KELAS : X AGAMA 2
DISUSUN OLEH:
M. ARASY ABID AS
AURA NABILA
FITRAH
MA NUHIYAH PAMBUSUANG
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkah dan
izinnya, makalah tentang “Sumber Ajaran Islam” dapat kami selesaikan dengan
waktu yang telah di tentukan sebelumnya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan,
namun tentu saja selalu ada yang kurang. Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Kami ucapkan
terimakasih, dan semoga isi makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
A. Kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam............................................ 2
B. Kedudukan As-Sunnah sebagai sumber ajaran Islam........................................... 3
C. Pengertian Ijtihad.................................................................................................. 4
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 5
A. Kesimpulan............................................................................................................5
B. Saran......................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama terakhir, diketahui memiliki banyak karakteristik
yang khas dibandingkan dengan agama-agama lain yang datang sebelumnya.
Berbagai literatur yang berbicara tentang islam dapat dijumpai dalam berbagai
aspek. Dalam upaya memahami agama islam, perlunya memahami arti dari
pengertian agama islam itu sendiri adalah modal utama bagi memahami dan
meyakini agama islam ini. Adapun Dari segi kebahasaan, Islam berasal dari
bahasa Arab yaitu dari kata “salima” yang mengandung arti selamat, sentosa dan
damai. Lalu kata “salima” tersebut diubah menjadi bentuk “aslama” yang berarti
berserah diri masuk kedalam kedamaian..Agama islam merupakan agama yang
memiliki pemahaman agama yang komprehensif dikarenakan melibatkan berbagai
aspek pendekatan dalam pemahamannya itu sendiri.
Kualitas pemahaman agama islam sendiri berpengaruh besar pada pola
pikir, sikap dan tindak keislaman lainnya. Dan tentu saja, dalam memahami
agama islam sendiri perlunya kita mengetahu dari mana asal segala keputusan dan
hukum yang ada di agama islam sangatlah penting. Agama islam memiliki
pedoman atau sumber hukum yang kuat, relevan, tidak kontekstual sehingga
menciptakan suatu agama yang sempurna dalam segala hal dan kompleks.
B. RumusanMasalah
1. Bagaimana kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam?
2. Bagaimana kedudukan As-Sunnah sebagai sumber ajaran islam?
3. Apa yang dimaksud dengan Ijtihad?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahuikedudukan Al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam.
2. Untuk mengetahui kedudukan As-Sunnah sebagai sumber ajaran islam.
3. Untukmengetahui dan memahami apa itu Ijtihad.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
muhammad, Al hadist adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi muhammad
baik ucapan, perbuatan, maupin ketetapan namun jarang dibiasakan oleh nabi, dan
Khabar adalah ucapan, perbuatan, dan ketetapan yang berasal dari sahabat, serta
Atsar adalah ucapan, perbuatan, dan ketetapan yang berasal dari para
tabi’in.Namun, menurut Jumhurul Ulama atau kebanyakan ulama ahli,
mengatakan bahwa semua penyebutan diatas memiliki makna yang sama saja
yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw baik dalam
bentuk ucapan, perbuatan maupun ketetapan.
AS-Sunnah adalah sumber ajaran kedua setelah Al-Qur’an yang berfungsi
sebagai penjelasan tentang pesan-pesan Al-Qur’an. Kedudukan As-sunnah
sebagai sumber ajaran islam didasarkan pada kesepakatan seluruh sahabat untuk
menetapkan tentang wajib mengikuti hadist, baik pada mada Rasullullah masih
hidup maupun setelah beliau wafat. Dan keberadaan as-sunnah sendiri didasari
karena ayat-ayat al-qur’an yang masih bersifat global dan umum sehingga kurang
detail dan terperinci.
3
Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya
1) Maqbul, yang diterima.
2) Mardud, yang ditolak.
C. Pengertian Ijtihad
Ijtihad berasal dari kata “ijtihada” yang berarti mencurahkan tenaga dan
pikiran atau bekerja semaksimal mungkin. Sedangkan ijtihad sendiri berarti
mencurahkan segala kemampuan berfikir untuk mengeluarkan hukum syar’i dari
dalil-dalil syara, yaitu Al-Qur’an dan hadist. Hasil dari ijtihad merupakan sumber
hukum ketiga setelah Al-Qur’an dan hadist. Ijtihad dapat dilakukan apabila ada
suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam Al-Qur’an maupun hadist.
Ijtihad sendiri memiliki banyak macam, yaitu Ijma’, Qiyas, urf, ishtihsan,
murshalat murhsalah, sududz dariah dan ishtishab. Namun dapat diklasifikasikan
secara umum menjadi 2 yaitu Ijma’ dan Qiyas.
1) Ijma’
Yaitu menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau sependapat. Sedangkan
menurut istilah adalah kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi Muhammad
SAW. sesudah beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu perkara
dengan cara musyawarah. Hasil dari Ijma’ adalah fatwa, yaitu keputusan
bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh
umat.
2) Qiyas
Qiyas secara bahasa ialah ukuran atau mengukur, mengetahui ukuran
sesuatu, atau menyamakan sesuatu dengaan yang lain. Qiyas juga bisa berarti
menyamakan sesuatu yangg tidak ada nash hukumnya dengaan sesuatu yangg
ada nash hukumnya karena ada persamaan illat hukum. Karena dengan qiyas
ini berarti para mujtahid telah mengembalikan ketentuan hukum kepada
sumbernya Al-Qur’an dan hadits. Sebab dalaam hukum Islam kadang tersurat
jelas dalaam Al-Qur,an dan hadits, tapi kadang juga bersifat implicit-analogik
(tersirat) yangg terkandung dalam nash.
Beliau Imam Syafi’i mengatakan “Setiap peristiwa pasti ada kepastian
hukum dan umat Islam wajib melaksanakannya”. Namun jika tidak ada
ketentuan hukum yangg pasti, maka haruslah dicari dengaan cara ijtihad. Dan
ijtihad itu ialah qiyas.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebelum kita mempelajari agama islam lebih jauh, terlebih dahulu kita
harus mempelajari sumber-sumber ajaran agama islam agar agama islam yang kita
pelajari sesuai dengan Al-Qur’an dan tuntunan nabi Muhammad SAW yang
terdapat dalam As-Sunnah (Hadist)
5
DAFTAR PUSTAKA