Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN

(PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA)

Dosen Mata Kuliah

Julianti S.Pd M.Pd

Disusun Oleh

Adelia Dwi Putri (190410077)

UNIVERSITAS SAMUDRA

FAKULTAS FKIP (PGSD)

2020/2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat karunianya saya
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini saya beri
judul “pembelajaran membaca dan menulis permulaan”

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pembelajaran bahasa dan sastra
indonesia kelas rendah dari dosen pengampu mata pelajaran. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi saya sebagai penulis dan bagi para
pembaca.

saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu Julianti S.Pd M.Pd
selaku Dosen mata pelajaran pembelajaran bahasa dan sastra indonesia kelas rendah. Tidak lupa
bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini saya juga mengucapkan
terima kasih.

Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya
membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan saya, agar kedepannya bisa
menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca,
dan bagi kami khususnya sebagai penulis.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar belakang masalah.........................................................................................


B. Batasan masalah....................................................................................................
C. Rumusan Masalah.................................................................................................
D. Tujuan....................................................................................................................
E. Manfaat..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

1.1 Pembelajaran Membaca.................................................................................


2.1 Menulis Permulaan.........................................................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana kira semua ketahui, tujuan kahir kita dari pengajaran Bahasa Indonesia
adalah siswa terampil berbahasa. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan berbahasa
tercermin dalam 4 aspek keterampilan membaca, yaitu Berbicara, membaca dan menulis.
Pemerolehan keterampilan berbahasa yang satu akan mendasari keterampilan lainnya.
Keterampilan membaca itu sendiri adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari
suatu yang ditulis. Keterampilan membaca dan menulis ini diperoleh seseeorang setelah
setelah mereka memasuki usia sekolah. Oleh karena itu, kedua jenis keterampilan
berbahasa inimerupakan sajian pembelajaran yang utama bagi para mjurid-murid sekolah
dasar di kelas awal. Kedua materi keterampilan ini dikemas dalam satu paket
pembelajaran yang dikenal dengan paket pembelajaran Membaca Menulis Permulaan.
Membaca menulis permulaan merupakan tahapan proses belajar bagi siswa sekolah dasar
kelas awal.siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik
membaca dan menulisserta menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru
perlu merangcang pembelajaran membaca menulis permulaan dengan baik sehingga
mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan.

B. BATASAN MASALAH
1.    Apa pengertian Membaca Menulis Permulaan?
2.    Apa saja metode pembelajaran MMP?
3.    Bagaimana Merancang Pembelajaran MMP?
4.    Bagaimana Penerapan Pembelajaran MMP?
C. TUJUAN
1.    Untuk mengetahui pengertian Membaca Menulis Permulaan.
2.    Untuk mengetahui saja metode pembelajaran MMP?
3.    Untuk mengetahui rangcangan Pembelajaran MMP?
4.    Untuk mengetahui Penerapan Pembelajaran MMP?

D. MANFAAT
Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi para pembaca dalam
menerapkan pembelajaran membaca dan menulis permulaan di sd
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Membaca dan Menulis permulaan


Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang di tulis.
Membaca melibatkan pengenalan symbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan
mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang
didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau
humor. Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar dilakukan dari kertas. Batu atau
kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat pula dibaca.
Membaca dapat  menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal
ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita
sendiri. Membaca merupakan kegiatan yang membutuhkan keseimbangan yang baik,
dimulai dari mulai gerakan mata dan pemantapan pemikiran serta kemampuan untuk
menerima informasi dan menelaah informasi tersebut. Dibutuhkannya keseimbangan
yang baik dan akurat agar kita mampu menerima informasi secara tepat dan mengingat
informasi tersebut saat kita perlukan. Dalam membaca dibutuhkan pula kosentrasi agar
kita bisa menyimpan informasi secara maksimal. Semakin sering kita membaca maka
semakin baik pula kemampuan membaca kita. Para ahli telah mendefinisikan tentang
membaca dan tidak ada criteria tertentu untuk menentukan suatu definisi yang dianggap
paling besar. Menurut Hariss dan Sipay (1980;8) membaca sebagai suatu kegiatan yang
memberikan respon makna secara tepat terhadap lambing verbal yang tercetak atau
tertulis. Pemahaman atau makna dalam membaca lahir dari interaksi antara presepsi
terhadap symbol grafis dan ketrampialn berbahasa serta pengatahuan pembaca. Dalam
interaksi ini, pembaca berusaha mencipatakan kembali makna sebagaimana makna yang
ingin disampaikan
oleh penulis dan tulisannya. Dalam proses membaca itu pembaca mencoba
mengkreasikan apa yang dimaksud oleh penulis.

2. Pengertian Membaca dan Menulis permulaan


Membaca , menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan
kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-
anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku di kelas
1 sekolah dasar, Membaca dan menulis permulaan merupakan menu utama. Kemampuan
membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni
kemampuan melek huruf. Maksudnya, anak-anak dapat mengubah dan melafalkan
lambing-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat
dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan lambing-lambang huruf yang dibacanya tanpa
diikuti oleh pemahaman terhadap lambing bunyi-bunyi tersebut. Kemudian kemampuan
menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada
tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan
yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan ( mirip dengan
kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan
dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna . selanjutnya dengan
kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan
menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambing-
lambang tulis yang sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya
3. Macam-macam Metode Pembelajaran di Kelas Rendah
MMP merupakan kependekan dari Membaca Menulis Permulaan. Sesuai dengan
kepanjangannya itu, MMP merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada
kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak
mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku sekolah di
kelas 1 sekolah dasar, MMP merupakan menu utama. Kemampuan membaca permulaan
lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek
huruf Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca
permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan
pada kemampuan yang bersifat mekanik Menurut (Mackey dalam Subana, 20), metode
pembelajaran di kelas rendah akan diuraikan sebagai berikut :
1. Metode Eja
Pembelajaran MMP dengan metode eja memulai pengajarannya dengan
memperkenalkan huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dihapalkan dan
dilafalkan murid sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A a, B b, C
c, D d, E e, F f, dan seterusnya. Dilafalkan sebagai a, be, ce, de, e, ef, dan seterusnya.
Kegiatan ini diikuti dengan →latihan menulis lambing tulisan, seperti a, b, c, d, dan
seterusnya atau dengan huruf rangkai, a, b, c, d, dan seterusnya. Setelah melalui
tahapan ini, para murid diajarkan untuk perkenalan dengan suku kata dengan cara
merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Misalnya :
b, a → ba (dibaca be. a → ba )
d, u → du ( dibaca de, u → du )
ba-du dilafalkan Badu
b, u, k, u menjadi b, u → bu (dibaca be, u → bu )
k, u → ku (dibaca ka, u → ku )ontoh, ambillah kata’’
Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah murid-murid dapat menulis
huruf-huruf lepas, kemudian dilanjuutkan dengan belajar menulis rangkai huruf yang
berupa suku kata. Sebagai contoh, ambillah kata” badu”tadi. Selanjutnya, murid
diminta menulis seperti : ba - du → badu.

Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat sederhana.


Contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata
menjadi kalimat diupayakan mengikuti prinsip pendekatan spiral, pendekatan
kumunikatif, dan pendekatan pengalaman berbahasa. Artinya, pemilihan bahan ajar
untuk pembelajaran MMP hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkrit menuju hal-
hal yang abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar, dengan kehiduipan murid
menuju hal-hal yang sulit dan mungkin meruipakan sesuatu yang baru bagi murid.

Kelemahan yang mendasar dari penggunaan metode eja ini meskipun murid
mengenal dan hafal abjad dengan baik, namun murid tetap mengalami kesulitan
dalam mengenal rangkaian huruf yang berupa suku kata atau kata.

2. Metode suku kata dan metode kata


Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata,
seperti ba, bi, bu, be, bu, ca, ci, cu, ce, cu, da, di ,du, de, du, ka, ki, ku, ke, ku dan
seterusnya. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkai menjadi kata bermakna.
Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi
paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar MMP. Kata-kata tadi
misalnya :
ba – bi cu – ci da – da ka – ki
ba – bu ca – ci du – da ku – ku
bi – bi ci – ca da – du ka – ku
ba – ca ka – ca du – ka ku – da
Kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat
sederhana. Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat
sederhana, kemudian ditindak lanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian
bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa terkecil dibawahnya, yakni dari
kalimat kedalam kata dan kata kedalam suku-suku kata.

Proses pembelajaran MMP yang melibatkan kegiatan merangkai dan mengupas,


kemudian dilahirkan istilah lain untuk metode ini yakni metode rangkai kupas.

3. Metode Global
Metode Global artinya secara utuh dan bulat. Dalam metode global yang disajikan
pertama kali pada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan
dibawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah berkali-kali membaca,
murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar.
Sebagai contoh dapat dilihat bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode
global.
a. Memperkenalkan gambar dan kalimat
b. Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata.
Contoh: Kata menjadi huruf-huruf

Ini mama

in i ma m a

i-ni ma- ma

i–n–i m-a – m-a


4. Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS)
Merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan proses pembelajaran MMP
bagi siswa pemula. Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali
pembelajarannya dengan dua tahap, yakni menampilkan dan memperkenalkan sebuah
kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang member makna lengkap,
yakni skruktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep “
kebermaknaan” pada diri anak. Akan lebih baik jika struktur nya kalimat yang
disajikan sebagai bahan pembelajan MMP dengan metode ini adalah struktur kalimat
yang digali dari pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum
kegiatan belajar mengajar (KBM) MMP yang sesungguh nya dimulai, guru dapat
melakukan pra-KBM melalui berbagai cara.
Proses penguraian atau penganalisisan dalam pembelajaran MMP dengan metode
SAS meliputi :
a. Kalimat menjadi kata-kata
b. Kata menjadi suku-suku kata
c. Suku kata menjadi huruf-huruf

Mengenai itu, Momo (1987) mengemukakan beberapa cara, yaitu:

a. Tahap tanpa Buku, dengan cara:


1) Merekam bahasa siswa
2) Menampilkan gambarsambil bercerita
3) Membaca gambar
4) Membaca gambar dengan kartu kalimat
5) Membaca kalimat secara struktural (S)
6) Proses analitik (A)
7) Proses sintetik (S)
b. Tahap dengan Buku, dengan cara:
1) Membaca buku pelajaran
2) Membaca majalah bergambar
3) Membaca bacaan yang disusun oleh guru dan siswa
4) Membaca buku yang disusun oleh siswa secara berkelompok
5) Membaca buku yang disusun oleh siswa secara individual.
Metode ini yang dipandang paling cocok dengan jiwa anak atau siswa adalah
metode SAS menurut Supriyadi dkk (1992). Alasan mengapa metode SAS ini
dipandang baik adalah:
a) Metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umumbahwa bentuk bahasa
terkecil adalah kalimat.
b) Metode ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak
c) Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri.
Kelemahan metode SAS, yaitu:
a. Kurang praktis
b. Membutuhkan banyak waktu
c. Membutuhkan alat peraga

5. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu teknik mengajar dengan memperagakan,
mempertunjukan, atau menayangkan sesuatu. Siswa dituntut memperhatikan objek
yang didemonstrasikan. Melalui metode ini siswa dapat mengembangkan
keterampilan mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan atau
mengkomunikasikan.

6. Metode Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap
anggota kelompok saling bertukar ide atau pikiran tentang suatu isu dengan tujuan
untuk memecahkan suatu masalah, menjawab suatu pertanyaan, menambah
pengetahuan atau pemahaman, atau membuat suatu keputusan. Jadi setiap siswa harus
aktif memecahkan masalah. Apabila proses diskusi melibatkan seluruh anggota kelas,
pembelajaran dapat terjadi secara langsung dan bersifat berpusat pada siswa.
Dikatakan pembelajaran langsung karena guru menentukan tujuan yang harus dicapai
melalui diskusi, mengontrol aktivitas siswa serta menentukan fokus dan keberhasilan
pembelajaran. Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian besar input
pembelajaran berasal dari siswa, mereka secara aktif dan meningkatkan belajar, serta
mereka dapat menemukan hasil diskusi mereka.

7. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan,
penerangan, atau penjelasan bahasa lisan kepada siswa. Keberhasilan siswa melalui
teknik ceramah sangat bergantung kepada kemampuan siswa dalam menyimak.

8. Metode Penugasan
Metode penugasan adalah teknik pengajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk atau instruksi guru. Tugas
dapat bersifat individu dan kelompok.

9. Metode Tanya Jawab


Melalui pertanyaan guru memancing waktu jawaban tertentu dari siswa jawaban yang
diharapkan akan tercapai apabila siswa telah mempunyai pengetahuan siap, ingatan,
atau juga penalaran tentang yang ditanyakan. Gambaran situasi yang mendahului
pertanyaan sangat membantu siswa dalam menanggapi pertanyaan. Melalui metode
ini dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menafsirkan, menggolongkan,
menyimpulkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan.
10. Metode Abjad dan Metode Bunyi
Menurut Alhkadiah, kedua metode ini sudah sangat tua. Menggunakan kata-kata
lepas, misalnya:
Metode Abjad:
bo-bo à bobo
la-ri   à lari
Metode Bunyi:
na-na à nana
                 lu-pa à lupa

4. Rancangan Pembelajaran MMP


1. Model Pembelajaran MMP
Pada bagian ini, kita akan berlatih bagaimana melaksanakan pembelajaran MMP
dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan mengambil salah satu metode
tertentu. Tentu saja, model ini bukanlah satu-satunya acuan yang terbaik, sebab
mengajar itu adalah seni. Masing-masing orang mempunyai gaya dan seni tersendiri
di dalam mengajar. Yang perlu Anda pahami di sini, bukanlah persoalan teknik dan
strategi mengajar, melainkan konsep-konsep pokok langkah-langkah pembelajaran
MMP yang berlandaskan pada penggunaan metode MMP tertentu. Mengenai
pemilihan metode pembelajaran MMP apa yang paling tepat digunakan oleh guru
bagi pembelajar pemula tidaklah begitu penting. Guru dapat memilih metode MMP
yang paling tepat dan paling cocok sesuai dengan situasi dan kondisi siswanya.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MMP ini terbagi ke dalam dua tahapan, yakni
(a) pembelaran tanpa buku, dan (b) pembelajaran dengan menggunakan buku.
a. Langkah-langkah Pembelajaran MMP Tanpa Buku
Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku berlangsung pada awal-awal anak
bersekolah pada minggu-minggu pertama mereka duduk di bangku sekolah. Hal
ini dapat berlangsung kira-kira 8-10 minggu. Jika memungkinkan tenggang waktu
tersebut dapat dipersingkat lagi, sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Berikut ini akan disajikan salah satu model alternatif pembelajaran membaca
permulaan tanpa buku. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. Sebelum
KBM dilakukan sebaiknya guru mengawalinya dengan berbagai kegiatan pra-
KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman berbahasa anak.
Percakapan-percakapan ringan antara guru dan siswa sebelum KBM dimulai
merupakan langkah awal yang bagus untuk membuka pintu komunikasi. Sapaan-
sapaan hangat dan berbagai pertanyaan ringan kepada mereka akan membuat
siswa termotivasi untuk betah dan mau belajar di sekolah. Pilihan variasi-variasi
kegiatan belajar mengajar berikut.
1. Menunjukkan gambar
Variasi ini dilakukan dengan cara guru memperlihatkan sebuah gambar yang
melukiskan sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak (laki-
laki dan perempuan). Hal ini dimaksudkan utnuk menarik minat dan perhatian
anak.
2. Menceritakan gambar
Guru menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama terhadap peran-
peran yang terdapat di dalam gambar. Penamaan tokoh-tokoh hendaknya
menggunakan huruf-huruf yang pertama-tama hendak diperkenalkan kepada
anak. GBPP dan Buku Paket dapat dijadikan acuan untuk penamaan tokoh-
tokoh tersebut. Misalnya, Anda dapat menyebutkan: “mama” untuk gambar
ibu, “mimi” untuk gambar anak perempuan, dan “nana” untuk gambar anak
laki-laki, “bapak” untuk gambar ayah. Tema cerita dapat disesuaikan dengana
tema-tema yang terdapat dalam GBPP/Kurikulum atau tema-tema yang
diperkirakan menarik perhatian anak dan akrab dengan kehidupan anak.
3. Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
Selanjutnya, satu dua orang siswa diminta menceritakan kembali gambar
tersebut dengan bahasanya sendiri.
4. Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui bantuan gambar
Pada fasse ini, guru mulai melepaskan gambar-gambar tadi secara terpisah dan
menempelinya dengan tulisan sebagai keterangan atas gambar tadi. Sebagai
contoh: dibawah gambar ibu tertera tulisan yang berbunyi, “ini mama” atau
“ini ibu” (bergantung kepada pemilihan metode MMP yang Anda gunakan:
Metode SAS, Metode Kata, Metode Eja, dan seterusnya).
5. Membaca tulisan bergambar
Pada fase ini, guru mulai melakukan proses pembelajaran membaca sesuai
dengan metode yang dipilihnya. Jika menggunakan Metode Eja atau Metode
Bunyi pengenalan lambang tulisan akan diawali dengan pengenalan huruf-
huruf melalui proses drill (teknik tubian) atau proses hafalan. Jika
menggunakan Metode Global atau Metode 26
6. Membaca tulisan tanpa gambar
Setelah proses ini dilalui, langkah selanjutnya guru secara perlahan-lahan
dapat menyingkirkan gambar-gambar tadi dan siswa diupayakan untuk
melihat bentuk tuliannya saja. Kegiatan ini dapat disertai dengan penyalinan
bentuk tulisan di papan tulisan dan guru menyajikan wacana sederhana yang
dapat memberikan keutuhan makna atau keutuhan informasi kepada anak.
Misalnya, guru dapat menyajikan wacana seperti berikut. ini mama ini mimi
ini nana ini mama mimi ini mama nana
7. Memperkenalkan huruf, suku kata, kata, atau kalimat dengan bantuan kartu
Berikut ini akan disajikan berbagai alternatif pengenalan berbagai unsur
bahasa melalui kartu-kartu.
a. Memperkenalkan unsur kalimat/kata
ini mama
… mama
ini ….
… …

5. Penerapan Metode Pembelajaran MMP


Bagi siswa kelas rendah (I dan II), penting sekali guru menggunakan metode membaca.
Depdiknas (2000:4) menawarkan berbagai metode yang diperuntukkan bagi siswa
permulaan, antara lain: metode eja/bunyi, metode kata lembaga, metode global, dan
metode SAS
Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari engeja huruf demi huruf
Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan harfiah. Siswa mulai
diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf. Pembelajaran metode Eja terdiri dari
pengenalan huruf atau abjad A sampai dengan Z dan pengenalan bunyi huruf atau
fonem. Metode kata lembaga didasarkan atas pendekatan kata, yaitu cara memulai
mengajarkan membaca dan menulis permulaan dengan menampilkan kata-kata. Metode
global adalah belajar membaca kalimat secara utuh. Adapun pendekatan yang dipakai
dalam metode global ini adalah pendekatan kalimat. Selanjutnya, metode SAS
didasarkan atas pendekatan cerita.
Metode pembelajaran di atas dapat diterapkan pada siswa kelas rendah (I dan II) di
sekolah dasar. Guru dianjurkan memilih salah satu metode yang cocok dan sesuai untuk
diterapkan pada siswa. Menurut hemat penulis, guru sebaiknya mempertimbangkan
pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan sebagai berikut:
1. Dapat menyenangkan siswa
2. Tidak menyulitkan siswa untuk menyerapnya
3. Bila dilaksanakan, lebih efektif dan efisien
4. Tidak memerlukan fasilitas dan sarana yang lebih rumit
Salah satu metode pembelajaran membaca permulaan yang akan diangkat dalam
tulisan ini adalah metode membaca global. Menurut Purwanto (1997:32), “Metode
global adalah metode yang melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan. Penemu
metode ini ialah seorang ahli ilmu jiwa dan ahli pendidikan bangsa Belgia yang
bernama Decroly.” Kemudian Depdiknas
(2000:6) mendefinisikan bahwa metode global adalah cara belajar membaca kalimat
secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Caranya ialah
guru mengajarkan membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat di bawah
gambar. Metode global dapat juga diterapkan dengan kalimat tanpa bantuan gambar.
Selanjutnya, siswa menguraikan kalimat menjadi kata, menguraikan kata menjadi
suku kata, dan menguraikan suku kata menjadi huruf.
Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut:
1. Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa
membaca tanpa bantuan gambar, misalnya: Ini nani
2. Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/ /nani/
3. Menguraikan kata-kata menjadi suku kata: i – ni na – ini
4. Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i – n – i – a – n
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang di tulis. Membaca
merupakan kegiatan yang membutuhkan keseimbangan yang baik, dimulai dari mulai gerakan
mata dan pemantapan pemikiran serta kemampuan untuk menerima informasi dan menelaah
informasi tersebut.
Membaca , menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada
kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai
memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku di kelas 1 sekolah dasar,
Membaca dan menulis permulaan merupakan menu utama.
Menurut (Mackey dalam Subana, 20), metode pembelajaran di kelas rendah akan diuraikan
sebagai berikut :
1. Metode Eja
2. Metode suku kata dan metode kata
3. Metode Global
4. Metode Struktural Sisntesis (SAS)
5. Metode Demonstrasi
6. Metode Diskusi
7. Metode Ceramah
8. Metode Penugasan
9. Metode Tanya Jawab
10. Metode Abjad dan Bunyi

B. Saran
Dalam makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi bentuk
maupun dari segi isi. Kami menyarankan pembaca agar ikut peduli mengetahui sejauh mana
pembaca mempelajari tentang “Membaca, Menulis Permulaan”. Makalah ini dapat membantu
pembaca dalam meningkatkan pengetahuan tentang Membaca, Menulis Permulaan.
DAFTAR PUSTAKA

Nazama. (2014). Membaca Menulis Permulaan. [Online]. Tersedia dalam:


http://nazama.blogspot.co.id/2014/05/mmp-membaca-dan-menulis-permulaan.html/. [Diakses 14
Oktober 2017].

Anda mungkin juga menyukai