Anda di halaman 1dari 16

SESI 2

KONSEP DAN RUANG LINGKUP PAI

1
MATERI 2
KONSEP DAN RUANG LINGKUP PAI

Tujuan

Tujuan materi ini adalah memahami konsep dan ruang lingkup


Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA, dan SMK.

.
Indikator Keberhasilan

1. Menjelaskan konsep Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP,


SMA, dan SMK.
2. Menjelaskan ruang lingkup Pendidikan Agama Islam pada
SD, SMP, SMA, dan SMK.

Indikator Keberhasilan

1. Konsep Pendidikan Islam

Pendidikan Islam bertujuan


untuk membentuk manusia
yang bertakwa kepada Allah
SWT., mampu menggunakan
logikanya secara baik, serta
mampu berinteraksi sosial
Sumber gambar: Buku PAI dan Budi
dengan baik dan bertanggung Pekerti Kelas VIII, 2019

1
jawab. Dengan kata lain, pendidikan Islam bertujuan untuk
membina potensi spiritual, emosional dan intelegensia
secara optimal dan integratif.

Dasar aktivitas Pendidikan Islam adalah upaya untuk


mewujudkan spirit Islam, yaitu suatu upaya dalam
merealisasikan semangat hidup yang dijiwai oleh nilai Islami.
Selanjutnya spirit tersebut digunakan sebagai pedoman
hidup. Spirit Islam ini berakar pada teks-teks suci Al-Qur’an
yang disampaikan Allah kepada Muhammad SAW. Sebagai
Kitab Suci agama Islam, Al-Qur’an mengintroduksikan
dirinya sebagai ‘pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus’
(QS. Al-Isra/17: 19), petunjuk-petunjuknya bertujuan
memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia
baik secara pribadi maupun kelompok, dan karena itu
ditemukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam kedua
bentuk tersebut. Rasulullah Muhammad SAW sebagai
penerima Al-Qur’an bertugas untuk menyampaikan
petunjuk-petunjuk tersebut, menyucikan, dan
mengajarkannya kepada manusia (QS. Al-Mulk/67:3).
Menyucikan dapat diidentikkan dengan mendidik
(menjadikan seseorang bersih/suci), sedangkan mengajar
tidak lain kecuali mengisi jiwa anak didik dengan
pengetahuan yang berkaitan dengan alam fisik dan
metafisik.

Tujuan yang ingin dicapai dengan pembacaan, penyucian


dan pengajaran tersebut adalah pengabdian kepada Allah
Swt. sejalan dengan tujuan penciptaan manusia
sebagaimana yang ditegaskan oleh Al-Qur’an dalam Surah
Al-Dzariat 56: Artinya: ‘aku tidak menciptakan manusia dan

2
jin kecuali untuk beribadah kepada-Ku’. Aktivitas yang
dimaksudkan di sini terkandung dalam ayat 30 Surah Al-
Baqarah: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi,” dan Surah Hud 61: “Dan Dia (Allah
Swt.) menciptakan kamu (manusia) dari bumi (tanah) dan
menugaskan kamu memakmurkan”. Maksud dari ayat ini,
manusia yang dipercaya oleh Allah sebagai khalifah itu
bertugas memakmurkan atau membangun bumi ini sesuai
dengan konsep yang ditetapkan oleh yang menugaskan
(Allah SWT).

Dari uraian tersebut dapat dirumuskan konsep Pendidikan


Islam sebagai berikut:

1. Pendidikan dalam konsepsi ajaran Islam merupakan


manifestasi dari tugas kekhalifahan umat manusia di
muka bumi. Manifestasi ini akan bermakna fungsional
jika seluruh fenomena kehidupan yang muncul dapat
diberi batasan-batasan nilai moralitasnya, sehingga
tugas kekhalifahan itu tidak justru berada di luar lingkar
nilai-nilai itu. Hal ini mengisyaratkan kepada manusia,
agar dalam mengelola proses pendidikan, untuk selalu
cenderung pada ajaran-ajaran pokok dari sang pendidik
yang utama dan pertama, yaitu Allah sebagai rabb al-
alamin dan sekaligus sebagai rab an-nas.

2. Pendidikan Islam mengajarkan konsepsi alam dan


manusia sebagai totalitas ciptaan Allah, sebagai satu
kesatuan, di mana manusia yang diberi otoritas relatif
untuk mendayagunakan alam, tidak bisa terlepas dari
sifat ar-rahman dan ar-rahim Allah yang termasuk sifat

3
ke-rubbubiyyah-Nya. Oleh karena itu proses pendidikan,
sebagai bagian pokok dari aktivitas pembinaan hidup
manusia, harus mampu mengembangkan rasa
kepatuhan dan rasa syukur yang mendalam kepada
Khaliqnya, sehingga beban tanggung jawab manusia
tidak ditujukan kepada selain Allah. Inilah sebenarnya
makna tauhid yang mendasari aspek Pendidikan Islam.

3. Atas dasar ketauhidan tersebut, pendidikan Islam


haruslah mendasarkan orientasinya pada penyucian jiwa,
sehingga setiap diri manusia mampu meningkatkan
dirinya dari tingkatan iman ke tingkatan ikhsan yang
mendasari seluruh kerja kemanusiaannya (amal saleh).

Berdasarkan orientasi pendidikan Islam ini, maka asas


Pendidikan Islam tidak lain adalah upaya mengefektifkan
aplikasi nilai-nilai agama Islam yang dapat menimbulkan
transformasi nilai dan pengetahuan secara utuh kepada
manusia, masyarakat, dan dunia pada umumya.

Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan


bagian dari konsep Pendidikan Islam. PAI memiliki tujuan,
orientasi, dan asas yang sama dengan Pendidikan Islam.
Adapun yang membedakan adalah ruang lingkup PAI yang
terbatas pada kajian tentang pengetahuan agama saja,
sedangkan Pendidikan Islam memiliki ruang yang lebih luas.

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar yang dimaksudkan di sini adalah suatu landasan yang


dijadikan pegangan dalam menyelenggarakan PAI di
sekolah. Tujuannya, untuk mengetahui pentingnya PAI

4
dalam kerangka kehidupan berbangsa dan bernegara. Ada
beberapa dasar yang melandasi penyelenggaraan PAI di
sekolah, yaitu dasar konstitusional, operasional, religius, dan
psikologi.

a. Dasar Konstitusional
1) Pancasila, yakni sila pertama pancasila yang
mengandung pengertian kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa atau kehidupan beragama.
Dalam konteks ini PAI diperlukan untuk mewujudkan
kehidupan beragama, khususnya Islam.
2) UUD 1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang
menyebutkan bahwa “Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadah menurut
agama dan kepercayaannya itu.” Dari petikan
pernyataan UUD tersebut dapat disimpulkan bahwa
warga negara Indonesia harus mempunyai
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau
beragama. Negara melindungi kebebasan warganya
untuk memeluk agama yang diyakini dan melakukan
ibadah sesuai dengan ajaran agama tersebut.
Sedangkan ajaran agama tidak mungkin dapat
tersampaikan kepada umat tanpa adanya pendidikan
agama.

5
b. Dasar Operasional
1) Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta
penjelasannya.
2) Ketetapan MPR No. II/MPR/1993 tentang GBHN yang
pada pokoknya dinyatakan bahwa pelaksanaan
pendidikan agama secara langsung dimasukkan ke
dalam kurikulum sekolah-sekolah, mulai dari Sekolah
Dasar sampai Perguruan Tinggi.

c. Dasar Religius
1) Dasar dari Al-Qur’an
a) Surat at-Taubah/9: 122
ْ‫ان ْال ُم ْؤم ُن ْو َن ل َي ْنف ُر ْوا َكاَّۤفة َف َل ْو َلا َن َف َر من‬
َ َ ََ
‫۞ وما ك‬
ِ ًۗ ِ ِ ِ

ْ‫الديْن َول ُي ْنذ ُروا‬ ِّ ْ ُ َّ َ َ َ ِّ ٌ َ َ ْ ُ ْ ِّ َ ْ ِّ ُ


ِ ِ ِ ِ ‫ك ِل ِفرق ٍة ِمنهم طاۤىِٕفة ِليتفقهوا ِفى‬
َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َّ َ َ ْ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ
( ١٢٢ ࣖ ‫قومهم ِاذا رجعوْٓا ِالي ِهم لعلهم يحذرون‬

)122 :9/‫التوبة‬
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu
semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa
sebagian dari setiap golongan di antara mereka
tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan
agama mereka dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali,
agar mereka dapat menjaga dirinya.” (At-
Taubah/9:122)

6
b) Surat Ali Imron/3: 104
َ ْ ُ ُ َْ َ ْ َْ َ َ ْ ُ ْ ٌ َُّ ُ ْ ِّ ْ ُ َ ْ
‫َولتكن ِمنك ْم امة َّيدعون ِالى الخي ِر ويأمرون‬

ُ‫ك ُهم‬ َ ٰۤ ُ َ َ ْ ْ
ُ َ َ ْ َ ََْ ْ ُ ْ َ
ْ
‫ِبالمعرو ِف وينهون ع ِن المنك ِرًۗ واول ِٕى‬
ٰ َ ْ ُ ْ ُْ
)104 :3/‫ ( ال عمران‬١٠٤ ‫المف ِلحون‬

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan


orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung. (Ali 'Imran/3:104)

c) Surat an-Nahl/16: 125


َ َ َْ َ ْ َْ َ َْ ْ َ ِّ َ ْ َ ٰ ُ ْ ُ
‫الحكم ِة والمو ِعظ ِة الحسن ِة‬ ِ ‫ادع ِالى س ِبي ِل ر ِبك ِب‬
َّ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ ََّ َّ ُ َ ْ َ َّ ُ ْ َ
‫َوج ِادله ْم ِبال ِتي ِهي احسنًۗ ِان ربك هو اعلم ِبمن ضل‬
َ َ ْ

َ ْ َ ْ ُْ َُْ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ
:16/‫ ( النحل‬١٢٥ ‫عن س ِبي ِل ٖه وهو اعلم ِبالمهت ِدين‬

)125
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan

7
‫‪Dialah yang lebih mengetahui siapa yang‬‬
‫)‪mendapat petunjuk.” (An-Nahl/16:125‬‬

‫‪2) Dasar hadis Nabi saw.‬‬

‫عن عمر رضي اهلل تعالى عنه أيضا قال ‪ :‬بينما نحن جلوس‬

‫عند رسول اهلل صلى اهلل عليه وآله وسلم ذات يوم إذ طلع‬

‫علينا رجل شديد بياض الثياب شديد سواد الشعر لا يرى‬

‫عليه أثر السفر ولا يعرفه منا أحد حتى جلس إلى النبي صلى‬

‫اهلل عليه وآله وسلم فأسند ركبتيه إلى ركبتيه ووضع كفيه‬

‫على فخذيه وقال ‪ :‬يا محمد أخبرني عن الإسلام فقال رسول‬

‫اهلل صلى اهلل عليه وآله وسلم ‪ :‬الإسلام أن تشهد أن لا إله‬

‫إلا اهلل وأن محمدا رسول اهلل وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة‬

‫وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا قال ‪:‬‬

‫صدقت فعجبنا له يسأله ويصدقه قال ‪ :‬فأخبرني عن الإيمان‬

‫قال أن تؤمن باهلل وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر‬

‫وتؤمن بالقدر خيره وشره قال ‪ :‬صدقت قال ‪ :‬فأخبرني عن‬

‫الإحسان قال أن تعبد اهلل كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه‬

‫‪8‬‬
‫ فأخبرني عن الساعة قال ما المسئول عنها بأعلم‬: ‫يراك قال‬

‫ فأخبرني عن أماراتها قال أن تلد الأمة ربتها‬: ‫من السائل قال‬

‫وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون في‬

‫البنيان ثم انطلق فلبثت مليا ثم قال يا عمر أتدري من‬

‫ اهلل ورسوله أعلم قال فإنه جبريل أتاكم‬: ‫السائل ؟ قلت‬

‫يعلمكم دينكم ] رواه مسلم‬

Dari Umar RA juga dia berkata: Ketika kami duduk-


duduk disisi Rasulullah Saw. suatu hari tiba-tiba
datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju
yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak
tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan
tidak ada seorangpun diantara kami yang
mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk
dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya
kepada lututnya (Rasulullah SAW) seraya berkata: “Ya
Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?”, maka
bersabdalah Rasulullah SAW: Islam adalah engkau
bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah)
selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan
zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “,
kemudian dia berkata: anda benar “. Kami semua
heran, dia yang bertanya dia pula yang

9
membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi:
“Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau
bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya dan
hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang
baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata:
“anda benar.” Kemudian dia berkata lagi:
“Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau
bersabda: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada
Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau
tidak melihatnya maka Dia melihat engkau”.
Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari
kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “Yang
ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia
berkata: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “,
beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan
tuannya dan jika engkau melihat seorang
bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala
domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan
bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku
berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah)
bertanya: “Tahukah engkau siapa yang bertanya? aku
berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.
Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang
kepada kalian (bermaksud) mengajarkan (pokok-
pokok) agama kalian. (H.R. Muslim)

10
3) Dasar psikologi

Semua manusia yang hidup di dunia selalu


membutuhkan suatu pegangan dalam hidupnya,
karena pada dasarnya semua jiwa mengakui adanya
dzat yang maha kuasa, tempat mencari ketenangan
hati, meminta perlindungan dan pertolongan. Oleh
karena itu manusia akan selalu berusaha untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,
hanya saja caranya berbeda. Pendidikan Agama Islam
diperlukan untuk mengarahkan fitrah manusia sesuai
dengan ajaran agama Islam.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam


(PAI) bertujuan untuk
menumbuhkembangkan
keberagamaan peserta
didik yang beragama Islam.
Dalam hal ini, ada tiga pilar Sumber gambar: Buku PAI dan Budi Pekerti
yang dijadikan dasar Kelas VIII, 2019

tumbuh kembang keberagamaan, yaitu Islam, Iman dan


Ihsan. Tiga pilar ini disebut dengan istilah arkān al-dīn.

Hubungan tiga pilar keberagamaan dengan tujuan PAI


dapat digambarkan dalam skema berikut ini.

11
Berdasarkan skema tersebut,
tujuan PAI adalah
menjadikan peserta didik
menjadi muslim, mu’min,
dan muhsin. Muhsin adalah
keadaan tertinggi sebagai
perpaduan dari muslim dan
mukmin. Oleh karena itu
keberagamaan yang utama
yang ingin diraih dalam PAI
adalah terwujudnya predikat
muhsin sebagai hasil
perpaduan antara predikat
muslim dan mu’min (Islam +
iman = ihsan).

4. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Agama Islam

Sebagaimana tujuan PAI,


ruang lingkup materi PAI
juga dikembangkan dari
konsep arkān al-dīn.
Sebagaimana skema arkān
al-dīn yang disajikan
Sumber gambar: Iqra.id
sebelumnya, hubungan
tujuan PAI dengan pilar keberagamaan ini menghasilkan
berbagai disiplin ilmu agama Islam. Disiplin ilmu inilah yang
digunakan dalam mengembangkan materi PAI. Disiplin ilmu
itu meliputi ilmu syari’ah (hukum syara’), ilmu aqidah, dan
Ilmu akhlak. Selain itu, dasar utama keberagamaan (Islam,

12
iman, dan ihsan) dibangun dari disiplin ilmu Al-Quran dan
Hadits, sedangkan wujud kongkret dari perwujudan
keberagamaan dipelajari melalui disiplin ilmu sejarah.

Pembahasan ilmu syari’ah dilakukan melalui pemahaman


(al-fiqh) yang lebih dikenal sebagi ilmu Fiqih. Belajar Fiqih
pada dasarnya adalah belajar hukum syari’at untuk melalui
jalan kepasrahan dan kepatuhan kepada ketentuan Allah
SWT. Ilmu Aqidah atau dikenal juga sebagai ilmu ushuluddin
merupakan disiplin ilmu yang membahas tentang dasar-
dasar keimanan. Tujuan utama mempelajari materi aqidah
adalah untuk mencapai keimanan yang sempurna. Ilmu yang
membahas tentang materi-materi yang dapat mencapai
ihsan adalah ilmu akhlak. Dengan demikian tujuan utama
mempelajari materi-materi akhlak adalah untuk mencapai
derajat ihsan, yaitu kesadaran tentang semua perilaku yang
diawasi oleh Allah SWT.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam tersebut meliputi


keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara
hubungan manusia dengan Allah SWT., hubungan manusia
dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya,
serta hubungan manusia dengan negaranya. Ruang lingkup
tersebut merupakan perpaduan yang saling melengkapi
satu dengan yang lainnya.

13
5. Tujuan Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti

Hubungan antara tujuan dan ruang lingkup PAI termaktub


dalam tujuan kurikulum mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti
jenjang SD, SMP, SMA dan SMK yang ditujukan untuk:

a. memberikan bimbingan kepada peserta didik agar


mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu menjadikan
kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam
hidupnya;
b. membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang
memahami dengan baik prinsip-prinsip agama Islam
terkait akhlak mulia, akidah yang benar (‘aqīdah ṣaḥīḥah)
berdasar paham ahlus sunnah wal jamā`ah, syariat, dan
perkembangan sejarah peradaban Islam, serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
hubungannya dengan sang pencipta, diri sendiri, sesama
warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan
alamnya dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c. membimbing peserta didik agar mampu menerapkan
prinsip-prinsip Islam dalam berfikir yang benar, tepat,
dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil
keputusan;
d. mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik
dalam menganalisa perbedaan pendapat sehingga
berperilaku moderat (wasaṫiyyah) dan terhindar dari
radikalisme ataupun liberalisme;
e. membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan
alam sekitarnya dan menumbuhkan rasa tanggung
jawabnya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan

14
demikian dia aktif dalam mewujudkan upaya-upaya
melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya; dan
f. membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai
persatuan sehingga dengan demikian dapat
menguatkan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah
basyariyyah), persaudaraan seagama (ukhuwwah
Islāmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan
senegara (ukhuwwah waṫaniyyah) dengan segenap
kebinekaan agama, suku dan budayanya.

15

Anda mungkin juga menyukai