Anda di halaman 1dari 17

Agama Islam

Disusun Oleh:

Muhamad Yazid Gasal Putra

Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung

Program Studi Teknologi Pertambangan

2020/2021

Jl. Suryani Dalam No.30, Wr. Muncang, Kec. Bandung Kulon, Kota
Bandung, Jawa Barat 40211
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT karena atas karunia

dan nikmat Nya sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyusun makalah

agama Islam ini. Selawat serta salam tak lupa penulis ucapkan kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW yang telah memperjuangkan umat manusia ke jalan yang

benar dan menjadi pelajaran bagi kita semua.

Dalam penulisan makalah ini tentu belum sempurna dan masih terdapat

kesalahan, oleh karena itu diharapkan saran serta kritik yang membangun agar

tulisan makalah ini dapat menjadi lebih baik. Serta diharapkan agar makalah ini

dapat menjadi informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca.

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 1

BAB II ..................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

2.1 Sumber Agama Islam .................................................................................... 2

2.2 Sumber Ajaran Islam ..................................................................................... 2

2.3 Al – Quran Sebagai Sumber Ajaran Islam .................................................... 2

2.4 Sunnah / Hadist Sumber Ajaran Islam .......................................................... 6

2.5 Ijtihad Sumber Ajaran Islam ....................................................................... 11

BAB III ................................................................................................................. 13

PENUTUP ............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber agama dan ajaran Islam merupakan sebuah kalimat yang saling

berhubungan dan memiliki kaitan erat. Agama Islam memiliki sumber dari Al-

Quran yang berisikan Wahyu Allah SWT dan Al-Hadist yang berisikan Sunnah

Rasulullah. 3 unsur utama dalam agama Islam yaitu akidah, syariah dan akhlak.

Sedangkan, Ajaran Islam merupakan suatu pengembangan atau kajian

Al-Quran serta Al-Hadist dengan menggunakan akal pikiran manusia yang

memenuhi syarat untuk mengembangkannya. Dalam makalah ini akan

dijelaskan lebih lanjut mengenai sumber agama dan ajaran Islam.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan mengenai sumber agama Islam serta ajaran Islam.

2. Membahas mengenai Al - Quran, Al – Hadist, serta Ijtihad .

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sumber Agama Islam

Agama Islam memiliki sumber dari Al-Quran yang berisikan Wahyu Allah

SWT dan Al-Hadist yang berisikan Sunnah Rasulullah. 3 unsur utama dalam

agama Islam yaitu akidah, syariah dan akhlak.

2.2 Sumber Ajaran Islam

Ajaran Islam merupakan suatu pengembangan atau kajian Al-Quran serta

Al-Hadist dengan menggunakan akal pikiran manusia yang memenuhi syarat

untuk mengembangkannya.

2.3 Al – Quran Sebagai Sumber Ajaran Islam

Al-Quran pada dasarnya memiliki banyak penggambaran dan penjelasan

mengenai makna nya. Tetapi, pada prinsipnya Al-Quran memiliki persamaan

mengenai makna nya yaitu kalamullah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw.

Al-Quran juga berasal dari kata Al-Qira’ah yang berarti bacaan. Oleh

karena itu menurut fazlur rahman mengemukakan bahwa Al-Quran adalah

firman tuhan yang mana sesuai dengan surat Al-Qiyamah, ayat 17-18 yang

artinya:

Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (dalam

dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah

se!esai membacanya maka ikutilah bacaannya.

2
Proses turunnya kitab suci Al-Quran kepada Nabi Muhammad Saw terjadi

tidak sekaligus tetapi berangsur-angsur yaitu kurang lebih selama 23 tahun.

Terbagi dalam surat-surat berjumlah 114. Di awali surat-surat Makiyyah yang

mana surat-surat pendek kemudian surat-surat Madaniyyah yang mana surat-

surat panjang.

Diturunkannya Al-Quran tentu memiliki tujuan yaitu menegakkan tata

atau masyarakat yang adil serta bermoral atau beretika. Tujuan dari

diturunkannya Al-Quran menurut Quraish Shihab sebagai berikut:

1. Memantapkan keyakinan mengenai keesaan Tuhan serta falsafah

hidup dan membersihkan akal atau menyucikan jiwa dari bentuk

syirik.

2. Mengajarkan bentuk kemanusiaan yang adil dan beradab, beretika dan

bermoral serta pengabdian kepada Allah SWT dan pelaksanaan tugas

kekhalifaan.

3. Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan satu sama lain, mengajak

untuk berfikir dan bekerjasama antar masyarakat, serta menyelesaikan

permasalahan seperti kemiskinan, kebodohan, penyakit dan

menekankan pentingnya ilmu dan teknologi.

Al-Quran memiliki ciri dan sifat salah satunya yaitu Al-Quran bersifat

autentik atau asli atau dapat dipercaya dan dijamin oleh Allah, salah satu ayat

yang menjelaskan yaitu:

"Kami yang menurunkan Al-Qur'an dan Kamilah yang memeliharanya"

(QS 15:9).

3
Al-Quran memiliki unsur utama yang berfungsi memberi petunjuk ke jalan

sebaik-baiknya. Uraian lebih rinci mengenai Al-Quran yang mempengaruhi

peradaban manusia menurut Mohammad Abdul Adhim Zarqoni yaitu:

1. Perbaikan aqidah, ibadah, masyarakat, politik ketatanegaraan,

lapangan ekonomi, kedudukan kaum wanita, peperangan,

memberantas perbudakan.

2. Pembaruan akhlak serta

3. Memerdekakan akal dan fikiran.

Secara garis besarnya kandungan Al-Quran membahas mengenai aqidah,

syariah, dan akhlak, kisah-kisah masa lampau, berita-berita yang akan datang,

dan pengetahuan-pengetahuan illahi penting lainnya.

Sistem syariah pada Al-Quran pada dasarnya bersumber dari Allah SWT

kemudian disampaikan kepada manusia melalui perantara Rasul-Nya. Berikut

firman Allah SWT yang menjelaskan arti syariah.

“Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) menjalani syariah

(hukum) dalam setiap urusan, maka turutilah ketentuan itu, dan

jangankah engkau turuti keinginan orang-orang yang tidak tahu "(QS

AI-Jatsiyah: 18)

Al-Quran merupakan hukum allah yang sempurna dan dimaksudkan agar

manusia teratur dan tertib dalam kehidupannya. Berikut merupakan ciri-ciri

syariah Al-Quran menurut Taufiqullah (1991:48) yaitu sebagai berikut:

1. Ajaran Agama Islam didalam Al-Quran bersifat flesibel dan dapat

menyesuaikan sepanjang masa karena Al-Quran memiliki prinsip-

4
prinsip yang umum dalam hal-hal mengatur hubungan antar manusia

dengan manusia lain serta alam.

2. Al-Quran menjelaskan peraturan terperinci dalam hal-hal yang tidak

terpengaruh oleh perkembangan masyarakat. Misalnya ayat-ayat yang

berhubungan dengan hukum waris, wudhu dan tayamum.

Prinsip syariah Al-Quran menurut Taufiqullah (1991:49) sebagai berikut:

1. Tidak memberatkan. Dasamya ialah firman Allah SWT sebagai

berikut: Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan

kemampuannya (QS AI-Baqarah:286). Kami tidak menurunkan Al-

Qur'an ini agar kamu menjadikan susah (QS Thoha:2). Allah

menghendaki kemudahan bagimu dan tiada menghendaki kesukaran

(QS AI-Baqarah: 185).

2. Sangat sedikit mengadakan kewajiban secara terperinci,

yaitumemerintah dan melarang.

Dalam Al-Quran juga membahas mengenai 3 macam hukum yang utama yaitu:

1. Hukum I’tiqodah

Berkaitan mengenai kewajiban mempercayai Allah, malaikat-

malaikat, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir.

2. Hukum Akhlak

Berhubungan dengan menjauhi diri dari sifat buruk atau tercela

dan mencontoh sifat-sifat baik.

3. Hukum Amaliah

5
Berkaitan dengan perkataan, perbuatan, perjanjian antar sesama

manusia. Hukum amaliah ini dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Hukum Ibadah

Bertujuan untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhan

seperti ibadah, zakat, puasa, shalat, haji dsb

b. Hukum Muamalat

Membahas mengenai transaksi, keterikatan, hukum pidana,

dan sanksi, bertujuan untuk mengatur hubungan manusia dengan

manusia.

Al-Quran memiliki fungsi sebagai berikut yaitu: (a) Petunjuk untuk

manusia; (b) Keterangan-Keterangan; (QS 2:185); (c) Pemisah (QS Yunus:57);

(d) Rahmat dan hidayah bagi aJam semesta; (e)Mu'jizat bagi Nabi Muhammad

Saw.; (f) Pengajaran dari AllahSWT; (g) Obat penyakit hati; dan (h) Penguat

dan penutup adanyakitab-kitab suci sebelumnya.

2.4 Sunnah / Hadist Sumber Ajaran Islam

Menurut bahasa, hadits mempunyai beberapa arti, antara lain: jadid, qadim

(baru); qarib (dekat); dan khabar (warta). Hadits dalam arti khabar ini sering

dijadikan acuan dalam penyebutan hadits secara bahasa. Allah SWT berfirman:

"Maka hendaklah mereka mendatangkan suatu khabar yang seperhnyajika

mereka orang yang benar" (QS 52:34).

Menurut istilah ahli hadits, Hadits ialah: "Segala ucapan Nabi, segala

perbuatan beliau dan segala keadaan beliau". Selanjutnya, hadits menurut ahli

6
ushul ialah: "Selanjutnya, segala perbuatan dan segala taqrir Nabi, yang

bersangkut paut dengan hukum" (Hasbi Ash-Shiddieqy, 1980:23)

Adapun sunnah, menurut istilah ahli ushul fiqh, ialah: "segala sesuatu

yang dinukilkan dari nabi Saw. Baik perkataan maupun perbuatan, ataupun

taqrir yang mempunyai hubungan dengan hukum". Makna inilah yang

diberikan kepada perkataan sunnah dalam sabda Nabi:

"Sungguh telah saya tinggalkan untukmu dua perkara, tidak sekali-kali

kamu sesat selama berpegang kepadanya, yakni: Kitabullah dan Sunnah

Rasul-Nya"(H.R. Malik). Makna sunnah dalam pengertian di atas itulah

yang kemudian disepakati oleh Jumhur Ulama.

Sunnah itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Sunnah qauliyah (perkataan), contohnya: Segala amalan itu mengikuti

niat (orang yang meniatkan) (H.R. Bukhari-Muslim).

b. Sunnah fi'liyah, contohnya: cara-cara mendirikan Shalat, cara-cara

mengerjakan amalah haji, adab berpuasa, dan memutuskan perkara

berdasarkan saksi dan memutuskan perkara berdasarkan saksi dan

berdasarkan sumpah. Nabi bersabda: "Ambillah dariku cara-cara

mengerjakan haji" (HR. Muslim dari Jabir).

c. Sunnah taqririyah yaitu Membenarkan atau tidak mengingkari sesuatu

yang diperkuat oleh seseorang sahabat, atau diberitakan kepada beliau,

lalu tidak menyanggah, atau tidak menyalahkan serta menunjukkan

bahwa beliau meridhainya.

Landasan Sunnah sebagai sumber Syariah yaitu sebagai berikut:

7
a. Unsur Iman yaitu di antara rukum iman ialah percaya bahwa Nabi

Muhammad Saw. adalah Rasul. Oleh karena itu, terdapat keharusan

pada manusia untuk mengikuti jejak apa yang telah beliau laksanakan

dalam hidup dan kehidupan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan

di akhirat.

b. Al-Qur'an. Dalam Al-Qur'an banyak ayat-ayat yang memerintahkan

manusia supaya mengikuti jejak Rasul (Sunnah-Nya).

c. Sunnah. Nabi pemah berkata di hadapan khalayak ramai di Padang

Arafah ketika beliau melaksanakan ibadah hajinya yang terakhir (haji

wada), beliau bersabda: "Telah aku tinggalkan bagimu dua perkara

yang dengan berpegang kepada keduanya, kamu tidak akan sesat

selamanya yaitu Kitabullah dan SunnahRasulullah"

d. Ijma yaitu umat Islam telah berijma (bersepakat) untukmengamalkan

Sunnah sebagaimana mereka menerima AI-Qur'an.

Menurut Imam Syafi’i meletakkan Al-Qur'an dan Hadits dalam satu martabat atas

dasar bahwa Hadits merupakan kelengkapan bagi AI-Qur'an. Oleh karena itu

menurutnya, sebagairnana dikutip Taufiqullah (1991:55), fungsi Sunnah dalarn

syariah adalah sebagai berikut:

a. Sebagai penjelas dari Al-Quran

b. Menentukan hukum tersendiri seperti Nabi menetapkan bahwaseorang

Muslim tidak boleh mewariskan kepada orang kafir dan sebaliknya orang

kafir tidak boleh mewariskan kepada orang Islam.

8
Sebagaimana uraian di atas, terdapat nisbah (hubungan) antara Sunnah dengan AI-

Qur'an dari segi materi hukum, antara lain:

a. Menguatkan hukum suatu peristiwa yang telah ditetapkanhukum di dalam

Al-Qur'an.

b. Memberikan keterangan ayat-ayat Al-Qur'an, meliputi:

1. Memberikan perincian ayat-ayat yang masih mujmal.

2. Membatasi kemutlakan.

3. Mentakhsiskan keumumannya.

4. Menciptakan hukum baru yang tidak terdapat di dalam Al-Qur'an.

Menurut ulama atsar fungsi sunnah terhadap Al-Qur'an adalah:

a. Bayan tafthil yaituAI-Qur'an bersifat mujmal, agar ia dapatdifungsikan clan

berlaku sepanjang masa dan dalam keadaanbagaimanapun maka diperlukan

perincian oleh Hadits.

b. Bayan takhshish yaitu hadits/sunnah berfungsi selain menafsirkanAl-

Qur'an, juga berfungsi memberikan penjelasan tentang kekhususan-

kekhususan ayat yang bersifat umum.

c. Bayan ta 'yin yaitu Hadits (Sunnah) Nabi Saw. berfungsi untukmenentukan

mana yang dimaksud di antara dua atau tigaperkara yang mungkin

dimaksudkan lapadzh-lapadzh musytarak dalam Al-Qur'an.

d. Bayan nasakh yaitu Hadits (Sunnah) berfungsi menjelaskan manaayat yang

me-nasakh (menghapus) dan mana yang di-nasakh (dihapus) yang secara

lahiriah bertentangan. Fungsi bayan iniseimgjuga disebut bayan tabdil.

Dalam penggunaan hadits/sunnah tentu terdapat pedoman dalam penggunaanya.

9
1. Jika hadits itu bertentangan dengan fakta sejarah.

2. Jika hadits itu diriwayatkan oleh orang syi'ah, dan sifat hadits itu menuduh

para sahabat Nabi, atau jika hadits itu diriwayatkan oleh orang Khawarij dan

sifat hadits itu menuduh anggota keluarga Nabi. Akan tetapi, jika hadits itu

dikuatkan oleh kesaksian yang tak memihak, maka hadits itu dapat diterima.

3. Jika sifat hadits itu mewajibkan kepada semua orang untuk mengetahuinya

dan mengamalkannya, dan hadits itu diriwayatkan oleh satu orang.

4. Jika saat dan keadaan diriwayatkan hadits itu membuktikan bahwa hadits

itu dibuat-buat.

5. Jika hadits itu bertentangan dengan akal, atau bertentang dengan ajaran-

ajaran Islam yang terang.

6. Jika hadits ini menguraikan sebuah peristiwa, yang jika peristiwa itu

sungguh-sungguh terjadi, niscaya peristiwa itu diketahui dan diceritakan

oleh orang banyak, padahal nyatanya, peristiwa itu tak diriwayatkan oleh

satu orang pun selain yang meriwayatkan hadits itu.

7. Jika masalahnya atau kata-katanya rakik (artinya, tak sehat atau tak benar);

misalnya kata-katanya tak cocok dengan idiom bahasa Arab, atau masalah

yang dibicarakan tak pantas bagi martabat Nabi.

8. Jika hadits itu berisi ancaman hukuman berat bagi perbuatan dosa biasa,

atau menjanjikan ganjaran besar bagi perbuatan baik yang tak seberapa.

9. Jika hadits itu menerangkan pemberian ganjaran oleh Nabi dan Rasul

kepada orang yang berbuat baik.

10. Jika yang meriwayatkan hadits itu mengaku bahwa ia membuat-buat hadits.

10
2.5 Ijtihad Sumber Ajaran Islam

Ijtihad berasal dari kata hada yang artinya berusaha keras atau berusaha

sekuat tenaga; kata ijtihad yang secara harfiah mengandung arti yang sama,

Menurut Mahmud Syaltout, ijtihad artinya sama dengan ar-ra'yu, yang

rinciannya meliputi:

a. Pemikiran arti yang dikandung oleh Al-Qur'an dan Sunnah.

b. Mendapat ketentuan hukum sesuatu yang tidak ditunjukan oleh nash

dengan sesuatu masalah yang hukumnya ditetapkan oleh nash.

c. Pencerahan segenap kesanggupan untuk mendapatkan hukum syara

amali tentang masalah yang tidak ditunjukan hukumnyaoleh suatu nash

secara langsung.

Landasan dalam ijtihad yaitu disebutkan dalam ayat-ayat Al-Quran yang

menyatakan untuk mempergunakan akal yaitu pada ayat-ayat berikut:

“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya ma/am dan

siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal” (QS 3: 190).

“Sesungguhnya binatang (mahluk) yang seburuk-buruknya di sisi Allah ialah

orang yang pekak dan tuli yang mengerti apapun “(QS 8: 22)

Ijtihad bentuknya bermacam-macam seperti dari segi pelakunya yaitu dibagi

menjadi dua, yaitu: ijtihad perorangan dan ijtihad jama'i.

a. Ijtihad perorangan yaitu suatu ijtihad yang dilakukan oleh seorang mujtahid

dalam suatu persoalan hukum.

11
b. ijtihad jama'i atau ijtihad kelompok ialah ijtihad yang dilakukan oleh

sekelompok mujtahidin dalam menganalisa suatu masalah untuk

menentukan suatu ketetapan hukum

jika dilihat dari segi lapangannya, dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

a. Ijtihad pada masalah-masalah yang ada nashnya, tapi bersifat zhanni.

b. Ijtihad untuk mencapai suatu hukum syara dengan penetapan kaidah

kulliyah yang bisa diterapkan tanpa adanya suatu nash.

c. Ijtihad bi ar-ra'yi yaitu ijtihad dengan berpegang pada tanda-tanda dan

wasilah yang telah ditetapkan syara untuk menunjuk pada suatu hukum.

12
BAB III
PENUTUP

Agama Islam memiliki sumber dari Al-Quran yang berisikan Wahyu Allah SWT

dan Al-Hadist yang berisikan Sunnah Rasulullah. 3 unsur utama dalam agama Islam

yaitu akidah, syariah dan akhlak. Sedangkan ajaran Islam merupakan suatu

pengembangan atau kajian Al-Quran serta Al-Hadist dengan menggunakan akal

pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk mengembangkannya.

Jadi sumber ajaran islam membahas mengenai 3 hal yang utama yaitu: Al-Quran,

As-Sunnah atau hadist dan ijtihad. Al-Quran berasal dari kata Al-Qira’ah yang

berarti bacaan Tetapi, pada prinsipnya Al-Quran memiliki persamaan mengenai

makna nya yaitu kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sodikin, R. A., 2003. Memahami Sumber Ajaran Islam.

14

Anda mungkin juga menyukai