Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

POTENSI BELAJAR DALAM AL-QUR’AN


Mata Kuliah : Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu : Dr. Dedi Masri, Lc., M.A.

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Friska Widia (0306212140)

Nabila Ulkhaira (0306213158)


Riski Ramadhani (0306212170)
Tiara Ramadhani (0306211007)

Kelas : PGMI 3 / Sem V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023/2024
PENDAHULUAN
A. Topik Inti
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, sebagai khalifah di bumi, bertujuan untuk
memakmurkan dunia. Oleh karena itu Allah memberi bekal kepada nya, segala bentuk panca
indra dan kemampuan untuk berpikir. Bekal yang diberikan oleh Allah SWT tersebut
seluruhnya senantiasa dipupuk dan ditingkatkan untuk mencapai kesempurnaan insani. Untuk
mencapai suatu kesempurnaan insani diperlukan belajar (Tetap STAI Nurul Hidayah
Selatpanjang dan Mahasiswa Program Doktor PPs UIN Sultan Syarif Kasim Riau pada studi
Pendidikan Agama Islam 2016)
Selaku hamba, manusia telah diberi kelengkapan kemampuan jasmaniah (fisiologis) dan
rohaniah (mental psikologis) yang dapat ditumbuh kembangkan semaksimal mungkin.
Manusia sebagai makhluk ciptaan, dilengkapi dengan potensi agar dengan potensi itu ia dapat
mengembangkan dirinya. Informasi tentang manusia dengan berbagai potensi yang dimilikinya
itu amat menolong manusia dalam rangka merancang kegiatan pendidikan dan pengajaran
melalui strategi pembelajaran yang bersifat konsepsional dan tepat. Tanpa memiliki
pengetahuan yang luas, mendalam dan komprehensif tentang manusia dengan berbagai potensi
yang dimilikinya, manusia akan gagal dalam merancang konsep strategi pembelajarannya yang
matang, utuh dan komprehensif(Akhirin 2015).
Pada hakikatnya belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap
informasi dan pengalaman atau upaya mengubah perilaku dengan berbagai kegiatan, seperti
membaca, mendengarkan, mengamati, meniru dan sebagainya. Atau dengan kata lain, belajar
sebagai aktivitas sikofisik yang mengarah pada pengembangan pribadi yang lengkap.
Istilah belajar dan pembelajaran dapat diartikan sebagai konsep ta’lim dalam Islam.
Taklim berasal dari kata 'allama-yu'allimu-ta'liman. Istilah taklim pada umumnya berkonotasi
dengan tarbiyyah, tadris dan ta'dib, meskipun bila ditelusuri secara mendalam maka istilah
tersebut akan terjadi perbedaan makna. Perintah untuk taklim sangat banyak dalil yang
menerangkan, baik dari sumber Al-Quran maupun hadis Rasulullah saw. Al-Quran untuk
pendidikan Islam menjadi sumber normatifnya, oleh karena itu konsep belajar dan
pembelajaran akan ditemukan dalam topik Al-Qur'an itu sendiri.
Hasil dari upaya belajar membaca ayat-ayat Al-Qur'an dapat menghasilkan pengetahuan
agama, seperti serat, kesepian, moralitas, dan sebagainya. Meskipun mereka adalah hasil dari
upaya membaca ayat-ayat al-Kawniyyah, mereka dapat menghasilkan ilmu seperti fisika,
biologi, kimia, astronomi, dan sebagainya. Berbagai jenis pengetahuan yang muncul dari
angka-angka ini tersedia melalui proses belajar dan membaca (Wakka 2020).

1
Ditinjau dari tingkatannyaa, peserta didik adalah individu yang tengah berada dalam jalan
perkembangan dan pertumbuhan berdasarkan potensinya (kekuatan/kapasitas) masing-masing.
Mereka membutuhkan arahan serta bimbingan yang tidak berubah-ubah ke arah yang
maksimal. Dalam ideologi era modern, peserta bukan sekedar dianggap sebagai subjek atau
target pendidikan tetapi juga menjadi obyek pendidikan yaitu sambil menyertakan mereka
dalam menyelesaikan masalah dalam kegiatan belajar mengajar. Karena berpendapat peserta
didik mempunyai potensi, John Dewey mengatakan peserta didik mempunyai potensi
(kekuatan/kapasitas) alami yang diperoleh dari lahir (man's natural power) ialah bakat dan
kekuatan atau potensi dasar berupa akal sehingga peserta didik mampu menyelesaikan semua
problematika dari segi tantangan, hambatan, ancamana ataupun gangguan yang muncul dari
lingkungan sekitarnya. Potensi-potensi belajar yang terdapat dalam diri peserta didik tidak
sama dengan potensi yang dimiliki orang lain. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Agus
Soejono, “potensi seseorang tidak sama dengan potensi yang dipunyai orang lain dari dalam.
Seorang lebih tajam pikiran atau lebih halus perasaan, lebih kuat kemaunya atau lebih tegap,
kuat badannya dari pada yang lain."
Kemampuan belajar atau potensi belajar oleh manusia itu sudah ada semenjak lahirnya,
yaitu dengan diberikan pendengaran, penglihatan dan lain sebagainya. Sehingga dengan belajar
manusia mampu memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok
umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-
bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan
tragis juga bisa terjadi karena belajar. Contoh, tidak sedikit orang pintar yang menggunakan
kepintarannya untuk mendesak bahkan menghancurkan kehidupan orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi belajar dalam QS. An-Nahl ayat 78 menurut Tafsir Al-Munir?
2. Bagaimana potensi belajar dalam QS. Ar-Rum ayat 30 menurut Tafsir Al-Azhar?
3. Bagaimana potensi belajar dalam QS. As-Sajdah ayat 7-9 menurut Tafsir Al-Quthubi?
4. Apa makna pendidikan dari ketiga surah diatas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui potensi belajar dalam QS. An-Nahl ayat 78 menurut Tafsir Al-
Munir.
2. Untuk mengetahui potensi belajar dalam QS. Ar-Rum ayat 30 menurut Tafsir Al-
Azhar.
3. Untuk mengetahui potensi belajar dalam QS. As-Sajdah ayat 7-9 menurut Tafsir Al-
Quthubi.

2
4. Untuk mengetahui makna pendidikan dari ketiga surah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Potensi Belajar dalam QS. An-Nahl ayat 78 Menurut Tafsir Al-Munir


a. QS. An-Nahl ayat 78
َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َّ ُ ُ َ َ َ َ َّ ًٔ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ ٰ َُّ ْ ُ ُ ْ ْ ُ َ َ ْ َ ُ ‫َ ه‬
ۙ‫ن بطو ِّن امه ِّتكم لا تعلمون شيـاۙ وجعل لكم السمع والابصار والاف ِٕـدة‬ ْۢ ‫واّٰلل اخرجكم ِّم‬

َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ُ َّ َ َ
‫لعلكم تشكرون‬

Terjemahan Kemenag 2019


78. Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani
agar kamu bersyukur.

b. Tafsir QS. An-Nahl ayat 78


Allah SWT mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan kalian tidak
mengetahui apa-apa. Manusia diciptakan pada fase awal penciptaan dalam keadaan tidak
mengetahui apa-apa. Kemudian, Allah SWT membekalinya dengan ilmu da pengetahuan.
Allah SWT pun menganugerahinya akal pikiran yang bisa memahami berbagai hal,
membedakan antara yang baik dan yang buruk, mampu memilih yang bermanfaat dan yang
tidak. Allah SWT menyediakan untuknya kunci-kunci pengetahuan berupa pendengaran yang
dapat mendengar dan memahami suara. Juga penglihatan yang bisa melihat berbagai hal, serta
hati yang bisa memahami berbagai hal. Semua itu agar kalian mensyukuri nikmat-nikmat Allah
SWT kepada kalian, dengan cara menggunakan setiap anggota tubuh sesuai dengan tujuan
penciptaannya. juga, supaya kalian bisa beribadah menyembah Tuhan kalian dan menaati
segala perintah-Nya (Wahbah Az-Zuhaili 2018)
c. Analisis QS. An- Nahl ayat 78 dan kaitannya dengan potensi belajar
Adapun mengenai potensi belajar, ayat ini secara jelas mengungkap tiga alat potensi
belajar untuk manusia, yaitu:

a. (Pendengaran), perangkat fisik yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi


yang bersifat visual.
b. (penglihatan-penglihatan), yaitu alat fisik yang dapat digunakan untuk memperoleh
informasi yang diucapkan.

4
c. (Aneka hati) adalah gabungan daya pikir dan daya kalbu yang menunjuk pada
seseorang sebagai keterikatan dan mencegahnya terbebani oleh tantangan dan
tuntutan. Hal untuk masuk Islam dan membaca Cahaya Ilahi jelas terlihat hadiah.

B. Potensi Belajar dalam QS. Ar-Rum ayat 30 menurut Tafsir Al-Azhar


a. QS. Ar-Rum ayat 30
ُْ َ ٰ ‫ه‬ َْ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َّ ‫ْ َ ْ ً ْ َ َ ه‬ َ َ ْ َ ْ ََ
‫الدين‬ ِّ ‫اس عل ْيهاۗ لا ت ْب ِّد ْيل ِّلخل ِّق‬
ِّ ‫اّٰللۗذ ِّلك‬ ‫اّٰلل ال ِّتي فطر الن‬
ِّ ‫لدي ِّن ح ِّنيفاۗ ِّفطرت‬
ِّ ‫فا ِّقم وجهك ِّل‬

َ
َ ْ َُ َْ َ َّ َ َ ْ َّ ٰ َ ُ َ ْ
ۙ‫اس لا يعلمون‬ِّ ‫الق ِّيمۙ ول ِّكن اكثر الن‬

Terjemahan Kemenag 2019


30. Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari)
Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. (588) Tidak ada perubahan
pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.
(588) Maksud fitrah Allah pada ayat ini adalah ciptaan Allah Swt. Manusia diciptakan
Allah Swt. dengan naluri beragama, yaitu agama tauhid. Jadi, manusia yang berpaling dari
agama tauhid telah menyimpang dari fitrahnya.

b. Tafsir QS. Ar-Rum ayat 30


Tegakkanlah wajahmu; artinya berjalanlah tetap di atas jalan agama yang telah
dijadikan syariat oleh Allah untuk engkau. Agama itu adalah agama yang disebut Hanif, yang
sama artinya dengan al-Mustaqim, yaitu lurus. Tidak membelok ke kiri kanan. Hanif ini pulalah
yang disebut untuk Agama Nabi Ibrahim. Bahkan dijelaskan bahwa yang ditegakkan oleh
Muhammad sekarang ini ialah agama Hanif itu, atau Ash-Shirathal Mustaqim ltu, sesudah
banyak diselewengkan atau dibelokkan dari tujuan semula oleh anak cucunya. Baik anak-cucu
yang keturunan Bani Israil, atau anak-cucu dari keturunan Bani Ismail. Yang keturunan dari
pihak Bani Israil menyelewengkan agama Ibrahim itu jadi agama keluarga, lalu mereka beri
nama Yahudi, dibangsakan kepada anak tertua dari Ya'kub yang bemama Yahuda. Nama
Ya'kub di waktu kecil ialah Israil (Hamka 2015)

5
c. Analisis surah Q.s Ar–rum ayat 30 dan kaitannya dengan potensi belajar
Potensi belajar dalam ayat ini adalah bahwa umat manusia dikatakan telah
menyimpulkan bahwa Allah mempunyai agama yang benar (agama tauhid). Dengan adanya
kesesuaian ini, seorang peserta didik akan memandang menuntut ilmu sebagai syarat dan
sarana memuji Allah, serta semakin yakin akan kemampuannya menerima wahyu dari Allah
SWT.

C. Potensi Belajar dalam QS. As-Sajdah ayat 7-9 menurut Tafsir Al-Qurtubi
a. QS. As-Sajdah ayat 7-9

ْ َّ َّ ْ َ ٰ ُ ْ ٗ َ َ َ َ َ َُّ ْ ْ
ْ َ ْ ْ َْ َ ََََ ٗ ََ َ َ َُّ َ َ ْ َ ْ َّ
ۚ‫ان ِّمن ِّطي ٍن ثم جعل نسله ِّمن سلل ٍة ِّمن ما ٍۤء م ِّهي ٍن‬ ْ
ِّ ‫ي احسن كل شي ٍء خلقه وبدا خلق ال ِّانس‬ ْٓ ‫ال ِّذ‬

َ ُ َْ ً َ َ َ َْْ ُ َ
َ َْ َّ ‫ىه َو َن َف َخ ف ْي ِّه م ْن ُّر ْوح ٖه َو َج َع َل لك ُم‬
‫الس ْم َع َوالا ْبص َار َوالاف ِٕـدةۗ ق ِّل ْيلا َّما تشك ُر ْون‬
ُ ‫َُّ َ ه‬
‫ثم سو‬
ِّ ِّ ِّ

Terjemahan Kemenag 2019


7. (Dia juga) yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan memulai
penciptaan manusia dari tanah.
8. Kemudian, Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani).
9. Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam
(tubuh)-nya. Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani untukmu. Sedikit
sekali kamu bersyukur.

b. Tafsir QS. As-Sajdah ayat 7-9


Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah, maknanya, menurut Ibnu Abbas, adalah menciptakan segala sesuatu
dengan perancangan yang baik, yakni terbentuk sesuai dengan apa yang diinginkan, tidak ada
yang berubah dari keinginannya. Pendapat lain mengatakan bahwa makna ayat ini adalah
segala sesuatu yang diciptakan oleh-Nya adalah baik, karena tidak ada siapa pun atau apa pun
yang dapat menciptakan seperti itu. Ciptaan ini menunjukkan pada Sang Pencipta.
Selain itu, ada yang berpendapat bahwa Maknanya adalah, Allah telah merancang
segala sesuatu dengan baik mengenai penciptaannya. Dikatakan penciptaan ini telah sempurna
dan sesuai dengan perhitungan karena memang semuanya tercipta sesuai dengan kehendak
awal, tidak ada yang berubah.

6
“kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).” maksudnya
adalah, Allah SWT memulai penciptaan manusia dari Adam, yang diciptakan dari tanah. Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani)” maksudnya adalah, kemudian
Allah SWT menciptakan keturunan Adam dari air mani
“Kemudian Dia menyempurnakannya”, maksudnya adalah, kemudian Allah SWT menciptakan
Adam.
"Dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya” maksudnya adalah, kemudian
setelah itu ditiupkanlah nyawa ke dalam tubuh Adam.
“Dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati” maksudnya adalah,
kemudian kalian diberikan telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, dan hati untuk
merasakan.
"(Tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur” maksudnya adalah, setelah kalian diciptakan oleh
Allah, bukannya kalian bersyukur kepada-Nya, kalian malah ingkar dan menjadi kafir.(Imam
Al-Quthubi 2009)

c. Analisis QS. As-Sajdah ayat 7-9 dan kaitannya dengan potensi belajar
Potensi belajar dalam ayat ini adalah:

1. (sebaik-baiknya…ciptaan) artinya melakukan sesuatu yang baik. Kata ini menyatakan


bahwa Allah swt. Dia menciptakan segala ciptaan-Nya dalam keadaan baik, artinya
Dia menciptakannya dengan sempurna agar masing-masing dapat berfungsi sesuai
dengan maksud-Nya. Oleh karena itu, manusia pada dasarnya baik dan siap untuk
diajar.
2. (pendengaran) agar kamu dapat mendengar kebenaran, dengarkanlah pelajarannya.
3. (penglihatan-penglihatan) agar kamu dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah.
Mari kita perhatikan ciptaan Tuhan dan dengan itu kita memperoleh ilmu pengetahuan
yang potensi pertumbuhannya sangat besar .

D. Makna Pendidikan Dalam Tafsir


1. Makna Pendidikan Dalam Tafsir Munir
Q.S An-Nahl ayat 78
Tujuan pendidikan Al-Qur’an adalah membina manusia agar dapat menunaikan
tugasnya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya. Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka
dalam mengajar siswa, guru harus memperhatikan tahap perkembangan fisik dan psikisnya,

7
sehingga guru dapat menggunakan metode mengajar dengan tepat dan efektif. Kemudian guru
dituntut bijak dalam menilai siswa karena kondisi mental dan kemampuan nalarnya berbeda.

2. Makna Pendidikan Dalam Tafsir Al- Azhar


QS. Ar-Rum ayat 30
Artinya dalam belajar siswa harus mendengarkan baik-baik dan penuh perhatian apa
yang disampaikan guru, fokus pada mata pelajaran, kemudian guru harus berkepribadian
langsung (jujur dan amanah) tidak boleh mempengaruhi sifat buruk orang lain. Bagi
masyarakat, guru harus menyadarkan murid-muridnya bahwa perubahan itu tidak hanya
berdampak pada agama Islam, sedangkan keyakinan musyrik (Kristen dan Yahudi) diubah oleh
setan, dan guru juga harus memiliki pengajaran yang mantap dan kekuatan untuk melawan.
semua tantangan.

3. Makna Pendidikan Dalam Tafsir Al- Qurthubi


QS. As-Sajdah ayat 7-9
Jika berkaitan dengan pendidikan, hendaknya guru dan siswa bekerja sama sebaik
mungkin (berkualitas); melakukan sesuatu harus sebaik-baiknya, dan guru harus menanamkan
dalam hati dan pikiran peserta didik bahwa dirinya diciptakan dari bumi, bahwa dirinya
dipengaruhi oleh kekuatan alam sama seperti makhluk hidup lainnya. Harapannya, mahasiswa
menjadi orang-orang yang selalu bersyukur.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

QS. An-Nahl ayat 78 berisi tentang potensi yang Allah SWT berikan kepada manusia
sejak berada didalam kandungan. An-Nahl tergolong kedalam surah Makiyah dan merupakan
urutan ke 16 dalam mushaf Al-Qur'an yang terdiri dari 128 ayat. tiga alat potensi belajar untuk
manusia, yaitu:

a. (Pendengaran) perangkat fisik yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi yang
bersifat visual;
b. (Penglihatan-penglihatan), yaitu alat fisik yang dapat digunakan untuk memperoleh
informasi yang diucapkan;
c. (Aneka hati) adalah gabungan daya pikir dan daya kalbu yang menunjuk pada
seseorang sebagai keterikatan dan mencegahnya terbebani oleh tantangan dan tuntutan.

Tafsir surah an-nahl ayat 78 menjelaskan kekuasaan Allah dan hikmahnya sebab Allah
SWT. Menciptakan manusia dalam bentuk yang beragam, sebagai bukti kekuasaannya.

Surah ar-Rum ayat 30 menjelaskan bahwa setiap manusia yang dilahirkan bukan dalam
keadaan kosong, tetapi setiap kondisi memiliki fitrah (potensi) yaitu fitrah untuk beragama
yang lurus. Potensi belajar dalam ayat ini adalah bahwa umat manusia dikatakan telah
menyimpulkan bahwa Allah mempunyai agama yang benar (agama tauhid). Dengan adanya
kesesuaian ini, seorang peserta didik akan memandang menuntut ilmu sebagai syarat dan
sarana memuji Allah, serta semakin yakin akan kemampuannya menerima wahyu dari Allah
SWT.

QS. As-Sajdah ayat 7-9 menjelaskan Allah mengabarkan, bahwa dia


menetapkanpenciptaan bagi makhluk seluruhnya, Allah juga mengabarkan bahwa dialah yang
mengawali penciptaan bapak kita yaitu Adam dari tanah. Potensi belajar dalam ayat As-sajdah
adalah:

a. (Sebaik-baiknya ciptaan) artinya melakukan sesuatu yang baik. Kata ini


menyatakan bahwa Allah swt. Dia menciptakan segala ciptaan-Nya dalam keadaan
baik , artinya Dia menciptakannya dengan sempurna agar masing-masing dapat
berfungsi sesuai dengan maksud-Nya. Oleh karena itu, manusia pada dasarnya baik
dan siap untuk diajar.

9
b. (Pendengaran) agar kamu dapat mendengar kebenaran, dengarkanlah pelajarannya
c. (Penglihatan-penglihatan) agar kamu dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah.
Mari kita perhatikan ciptaan Tuhan dan dengan itu kita memperoleh ilmu
pengetahuan yang potensi pertumbuhannya sangat besar .

DAFTAR PUSTAKA

10
Akhirin. 2015. ‘515-1651-1-PB’. Juurnal Tarbawi 12(2): 206–7.
Hamka. 2015. Tafsir Al-Azhar Jilid 7 Mengandungi Surat-Surat An-Nur (Ayat 1-64), Al-Furqan (Ayat 1-77),
Asy-Syu’ara (Ayat 1-227), An-Naml (Ayat 1-93) Al-Qashash (Ayat 1-88), Al-Ankabut (Ayat 1-69), Ar-Rum
(Ayat 1-60), Luqman (Ayat 1-34), Dan As-Sajdah (Ayat 1-30). Jakarta.
Imam Al-Quthubi. 2009. Tafsir Al Qurthubi Jilid 14 : Surah Ar-Ruum, Lukman, As-Sajadah, Al-Ahzaab, Sab’
Dan Faathir. M. Iqbal. Jakarta: Pustaka Azzam.
Tetap STAI Nurul Hidayah Selatpanjang dan Mahasiswa Program Doktor PPs UIN Sultan Syarif Kasim Riau
pada studi Pendidikan Agama Islam, Dosen. 2016. 05 POTENSI BELAJAR DALAM AL-QU’RAN
(TELAAH SURAT AN NAHL :78).
Wahbah Az-Zuhaili. 2018. Tafsir Al-Munir Jilid 7 Aqidah, Syari’ah, Manhaj (Yuusuf-An-Nahl) Juz 13 & 14.
Jakarta. www.tedisobandi.blogspot.com.
Wakka, Ahmad. 2020. 1 Education and Learning Journal ISSN xxxx-xxxx Petunjuk Al-Qur’an Tentang Belajar
Dan Pembelajaran (Pembahasan Materi, Metode, Media Dan Teknologi Pembelajaran).
http://jurnal.fai@umi.ac.id.

11

Anda mungkin juga menyukai