Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PROGRAM KAJIAN 17 SIKAP TERHADAP

AKHLAK SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL QUR’AN


RUMPIN BOGOR

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam


Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S.I)
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
Rizki Ainurrafik
NIM: 19.131.0196

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PTIQ JAKARTA
2022M/1443H
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akhlak merupakan sebuah keinginan yang ada dalam jiwa yang akan terwujud
dalam bentuk suatu perbuatan yang dilakukan tanpa intervensi akal/pikiran.
Menurut Imam Al-Ghozali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang
yang menjadikan dirinya dengan mudah melakukan sesuatu tanpa banyak
pertimbangan lagi. Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang menurut
lughat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. 1 Akhlak juga
merupakan suatu perbuatan yang diulang-ulang dan tidak cukup dengan hanya
melakukan perbuatan baik sewaktu ataupun sekali saja, akan tetapi dilakukan
dengan berulang ulang kali sehingga menjadi suatu kebiasaan.

Kebiasaan lahir dari pembiasaan. Pembiasaan merupakan proses penanaman


kebiasaan, mendorong seseorang agar mengupayakan pengulangan suatu tindakan
agar ia terbiasa melakukannya sehingga terkadang seseorang tidak menyadari apa
yang dilakukannya karena sudah menjadi kebiasaan baginya. Pebuatan yang telah
menjadi kebiasaan akan dilakukan dengan mudah, tanpa banyak berpikir, dan
ketika itu ia menjadi akhlak. Pembiasaan kegiatan tertentu dalam satu masyarakat
akan menjadikan kegiatan tersebut sebagai adat/kebiasaan masyarakat dan
menjadikan mereka dapat menerimanya. Jika adat kebiasaan tersebut sesuai
dengan tuntunan agama, ia dinamai ma’ruf dan bila bertentangan, ia dinamai
munkar.

Manusia adalah ciptaan Allah yang diberi potensi untuk berubah, dari positif
ke negatif dan sebaliknya. Manusia dapat berusaha untuk berubah dan bisa juga
membiarkan dirinya tidak menjadi apa apa bahkan tidak menghasilkan manfaat.
Dengan demikian, melalui upaya yang sesuai akhlak, maka manusia dapat
berubah. 2
1
Fajar Septiana Cahya, et.al, “Nilai-Nilai Karakter dalam Kitab Al-Akhlaq
Lil Banin Karya Syekh Umar Bardja”, Jurnal Studi Al-Qur’an, Vol. 12, No.1, (Tahun 2016), h. 80.
2
M Quraish shihab, Yang Hilang Dari Kita: Akhlak, (Tangerang Selatan: PT. Lentera
Hati, 2016), h. 89-93.

1
Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengarahkan
manusia muda ke arah kedewasaan, maksudnya memiliki kemampuan-
kemampuan untuk dapat memperoleh pengetahuan, mengembangkan
ketarampilan, dan mengubah sikap.3 Sehingga bagi kehidupan manusia
pendidikan menjadi salah satu bagian yang sangat penting, yaitu sebagai upaya
pembebasan dari kebodohan, keterpurukan, dan ketertinggalan globalisasi.

Dalam islam, pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Karena,


pendidikan yang baik dan benar akan dapat menjadi jembatan bagi seorang
muslim untuk meningkatkan derajat keimanan dan kualitas ahlaknya. Tujuan
pendidikan Islam adalah untuk menyempuranakan akhlak yang mulia, baik
vertikal yaitu hubungan dengan rabbnya maupun horizontal yaitu hubungan
dengan sesama manusia yang saling berinteraksi didalam kehidupan. Dalam QS
Al-Mujadalah 58:11 Allah berfirman:

‫ِإ ِق‬ ‫َّل‬ ‫ِلِس‬ ‫يِف‬ ‫ِإ ِق‬ ‫َّلِذ‬


‫َيا َأُّيَه ا ا يَن آَم ُنوا َذا يَل َلُك ْم َتَفَّس ُح وا اْلَمَج ا َفاْفَس ُح وا َيْف َس ِح ال ُه َلُك ْم ۖ َو َذا يَل‬
‫ٍت‬ ‫ِع‬ ‫ِذ‬ ‫ِم‬ ‫ِذ‬
‫اْنُش ُز وا َفاْنُش ُز وا َيْر َفِع الَّلُه اَّل يَن آَم ُنوا ْنُك ْم َو اَّل يَن ُأوُتوا اْل ْلَم َدَرَج ا ۚ َو الَّلُه َمِبا َتْع َم ُلوَن َخ ِبٌري‬

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah


dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah/58:11).

Maksud ayat ini menurut Al-Razi dalam Al-Tafsir Al-Kabir adalah “Allah
meninggikan derajat orang mukmin karena mengikuti perintah Rasulnya, dan
orang-orang alim yang mukmin.” Sedangkan yang di maksud ‘tinggi derajat’
adalah “ketinggian derajat pahala dan tingkatan ridha Allah” ayat ini menjelaskan
pada kita bahwa kesuksesan dunia dan akhirat seorang manusia hanya akan di

3
Agustinus Hermino, Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 4.

2
capai dengan dua syarat yaitu beriman dan berilmu agama. Hal ini di perkuat
dengan hadits sahih riwayat muttafaq alaih nabi bersabda: “barang siapa di
kehendaki baik oleh Allah, maka dia akan di beri pemahaman dalam agama.
“Badruddin al-aini dalam umdatul Qori menjelaskan: “maksud kata ‘yufaqqihu’
dalam hadits ini adalah mengerti ilmu syariah. Orang yang alim ilmu syariah di
sebut faqih. “anjuran untuk belajar ilmu agama juga terdapat dalam QS AT-
Taubah 9:122 Allah berfirman:

‫َو َم ا َك اَن اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ِلَيْنِف ُر وا َك اَّفًةۚ َفَلْو اَل َنَف َر ِم ْن ُك ِّل ِفْر َقٍة ِم ْنُه ْم َطاِئَفٌة ِلَيَتَف َّق ُه وا يِف الِّديِن‬

‫َو ِلُيْنِذ ُر وا َقْو َمُه ْم ِإَذا َر َجُعوا ِإَلْيِه ْم َلَعَّلُه ْم ْحَيَذ ُر وَن‬

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. AT-Taubah/9:122).

Maksud dari ayat ini menurut Quraish shihab dalam tafsir Al-Misbah adalah
tidak seharusnya semua orang-orang Mukmin itu mendatangi Rasulullah apabila
keadaan tidak menuntut untuk itu. Tetapi hendaknya ada satu golongan yang
memenuhi seruan Rasul untuk memperdalam pengetahuan agama dan berdakwah
dengan memberi peringatan dan kabar gembira kepada kaum mereka saat mereka
kembali, agar kaum mereka itu tetap dalam kebenaran dan menjaga diri dari
kebatilan dan kesesatan

Nabi saw. bersabda: “aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.
“kata “menyempurnakan” menunjukan bahwa akhlak adalah tujuan puncak yang
harus di capai oleh seorang muslim agar menjadi manusia yang relatif mendekati
nilai-nilai ideal islam. Meskipun pada realitasnya dalam kehidupan manusia disaat
ini masih krisis terhadap akhlak.

Peradaban manusia kini semakin terjerumus dalam krisis multi-dimensi yang


sangat rumit dan kompleks. Perkembangan teknologi memang telah berhasil

3
memajukan peradaban manusia. Namun, di balik gemerlapnya kehidupan duniawi
ini, justru bermunculan beragam permasalahan kehidupan yang sulit dihadapi dan
diselesaikan oleh umat manusia. Mulai dari perubahan cuaca yang ekstrim,
gejolak krisis ekonomi dan moneter, perang dan kabar-kabar tentang perang,
bencana kelaparan, bencana alam, sampai terjadinya krisis akhlak dan moral
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.4

Salah satu perkembangan memprihatinkan di masyarakat islam Indonesia saat


ini adalah kecenderungan meninggalkan akhlak ketika menghadapi kemajuan
zaman. Saat ini kita semua berada di zaman milenial. Dimana pada zaman ini
semuanya serba modern. Dari teknologi, peradaban, bahkan akhlak manusia pun
ikut terkena imbas kemajuan zaman. 5 Banyak yang kita dapati kejadian-kejadian
yang menunjukkan bahwa rusaknya akhlak di negara ini. terjadinya tindakan-
tindakan kekerasan seperti pembunuhan, pelecehan seksual, KDRT, bullying,
tawuran Dan lain lain. Salah satu penyebab rusaknya akhlak yaitu kurangnya
pengetahuan keagamaan. bahkan, tidak sedikit kita dapati juga tindak kekerasan
yang justru dilakukan oleh ummat islam ataupun oleh oknum islam tertentu. Perlu
kita ketahui bahwasannya dalam agama islam sendiri kita diajarkan untuk
menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan sebagaimana firman Allah dalam Al-
Qur’an:

‫َيا َأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأْنَثٰى َو َجَع ْلَناُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَباِئَل ِلَتَع اَر ُفواۚ ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهَّللا َأْتَقاُك ْم ۚ ِإَّن‬
‫َهَّللا َع ِليٌم َخ ِبيٌر‬

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki


dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.

4
Indonesia Berakhlak, “Aku Malu, Rusaknya Akhlak Manusia Masa Kini!”, dalam
https://www.kompasiana.com/indonesia.berakhlak/552a5b53f17e615901d623ab/aku-malu-
rusaknya-akhlak-manusia-masa-kini diakses 24 juni 2015.
5
Anisa Riski, “Akhlak generasi zaman Now”, dalam
https://www.kompasiana.com/anisariski/5a95be56f13344367940d552/akhlak-generasi-zaman-now
diakses pada 28 Februari 2018.

4
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.
Al-Hujurat/49:13).

Kesimpulan dari Tafsir As-Sa’di karangan Syaikh Abdurrahman bin Nashir


as-Sa'di bahwasannya Allah SWT secara tegas melarang segala bentuk tindakan
kebencian kepada sesama manusia dengan mengatasnamakan suku, ras, agama,
dan lain sebagainya. Pentingnya kesadaran dan meningkatkan rasa toleransi
terhadap sesama perlu diwujudkan agar manusia tidak semena-mena melakukan
tindakan diskriminasi, rasisme, atau tindakan sejenis lainnya. Selain Islam
melarangnya, tindakan ini justru akan memecah belah bangsa dan menimbulkan
kekacauan. Meskipun pada realitasnya banyak kita dapati tindakan tindakan
kekerasan yang menyalahi Hak Asasi Manusia (HAM). dan bukan hanya itu, tapi
juga melanggar terhadap apa yang Allah perintahkan kepada kita sebagai manusia.
Islam mengajarkan agar saling menghargai sesama manusia, artinya ketika
terdapat perbedaan seperti keyakinan, warna kulit, bahkan kepada sesama
makhluk yang bukan manusia harus saling menghargai karena Islam adalah
agama rahmat dan mengajarkan akhlak.6 Islam menghormati sekaligus
menghargai keragaman suku-bangsa. Islam tidak pernah sedikit pun berpikir
menafikan keragaman dan kekayaan budaya di daerah manapun Islam dianut.
Islam menyadari, keragaman adalah sunnatullah yang tidak mungkin dinafikan
oleh siapapun. Menafikannya, sama halnya menafikan takdir Allah Swt. 7
Pendidikan akhlak menjadi faktor penting dalam membina suatu umat
membangun suatu bangsa. kita bisa melihat bahwa bangsa Indonesia yang
mengalami krisis yang di sebabkan karena kurangnya pemahaman dan
pengimplementasian akhlak. Terlebih diIndonesia banyak terdapat pondok
Pesantren, dimana pondok pesantren sangat berperan dalam membina akhlak
manusia dengan berbagai program atau pun kegiatan keagamaan. kementrian
agama (kemenag) mencatat, jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 26.975 unit
hingga april 2022. Artinya begitu banyak pondok pesantren di Indonesia yang

6
Nurul H. Maarif, Islam mengasihi bukan membenci, (Bandung: PT. Mizan Pustaka,
2017), h.99.
7
Nurul H. Maarif, Islam mengasihi bukan membenci, h.165.

5
berperan penting dalam membina akhlak santri serta mencetak lulusan pesantren
sebagai insan yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.

Seperti pondok pesantren pada umumnya, pondok pesantren Nurul Qur’an


juga mengajarkan betapa pentingnya pendidikan akhlak, yaitu dengan penguatan
keimanan atau ketauhidan, cara-cara beribadah, dan hubungan sosial antara
sesama muslim, manusia dan makhluk hidup. Disamping itu, setiap lembaga
pendidikan pasti mempunyai perbedaan ataupun mempunyai ciri khas tersendiri.
Di pondok pesantren Nurul Qur’an selain menjadi wadah untuk para santri
penghafal Al-Qur’an, tapi juga memberikan pemahaman ataupun pengajaran
tentang bagaimana akhlak ataupun sikap yang harus dimiliki oleh muslim dan
penghafal Al-Qur’an. Para santri juga diajarkan tentang ibadah spiritual/hubungan
baik kepada Allah dan ibadah sosial/hubungan baik kepada sesama manusia, baik
muslim maupun non muslim. Juga menekankan agar selalu bersyukur atas apa
yang Allah ciptakan. Pondok pesantren ini mempunyai cara dalam mendidik para
santri penghafal Al-quran dengan kajian 17 sikap yang ada didalam Al-qur’an
untuk membangun akhlak yang baik. Santri dipondok ini juga selalu ditegaskan
agar menghafal Al-qur’an itu jangan dijadikan tujuan Akhir, akan tetapi tujuan
akhirnya adalah agar bertambahnya kecintaan kepada Al-qur’an dengan berakhlak
sesuai dengan yang diajarkan dalam Al-Qur’an. Begitupun dengan kyai dan
ustadznya mengajarkan santri santrinya dengan penuh kasih sayang dan selalu
memberikan contoh bagaimana berakhlak seperti yang diajarkan Al-Qur’an dan
Sunnah dengan penuh kesabaran bukan dengan marah-marah. Marah akan
menjadi keindahan bila dibalut dengan keimanan, dikemas dengan keikhlasan,
disentuh dengan penjiwaan, dikelola dengan kesabaran, dan disajikan dengan seni
dakwah yang menggugah serta menyentuh perasaan sehingga dengan izin Allah
bisa memantik perubahan.8

Tidak sedikit penghafal Al-Qur’an dan lulusan Pondok pesantren justru tidak
mencerminkan Akhlak-akhlak yang telah diajarkan Al-Qur’an maupun di
pesantren. Sebagai santri seharusnya bisa mengamalkan apa saja yang telah

8
Solikhin Abu Izzuddin, Back To Tarbiyah, (Pro-U Media: Yogyakarta, 2016), h. 267.

6
diajarkan ketika dipesantren, pun begitu juga dengan penghafal Al-Qur’an harus
mengamalkan ayat-ayat yang telah dihafal. Pengamalan atas ayat yang telah
dihafal akan mengikat kuat hafalan tersebut dan mengokohkannya. Namun, jika
hanya dihafal tanpa diamalkan, hafalan tersebut akan hilang dan tidak mengakar
dalam jiwa.9 Menghafal adalah wasilah/cara sedangkan berakhlak Al-Qur’an
adalah ghayah/tujuan. Dan semua program yang dijalankan sebuah lembaga
pendidikan yang berbasis Al-Qur’an atau pun Pesantren adalah membentuk
kepribadian peserta didik atau santri agar memiliki akhlak Al-Qur’an. 10Dan inilah
yang sedang dilakukan oleh pesantren Nurul Qur’an dengan beberapa
programnya, salah satunya adalah dengan kajian 17 sikap yang ada didalam Al-
Qur’an dengan harapan dapat menciptakan santri yang berakhlak Al-Qur’an dan
dapat bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara.

Kajian 17 sikap diharapkan juga dapat menjadi contoh bagi lembaga non
pesantren atau non tahfizh agar selalu mengajarkan kepada peserta didik betapa
pentingnya berakhlak Al-Qur’an, karena berakhlak Al-Qur’an bukan hanya untuk
penghafal Al-Qur’an saja tapi juga untuk seluruh umat muslim didunia khususnya
diIndonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Lembaga pendidikan
bukan hanya berperan penting dalam mencerdaskan peserta didik saja, akan tetapi
juga sangat berperan penting dalam memperbaiki kualitas karakter atau akhlak
peserta didik, agar menjadi manusia yang tidak hanya berwawasan atau berilmu
pengetahuan saja akan tetapi juga menjadi manusia yang berakhlak mulia.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis
dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya Implementasi Akhlak di kehidupan sehari-hari.

9
Herman Syam El-Hafizh, Siapa Bilang Menghafal Al-Qur’an itu sulit?!, (Pro-U Media:
Yogyakarta, 2015), h. 183.
10
Ali Nurdin, Al-QUR’AN SOLUSI KEHIDUPAN, (Tangerang Selatan: Yayasan
Nurummubin, 2019), h. 76.

7
2. Banyaknya tindakan-tindakan tercela yang jauh dari Akhlak di lingkungan
masyarakat.
3. Rendahnya semangat belajar tentang ilmu keagamaan.
4. Kurangnya program yang mudah dan menyenangkan untuk bisa dikaji dan
diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari.
5. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya implementasi terhadap apa
yang sudah dipelajari oleh peserta didik.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, Maka penulis membatasi topik
dengan membahas bagaimana pengaruh kajian 17 sikap terhadap akhlak santri
Pondok Pesantren Nurul Qur’an Pamulang.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah maka
penulis merumuskan masalah dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kajian 17 sikap?
2. Apa saja akhlak yang harus dimiliki seorang muslim yang dibahas dalam
Al-Qur’an?
3. Apakah terdapat pengaruh kajian 17 sikap terhadap santri Nurul Qur’an
Pamulang?

E. Tujuan Penelitian
Dalam setiap aktivitas perlu adanya tujuan yang akan dicapai agar usaha tersebut
tidak keluar dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari kajian 17 sikap.
2. Untuk mengetahui apa saja akhlak yang harus dimiliki oleh seorang
muslim yang dibahas dalam Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengimplementasian Akhlak dalam
kehidupan sehari-hari.

8
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kajian 17 sikap terhadap akhlak
santri Nurul Qur’an Pamulang.

F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Teoritis yakni penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi khazanah
keilmuan bagi dunia pendidikan.
2. Praktis yakni diharapkan hasil dari penelitian ini bisa digunakan dan
diterapkan di lembaga pendidikan lain.

G. Penelitian Terdahulu
Judul Hasil Persamaan dan
perbedaan
Hermawan, penelitian ini Penelitian terdahulu ini
Pengaruh memperoleh hasil bahwa mempunyai persamaan
Pembelajaran terdapat hubungan yang dengan diteliti oleh
Mahfuzhat signifikan antara kegiatan penulis yaitu sama-sama
Terhadap Akhlak pembelajaran Mahfuzhat menggunakan metode
Santri Pondok dengan akhlak santri Dari kuantitatif dan sama sama
Pesantren perhitungan koefesien meneliti tentang
Ibadurrahman determinasi di atas, pengaruh salah satu
Cipondoh diketaui nilai koefesien kegiatan pondok
Tangerang, Skripsi, determinasi sebesar 48%. pesantren terhadap
Fakultas Ilmu Hal ini menunjukkan akhlak santri.
tarbiyah dan bahwa variabel X perbedaannya adalah
keguruan UIN (pembelajaran peneliti terdahulu
Syarif Hidayatullah Mahfuzhat) meneliti tentang
Jakarta, 2018. mempengaruhi atau pengaruh pembelajaran
memberi kontribusi mahfuzhat terhadap
terhadap variabel Y akhlak santri Pondok
(akhlak santri) sebesar Pesantren Ibadurrahman

9
48%. Adapun sisanya Cipondoh Tangerang.
adalah faktor-faktor lain Sedangkan penulis
yang dapat meneliti tentang
mempengaruhi akhlak pengaruh kajian 17 sikap
santri dan hal itu tidak terhadap akhlak santri
diteliti oleh penulis. Pondok Pesantren Nurul
Qur’an Pamulang.

Lisnawati, Penelitian ini Persamaan antara


Pengaruh Praktik memperoleh hasil, yaitu: penelitian terdahulu ini
Pembiasaan (1) terdapat pengaruh dengan yang diteliti oleh
Pendidikan Agama yang signifikan penulis adalah sama sama
Islam Terhadap antara praktik mengunakan metode
Akhlak Santri di pembiasaan terhadap kuantitatif dan meneliti
Pondok Pesantren akhlakul karimah di tentang pengaruh salah
Mahasiswi Al- Pondok pesantren satu kegiatan Pondok
Hidayah mahasiswi Al-hidayah Pesantren terhadap
Candikarang Candikarang Sleman akhlak santri.
Sleman Yogyakarta, Yogyakarta yang Perbedaannya adalah
Skripsi, Fakultas ditunjukkan dengan penelitian terdahulu
Ilmu Agama Islam harga R=0,758 yang meneliti tentang
Universitas Islam berkategori tinggi/kuat, Pengaruh Praktik
Indonesia (2) Besarnya pengaruh Pembiasaan Pendidikan
Yogyakarta, 2018. praktik Agama Islam Terhadap
pembiasaan terhadap Akhlak Santri di Pondok
akhlakul karimah di Pesantren Mahasiswi Al-
Pondok pesantren Hidayah Candikarang
mahasiswi Alhidayah Sleman Yogyakarta.
Candikarang Sleman Sedangkan Sedangkan
Yogyakarta yaitu sebesar penulis meneliti tentang
57,4% yang dibuktikan pengaruh kajian 17 sikap

10
(R2 terhadap akhlak santri
= 0,574 dan Pondok Pesantren Nurul
p=0,000<0,05), dan Qur’an Pamulang.
sisanya merupakan
variabel lain sebesar
42,6%.
Normala Hidayati, Skripsi ini memperoleh Persamaan antara
Pengaruh hasil bahwa tingkat penelitian terdahulu ini
kesenangan Game bermain game online dengan yang diteliti oleh
Online terhadap berada pada kategori penulis adalah sama sama
Akhlak tinggi dengan tingkat mengunakan metode
Madzmumah siswa prosentase 93,3 % dan kuantitatif. Perbedaannya
di MTs Sunan akhlak madzmumah pada adalah penelitian
Kalijogo Kota kategori sedang dengan terdahulu meneliti
Malang, Skripsi, tingkat prosentase 86,7%. tentang Pengaruh
Fakultas Ilmu Pada hasil perhitungan kesenangan Game Online
Tarbiyah dan statistik menunjukkan terhadap Akhlak
Keguruan UIN bahwa terdapat pengaruh Madzmumah siswa di
Malang, 2020. yang signifikan anatara MTs Sunan Kalijogo
game online terhadap Kota Malang. Sedangkan
akhlak madzmumah Sedangkan penulis
dengan nilai F 6,736 meneliti tentang
dengan tingkat signifikasi pengaruh kajian 17 sikap
0,000 (p > 0.05). terhadap akhlak santri
sehingga dapat diketahui Pondok Pesantren Nurul
bahwa Ho ditolak dan Ha Qur’an Pamulang.
diterima, yang berarti
game onine
mempengaruhi terhadap
akhlak madzmumah
siswa di MTs Sunan

11
Kalijogo Kota Malang.
Shofuro, Pengaruh Hasil penelitian ini Persamaan antara
Intensitas menunjukkan bahwa (1) penelitian terdahulu ini
Mengikuti Intensitas mengikuti dengan yang diteliti oleh
Pengajian Kitab pengajian kitab Taisiirul penulis adalah sama sama
“Taisiirul Khollaq Khollaq Fii Ilm Al- mengunakan metode
Fii Ilm Al-Akhlak” Akhlak berada pada kuantitatif dan meneliti
Terhadap Akhlak kategori “cukup”. Hal ini tentang pengaruh salah
Santri Pondok dibuktikan dengan nilai satu kegiatan Pondok
Pesantren Daarun rata – rata perhitungan Pesantren terhadap
Najaah Jerakah, angket sebesar 111.9855 akhlak santri.
skripsi, Fakultas berada pada interval 107 Perbedaannya adalah
Ilmu Tarbiyah dan – 116. (2) Akhlak santri penelitian terdahulu
Keguruan UIN Podok Pesantren Daarun meneliti tentang
Walisongo Najaah berada pada Pengaruh Intensitas
Semarang, 2021. kategori “cukup”. Hal ini Mengikuti Pengajian
dibuktikan dengan nilai Kitab “Taisiirul Khollaq
rata – rata hasil Fii Ilm Al-Akhlak”
perhitungan angket Terhadap Akhlak Santri
sebesar 154.7101 berada Pondok Pesantren Daarun
pada interval 147 – 162. Najaah Jerakah .
(3) Ada pengaruh antara Sedangkan Sedangkan
intensitas mengikuti penulis meneliti tentang
pengajian kitab Taisiirul pengaruh kajian 17 sikap
Khollaq Fii Ilm terhadap akhlak santri
Al=Akhlak (X) terhadap Pondok Pesantren Nurul
akhlak santri (Y). Hal ini Qur’an Pamulang.
dapat dibuktikan dengan
hasil hitung nilai Freg =
27.117 > Ftabel 3,98.
Dengan demikian

12
hipotesis pada taraf
signifikan 0,05
menunjukkan signifikan,
berarti variabel intensitas
mengikuti pengajian
kitab Taisiirul Khollaq
Fii Ilm AlAkhlak
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
akhlak santri Pondok
Pesantren Daarun Najaah.
Berdasarkan hasil
penelitian, intensitas
mengikuti pengajian
kitab Taisiirul Khollaq
(X) mempengaruhi
variabel akhlak santri (Y)
sebesar 28,8% sedangkan
sisanya 71,2%
dipengaruhi oleh faktor
lain diluar penelitian ini.
Uswatun Khasanah, Skripsi ini memperoleh Persamaan antara
Pengaruh hasil bahwa terdapat penelitian terdahulu ini
Pendidikan Islam pengaruh yang signifikan dengan yang diteliti oleh
Dalam Keluarga antara pendidikan Islam penulis adalah sama sama
Terhadap Akhlak dalam keluarga terhadap mengunakan metode
Karimah Pada akhlak karimah pada kuantitatif dan meneliti
Santriwati Asrama santriwati asrama tentang pengaruh salah
Mahasiswi Pondok mahasiswi pondok satu kegiatan Pondok
Pesantren Sunan pesantren Sunan Pesantren terhadap
Pandanaran Pandanaran komplek VI. akhlak santri.

13
Komplek VI Hal ini dibuktikan dengan Perbedaannya adalah
Yogyakarta, hasil F hitung yang penelitian terdahulu
Skripsi, Fakultas nilainya sebesar 8,062 meneliti tentang
Ilmu Agama dengan tingkat Pengaruh Pendidikan
Universitas Islam signifikansi sebesar 0,007 Islam Dalam Keluarga
Indonesia < 0,05 maka terdapat Terhadap Akhlak
Yogyakarta, 2018. pengaruh variabel Karimah Pada Santriwati
pendidikan Islam dalam Asrama Mahasiswi
keluarga terhadap akhlak Pondok Pesantren Sunan
karimah. Koefisien Pandanaran Komplek VI
determinasi (R square) Yogyakarta. Sedangkan
yang menunjukkan nilai penulis meneliti tentang
sebesar 0,158 yang pengaruh kajian 17 sikap
berarti bahwa pendidikan terhadap akhlak santri
Islam dalam keluarga Pondok Pesantren Nurul
memberikan pengaruh Qur’an Pamulang.
terhadap akhlak karimah
sebesar 15,8% sedangkan
sisanya sebesar 84,2%
menunjukkan faktor lain
dalam akhlak karimah.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa ada
pengaruh pendidikan
Islam dalam keluarga
terhadap akhlak karimah
pada santriwati dan
berkorelasi positif,
artinya kedua variabel
tersebut berhubungan dan
berpengaruh secara

14
signifikan.

H. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis melakukan beberapa langkah penelitian
sebagai berikut:

1. Menentukan sumber data

a. Menentukan sumber data teoritik, diperoleh dari buku-buku dan


bacaan yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini.

b. Sumber data empirik, di peroleh dari lokasi penelitian yaitu Pondok


Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.

2. Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan


dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu
riset khusus.11 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Santri Pondok Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan di teliti, menurut
Suharismi Arikunto mengatakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila
subjeknya kurang dari 100 lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi.12 Selanjutnya apabila jumlah subjeknya besar
dapat di ambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini
penulis mengambil sampel 10 % dari jumlah populasi, maka di peroleh sampel 20
siswa dengan menggunakan teknik random sampling.

11
Hari Wijaya dan Triton, Pedoman Penuisan Ilmiah Tesis dan Skripsi (t.tp: t.p, 2007), h.
50.
12
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (t.tp: t.p, 2001), h.
120.

15
3. Teknik pengumpulan data

Untuk mengumpulkan berbagai data yang di perlukan, penulis akan


menggunakan teknik-teknik Observasi, Wawancara, Angket, dan Studi
Dokumentasi Adapun rencana operasional seluruh teknik pengumpulan data
tersebut dapat di urutkan sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan secara langsung pada


lokasi penelitian.

b. Wawancara, yaitu penulis melakukan wawancara dengan cara tanya


jawab langsung dan sistematis, adapun yang di wawancarai adalah
kepala sekolah, guru agama, dan sebagian Santri Nurul Qur’an
Rumpin Bogor.

c. Teknik angket yang dilakukan penulis yaitu membagikan daftar


pertanyaan dengan alternatif jawaban yang sudah tersedia dan di
bagikan kepada Santri yang berperan sebagai responden.

d. Studi Dokumentasi yaitu Teknik yang di pergunakan untuk


memperoleh data tentang kondisi objektif penelitian yakni di Pondok
Pesantren Nurul Qur’an Rumpin Bogor.

I. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini merujuk kepada buku pedoman penulisan skripsi
Fakultas Tarbiyah Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta Tahun 2021.

16
J. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharismi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (t.tp: t.p,
2001).
Cahya, Fajar Septiana., et.al. “Nilai-Nilai Karakter dalam Kitab Al-Akhlaq Lil
Banin Karya Syekh Umar Bardja”, Jurnal Studi Al-Qur’an, Vol. 12, No.1,
(Tahun 2016).

17
Hermino, Agustinus. Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter, (Bandung:
Alfabeta, 2014).
Indonesia Berakhlak, “Aku Malu, Rusaknya Akhlak Manusia Masa Kini!”,
dalam
https://www.kompasiana.com/indonesia.berakhlak/552a5b53f17e615901d
623ab/aku-malu-rusaknya-akhlak-manusia-masa-kini diakses 24 juni
2015.
Izzuddin, Solikhin Abu. Back To Tarbiyah, (Pro-U Media: Yogyakarta, 2016).
Maarif, Nurul H. Islam mengasihi bukan membenci, (Bandung: PT. Mizan
Pustaka, 2017).
Nurdin, Ali. Al-Qur’an Solusi Kehidupan, (Tangerang Selatan: Yayasan
Nurummubin, 2019).
Riski, Anisa. “Akhlak generasi zaman Now”, dalam
https://www.kompasiana.com/anisariski/5a95be56f13344367940d552/akhl
ak-generasi-zaman-now diakses pada 28 Februari 2018.
Shihab, M Quraish. Yang Hilang Dari Kita: Akhlak, (Tangerang Selatan: PT.
Lentera Hati, 2016).
Syam, Herman. Siapa Bilang Menghafal Al-Qur’an itu sulit?!, (Pro-U Media:
Yogyakarta, 2015).
Wijaya, Hari dan Triton. Pedoman Penuisan Ilmiah Tesis dan Skripsi (t.tp: t.p,
2007).

K. Outline
Bab I: Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah

18
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
G. Penelitian Terdahulu
H. Metode Penelitian
I. Sistematika Penulisan
J. Daftar Pustaka
K. Outline
Bab II: Kajian Teori
A. Tinjauan tentang Kajian 17 Sikap
B. Pengaruh Kajian 17 sikap terhadap Akhlak Santri
C. Hipotesis
Bab III: Metodologi Penelitian
A. Metode dan Jenis Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Variabel Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
Bab IV: Profil dan Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
B. Analisis Deskriptif
C. Penguji Hipotesis
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Bab V: Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

19

Anda mungkin juga menyukai