Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL KE-3

KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH: PDGK4204/PENDIDIKAN BI DI SD/4 sks


PROGRAM STUDI S-1 PGSD

Nama Mahasiswa : Wahyu Ika Yunitasari


NIM : 858850138

Uraian Tugas Tutorial

1. Kelas 1 dan 2 (kelas rendah) pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada aspek
peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan.
Menurut Anda, strategi apa yang efektif untuk memenuhi target Pembelajaran tersebut?
Jawab:
Untuk mencapai tujuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas rendah, guru
bisa menggunakan metode pembelajaran berikut (Sunarti dan Nuhaida, 1992 dalam
Solchan, 2023: 8.27):
a. Metode Abjad/ Alfabet
Pembelajaran yang dimulai dengan memperkenalkan bentuk huruf dengan
pelafalannya untuk dihafalkan oleh siswa. Misalnya memperkenalkan huruf
konsonan dulu, seperti /b/ yang dilafalkan /be/.
b. Metode Bunyi
Disajikan bahan pelajaran yang berupa huruf-huruf. Huruf konsonan dibantu bunyi
pepet di depan atau di belakangnya. Misal huruf /b/ diucapkan ‘eb’ atau ‘be’, huruf
/d/ diucapkan ‘ed’ atau ‘de’.
c. Metode Suku Kata
Disajikan bahan berupa suku kata yang kemudian dirangkai menjadi kata
menggunakan tanda hubung.
Contoh: bu ba ku pak  jika dirangkai bisa menjadi kata: bu-ku; ba-pak; ku-ku; ba-
bu; dst.
d. Metode Kata
Siswa diperkenalkan dengan kata-kata, kemudian diuraikan menjadi suku kata,
setelah itu dirangkai lagi menjadi kata-kata.
Contoh: budi  bu-di  budi
ibu  i-bu  ibu
sapu  sa-pu  sapu
e. Metode Kalimat
Disebut juga dengan metode global, karena guru menyajikan kalimat secara global
kepada siswa. Teknik penyajiannya sebagai berikut.
1) Disajikan beberapa kalimat.
2) Setelah siswa dapat memberapa kalimat, diambil 1 untuk diurai menjadi kata.
3) Kata yang menjadi bagian kalimat diurai menjadi suku kata.
4) Suku kata diuraikan menjadi huru.
Contoh: (1) Ani membaca buku.
(2) Axcell bermain bola.
(3) Alya menyanyi dengan ceria.

Diambil kalimat yang ketiga


Alya menyanyi degan ceria
Alya menyanyi dengan ceria
Al-ya me-nya-nyi de-ngan ce-ri-a
Alya menyanyi dengan ceria

f. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)


Siswa disajikan kalimat secara utuh, kemudian dianalisis menjadi kata, kata dianalisis
menjadi suku kata, suku kata dianalisis menjadi huruf (unsur terkecil dari bahasa).
Selanjutnya huruf dirangkai kembali menjadi suku kata, kata, dan akhirnya kalimat.
Contoh:
Axcell bermain bola
Axcell bermain bola
Ax cell ber ma in bo la
Axcell bermain bola
Ax cell ber ma in bo la
Axcell bermain bola
Axcell bermain bola

2. Kelas 3-6 (kelas tinggi) pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada peningkatan
kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis.
Menurut Anda, upaya apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut?
Jawab:
Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
lisan dan tulis, menurut Tarigan (1986) dalam Solchan (2023:9.25), seperti berikut ini.
a. Menyusun kalimat
b. Memperkenalkan karangan
c. Meniru model
d. Karangan bersama
e. Mengisi
f. Menyusun kembali
g. Menyelesaikan cerita
h. Menjawab pertanyaan
i. Meringkas bacaan
j. Parafrase
k. Reka cerita gambar
l. Memerikan
m. Mengembangkan kata kunci
n. Mengembangkan kalimat topik
o. Mengembangkan judul
p. Mengembangkan peribahasa
q. Menulis surat
r. Menyusun dialog
s. Menyusun wacana

3. Gagal Paham dalam komunikasi lisan umumnya bermula dari kegagalan seseorang
dalam menyimak tuturan.
Dalam pembelajaran menyimak di SD, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan agar
siswa memiliki keterampilan menyimak ini secara baik?
Jawab:
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar siswa memiliki keterampilan menyimak secara baik
yaitu teks yang diperdengarkan menarik minat dan dekat dengan kebutuhan siswa. Yang
perlu dipertimbangkan dalam hal ini yaitu sebagai berikut.
a. Keleluasaan bahan ajar
Bahan ajar dapat diambil dari berbagai sumber, seperti radio; televisi; artikel;
ceramah; dll. dan hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Materi
simakan yang sesuai dengan kemampuan siswa akan menghasilkan proses belajar
mengajar yang memuaskan dan menyenangkan, baik bagi siswa maupun guru.
b. Keterbatasan waktu
Dalam pembelajaran, guru dituntut agar dapat menyesuaikan waktu yang tersedia
dengan bahan yang diajarkan.
c. Perbedaan karakteristik siswa
Perbedaan karkater pembelajar dipengaruhi oleh beberapa faktor: minat, bakat,
intelegensi, dan sikap sehingga guru harus mempertimbangkan dalam memilih bahan
simakan yang selaras.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Bahan pembelajaran menyimak harus menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang di masyarakat agar materi atau
bahan simakan menarik, selaras, dan autentik.

4. Tujuan Membaca di kelas Rendah, Tarigan (1983) mengemukakan bahwa tujuan


membaca di kelas rendah bersifat mekanis yang mencangkup pengenalan bentuk huruf,
pengenalan unsur linguistik, pengenalan hubungan pola ejaan dan bunyi, dan kecepatan
membaca bertaraf lambat.
Menurut Anda, strategi apa yang efektif dalam membaca permulaan sehingga tujuan
tersebut dapat tercapai?
Jawab:
Pengajaran membaca permulaan bertujuan untuk membinakan dasar mekanisme
membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang
diwakilinya, membina gerakan mata membaca dari kiri ke kanan, membaca kata-kata
dan kalimat sederhana. Strategi yang digunakan yang dapat membina kemampuan siswa
dalam hal-hal berikut ini:
a. Mekanisme membaca, yaitu mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang
diwakilinya (yang dilatih adalah membaca teknik dan nyaring).
b. Membina gerak mata membaca dari kiri ke kanan.
c. Membaca kata-kata dan kalimat-kalimat pendek.
Secara tersirat, dalam kompetensi dasar terdapat tujuan yang harus dikembangkan
oleh guru, yaitu:
a. Membiasakan sikap membaca yang benar;
b. Mengajak siswa membaca bersuara (nyaring);
c. Membaca penggalan cerita;
d. Membaca untuk kesenangan;
e. Membaca puisi,

5. Tujuan Membaca di kelas Tinggi, Tarigan (1983) mengemukakan tujuan membaca di


kelas tinggi ditekankan pada pemahaman.
Menurut Anda, Kompetensi membaca apa saja yang harus dilatih dan dikembangkan
siswa SD kelas tinggi sehingga tujuan pembelajarn membaca tersebut dapat dicapai?
Jawab:
Menurut Tarigan dalam Solchan (2023:8.8), kemampuan membaca pada siswa kelas
tinggi ditekankan pada membaca pemahaman (comprehension skills) dan aktivitas yang
tepat adalah membaca dalam hati. Membaca dalam hati (sielent reading) dibagi menjadi
2, yaitu membaca ekstensif dan membaca intensif.
a. Membaca ekstensif. Adalah teknik membaca suatu tulisan secara sekilas dengan
cepat untuk mendapatkan makna umum atau mencari bahasan suatu kata kunci.
Membaca ekstensif meliputi:
1) membaca survei (survei reading)
Membaca survei adalah membaca secara cepat bagian-bagian tertentu suatu
tulisan yang dianggap penting untuk mendapat gambaran umum tulisan tersebut.
membaca survei memberikan gambaran umum isi buku tersebut dan sering
disebut dengan tahap awal (tahap prabaca) dari membaca suatu tulisan.
2) membaca sekilas (skimming)
Membaca sekilas adalah membaca yang membuat kita bergerak dengan cepat
melihat, memperlihatkan bahan tertulis untuk mencari arti, mendapatkan
informasi penerangan. Tarigan (1990) menyebutkan membaca sekilas atau
skimming adalah ketika mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan
bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat. Skimming
dilakukan secara sistematis sehingga dapat memahami isi tulisan dalam waktu
cepat.
3) membaca dangkal (superficial reading)
Membaca dangkal adalah membaca untuk memperoleh pemahaman yang tidak
mendalam dari suatu bacaan. Dilakukan secara cepat, sekilas, dan tidak
memperdalam makna tulisan, sehingga didapatkan pemahaman dangkal yang
bersifat luaran dari suatu tulisan.
b. Membaca intensif. Pada umumnya merupakan kegiatan membaca dengan cermat,
teliti, dan seksama yang digunakan untuk mencari informasi bacaan. Membaca
dengan cara ini juga dapat diartikan sebagai proses membaca mendalam yang
melibatkan upaya memahami masalah pembaca dan gagasan teks dari gagasan utama
ke gagasan deskriptif. Membaca secara intensif juga dikenal sebagai membaca hati-
hati dan menyeluruh untuk memiliki pemahaman yang rinci dan komprehensif dari
teks yang kita baca. Teknik membaca ini juga biasa disebut sebagai “membaca untuk
benar-benar belajar”. Membaca intensif mencakup:
1) membaca telaah isi.
Adalah kegiatan membaca dengan cara memahami isi dengan tujuan menemukan
bahan bacaan yang menarik, bermanfaat, dan mendalam. Memahami ide dan
pesan dari penulis membutuhkan keterampilan berupa ketelitian, kemampuan
kritis, pemahaman.
a) Membaca teliti (close reading) dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
yang rinci tentang ide-ide yang terkandung dalam teks bacaan untuk
mengidentifikasi komposisi tulisan dan pendekatan yang digunakan oleh
penulis.
b) Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah kegiatan membaca
yang berusaha memahami isi bacaan/teks secara menyeluruh. Kemampuan
membaca pemahaman seseorang ditandai sejauh mana mereka mampu
mengingat, memahami, membedakan, menganalisis, serta memberikan
penilaian terhadap bacaan yang telah dibaca.
c) membaca kritis (critical reading)
Adalah kegiatan membaca yang diilakukan secara bijaksana, penuh tenggang
hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
d) Membaca ide (reading for ideas)
Adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta
memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
2) Membaca telaah bahasa. Merupakan kegiatan membaca yang menuntut pembaca
untuk memahami bahasa yang digunakan untuk menyusun bacaan itu sendiri.
Kajian bacaan bahasa pada umumnya dilakukan untuk menganalisis aspek
kebahasaan dan nilai-nilai sastra. Membaca telaah bahasa terdiri dari:
a) Membaca bahasa asing (foreign language reading) merupakan suatu kegiatan
pembaca yang bertujuan memperbesar daya kata dan memperbanyak kosa
kata.
b) Membaca sastra adalah membaca teks atau naskah-naskah yang berkaitan
dengan teks atau karya-karya yang berhungan dengan kesastraan.

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dengan


Fokus Keterampilan Membaca?
Jawab:
Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara
terpadu di antara empat keterampilan yang ada, yaitu keterampilan mendengarkan/
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja
yang dipadukan, tetapi semua aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran
struktur dipadukan dengan wacana, artinya dalam memahami struktur kalimat bahasa
Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri dalam wacana yang sudah ditentukan
oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran struktur tersebut diajarkan melalui kalimat-
kalimat yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan melalui sebuah wacana. Dalam
melatih keterampilan berbahasa walaupun dalam praktiknya keempat keterampilan
tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, namun guru dapat memfokuskan
salah satu di antara empat keterampilan tersebut. Pemfokusan pembelajaran pada salah
satu keterampilan ini menyangkut pemilihan materi, metode, dan teknik pembelajaran.
Jika difokuskan pada membaca, maka alokasi waktu untuk melatih membaca lebih
banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang
dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dengan


Fokus Apresiasi Sastra?
Jawab:
Pengertian apresiasi sastra secara umum adalah penilaian yang baik atau penghargaan
terhadap karya sastra. Pengertian apresiasi sastra secara luas adalah pengenalan melalui
perasaan atau kepekaan batin, dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai
keindahan yang di ungkapkan pengarang. Jadi, pembelajaran bahasa Indonesia di SD
dengan fokus apresiasi sastra yaitu pembelajaran yang akan dilaksanakan difokuskan
pada sastra, yaitu dengan materi yang dipilih adalah memperkenalkan karya sastra.
Misalnya anak-anak di suruh mendengarkan puisi atau cerpen, kemudian mereka diminta
untuk menulis kembali isi puisi atau cerpen tersebut dengan bahasa mereka sendiri.

8. Jika Anda melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Apresiasi Sastra,
Keterampilan berbahasa apa saja yang dapat dipadukan dalam pembelajaran tersebut?
Berikan ilustrasinya!
Jawab:
Keterampilan berbahasa yang dapat dipadukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
denga fokus apresiasi sastra.
a. Membaca dan berbicara, misalnya pada siswa kelas 2 anak diminta untuk membaca
dongeng binatang (fabel) tentang sikap hidup rukun secara nyaring, selanjutnya
secara bergantian siswa menceritakan kembali dongeng yang telah mereka baca
menggunakan bahasanya sendiri.
b. Menyimak dan berbicara, misalnya pada siswa kelas 1, guru membacakan puisi anak
(berisi ungkapan kekaguman, kebanggaan, hormat kepada orang tua, kasih syaang,
persahabatan) sebagai bentuk ungkapan diri, lalu siswa diminta membacakannya
kembali di depan kelas.
c. Membaca dan menulis, misalnya pada siswa kelas 4 menguraikan isi cerita/ dongeng
yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan.
d. Menulis dan berbicara, pasa siswa kelas 4 melisankan puisi hasil karya pribadi
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri.
e. Menyimak dan menulis, misalnya pada siswa kelas 5 dengan materi menuliskan isi
dan amanat pantun yang disajikan secara lisan.
f. Membaca, menulis, dan berbicara pada siswa kelas 6 misalnya mengubah teks puisi
ke dalam teks prosa yang telah dibaca dengan tetap memperhatikan makna isi teks
puisi dan dipresentasikan di depan kelas.

Anda mungkin juga menyukai