Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : IRVA MELIA AFTANTI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 858772897

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4204/Pend.Bahasa Indonesia di SD

Kode/Nama UPBJJ : 74/MALANG

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
1. Pembelajaran menulis yang diajarkan pada siswa sekolah dasar menurut Syafi’i
ada 2 yaitu tahap prapenulisan dan tahap penulisan. Jelaskan langkah-langkah
pembelajaran yang dapat saudara lakukan dalam membelajarkan menulis pada tahap
penulisan!
Jawab :
Syaf’ie (dalam Nurchasanah,2004) membagi penulis pemulaan menjadi 2 tahap antata
lain
1) Tahap Prapenulisan
Tahap prapenulisan bertujuan untuk melatih siswa untuk membiasakan dan bersikap
yang baik dan dapat dalam menulis misalnya sikap duduk yang benar,pengaturan
jarak mata dengan tangan yang tepat pada waktu menulis,cara membuka buku yang
tepat ,danbelajar membuat berbagai macam garis yang memungkinkansiswa untuk
bisa menulis dengan cepat
2) Tahap Penulisan
Tahap penulisan bertujVan untuk melatih siswa untuk dapat menulis dengan
sesungguhnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan teknik:
menjiplak,menyalin,menatap,menyusun, melengkapi, menulis halus, dikte dan
mengarang

2. Menyimak estetika merupakan kegiatan menyimak untuk menikmati dan


menghayati sesuatu. Apa saja yang dapat dilakukan guru agar siswanya mampu
menyimak khususnya dalam menyimak estetika?
Jawab :
Menyimak mempunyai arti yang sama denganmendengarkan. Menyimak dapat pula b
ermaknamendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatianserta apresiasi (Russe
l & Russel; Anderson dalam Tarigan, 1994: 28). Menyimak Estetik (aesthetic
listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciation listening) adalah
fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dantermasuk dalam menyimak eksten
sif. Menyimak estetikasering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetikaialah ke
giatan menyimak untuk menikmati dan menghayatisesuatu. Misalnya, menyimak pem
bacaan puisi, rekamandrama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatanmenyimak it
u lebih menekankan aspek emosionalpenyimak seperti dalam menghayati dan memah
ami sebuahpembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akantergugah, sehingga t
imbul rasa senang terhadap puisitersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek.Mi
salkan saat kita membacakan cerita pendek, kita sebagai guru bisa membacakan cerita
itu dengan penuh penghayatan agar peserta didik tertarik mendengarkan cerita kita,
atau kita juga bisa melakukan kegiatan sambung cerita agar peserta didik bisa
menyimak dengan baik. Setelah membaca cerita kita bisa melakukan kegiatan
menutup buku dan menanyakan apa saja hal yang ada di cerita tadi, misalkan tema,
tokoh, pesan yang didapat kepada peserta didik. Nah disini bisa terlihat siapa yang
benar-benar menyimak dan siapa yang tidak.

3. Pembelajaran menyimak pada kelas rendah dan kelas tinggi tentu berbeda.
Bagaimana cara membedakan pembelajaran menyimak pada kelas rendah dan kelas
tinggi? Jelaskan dengan disertai alasan!
Jawab :
Perbedaan pembelajaran menyimak dikelas rendah dengan pembelajaran menyimak di
kelas tinggi
➢ Tujuan pembelajaran menyimak di kelas rendah
Tujuan pembelajaran menyimak untuk kelas I dan II, lebih di utamakan pada
membiasakan siswa menyimak apa yang di dengar untuk untuk mengembangkan
kemampuannya dalam membaca dan menulis. Kegiatan ini untuk melatih kepekaan
siswa terhadap lingkungan sekitar.
➢ Tujuan pembelajaran menyimak di SD kelas tinggi
Usia siswa SD kelas tinggi berada pada tahap operasional nyata (7-11 tahun ) oleh
karena itu, pembelajaran menyimak diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dan
pemahamnan terhadap apa yang mereka dengarkan dengan tujuan untuk
meningkatkan
kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis.

4. Seorang guru harus mampu berbicara dengan baik di depan siswa-siswanya. Hal
ini merupakan salah satu jenis berbicara berdasarkan situasi pembicaraan. Bagaimana
cara guru memberikan penjelasan kepada siswa agar siswa mampu berbicara dengan
baik di depan kelompoknya maupun di depan kelas?
Jawab :
Berikut ini adalah beberapa cara untuk memberikan
penjelasan kepada siswa agar siswa mampu berbicara
dengan baik di depan kelompoknya maupun di depan kelas
a) Memiliki keberanian dan tekat yang kuat
Keberanian merupakan hal yang sangat mendasar, guru harus melakukan
pembiasaan untuk menanamkan keberanian siswa berbicara didepan kelas,
misalkan saat menyiapkan dan memimpin berdoa sesuai absen agar
seluruh siswa mendapat kesempatan yang sama, bisa menggunakan
tanggal yang disesuaikan dengan absen.
b) Menguasai bahasa yang baik dan lancar
Tanpa bahasa yang baik dan lancar, seseorang akan gagal berbicara karena
bahasa yang kacau dan tidak mampu menyampaikan apa yang akan
disampaikan dengan baik. Kita harus membiasakan berkomunikasi dengan
siswa menggunakan bahasa Indonesia
c) Menguasai materi yang akan disampaikan
Sebelum kita mengadakan penilaian tentang keberanian siswa
menyampaikan gagasan mereka didepan, kita bisa memberi mereka waktu
untuk menguasai materi yang akan disampaikan.
5. Buatlah contoh karya sastra anak untuk kelas tinggi dan jelaskan isi dari karya
sastra anak yang saudara buat!
Jawab :
WINTER AND SUMMER The winter
is an ice cream treat,
all frosty white and cold to eat, But summer
is lemonade
off yellow sun and straw cool shade
/musim dingin/ adalah es krim yang menyenangkan/ semua putih membeku dan
dingin/ tetapi musim panas/ adalah limun/ mentari menguning serta naungan jerami
yang menyejukkan//
Contoh puisi di atas penggunaan citraan digunakan secara intens. Hal ini terkait
dengan perkembangan kognitif anak, yang pada awalnya sangat didominasi oleh
kemampuan sensori motoriknya. Dengan citraan nostril (bau) misalnya, pengalaman
anak-anak dapat dibangkitkan. Begitu juga dengan penggunaan citraan yang bersifat
taktil (rabaan), anditif, dan visual. Khususnya mengenai citraan nostril atau bau ini,
jika dihubungkan dengan bau favorit anak-anak, hal itu akan mempertajam persepsi
mereka terhadap puisi yang dibaca. Misalnya; bau tanah sehabis hujan, bau jerami
kering, atau roti panggang yang panas.
Penggunaan kiasaan sastra dan metafora haruslah dibatasi pada pengalaman
anak-anak secara kongkret. Hal-hal yang dimetaforakan pun berjenjang dari
lingkungan terdekat (familier) sampai yang terjauh/abstrak atau unfamiliar. Tentang
siapa pengarang puisi untuk anak-anak tidak perlu dipersoalkan benar, misalnya
apakah dari penyair-penyair dewasa yang suah dikenal, daripada penyair biasa saja,
atau bahkan dari anak-anak sendiri. Yang menjadi persyaratan adalah puisi tersebut
bertutur kepada anak-anak dalam bahasa puisi, dan dari segi isi puisi tersebut harus
mengungkapkan kehidupan mereka.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik puisi untuk anak-anak
adalah bahwa a) bahasa yang digunakan harus sederhana, b) bentuknya naratif, c)
berisi demensi kehidupan yang bermakna dan dekat dengan dunia anak, d)
mengandung unsur bahasa yang indah dengan paduan bunyi pilihan kata,
satuan-satuan makna.

Anda mungkin juga menyukai