Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DI KELAS RENDAH

Dosen Pengampu :Amin Basri, M.Pd

Mata Kuliah : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Awal

DISUSUN OLEH :

Kelompok II

Fadhilah Hilmy Nasution (0306213159)

Hilda MelaniPurba (0306211012)

Novita Sari Nasution (0306213101)

Nurul Handini (0306212106)

Windi Melisa (0306212141)

PGMI-3/ Semester III

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya,
makalah ini dapat kami selesaikan. Salawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW,
pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi.
Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat  dalam
diskusi kelompok pada mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Awal di Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) dan atas dasar itulah maka kami mengharapkan semoga
makalah ini bias digunakan sebagai bahan diskusi kelompok sebagaimana mestinya.
            Mengingat isinya sangat penting sebagai bahan pembelajaran agar tercapainya tujuan
dalam menghadapi dan memecahkan masalah, baik masalah individu atau pun masalah
kelompok.
            Mudah-mudahan makalah ini besar  manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya bagi
penulis menjadi amal yang sholeh yang bias menghantarkan kesuksesan dalam belajar.

Medan,3 Oktober 2022


Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1. LatarBelakang................................................................................................................. 1
2. RumusanMasalah............................................................................................................ 1
3. Tujuan.............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 2

A. Pengertian Membaca Menulis Permulaan (MMP)....................................................... 2


B. Tujuan Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP).................................... 3
C. Strategi Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP)................................... 4
D. Metode Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP).................................... 5
E. Model Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP)...................................... 9

BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 12

A. Kesimpulan...................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek
ketrampilan berbahasa, yakni berbicara, membaca dan menulis. Pemerolehan
ketrampilan berbahasa selalu saling terkait, artinya pemerolehan ketrampilan
berbahasa yang satu akan mendasari keterampilan lainnya.Ketrampilan membaca itu
sendiri adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari suatu yang ditulis.
Ketrampilan membaca dan menulis ini diperoleh seseorang setelah mereka
memasuki usia sekolah. Oleh karena itu, kedua jenis ketrampilan berbahasa ini
merupakan sajian pembelajaran yang utama bagi para murid-murid sekolah dasar di
kelas awal. Kedua materi ketrampilan ini dikemas dalam satu paket pembelajaran
yang dikenal dengan paket membaca menulis permulaan.Membaca menulis permuaan
merupakan tahapan proses belajar bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar
untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menulis
serta menangkap isi bacaan dengan baik.Oleh karena itu, guru perlu merancang
pembelajaran membaca dan menulis dengan baik sehingga mampu menumbuhkan
kebiasaan membaca sebagai sesuatu kegiatan yang menyenangkan
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan membaca menulis permulaan (MMP)?
2. Apa saja tujuan dari membaca menulis permulaan (MMP)?
3. Bagaimana Strategi Pembelajaran membaca menulis permulaan (MMP)?
3. Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan membaca menulis permulaan (MMP)?
2. Apa saja tujuan dari membaca menulis permulaan (MMP)?
3. Bagaimana Strategi Pembelajaran membaca menulis permulaan (MMP)?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Membaca Menulis Permulaan (MMP)


MMP merupakan kependekan dari Membaca Menulis Permulaan. Sesuai dengan
kepanjangannya itu, MMP merupakan program pembelajaran yang diorientasikan
kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat
anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku
sekolah di kelas 1 sekolah dasar, MMP merupakan menu utama. Mengapa disebut
permulaan, dan apa sasarannya? Peralihan dari masa bermain di TK (bagi anak-anak
yang mengalaminya) atau dari lingkungan rumah (bagi anak yang tidak menjalani masa
di TK) ke dunia sekolah merupakan hal baru bagi anak. Hal pertama yang diajarkan
kepada anak pada awal-awal masa persekolahan itu adalah kemampuan membaca dan
menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar bagi pemerolehan bidang
bidang ilmu lainnya di sekolah. Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan
pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya,
anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-
bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan
lambang-lambang huruf yang dibacanya tanpa dikuti oleh pemahaman terhadap lambang
bunyi-bunyi lambang tersebut. Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan
ditingkatkan menuju pemilikan kemampuan membacatingkat lanjut, yakni melek
wacana. Yang dimaksud dengan melek wacana adalah kemampuan membaca yang
sesungguhnya, yakni kemampuan mengubah lambang-lambang tulis menjadi bunyi-
bunyi bermakna disertai pemahaman akan lambang lambang tersebut. Dengan bekal
kemampuan melek wacana inilah kemudian anak dipajankan dengan berbagai informasi
dan pengetahuan dari berbagai media cetak yang dapat diakses sendiri. Kemampuan
menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan.1
Pada tingkat dasar atau permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan
pada kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan
(mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang- lambang tulis yang jika

1
Subadiyono , Pembelajaran Membaca (Jakarta : Intermasa 2010) hal 20

v
dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna
Selanjutnya, dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring
pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis
melalui lambang lambang tulis yang sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang
sesungguhnya. pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu
membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses
mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu
pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca”.
Membaca sebagai proses menjadi kunci utama di dalam pembelajaran membaca
karena banyak aspek yang terlibat di dalamnya. Menurut aspek yang terlibat di dalam
proses membaca yaitu “sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran,
asosiasi, sikap dan gagasan‟. Sehingga membaca sebagai produk tergantung dari
keberhasilan siswa untuk memahami makna dari kata yang telah dibaca. Pembelajaran
tersebut dikuasai oleh seseorang bukan karena kebetulan, melainkan dengan cara belajar
dan berlatih mengenali tulisan. Pembelajaran membaca di sekolah dasar menentukan
keberhasilan siswa untuk memiliki keterampilan membaca di kemudian hari yang
bermula dari pengenalan huruf, membaca per suku kata, kata hingga kalimat. Dengan
demikian, pembelajaran membaca berawal dari proses yang baik agar memperoleh hasil
belajar membaca yang baik dan benar.2

B. Tujuan Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP)


Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan kurikulum yang digunakan
di sekolah-sekolah sebagai pengganti atas kurikulum sebelumnya, yakni
Kurikulum1994. Penyempurnaan kurikulum ini mengacu pada Undang-undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah terkait yang
mengamanatkan adanya standar nasional pendidikan.3 Standar standar dimaksud
berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan serta penetapan kerangka
dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah Seperti dijelaskan oleh Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Dr. Tr. Indra Jati Sidi dalam kata pengantar untuk Kurikulum

2
Hidayat,Rahayu ,Kemampuan Pengetesan membaca secara Komutatif (Surabaya : Universitas Terbuka1989 ) hal
35
3
Depdikbud, Petunjuk Kegiatan Belajar Mengajar kelas I SD (Jakarta : Direktorat Dikdasmen : 1995/1996) hal 56

vi
2004 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bahwa upaya penyempurnaan
kurikulum dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia
Indonesia seutuhnya. Dimensi-dimensi dimaksud meliputi aspek-aspek moral, akhlak,
budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni, dan buda ya. Pengembangan
aspek- aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup
yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup
serta menyesuaiakan diri, dan berhasil dalam kehidupan. Kurikulum tersebut
dikembangkan secara lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masing-masing
daerah dan sekolah setempat. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia
hendaknya memadai dan efektif sebagai alat berkomunikasi, berinteraksi sosial, media
pengembangan ilmu, dan alat pemersatu bangsa. Daerah atau sekolah-sekolah diberi
kesempatan untuk menjabarkan standar kompetensi itu sesuai dengan kebutuhan dan
keadaan masing-masing secara kontekstual. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa
Indonesia, khususnya aspek membaca, untuk SD dan MI adalah sebagai berikut:
"membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paraagraf, berbagai teks bacaan, denah,
petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedia, serta mengapresiasi dan
berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-
anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak.
Kompetensi membaca juga diarahkan menumbuhkan budaya baca.

C. Strategi Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP)


Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni
penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran menurut
Frelberg&Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian
materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang
berbeda pula. Gerlach& Ely (1980) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat
memberikan pengalaman belajar kepada siswa.4 Dick &Carey (1996) berpendapat bahwa

4
Anitah S, Strategi Pembelajaran ( Jakarta : Universitas Terbuka 2007) hal 28

vii
strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga
termasuk di dalamnya materi atau paket pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri atas
semua komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu
siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu5.

Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran


yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa,
kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan.
Gerlach& Ely (1980) juga mengatakan bahwa perlu adanya kaitan antara strategi
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, agar diperoleh langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Strategi pembelajaran terdiri dari metode dan
teknik (prosedur) yang akan menjamin bahwa siswa akan betul-betul mencapai tujuan
pembelajaran. Kata metode dan teknik sering digunakan secara bergantian. Gerlach& Ely
(1980) mengatakan bahwa teknik (yang kadang-kadang disebut metode) dapat diamati
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Teknik adalah jalan atau alat (wayormeans) yang
digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan siswa ke arah tujuan yang akan
dicapai. Guru yang efektif sewaktu-waktu siap menggunakan berbagai metode (teknik)
dengan efektif dan efisien menuju tercapainya tujuan.

Dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah siasat guru dalam


mengefektifkan, mengefisienkan serta mengoptimalkan fungsi dan interaksi antara
peserta didik dengan komponen pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pengajaran seta pembelajaran. Dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran, setiap guru dituntut untuk membuat serta memilih strategi pembelajaran
yang akan diterapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan
strategi pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat
berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar siswa. Dalam pembahasan
makalah ini strategi yang dipakai, yaitu dengan menggunakan metode dan model
pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi siswa kelas rendah.

D. Metode Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP)


5
Sudrajat A, Pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan model pembelajaran (Semarang: Unnisula
2013) hal 13

viii
Metode, menurut Winarno Surakhmad (1986) adalah cara, yang di dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru
(metode mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang
dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan. Namun, metode kadang-kadang dibedakan
dengan teknik. Metode bersifat prosedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif,
maksudnya merupakan pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru)
untuk mencapai tujuan. Contohnya, guru A dan guru B sama-sama menggunakan metode
ceramah, keduanya mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan metode ceramah yang
efektif, tetapi hasil guru A berbeda dengan guru B karena teknik pelaksanaannya yang
berbeda. Jadi, tiap guru mempunyai teknik yang berbeda dalam melaksanakan metode
yang sama.

Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca dan menulis di kelas awal,
diantaranya, eja, bunyi, suku kata, kata, global, dan SAS.6

1. Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai
pengajarannya dengan memperkenlkan huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut
dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A/a,
B/b, C/c, D/d, E/e, F/f, dan seterusnya, dilafalkan sebagai [a], [be], [ce], [de], [ef], dan
seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan latihan menulis lambang, tulisan, seperti a, b, c, d, e,
f, dan seterusnya atau dengan huruf rangkai a, b, c, d, dan seterusnya.
Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan
cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Misalnya : b, a - ba (dibaca be. a - ba )
d, u - du( dibaca de, u - du )
ba-du dilafalkan Badu
b, u, k, u menjadi b, u ㅡ bu (dibaca be, u -> bu)
k, u -> ku(dibaca ka, u ku )ontoh, ambillah kata"
6
Halimah, A. Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan di SD/MI. (AULADUNA: Jurnal
Pendidikan Dasar Islam 2015) hal 5-7

ix
2. Metode Bunyi
Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari Metode Eja. Prinsip dasar dan
proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan Metode Eja/Abjad di atas.
Demikian juga dengan kelemahan-kelemahannya. Perbedaannya terletak hanya
pada cara atau sistem pembacaan atau pelafalan abjad (huruf-hurufnya).
Menurut Alhkadiah, kedua metode ini sudah sangat tua. Menggunakan kata-
kata lepas, misalnya:
na-na à nana
lu-pa à lupa
3. Metode kata
Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku
kata, seperti ba, bi, bu, be, bu, ca, ci, cu, ce, cu, da, di ,du, de, du, ka, ki, ku, ke, ku
dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkai menjadi kata
bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai
variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar MMP.
Kata-kata tadi misalnya :
ba – bi                cu – ci             da – da             ka – ki
ba – bu               ca – ci             du – da                         ku – ku
bi – bi                ci – ca             da – du                        ka – ku
ba – ca               ka – ca             du – ka                       ku – da
Kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi
kalimat sederhana. Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat
sederhana, kemudian ditindak lanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian
bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa terkecil dibawahnya, yakni dari
kalimat kedalam kata dan kata kedalam suku-suku kata. Proses pembelajaran MMP
yang melibatkan kegiatan merangkai dan mengupas, kemudian dilahirkan istilah lain
untuk metode ini yakni metode rangkai kupas.
4. Metode Suku Kata
Proses pembelajaran membaca menulis permulaan seperti yang digambarkan dalam
langkah-langkah di atas dapat pula dimodifikasi dengan mengubah objek
pengenalanawalnya. Sebagai contoh, proses pembelajaran membaca menulis
permulaan diawali dengan pengenalan sebuah kata tertentu. Kata ini, kemudian

x
dijadikan lembaga sebagaidasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. Artinya, kata
dimaksud diuraikan (dikupas) menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-
huruf.Selanjutnya, dilakukan proses perangkaian huruf menjadi suku kata dansuku
kata menjadi kata. Dengan kata lain, hasil pengupasan tadi dikembalikanlagi
kebentuk asalnya sebagai kata lembaga (kata semula). Karena
prosespembelajaranmembaca menulis permulaan dengan metode ini melibatkan
serangkaian prosespengupasan dan perangkaian maka metode ini dikenal juga
sebagai “metodekupas-rangkai”. Hal tersebut dianalogikan sebagai lawan dari
metode sukukata yang biasa juga disebut metode rangkai-kupas.
5. Metode Global
Metode Global artinya secara utuh dan bulat. Dalam metode global yang disajikan
pertama kali pada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan
dibawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah berkali-kali membaca,
murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar.
Sebagai contoh dapat dilihat bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode
global.
a.    Memperkenalkan gambar dan kalimat
b.    Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata.
     Contoh: Kata menjadi huruf-huruf
Ini mama
in i                ma m a
i-ni                ma- ma
i–n–i m-a – m-a

6. Metode SAS (Structural Analisis Sintesis)


Merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan proses pembelajaran
MMP bagi siswa pemula. Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali
pembelajarannya dengan dua tahap, yakni menampilkan dan memperkenalkan
sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang member makna
lengkap, yakni skruktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk membangun konsep-
konsep “ kebermaknaan” pada diri anak. Akan lebih baik jika struktur nya kalimat
yang disajikan sebagai bahan pembelajan MMP dengan metode ini adalah struktur
xi
kalimat yang digali dari pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri. Untuk itu,
sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) MMP yang sesungguh nya dimulai, guru
dapat melakukan pra-KBM melalui berbagai cara.
Proses penguraian atau penganalisisan dalam pembelajaran MMP dengan metode
SAS meliputi :
a) Kalimat menjadi kata-kata
b) Kata menjadi suku-suku kata
c) Suku kata menjadi huruf-huruf
Mengenai itu, Momo (1987) mengemukakan beberapa cara, yaitu:
A. Tahap tanpa Buku, dengan cara:
1. Merekam bahasa siswa.
2. Menampilkan gambarsambil bercerita.
3. Membaca gambar.
4. Membaca gambar dengan kartu kalimat.
5. Membaca kalimat secara struktural (S).
6. Proses analitik (A).
7. Proses sintetik (S).
B. Tahap dengan Buku, dengan cara:
1. Membaca buku pelajaran.
2. Membaca majalah bergambar.
3. Membaca bacaan yang disusun oleh guru dan siswa.
4. Membaca buku yang disusun oleh siswa secara berkelompok.
5. Membaca buku yang disusun oleh siswa secara individual.7
E. Model Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP)
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MMP ini terbagi ke dalam dua tahapan, yakni
pembelaran tanpa buku, dan pembelajaran dengan menggunakan buku.
1. Langkah-langkah Pembelajaran MMP Tanpa Buku
Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku berlangsung pada awal-awal anak bersekolah
pada minggu-minggu pertama mereka duduk di bangku sekolah. Hal ini dapat berlangsung
kira-kira 8-10 minggu. Jika memungkinkan tenggang waktu tersebut dapat dipersingkat lagi,

7
Nancy Angelia Purba, Pendidikan Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar (Jakarta : Indonesia Emas Group 2022) hal43

xii
sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Berikut ini akan disajikan salah satu model
alternatif pembelajaran membaca permulaan tanpa buku. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut. Sebelum KBM dilakukan sebaiknya guru mengawalinya dengan berbagai
kegiatan pra-KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman berbahasa anak. 8
Percakapan-percakapan ringan antara guru dan siswa sebelum KBM dimulai merupakan
langkah awal yang bagus untuk membuka pintu komunikasi. Sapaan-sapaan hangat dan
berbagai pertanyaan ringan kepada mereka akan membuat siswa termotivasi untuk betah dan
mau belajar di sekolah. Pilihan variasi-variasi kegiatan belajar mengajar berikut.
a. Menunjukkan gambar
Variasi ini dilakukan dengan cara guru memperlihatkan sebuah gambar yang
melukiskan sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak (laki-laki dan
perempuan). Hal ini dimaksudkan utnuk menarik minat dan perhatian anak.
b. Menceritakan gambar
Guru menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama terhadap peran-peran yang
terdapat di dalam gambar. Penamaan tokoh-tokoh hendaknya menggunakan huruf-huruf
yang pertama-tama hendak diperkenalkan kepada anak. GBPP dan Buku Paket dapat
dijadikan acuan untuk penamaan tokoh-tokoh tersebut. Misalnya, Anda dapat
menyebutkan: “mama” untuk gambar ibu, “mimi” untuk gambar anak perempuan,
dan “nana” untuk gambar anak laki-laki, “bapak” untuk gambar ayah. Tema cerita dapat
disesuaikan dengana tema-tema yang terdapat dalam GBPP/Kurikulum atau tema-tema
yang diperkirakan menarik perhatian anak dan akrab dengan kehidupan anak.9
c. Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
Selanjutnya, satu dua orang siswa diminta menceritakan kembali gambar tersebut
dengan bahasanya sendiri.
d. Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui bantuan gambar
Pada fasse ini, guru mulai melepaskan gambar-gambar tadi secara terpisah dan
menempelinya dengan tulisan sebagai keterangan atas gambar tadi. Sebagai contoh:
dibawah gambar ibu tertera tulisan yang berbunyi, “ini mama” atau “ini
ibu” (bergantung kepada pemilihan metode MMP yang Anda gunakan: Metode SAS,
Metode Kata, Metode Eja, dan seterusnya).
8
Sugiarto, Metodik Khusus Bahasa Indonesia (Solo : Tiga Serangkai 1980) hal 54
9
Ibid

xiii
e. Membaca tulisan bergambar
Pada fase ini, guru mulai melakukan proses pembelajaran membaca sesuai dengan
metode yang dipilihnya. Jika menggunakan Metode Eja atau Metode Bunyi pengenalan
lambang tulisan akan diawali dengan pengenalan huruf-huruf melalui proses drill (teknik
tubian) atau proses hafalan. Jika menggunakan Metode Global atau Metode 2610
f. Membaca tulisan tanpa gambar
Setelah proses ini dilalui, langkah selanjutnya guru secara perlahan-lahan dapat
menyingkirkan gambar-gambar tadi dan siswa diupayakan untuk melihat bentuk
tuliannya saja. Kegiatan ini dapat disertai dengan penyalinan bentuk tulisan di papan
tulisan dan guru menyajikan wacana sederhana yang dapat memberikan keutuhan makna
atau keutuhan informasi kepada anak. Misalnya, guru dapat menyajikan wacana seperti
berikut. ini mama ini mimi ini nana ini mama mimi ini mama nana. 11
2. Langkah-langkah Pembelajaran MMP dengan Buku
Langkah awal yang paling penting di dalam pembelajaran MMP dengan buku
adalah menarik minat dan perhatian siswa agar mereka tertarik dengan buku (bacaan) dan
mau belajar sendiri yang dilandasi motivasi instrinsik. Cara pembelajaran MMP dengan
membaca buku pelajaran (buku paket), membaca buku dan majalah anak yang sudah
terpilih, membaca bacaan susunan bersama guru-siswa, dan membaca bacaan susunan
siswa (kelompok perseorangan).
Langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan terbagi menjadi pengenalan huruf dan
latihan. Pengenalan huruf dengan pengenalan bentuk tulisan serta pelafalan untuk melatih
indra siswa dalam mengenal dan membedakan bentuk dan lambang tulisan. Beberapa
bentuk latihan menulis permulaan dengan latihan memegang pensil dan sikap duduk,
gerakan tangan, mengeblat, menghubung-hubungkan tanda titik, menatap bentuk tulisan,
menyalin, menulis halus indah, dikte/imla, latihan melengkapi tulisan, menuliskan nama
nama benda yang terdapat dalam gambar, dan mengerang sederhana dengan bantuan
gambar.12

10
Ibid, hal 55-57
11
Ibid
12
Mulyati, Yeti, pelajaran MMP Menggunakan Model bercerita untuk Siswa SD (Bandung : UPI 2019) hal 23

xiv
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang di
tulis. Membaca merupakan kegiatan yang membutuhkan keseimbangan yang baik,
dimulai dari mulai gerakan mata dan pemantapan pemikiran serta kemampuan untuk
menerima informasi dan menelaah informasi tersebut.
Membaca , menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan
kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat
anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku di
kelas 1 sekolah dasar, Membaca dan menulis permulaan merupakan menu utama.
Menurut (Mackey dalam Subana, 20), metode pembelajaran di kelas rendah akan
diuraikan sebagai berikut :
1. Metode Eja
2. Metode bunyi
3. Metode kata
4. Metode suku kata dan metode kata
5. Metode Global
6. Metode Struktural Sisntesis (SAS).
B. Saran
Dalam makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari
segi bentuk maupun dari segi isi. Kami menyarankan pembaca agar ikut peduli

xv
mengetahui sejauh mana pembaca mempelajari tentang “Membaca, Menulis
Permulaan”. Makalah ini dapat membantu pembaca dalam meningkatkan pengetahuan
tentang Membaca, Menulis Permulaan.

DAFTAR PUSTAKA

Subadiyono, (2010), Pembelajaran Membaca, Jakarta : Intermasa


Hidayat, Rahayu S. (1989) Pengetesan Kemampuan Membaca Secara Komunikatif. Surabaya :
Universitas terbuka .
Depdikbud. (1991/1992). Petunjuk Pelaksanaan Kegaiatan Belajar Mengajar Kelas I, SD.
Jakarta: Direktorat Dikdasmen
Anitah, S. (2007). Strategi pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudrajat, A. (2008). Pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan model
pembelajaran.Semarang : Unnisula

Halimah, (2015) Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan di SD/MI. AULADUNA:
Jurnal Pendidikan Dasar Islam

Angelia Purba Nancy, (2022) Pendidikan Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar Jakarta :
Indonesia Emas Group

Sugiarto, (1980), Metodik Khusus Bahasa Indonesia Solo : Tiga Serangkai

Mulyati, Yeti, (2019) pelajaran MMP Menggunakan Model bercerita untuk Siswa SD Bandung : UPI

xvi
xvii

Anda mungkin juga menyukai