global, karena guru menyajikan kalimat secara global
kepada siswa. Teknik penyajiannya sebagai berikut.
1) Disajikan beberapa kalimat.
2) Setelah siswa dapat memberapa kalimat, diambil 1 untuk diurai menjadi kata.
3) Kata yang menjadi bagian kalimat diurai menjadi suku kata.
4) Suku kata diuraikan menjadi huru.
Contoh: (1) Ani membaca buku.
(2) Axcell bermain bola.
(3) Alya menyanyi dengan ceria.
2. Kelas 3-6 (kelas tinggi) pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada peningkatan
kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis.
Menurut Anda, upaya apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut?
Jawab:
Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
lisan dan tulis, menurut Tarigan (1986) dalam Solchan (2023:9.25), seperti berikut ini.
a. Menyusun kalimat
b. Memperkenalkan karangan
c. Meniru model
d. Karangan bersama
e. Mengisi
f. Menyusun kembali
g. Menyelesaikan cerita
h. Menjawab pertanyaan
i. Meringkas bacaan
j. Parafrase
k. Reka cerita gambar
l. Memerikan
m. Mengembangkan kata kunci
n. Mengembangkan kalimat topik
o. Mengembangkan judul
p. Mengembangkan peribahasa
q. Menulis surat
r. Menyusun dialog
s. Menyusun wacana
3. Gagal Paham dalam komunikasi lisan umumnya bermula dari kegagalan seseorang
dalam menyimak tuturan.
Dalam pembelajaran menyimak di SD, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan agar
siswa memiliki keterampilan menyimak ini secara baik?
Jawab:
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar siswa memiliki keterampilan menyimak secara baik
yaitu teks yang diperdengarkan menarik minat dan dekat dengan kebutuhan siswa. Yang
perlu dipertimbangkan dalam hal ini yaitu sebagai berikut.
a. Keleluasaan bahan ajar
Bahan ajar dapat diambil dari berbagai sumber, seperti radio; televisi; artikel;
ceramah; dll. dan hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Materi
simakan yang sesuai dengan kemampuan siswa akan menghasilkan proses belajar
mengajar yang memuaskan dan menyenangkan, baik bagi siswa maupun guru.
b. Keterbatasan waktu
Dalam pembelajaran, guru dituntut agar dapat menyesuaikan waktu yang tersedia
dengan bahan yang diajarkan.
c. Perbedaan karakteristik siswa
Perbedaan karkater pembelajar dipengaruhi oleh beberapa faktor: minat, bakat,
intelegensi, dan sikap sehingga guru harus mempertimbangkan dalam memilih bahan
simakan yang selaras.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Bahan pembelajaran menyimak harus menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang di masyarakat agar materi atau
bahan simakan menarik, selaras, dan autentik.
8. Jika Anda melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Apresiasi Sastra,
Keterampilan berbahasa apa saja yang dapat dipadukan dalam pembelajaran tersebut?
Berikan ilustrasinya!
Jawab:
Keterampilan berbahasa yang dapat dipadukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
denga fokus apresiasi sastra.
a. Membaca dan berbicara, misalnya pada siswa kelas 2 anak diminta untuk membaca
dongeng binatang (fabel) tentang sikap hidup rukun secara nyaring, selanjutnya
secara bergantian siswa menceritakan kembali dongeng yang telah mereka baca
menggunakan bahasanya sendiri.
b. Menyimak dan berbicara, misalnya pada siswa kelas 1, guru membacakan puisi anak
(berisi ungkapan kekaguman, kebanggaan, hormat kepada orang tua, kasih syaang,
persahabatan) sebagai bentuk ungkapan diri, lalu siswa diminta membacakannya
kembali di depan kelas.
c. Membaca dan menulis, misalnya pada siswa kelas 4 menguraikan isi cerita/ dongeng
yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan.
d. Menulis dan berbicara, pasa siswa kelas 4 melisankan puisi hasil karya pribadi
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri.
e. Menyimak dan menulis, misalnya pada siswa kelas 5 dengan materi menuliskan isi
dan amanat pantun yang disajikan secara lisan.
f. Membaca, menulis, dan berbicara pada siswa kelas 6 misalnya mengubah teks puisi
ke dalam teks prosa yang telah dibaca dengan tetap memperhatikan makna isi teks
puisi dan dipresentasikan di depan kelas.