Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Furqan

Nim : 17110129
Jurusan : Teknik Informatika
Unit : Non Reguler

1. Tuliskan satu ayat serta artinya tentang potensi keagamaan pada manusia, dan
berikan analisa kamu dengan jelas tentang ayat tersebut?

Potensi Fitriyah

Ditinjau dari beberapa kamus dan pendapat tokoh islam, fitrah mempunyai makna sebagai
berikut :

1. Fitrah berasal dari kata (fiil) fathara yang berarti menjadikan secara etimologi
fitrah berarti kejadian asli, agama, ciptaan, sifat semula jadi, potensi dasar, dan
kesucian
2. Dalam kamus B. Arab Mahmud Yunus, fitrah diartikan sebagai agama, ciptaan,
perangai, kejadian asli.
3. Dalam kamus Munjid kata fitrah diartikan sebagai agama, sunnah, kejadian, tabiat.
4. Fitrah berarti Tuhur yaitu kesucian.
5. Menurut Ibn Al-Qayyim dan Ibn Katsir, karena fatir artinya menciptakan, maka fitrah
artinya keadaan yang dihasilkan dari penciptaannya itu.

Apabila di interpretasikan lebih lanjut, maka istilah fitrah sebagaimana dalam Ayat Al-
quran, hadits ataupun pendapat adalah sebagai berikut :

1. Fitrah berarti agama, kejadian. Maksudnya adalah agama Islam ini bersesuaian
dengan kejadian manusia. Karena manusia diciptakan untuk melaksanakan agama
(beribadah). Hal ini berlandaskan dalil Al-quran surat Adz-Dzariyat (51:56)
2. Fitrah Allah untuk manusia merupakan potensi dan kreativitas yang dapat dibangun
dan membangun, yang memilliki kemungkinan berkembang dan meningkat sehingga
kemampuannya jauh melampaui kemampuan fisiknya. Maka diperlukan suatu usaha-
usaha yang baik yaitu pendidikan yang dapat memelihara dan mengembangkan fitrah
serta pendidikan yang dapat membersihkan jiwa manusia dari syirik, kesesatan dan
kegelapan menuju ke arah hidup bahagia yang penuh optimis dan dinamis. Ini sesuai
dengan Al-Quran surat Ar-Rum ayat : 30 yaitu :

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui

Pada ayat ini Allah telah menciptakan semua makhluknya berdasarkan fitrahnya. Surat ini
telah menginspirasikan untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan fitrah atau potensi itu
dengan baik dan dan lurus.
1. Fitrah berarti ikhlas. Maksudnya manusia lahir dengan berbagai sifat, salah satunya
adalah kemurnian (keikhlasan) dalam menjalankan suatu aktivitas. Berkaitan dengan
makna ini ada hadits yaitu : Tiga perkara yang menjadikannya selamat adalah ikhlas,
berupa fitrah Allah, di mana manusia diciptakan darinya, sholat berupa agama, dan
taat berupa benteng penjagaan (HR. Abu Hamdi dari Muadz)

Dengan demikian, pada diri manusia sudah melekat (menyatu) satu potensi kebenaran
(dinnullah). Kalau ia gunakan potensinya ini, ia akan senantiasa berjalan di atas jalan yang
lurus. Karena Allah telah membimbingnya semenjak dalam alam ruh (dalam kandungan).

2. Sumber ajaran Islam adalah AlQuran. Jelaskan kedudukan AlQuran?

KEDUDUKAN AL QURAN DALAM ISLAM

Al Quran sebagai dasar hukum yang pertama tidak di sangsikan lagi oleh umat islam bahwa
al quran adalah sumber yang asasi bagi syariat islam. Dari al quran inilah dasar-dasar
hukum islam beserta cabang-cabangnya digali.
Agama islam, agama yang dianut oleh umat muslim di seluruh dunia, merupakan way of
life yang menjamin kebahagian hidup pemeluknya di dunia dan di akherat kelak.

agama islam datang dengan al qurannya membuka lebar-lebar mata manusia agar mereka
menyadari jati diri dan hakekat keberadaan manusia di atas bumi ini. Juga, agar manusia
tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga manusia tidak menduga bahwa hidup mereka
hanya di mulai denga kelahiran dan kematian saja. Al qurqn mengajak manusia berpikir
tentang kekuasaan Allah SWT. Dan dengan berbagai dalil, al quran juga mengajarkan
kepada manusia untuk membuktikan keharusan adanya hari kebangkitan, dan bahwa
kebahagiaan manusia pada hari itu akan di tentukan oleh sikap persesuaian hidup mereka
dengan apa yang dikehendaki oleh Sang Pencipta, Allah Yang Maha Kuasa.

Untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia dan di akherat kelak manusia
membutuhkan peraturan-peraturan, gambarannya adalah seperti halnya seseorang yang yang
akan menuju suatu negeri atau kota yang amat jauh. Ia haus berkendaraaan yang layak, dan
harus mengikuti rambu-rambu lalu lintas di sepanjang perjalanannya bila ia ingin selamat
sampai tujuan. Nah di sisi inilah sebagai manusia yang di lengkapi dengan akal pikiran yang
sehat dapat merenungkannya ketika manusia mau menuju perjalanan yang sangat jauh
(akherat) itu, siapakah yang patut dan seharusnya membuat peretuan-peraturan itu ?.

Apakah manusia patut dengan yang demikian itu ?. Manusia memiliki kelemahan-kelemahan,
disamping itu pengetahuan manusia sangat terbatas. Lantaran itu jika manusia yang diserahi
menyusun peratuan-peratuan lalu lintas menuju kehidupan sesudah mati maka akan sangat
keliru, karena manusia tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah kematian.

Jika demikian yang patut menyusunnya adalah Allah Tuhan Yang Maha Kuasa yang
sedikitpun tidak mempunyai kepentingan. Dan peraturan yang dibuatNya itu disebut
AGAMA. Namun manusia tidak bisa behubungan langsung secara jelas dengan Tuhan,
guna memperoleh informasi-NYA, Tuhan memilih orang-orang tertentu yang memiliki
kesucian jiwa dan kecerdasan pikiran untuk menyampaikan informasi-NYA kepada
manusia.Mereka yeng terpilih itu dinamai Nabi dan Rasul.
Dan para Nabi atau Rasul yang menerima informasi dari Tuhan untuk disampaikan kepada
manusia itu, harus diberi bukti-bukti agar manusia mampu menerimanya. Bukti-bukti itu
dalam islam disebut mukjizat. Dan mukjizat yang diberikan kepada Nabi akhir zaman,
penutup para Nabi dan Rasul adala Al Qura Al Karim.

Al quran sebagai sumber pertama dan utama bagi hukum islam dan pedoman hidup manusia
di tegaskan oleh Rasulullah SAW. sebagai berikut:

Aku tinggalkan kepada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat, selama kalian berpegang
tuguh kepada keduanya, yaitu kitabullah al quran dan sunnahku.

3. Sunnah adalah sumber ajaran Islam. Jelaskan kedudukan Sunnah terhadap


AlQuran dan berikan contoh masing-masing (dengan ayat dan hadis)?

Al-Qur'an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Allah. Kitab al-Qur'an adalah
sebagai penyempurna dari kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan sebelumnya. Dalam al-
Qur'an terkandung petunjuk dan aturan berbagai aspek kehidupan manusia. Ayat-ayat
Makkiyyah misalnya banyak berbicara tentang persoalan tauhid, keimanan, kisah para nabi
dan rasul terdahulu, dan lain sebagainya. Sementara ayat-ayat Madaniayah banyak
menjelaskan tentang ibadah, muamalah, hudud, jihad, dan lain sebagainya. Secara umum
kandungan al-Qur'an dapat dibagi kepada tiga hal pokok, yaitu prinsip-prinsip akidah, seperti
beriman kepada Allah Swt, rasul-rasulnya dan lain-lain, prinsip-prinsip ibadah, seperti sholat,
puasa dan lain-lain, prinsip-prinsip syariat, seperti hukum perkawinan, kewarisan dan lain-
lain. Namun meskipun demikian al-Qur'an tidak bisa dipisahkan dengan hadits, karena syariat
Islam tidak hanya al-Qur'an tapi al-Qur'an dan hadits. Bahkan ada ulama yang menyatakan
bahwa al-Qur'an dan hadits berada dalam satu tingkatan dari sisi i'tibar dan hujjah dalam
penetapan hukum syari'at. Di sinilah pentingnya mengetahui fungsi dan kedudukan hadits
terhadap al-Qur'an.
Imam Ibnu Al Qoyyim mengatakan bahwa hubungan hadits dengan al-Qur`an ada tiga :
1. Hadits sesuai dengan al-Qur`an dari berbagai segi, sehingga datang al-Qur`an dan hadits
pada
satuhukummenunjukkanadadanbanyaknyadalil (semakin menguatkan).
2. Hadits sebagai penjelas maksud al-Qur`an dan penafsirnya.
3. Hadits menentukan satu hukum wajib atau haran pada sesuatu yang al-Qur`an diamkan.

As-Sunnah tidak akan keluar dari tiga kategori ini, sehingga As-Sunnah tidak akan
menentang al-Qur`an sama sekali. ('Ilam Muwaqi'in: 307, Maktabah Syamilah).
Syeikh al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albani juga berpendapat bahwa Rasulullah
Saw befungsi untuk menjelaskan al-Qur'an. Beliau memandang bahwa penjelasan yang
tertera dalam ayat al-Qur'an mencakup dua jenis penjelasan ;
1. Penjelasan lafadz dan susunannya. Seperti firman Allah dalam surat Al-Maidah: 67,
diperkuat
dengan hadits yang diriwayatkan oleh sayyidah 'Aisyah ra.
)67(

"Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu"
Hal ini diperkuat dengan hadits yang bersumber dari 'Aisyah ra, "Siapa yang
menceritakan kepada kalian bahwa Muhammad menyembunyikan sesuatu yang
diperintahkan untuk disampaikan maka telah berdusta besar terhadap Allah. Kemudian
beliau membaca ayat tersebut." (HR Bukhori Muslim). (manzilatussunnahfil Islam, hal:4,
MaktabahSyamilah)
2. Penjelasan pengertian lafadz atau kalimat atau ayat yang umat butuh penjelasannya.
Terbanyak terjadi pada ayat-ayat yang mujmalah (samar) atau umum atau mutlaq, lalu
datanglah hadits menjelaskan yang mujmal, mengkhususkan yang umum dan mentaqyid yang
muthlaq. Hal itu dijelaskan dengan perkataan, perbuatan dan persetujuan beliau.
Contoh firman Allah yang berbunyi ;
)82(

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-
orang yang mendapat petunjuk." (Al An'am : 82)
Para sahabat telah memahami firman Allah di atas sesuai keumumannya yang mencakup
seluruh kezholiman baik yang besar ataupun yang kecil. Oleh karena itu mereka bertanya
tentang ayat tersebut dengan menyatakan ;
"Wahai Rasululloh! Siapakah diantara kami yang tidak mencampuri keimanannya dengan
kezholiman?Maka beliau menjawab: Bukan demikian, ia itu adalah syirik, tidakkah kalian
mendengar perkataan Luqman: Sesungguhnya syirik adalah kezholiman yang besar." (QS
Luqman: 13).(HR Bukhori Muslim dan lainnya).(manzilatus sunnah fil Islam, hal:14,
Maktabah Syamilah)
Masih banyak lagi contoh yang beliau kemukakan dalam tulisannya tersebut terkait dengan
ayat-ayat yang membutuhkan penjelasan dari sunnah Rasulullah Saw.
Syaikh 'Imad Sayyid Muhammad Ismail Asy Syarbini mengatakan bahwa hubungan antara
al-Qur'an dengan As-Sunnah adalah dalam hal penjelasan. Hal ini bias disimpulkan kepada
tiga hal ;
1. Menguatkan hukum yang ditetapkan al-Qur`an.
Contoh firman Allah Swt dalam surat Hud : 102.

( 102)

"Begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat
zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi
keras."
Ayat ini diperkuat dengan hadits riwayat Abu Musa yang maknanya hampir sama.
Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah Ta'ala akan menangguhkan
siksaannya bagi orang yang berbuat zhalim, apabila Allah telah menghukumnya maka dia
tidak akan pernah melepaskannya. Kemudian Rasulullah Saw
membaca ayat surat Huud : 102 (H.R Muslim)
(kitabaatu a'dau al-islam wamunaqosyatuha, hal: 613, MaktabahSyamilah)
2. Menjelaskan maksud al-Qur'an, yaitu dengan cara merinci yang mujmal, membatasi yang
mutlak, mengkhususkan yang umum dan menjelaskan yang musykil.
a. ( Merinci yang mujmal)
Contoh tentang kewajiban sholat dalam surat an-Nisa':103
)103(

"Maka dirikanlah shalat itu sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman."

Ayat ini hanya berisi tentang perintah sholat tapi tidak menjelaskan bagaimana
pelaksanaannya, jumlah rakaatnya, syarat dan rukun, serta sebagainya sampai ada penjelasan
terperinci dari Rasulullah Saw melalui sabdanya ;
"Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihataku sholat." (H.R Bukhori)
b. Membatasi yang mutlak
Contoh seperti ayat yang berkenaan potong tangan dalam surat Al-Maidah : 38
)38(



"Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya"
Ayat ini dibatasi oleh hadits bahwa yang dipotong hanya sampai pada pergelangan
tangan. Hadits ini bisa dilihat dalam kitab Sunan Al-Kubro Imam Baihaqi.
c. Mengkhususkan yang umum.
Seperti ayat yang berkaitan tentang waris dalam surat An-Nisa' : 11



Allah mensyari'atkanbagimutentang (pembagianpusakauntuk) anak-anakmu.Yaitu
:bahagianseoranganaklelakisamadenganbagahiandua orang anakperempuan
Ayat ini masih bersifat umum yang ditujukan kepada orang tua untuk mewariskan
harta kepada anak-anak mereka, tapi kemudian Rasulullah mengkhususkan bahwa warisan
hanya berlaku kepada sesama muslim, dan lain sebagainya.
d. Menjelaskan lafadz yang musykil
Ada lafadz dalam Al-Qur'an yang tidak diketahui maknanya secara jelas kecuali
setelah mendengar keterangan dari Nabi Saw. Bahkan ini pernah terjadi pada 'Aisyah ra
terkait dengan kata dalam surat Al-Insyiqaq : 8. Dari 'Aisyah, Rasul Saw bersabda:
Tidak seorangpun yang dipaparkan hisabnya melainkan akan celaka," "Wahai Rasulullah
bukankah Allah berfirman :

(Barangsiapa yang diberikan kitabnya sebelah kanan, maka ia akan mendapat hisab yang
mudah), Rasulullah bersabda: Yang dimaksud ayat itu adalah amal yang diperlihatkan, dan
tidaklah seseorang hisabnya diperdebatkan, melainkan ia akan dihisab." (H.R Bukhori)
(kitabaatu a'dau al-Islam wa munaqosyatuha, hal:614-620, Maktabah Syamilah)
3. Menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh al-Qur`an. Karena dalam al-Qur'an
terdapat ayat-ayat yang memerintahkan kepada orang-orang beriman
untuk taat secara mutlak kepada apa yang diperintahkan dan dilarang Rasulullah Saw,
serta mengancam orang yang menyelisinya. (kitabaatua'dau al-Islam wa
munaqosyatuha, hal:612, MaktabahSyamilah)
Hukum yang merupakan produk hadits/sunnah yang tidak ditunjukan oleh al-Qur'an
banyak sekali. Seperti larangan memadu perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram
memakan burung yang berkuku tajam, haram memakai cincin emas, dan kain sutra bagi laki-
laki dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai