Oleh:
Kelompok 12
Dewi Reskia (2305020001)
Erbayanti (2305020002)
Nurul Hikmah Azhari (2305010011)
Hari Irwan (2305060005)
Dosen Pengampuh
PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IAIN PALOPO
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala nikmat karunia
dan hidayah-Nya, sehingga tugas makalah yang diberikan dosen pengampuh ini,
dari berbagai sumber-sumber yang telah ada sebelumnya. Shawalat serta salam
tak lupa kita kirimkan kepada baginda Rasulullah saw. kepada para keluarga,
sahabat dan pengikut-pengikutnya. Makalah ini ditulis dan disusun sebagai syarat
yang harus diselesaikan, guna menyelesaikan tugas mata kuliah “Studi al-Qur’an
dan Hadis”.
saran, dan kritikan yang sifatnya membangun. Sehingga makalah ini dapat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
uswatun hasanah, seorang hamba pilihan yang mesti ditaati. Perkara-perkara yang
bersumber dari beliau hendaklah diterima dengan ketaatan sepenuh hati sebagai
bukti seorang diangap beriman, dan apa yang beliau larang hendaklah dihindari
dan dijauhi. Serta sebagai salah satu bukti nyata kalau seorang betul-betul
menyayangi Allah adalah dengan cara mentaati serta mengikuti Rasulullah saw.
Dalam praktiknya, Nabi saw merupakan penafsir Alquran serta Islam bersumber
pada apa yang dikerjakannya. Rasulullah saw merupakan orang yang menjelaskan
arti Alquran serta memperagakan Islam lewat perkataan serta perbuatannya dan
yang masih global, belum jelas, dan singkat. Al-Sunnah berbeda dengan al-Qur’an
karena al-Qur’an merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi saw
secara redaksi dan substansi dengan jalan qath’iy. Sedangkan al-Sunnah dalam
1
Islamijah, Journal of Islamic Social Sciences, Volume 3, Number 3, September 2022, h.
137.
1
dzanniy.Sedangkan al-Sunnah yang ditransmisikan secara mutawatir, maka
Nabi Muhammad saw. adalah seorang Rasul yang membawa risalah dari
Allah swt. sebagai Nabi dan Rasul beliau merupakan teladan dan sebagai rasul
beliau juga wajib untuk ditaati sehingga apa yang datang dari beliau hendaklah
diterima dengan ketaatan sepenuh hati sebagai bukti seseorang dianggap beriman,
dan apa yang beliau larang haruslah dihindari. Apa yang datang dari Nabi terkait
masalah-masalah agama adalah mutlak dan apa yang bukan dari Nabi terkait
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
Umi Sumbulah, Muhammad Zainuddin, dkk. Sunnah Ghairu Tasyri'iyyah Yusuf Al-
Qardhawi's Perspective, Jurnal Living Hadis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol. VI, Nomor 2(
Desember 2021), h. 198.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata Sunnah secara etimologis berarti metode atau cara. Secara istilah,
kepada disiplin ilmu dan tujuannya. Kata sunnah dalam pandangan ulama ‘ushul
tidaklah sama dengan sunnah dalam pandangan ulama hadis dan ulama fiqh.
Sunnah dalam sebutan ulama hadis adalah semua yang bersumber dari Nabi saw,
baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan atau sifat khalqiah dan khuluqiyah.
Adapun sunnah dalam sebutan ulama ‘ushul adalah semua yang bersumber dari
Nabi saw berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan yang layak dijadikan
Adapun sunnah dalam sebutan ulama fiqh adalah semua yang bersumber
dari Nabi saw namun tidak berstatus fardhu dan juga bukan wajib. Artinya, suatu
ajaran dalam agama yang tidak bersifat fardhu dan wajib. Sementara itu kata
Tasyri’iyah, secara bahasa diambil dari kata syar’u atau syariat yang berarti jalan
menuju sumber mata air. Secara istilah berarti perkara-perkara yang ditetapkan
oleh Allah kepada hamba-Nya berupa akidah, ibadah, akhlak, muamalah, dan
3
tuhannya dan hubungan manusia satu sama lain serta dalam rangka mewujudkan
bahwa Sunnah Tasyri’ iyah ialah sunnah yang berkaitan dengan risalah kenabian
redaksi lain dikatakan kalau Sunnah Tasyri’iyah merupakan sunnah yang muncul
139 dari kapasitas Nabi Muhammad selaku penyampai risalah. Sunnah tasyri’
serta berlaku buat seluruh ruang serta waktu (‘am) dan tidak terpengaruh dengan
pergantian zaman. 4
Dalam pendapat lain dikatakan bahwa sunnah tasyri’iyah adalah sunnah yang
muncul dari kapasitas Nabi Muhammad saw. sebagai penyampai risalah. Secara
umum sunnah ini mengandung beberapa bidang antara lain: akidah, akhlak dan
hukum-hukum amaliyah. 5
Sunnah non-tasyri’iyah adalah sunnah yang tidak wajib atau sunnah untuk
diamalkan dan tidak pula dimubahkan dalam syariat. Apabila dalam perbuatan ia
4
Islamijah, Journal of Islamic Social Sciences, Volume 3, Number 3, September 2022, h.
138-139.
5
H. Ahmad Farhan, Aan Supian. Pemahaman Hadis dan Implikasinya Dalam Praktek
Keagamaan jamaah Tabligh di Kota Bengkulu, (Cet I: Yogayakarta: anggota IKAPI, 2021), h. 67
4
hanya menunjukkan kebolehan rasional bukan kebolehan secara syariat,
sementara apabila dalam bentuk perintah dan larangan, hanya sebatas anjuran.
Semua itu hanya berlaku apabila sunnah tersebut berkaitan dengan urusan dunia.
yang pro dan ada pula yang kontra. Bagi mereka yang setuju dengan adanya
istilah tersebut, mereka berupaya bagi yang tidak setuju dengan adanya istilah
tersebut, mereka berupaya bagi yang tidak setuju, istilah non-tasyri’iyah dianggap
hanyalah istilah rekayasa dari kaum modernis dan rasionalis serta tidak ditemukan
pada masa salafus salih. Padahal setelah dilakukan pengkajian, ada beberapa
sendiri. Sebab, tidak ada kesepakatan bersama dalam memberikan satu definisi
yang jelas. 6
mengandung unsur syariat karena terkait dengan situasi, kondisi dan konteks saat
tidak mesti diikuti dan tidak mengikat. Misalnya ucapan dan perbuatan Nabi
Muhammd saw. yang timbul dari hajat insani dalam kehidupan keseharian beliau
6
Al-Fauzi, Sunnah atau Budaya Studi Pemahaman Hadis Jamaah Tabligh, (Cet I: Bekasi:
Yayasan Pengkajian Hadits el-Bukhori, 2020), h. 46-48.
5
seperti makana, cara berpakaian, urusan pertanian dan lainnya. Maka, menurut
dalamnya, sunnah yang tidak harus diteladani, sunnah yang tidak harus ditiru dan
sunnah yang tidak harus diikuti. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa sunnah non-tasyri’iyah adalah sunnah nabi yang tidak memiliki ketetapan
hukum yang mengikat, berkaitan dengan perintah dan larangan Nabi yang bersifat
anjuran.8
a. Sunnah Tasyri’yah
kriteria, yaitu apa saja yang berasal dari Nabi Muhammad saw. baik berupa
umum dan mesti diikuti oleh umatnya. Hal-hal yang termasuk ke dalam sunnah
7
H. Ahmad Farhan, Aan Supian. Pemahaman Hadis dan Implikasinya Dalam Praktek
Keagamaan jamaah Tabligh di Kota Bengkulu, (Cet I: Yogayakarta: anggota IKAPI, 2021), h. 70.
8
Al-Fauzi, Sunnah atau Budaya Studi Pemahaman Hadis Jamaah Tabligh, (Cet I: Bekasi:
Yayasan Pengkajian Hadits el-Bukhori, 2020), h. 46-48.
6
1) Perkara-perkara gaib, seperti ilmu tentang hari berbangkit, keajainban
makhluk, hukum-hukum dan hal-hal yang tidak bisa dipahami oleh akal
semata.
4) Hak-hak orang lain yang mesti ditunaikan seperti warisan, nafkah dan
b. Sunnah Non-Tasyri’iyah
tidak dimaksudkan untuk tujuan penyampaian risalah maka merupakan hadis non-
9
Islamijah, Journal of Islamic Social Sciences, Volume 3, Number 3, September 2022, h.
139-140
10
H. Ahmad Farhan, Aan Supian. Pemahaman Hadis dan Implikasinya Dalam Praktek
Keagamaan jamaah Tabligh di Kota Bengkulu, (Cet I: Yogayakarta: anggota IKAPI, 2021), h. 70.
7
tasyri’iyah yang tidak bersifat meningkat. Menurut Hasbi hadis bisa digolongkan
Allah yaitu ilmu-ilmu yang diperoleh Nabi saat membahasa persoalanp ini
batasanya.
beramal. Penjelasan nabi mengenai hal ini sebagian berdasarkan wahyu dan
sebagai berikut:
1. Segala sesuatu yang datang dari nabi berdasarkan tabiat kemanusiaan atau
kesenangan Nabi seperti kebiasaan nabi yang suka mengenakan pakaian dari
Yaman.
11
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Al Islam (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001), h. 33
12
Iman al-Tirmizi, Sunan al-Tirmidzi (Beirut: Dar al-Gharb al-islami, 1998). h 753
8
3. Segala sesuatu yang datang dari Nabi untuk suatu kemaslahatan yang
kumis. 13
4. Hukum keputusan khusus yang biasanya Nabi meminta bukti dan sumpah.
6. Segala sesuatu yang dinyatakan khusus untuk Nabi. Termasuk dalam ini
adalah termasuk kebolehan Nabi beristri lebih dari empat. Hal ini berlaku
khusus bagi Nabi, karena ada dalil syariat yang menyatakan bahwa beristri
13
T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-hadis Hukum, (Bandung: Alma’arif, 1977).
h. 240. Redaksi Hadis
9
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1. Sunnah Tasyri’ iyah ialah sunnah yang berkaitan dengan risalah kenabian
non-tasyri’iyah adalah sunnah nabi yang tidak memiliki ketetapan hukum yang
mengikat, berkaitan dengan perintah dan larangan Nabi yang bersifat anjuran
makhluk, hukum-hukum dan hal-hal yang tidak bisa dipahami oleh akal
semata.
d. Hak-hak orang lain yang mesti ditunaikan seperti warisan, nafkah dan
Konsep Non-tasyri’yah
14
Islamijah, Journal of Islamic Social Sciences, Volume 3, Number 3, September 2022, h.
139-140
10
3. Klasifikasi hadis Tasyri’iyah dan Non-tasyri’iyah , dapat dikatakan bahwa Nabi
11
DAFTAR PUSTKA
Al-Fauzi, Sunnah atau Budaya Studi Pemahaman Hadis Jamaah Tabligh, (Cet I:
Bekasi: Yayasan Pengkajian Hadits el-Bukhori, 2020).
Farhan, Ahmad, Aan Supian. Pemahaman Hadis dan Implikasinya Dalam Praktek
Keagamaan jamaah Tabligh di Kota Bengkulu, (Cet I: Yogayakarta:
anggota IKAPI, 2021).
12