MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Studi Kritis Analisis
Hadits dan Ilmu Hadits
Anis Amanulloh
NIM: 234120600019
1 MPAI-B
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
muslim sendiri juga masih terjadi hal tersebut. Dapat kita lihat sebagai contoh
dengan perbedaan pendapat yang terjadi di antara ulama hadis dan ulama ushul
hukum.1 Hal seperti itu tidak harus menyebabkan setiap orang muslim selalu
sebagai sumber istimbat dalam pengambilan hukum Islam kedua setelah al-
yang pokok dan satu yakni Nash, keduanya saling menopang secara sempurna
1
Lihat Thalib Muhamad, Cara menyelesaikan Pertenlangan Hadis dan Al Duran, Cet. I Bandung :
PT Al Maarif : 1979, h.7.
1
mengembalikan persoalan pada a!-Qur'an dan menyelesaikan suatu persoalan
"Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dun taatilah Rasul dan Ulil
Amri diantara kamu, kemudian jika kamit herlainan pendapat tentang sesuatu,
Keberadaan sunnah yang didapati oleh umat Islam sekarang ini sudah
berbentuk sebuah produk yang dihasilkan oleh perjalanan ijtihad ilmiah para
pendapat contoh dua kitab sunnah yang termahsyur saat sekarang ini yang kita
mengamalkan hadis-hadis palsu yang banyak beredar atau mungkin kita jadi
pesimis dan menghindari kehujjaan assunnah sebagai salah satu sumber hukum
dalam agam Islam. Golongan yang seperti ini memang tidak ditemukan pada
zaman Rasul dan Khulafa Urasyidin serta pada zaman Bani Ummayah, tetapi
nanti pada masa Abbasiyah barn muncul secara jelas sekelompok kecil umat
Islam yang menolak as-Sunah sebagai salah satu sumber ajaran Islam tetap
2
masalahnya yang ditempuh para Ulama tentang cara yang berbedabeda,
tetapi bukan berarti hasilnya berbeda pula. Salah satu contoh tentang hal ini
saling bertentang satu dengan yang lain. Hal ini umumnya ulama menggunakan
kelalaian siperawi dan kealpaannya sekalipun mereka dan kita tidak pernah
menemukan hal serupa dengan itu. Hal ini ditemukan ketika para Ulama
sangat banyak didapati dalam berbagai kajian bidang hadis lainnya dan hal ini
muslim untuk mengetahui seluk beluk ijtihad para Ulama dan aspek
permasalahannya dal am kai tan nya dengan kedudukan sunnah sebagai sumber
hukum kedua setelah al-Quran. Hal inilah yang mendorong penyusun untuk
Hukum Islam.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dalil Kehujjahan Sunnah
1. Pengertian Hujjah
”Hujjah yaitu gelar keahlian bagi para imam yang sanggup menghapal
300.000 hadists baik matan, sanad maupun perihal perawi, seperti, keadilan,
gelar ini antara lain Hisyam ibn Urwah (meninggal 146 H), Abu Hudzail
argumentasi yang valid dari Muhaditsin yang adil dan tidak memiliki cacat,
َ قُ ْل َفلِلّ ِه ْالحُجَّ ُة ْال َبالِ َغ ُة َفلَ ْو َشاء لَ َهدَا ُك ْم َأجْ َمع
ِين
“Katakanlah: “Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat, maka jika Dia
Sunah pada lughah artinya jalan yang dijlani, terpuji atau tidak. Suatu
muhaditsin adalah segala yang dinukilkan dari Nabi SAW. Baik berupa
hidup. Yang demikian itu terjadi baik sebelum Nabi SAW diangkat menjadi
5
Jadi, dalil kehujjahan hadits atau sunnah adalah keberadaan hadist
sebagai ajaran atau dasar hukum dalam islam. Seperti dalam Al-Qur’an
ajaran dalam islam, antara satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan
hukum pertama dan utama. Oleh karena itu kehadiran hadits sebagai
penjelas (bayan) isi Al-Qur’an tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah
umat manusia apa yang diturunkan merekan dan supaya mereka berpikir”.
hadist-hadistnya. Oleh karena itu fungsi hadits Rasul SAW sebagai penjelas
6
Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan
sumber hukum pertama dan merupakan pedoman hidup bagi umat Islam di
dalam bentuk akidah maupun ibadah dan sunnah Rasul sebagai penjelas
a. Bayan At-Taqrir
Jadi fungsi hadis ini untuk memperkuat suatu isi kandungan Al-
sebelum shalat.
2
Hasbi Ash-Shiddieqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Jakarta : Bulan Bintang, 1980), h. 178
7
يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ
ين آ َمنُوا ِإ َذا قُ ْمتُ ْم ِإلَى الصَّال ِة فَا ْغ ِسلُوا
وسُ wwwك ْم َوَأرْ ُجلَ ُك ْم ِإلَى ْال َك ْعبَي ِْن َوِإ ْن ُك ْنتُ ْم ُجنُبًwwwا
بِ ُر ُء ِ
َولَ ِك ْن ي ُِريُ wwwwد لِيُطَهِّ َر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمتَهُ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم
تَ ْش ُكر َ
ُون
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah
3
QS. Al-Maaidah /5 : 6
8
Bayan at-taqyid adalah penjelasan hadis dengan cara membatasi
ayat- ayat bersifat multak dengan sifat, keadaan atau syarat tertentu. Kata
mutlak artinya kata yang merujuk pada hakikat kata itu sendiri apa
yang membatasi ayat Al-Qur’an yaitu pada surah Al-Maidah ayat 38.
ِ َّارقَةُ فَا ْقطَعُوا َأ ْي ِديَهُ َما َجزَ ا ًء بِ َما َك َسبَا نَ َكااًل ِمنَ هَّللا ِ ۗ َوهَّللا ُ ع
َزي ٌز َح ِكي ٌم ُ َّار
ِ ق َوالس ِ َوالس
mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha
Kata tangan pada ayat di atas belum jelas makna atau batasan
tangan pada ayat itu adalah tangan kanan dan batasan tangan yang di
potong hanya sampai pergelangan tangan, tidak sampai siku atau bahkan
bahu6.
4
Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadits ( Jakarta : Gaya Media Pratama, 1996), h. 22.
5
QS. Al-Maidah/5 : 38
6
Ranuwijaya, Ilmu Hadits, h. 23-24.
9
Dalam riwayat lain juga dijelaskan tentang ukuran barang atau
اعدًا
ِ ص ٍ ق ِإاَّل فِي ُرب ِْع ِد ْين
َ ََار ف ِ اَل تُ ْقطَ ُع يَ ُد الس
ِ َّار
c. Bayan At-Tafshil
10
masalah-masalah tersebut.7 Berikut adalah contoh dari hadis yang
ِ َّارقَةُ فَا ْقطَعُوا َأ ْي ِديَهُ َما َجزَ ا ًء ِب َما َك َسبَا نَ َكااًل ِمنَ هَّللا ِ ۗ َوهَّللا ُ ع
َزي ٌز َح ِكي ٌم ُ َّار
ِ ق َوالس ِ َوالس
d. Bayan At-Takhsis
bagian-bagian tertentu.10
7
Munzier Suparta, Ilmu Hadis ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2014), cet 9, h. 61.
8
QS. Al-Baqarah/2 : 43
9
Suparta, Ilmu Hadis, cet 9, h. 62.
10
Asjmuni Abdur Rahman, Pengembangan Pemikiran Terhadap Hadis (Yogyakarta : LPPI, 1996), h.
55.
11
Hadis yang berfungsi untuk mentakhsiskan keumuman ayat-ayat
Al-Qur’an ialah sabda Nabi SAW tentang masalah waris dikalangan para
Nabi.
(HR. Muslim).
kepada ahli waris, di mana anak laki-laki mendapatkan satu bagian dan
khusus bagi para nabi sehingga keumuman ayat di atas dikhususkan oleh
11
QS. An-Nisa/4 : 11
12
hadis tersebut. Jadi, mewariskan harta tidak wajib dilakukan oleh para
nabi namun wajib bagi setiap umat Islam untuk mewariskan harta.
e. Bayan At-Tasyri’
َصاعًا ِم ْن َش ِعي ٍْر َعلَى ُك ِّل ُح ٍّر َأوْ َع ْب ٍد َذ َك ٍر َأوْ ُأ ْن َشى ِمن
َ ْصاعًا ِم ْن تَ َم ٍر َأو
َ
kepada umat Islam pada bulan Ramadhan satu suka (sha’) kurma
atau gandum untuk setiap orang, baik merdeka atau hamba, laki-
12
Munzier Suparta, Ilmu Hadis ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), cet 9, h. 63-64.
13
Ibnu al-Qayyim berkata, bahwa hadis-hadis Rasul SAW yang berupa
fungsi hadis at-tasyri’ ini, yaitu fungsi untuk memperjelas megenai suatu
kandungan Al-Qur’an.
a. Secara etimologi
Kata “Inkar Sunnah” terdiri dari dua kata, yaitu “Inkar” dan
“Sunnah”. Kata Inkar berasal dari akar kata baha Arab: انكارا- ينكر-انكر
tidak menerima baik di lisan dan di hati, bodoh atau tidak mengetahui
tergambarkan dalam hati, misalnya dalam firman Allah dalam Q.S Yusuf
َ َعلَ ْي ِه فَ َع َرفَهُ ْم َوهُ ْم لَهٗ ُم ْن ِكرُوْ نwَو َج ۤا َء اِ ْخ َوةُ يُوْ سُفَ فَ َدخَ لُوْ ا
Artinya: “Dan sudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir) lalu mereka
13
Ibid. h. 64-65
14
ࣖ َم ْال ٰكفِرُوْ نwُ ُْرفُوْ نَ نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ ثُ َّم يُ ْن ِكرُوْ نَهَا َواَ ْكثَ ُره
ِ يَع
Artinya: “Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudia mereka
yang kafir”
tidak menerima sesuatu, baik lahir dan batin atau lisan dan hati yang
berkelanjutan).
oleh umumnya ahli hadist disebut ahlul bid’ah dan menuruti hawa
b. Secara terminologi
15
Berikut ini akan dikemukakan pengertian Inkar Sunnah menurut
yang menolak dasar hukum Islam dari sunnah shahih, baik sunnah
totalitas mutawati maupun ahad atau sebagian saja, tanpa ada alsan
(taqriran).
dalam ilmu Ushul adalah kafir, keluar dari Islam dan digiring
16
secara mandiri sebagai sumber hukum Islam seperti Al-Qur’an dalam
penghujung abad ke-2 Hijriyah pada awal masa Abbasiyah. Pada masa
17
a. Khawarij. Dari sudut kebahasaan, kata khawarij merupakan bentuk
jamak dari kata kharij yang berarti sesuatu yang keluar. Sementara
sahabat Ali r.a dengan Aisyah) dan perang Siffin ( antara sahabat Ali
oleh atau berasal dari Ali, Usman, Aisyah, Abu Hurairah, Anas bin
18
oleh Shahabat Nabi saw, baik sebelum maupun sesudah peristiwa
Ali bin Abi Thalib lebih utama dari pada khalifah yang sebelumnya,
dari pada yang lain. Golongan syiah terdiri dari berbagai kelompok
dan tiap kelompok menilai kelompok yang lain sudah keluar dari
sebagai salah satu syari’at Islam. Hanya saja ada perbedaan mendasar
baiat saja.
19
orang yang menolak sunnah, namun beliau tidak menelaskan siapa
tetapi mungkin ada beberapa hadits yang mereka kritik apabila hal
di Irak, Basrah. 10
Asy-Syafi’i, yaitu :
20
c. Mereka yang menolak Sunnah yang berstatus Ahad dan hanya
alasan menolak sunnah secara total adalah Qur’an surat an- Nahl ayat
ك َش ِه ْيدًا ع َٰلى ٰهُٓؤاَل ۤ ۗ ِء َونَ َّز ْلنَاَ ِش ِه ْيدًا َعلَ ْي ِه ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ِه ْم َو ِجْئنَا بَ ث فِ ْي ُكلِّ اُ َّم ٍةُ َويَوْ َم نَ ْب َع
ࣖ َش ْي ٍء َّوهُدًى َّو َرحْ َمةً َّوبُ ْش ٰرى لِ ْل ُم ْسلِ ِميْن َ َعلَ ْيكَ ْال ِك ٰت
َ ِّب تِ ْبيَانًا لِّ ُكل
Artinya: “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-
tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan
Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas
seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab
(Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk
serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri.”
21
Menurut mereka kepada ayat tersebut menunjukkan bahwa al-
shalat lima waktu telah tertera dalam al-Qur’an, misalnya surat al-
Baqarah ayat 238, surat Hud ayat 114, al-Isyra’ ayat 78 dan lain-lain.
Adapun alasan lain baik dan adalah bahwa al-Qur’an diturunkan dengan
dengan baik pula. Argumen kelompok yang menolak hadits Ahad dan
َوْ نwwُشئًْـ ۗا اِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم ۢبِمَا يَ ْف َعل ِّ َا اِ َّن الظَّ َّن اَل يُ ْغنِ ْي ِمنَ ْالحwۗ wًَّو َما يَتَّبِ ُع اَ ْكثَ ُرهُ ْم اِاَّل ظَن
َ ق
٣٦
Artinya: “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan
saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna
untuk mencapai kebenaran[690]. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
Menurut kelompok ini, urusan agama harus didasarkan pada dalil yang
itu hanya al- Qur’an dan hadits mutawatir saja yang dapat dijadikan
dan ke-20) yang terkenal adalah Ghulam Ahmad Parvez dari India dan
Taufik Sidqi (w. 1920) dari Mesir, Rasyad Khalifah kelahiran Mesir
22
yang menetap di Amerika Serikat, dan Kasasim Ahmad mantan ketua
(guru SMP Yayasan Wakaf Muslim Tanah Tinggi) dan Dalimi Lubis
٨٧ ࣖ ق ِمنَ هّٰللا ِ َح ِد ْيثًا َ ُ ٓاَل اِ ٰلهَ اِاَّل هُ ۗ َو لَيَجْ َم َعنَّ ُك ْم اِ ٰلى يَوْ ِم ْالقِ ٰي َم ِة اَل َري
ُ ْب فِ ْي ِه ۗ َو َم ْن اَصْ َد هّٰللَا
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat,
yang tidak ada keraguan terjadinya. dan siapakah orang yang
lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah ?”
23
ث بَ ْع َد هّٰللا ِ َو ٰا ٰيتِ ٖه
ٍ ۢ ق فَبِاَيِّ َح ِد ْي َ ت هّٰللا ِ نَ ْتلُوْ هَا َعلَ ْي
ِّ ۚ ك بِ ْال َح ُ ك ٰا ٰي
َ تِ ْل
٦ َيُْؤ ِمنُوْ ن
Artinya: “Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu
dengan sebenarnya; Maka dengan Perkataan manakah lagi
mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-
keterangan-Nya.”
disampaikan Rasul kepada umat manusia hanyalah al- Qur’an dan jika
Rasul berani membuat hadits selain dari ayat- ayat al-Qur’an akan
dicabut oleh Allah urat lehernya sampai putus dan ditarik jamulnya,
jamul pendusta dan yang durhaka. Bagi mereka Nabi Muhammad tidak
menyampaikan.
dasar agama Islam. Pada akhir tujuh puluhan, muncul nama-nama Abdul
24
Tokoh ini berasal dari Mesir, dia menolak hadits Nabi SAW, dan
Qur'an itu sendiri). Dia juga menyatakan bahwa tidak ada satu pun
Hadits Nabi saw yang dicatat pada masa beliau masih hidup, dan baru
b. Rasyid Khalifa
Dia adalah seorang tokoh Inkar Sunnah yang berasal dari Mesir
Tokoh ini berasal dari India, dan juga pengikut setia Taupiq Shidqi.
Jadi menurut kelompok ini tidak perlu ada hadits Nabi saw. Anjuran
taat kepada Rasul mereka pahami sebagai taat kepada sistem/ide yang
25
harfiah. Sebab kata mereka, Sunnah itu tidak kekal, yang kekal itu
d. Kasim Ahmad
SAW sejalan dengan tokoh yang dia kagumi. Lewat bukunya, "Hadits
dengan Hadits Nabi saw. Lebih lanjut dia mengatakan "bahwa hadits
26
Jaksa Agung No. kep. 169/J. A/1983 tertanggal 30 September 1983"
Republik Indonesia.
1. Argumentasi Naqli
ayat Al-Qur’an saja, tetapi juga berupa sunnah atau hadits Nabi.
Memang agak ironis juga bahwa mereka yang berfaham ingkar sunnah
mereka.
ُؤاَل ۤ ۗ ِء َونَ َّز ْلنَاwٓ ِه ْيدًا ع َٰلى ٰهwكَ َشwwِ ِه ْم َو ِجْئنَا بw ِه ْيدًا َعلَ ْي ِه ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِسwث فِ ْي ُك ِّل اُ َّم ٍة َشُ َويَوْ َم نَ ْب َع
٨٩ ࣖ َب تِ ْبيَانًا لِّ ُك ِّل َش ْي ٍء َّوهُدًى َّو َرحْ َمةً َّوبُ ْش ٰرى لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْين َ ك ْال ِك ٰتَ َعلَ ْي
Artinya: “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-
tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan
Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh
umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
b. Q.S Al An’am ayat 38
ْ ِه آِاَّل اُ َم ٌم اَ ْمثَالُ ُك ْم ۗمَا فَرwض َواَل ٰۤط ِٕى ٍر ي َِّط ْي ُر بِ َجنَا َح ْي
ِ فِى ْال ِك ٰتwَّطنَا ۤ
ب ِ َْو َما ِم ْن دَابَّ ٍة فِى ااْل َر
٣٨ َِم ْن َش ْي ٍء ثُ َّم اِ ٰلى َربِّ ِه ْم يُحْ َشرُوْ ن
Artinya: “Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-
burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat
27
(juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam
Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”
Menurut para pengingkar sunnah, kedua ayat tersebut
2. Argumentasi Aqli
28
a. Alqur’an diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
karena umat Islam berpegang kepada hadits Nabi. Jadi menurut para
e. Asal mula hadits Nabi yang dihimpun dalam kitab-kitab hadits adalah
f. Menurut Taufiq Siddiq, tiada satupun hadits Nabi yang dicatat pada
zaman Nabi. Pencatat hadits terjadi setelah Nabi wafat, dalam masa
29
BAB III
PENUTUP
A. Ingkar sunnah adalah paham atau pendapat perorangan atau kelompok yang
menolak sunnah nabi saw sebagai landasan hukum Islam. Sunnah yang
dimaksud mulai dari sunnah yang sahih, baik secar substansial; yakni
B. Faham ini muncul sebagai kelompok kecil (sempalan saja) dalam sejarah
30
DAFTAR PUSTAKA
Jumatoro, Totok. 2002. Kamus Ilmu Hadits. Jakarta: PT Bumi Aksara
Suparta, Munzier. 2014. Ilmu Hadis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
As-Shiddieqi, Hasbi. 1980. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis. Jakarta:
Bulan Bintang
Ranuwijaya, Utang. 1996. Ilmu Hadits. Jakarta: Gaya Media Pratama
Rahman, Asjmuni Abdur. 1996. Pengembangan Pemikiran Terhadap
Hadis. Yogyakarta: LPPI
Abdul Ghani Abdul Khaliq, Hujjiyyah as-Sunnah, Daar al- Qur’an,
Beirut.
Abdul Majid Khon, Sunnah dan Pengingkarannya di Mesir Modern,
Disertasi, 2004.
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Amzah, Jakarta, 2013.
Abi Hilal al-Askari, Al-Lum’ah Min Al-Furiq, As-Safaqiyah,
Surabaya, t.t. hlm. 2.
Ali Mustofa Ya’qub, Kritik Hadis, Cet. I.,Pustaka Firdaus,
Jakarta, 1995.
As-Syaukani, Irsyad al-Fuhul ila tahaqiq al-Haq min ‘Ilmi al- Ushul,
Daar Asy-Sya’ab al-Ilmiyyah, Beirut, 1999.
Ibrahim Anis, Almu’jam al-Washith, juz 3, Daar al-Ma’arif,
Mesir, tahun 1972.
Jalaluddin As-Suyuthi, Miftah al-Jannah fi al-Ihtijaj bi as-Sunnah,
Daar as-Salam, Cairo, 1999.
Mahmd Abu Rayyah, Adwa’ ‘ala as-Sunnah al-Muhammadiyah,
Daar al-Ma’arif, Cairo, t.t. 250.
Muhammad Abu Zahrah, Asy-Syafi’i Hayatuhu wa ‘Ashruh: Ara’uh
wa Fiqhuh, Mathba’ah Al-Mahadi, Cairo, 1996.
Muhammad Ajaj al- Khatib, Ushul al-Hadits Ulumuhu wa
Musthalahuhu, Daar al-Fikr, Bairut, Libanon, 1992.
Quraish Shihab, Membumuikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu
dalam Kehidupan Masyarakat, Mizan, Bandung.
Tim IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia,
Djambatan, Jakarta. 1992.
31