Dosen Pengampu:
Meki Johendra
Disusun Oleh
Sugiarti 23233300012
2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Terlebih dahulu kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt..
Yang atas limpahan nikmatnya kami dapat membuat makalah ini dengan judul
hadis sebagai sumber ajaran agama islam sebagai syarat dan tugas dalam
memenuhi mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Sholawat serta salam semoga
tetap dicurahkan kepada Nabi Muhammad saw. Kepada keluarga, sahabat, juga
pengikutnya hingga hari akhir.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam membuat makalah ini. Namun demikian kami
menyadari masih banyaknya kekurangan dan kesalahan dalam penyususunan
makalah ini, baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Besar
harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Bengkulu , 13 Maret
2024
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang ......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Otoritas kedudukan hadis sebagai sumber ajaran islam ...................................
B. Dalil kehujjahan hadis sebagai sumber ajaran islam ........................................
C. Fungsi hadis terhadap al-Qu’an ...........................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebahagian dari umat Islam telah sepakat memutuskan sumber
ajaran Islam itu dari Al- Qur’an, Sunnah (Hadits) dan Ijtihad. Sunnah
(Hadits) menurut para ulama Hadits ialah sesuatu yang berasal dari Nabi
Muhammad Saw baik dari perkataan, perbuatan, taqrir, serta budi pekerti,
sepanjang perjalanan hidupnya, sebelum beliau menjadi Rasul ataupun
setelahnya. Hal itu lah yang menjadi alasan menjadikan kedudukan
Sunnah (Hadits) ini sebagai dasar dalam ajaran Islam yang kedua setelah
AlQur’an.
Hadis Nabi Muhammad SAW ialah pedoman atau petunjuk dalam
beribadah bagi kita yang muslim, perbuatan Nabi Muhammad semasa
hidupnya ia telah memberiakan contoh dalam melaksanakan ibadah sehari-
hari. Ketika ada umat bertanya dalam berbeda pendapat, Rasullullah telah
meninggalkan dua wasiat, kedua wasiat itu adalah Al-qur’an dan
hadis,untuk itu sebagai umat muslim wajib meyakini Al-qur’an
dan hadis sebaga pedoman atau petunjuk hidup umat islam. Sebagai
pedoman atau petunjuk dalam hidup umat islam kita meyakini bahwa al-
qur’an ialah sebagai sumber hukum ajaran Islam pertama yang sudah tidak
diragukan lagi kebenaran. Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw masihlah dalam sifat global, belum terperinci, serta
belum diberi batasan. Artinya bahwa dalam hal tersebut belum ada jalan
yang lain melainkan haruslah kembali pada Rasulullah Saw agar bisa
mengetahui terkait dengan hukum-hukum itu secara rinci dan juga lebih
jelas. Hadits adalah sebagai salah satu dari sumber hukum Islam yang
kedua berperan penting dalam menjelaskan dan menjabarkan hal-hal selain
dijelaskan didalam ayat Alqur’an juga dapat menjadi hujjah dalam
menentukan serta menetapkan Hukum Islam.
Adapun fungsi dari Hadis ialah sebagai bayan taqrir yaitu dalam
menetapkan, memantapkan, serta mengokohkan apa yang ditetapkan Al-
Quran hingga maknanya tidaklah perlu dipertanyakan lagi sebab sudah
jelas, selanjutnya hadis berfungsi juga sebagai bayan tafsir yaitu yang
menjelaskan makna samar-samar serta merinci maknadari Al-Quran yang
begitu luas. Untuk itu maka dari kalangan peneliti dalam bidang hadits
sudah sepakat bahwa hadits bisa dijadikan sebagai bukti dari kehujjahan
ataupun landasan bagi umat Islam dalam menetapkan hukum-hukum
agama.
B. Rumusan Masalah
1. Otoritas kedudukan hadis sebagai sumber ajaran islam
2. Dalil kehujjahan hadis sebagai sumber ajaran islam
3. Fungsi hadis terhadap al-Qu’an
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahuai otoritas
2. Untuk mengetahui dalil kehujjahan
3. Untuk mengetahui fungsi hadis terhadap al-Qu’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Hadis Sebagai Sumber Ajaran Islam
Nabi Muhammad SAW merupakan seorang yang senantiasa yang
mana dari perkataan serta juga dari perbuatannya dapat menjadi sebuah
pedoman bagi umat Islam. Sebab maka beliau dikata kan sebagai ma’shum
artinya ialah Nabi Saw yang senantiasa mendapat petunjuk dari Allah Swt.
Untuk itu pada hakikatnya hadis Rasul merupakan petunjuk yang berasal
dari Allah.
Al- Quran ialah petunjuk yang berupa kalimat-kalimat yang mana
isi ataupun redaksinya itu langsung diwahyukan Allah, Sedangkan hadis
Rasul ialah petunjuk dari Allah yang sudah di ilhamkan kepada
Rasullullah SAW, dan kemudian tugas beliaulah yang menyampaikannya
kepada ummat dengan cara beliau sendiri.(Makhfud 2017, 49) Al-Qur’an
hanyalah memuat dalam prinsip-prinsip mengenai ajaran agama, namun
tidak menjelas kan hingga pada level detailnya ajaran agama, contohnya di
dalam Al-Qur’an adanya perintah untuk melaksanakan sholat
“Aqimussolah wa atuzzakah” dirikanlah sholat dan tunaikan zakat,
didalam Qs. Al-Baqarah tetapi ayat tersebut tidak menjelaskan secara detil
bagaimana tata cara sholat.
Didalam pandangan orang arab sholat adalah berdoa, namun jika
tidak ada penjelasan secara detil tentang tata cara sholat maka orang-orang
arab yang awam akan beranggapan bahwa melaksanakan sholat itu hanya
cukup degan berdoa pada Allah Swt. Lalu nabi Muhammad Saw
memberikan penjelasan bagaimana tatacara sholat. Didalam surah Al-Isra’
ayat 78 di jumpai waktu pelaksanaan sholat, dalam ayat tersebut dikatakan
“ Dirikanlah sholat dari tergelincirnya matahari sampai datang gelapnya
malam”. Akan tetapi meskipun disebutkan waktu sholat didalam Al-
Qur’an namun tidak ada penjelasan yang sifatnya detil, kapan dimulinya
dan kapan kita melaksanakannya, apakah shalat itu dilakukan mulai
tergelincirnya matahari sampai datangnya gelap malam, apakah selama itu
sholat dilakukan secara terus menerus?.Jadi Hadits ialah sumber ajaaran
Islam yang kedua setelah al- Qur’an.
Pedoman hidup bagi kita sebagai kaum muslim, jadi ketika kita
sudah mempercayai al-qur’an maka keharusan juga bagi kita mempercayai
hadis sebagai sumber ajaran islam, baik itu berupa perintah ataupun
larangannya sama halnya dengan kewajiban mengikuti alQur’an. Hadis
juga sebagai mubayyin bagi al-qur’an yang menjadi hubungan timbal balik
antara keduanya. Kedudukan hadis sebagai sumber ajaran Islam begitu
amat penting dalam menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an yang sifatmya masih
umum, dari ayat-ayat yang masihlah memerlukan berbagai penjelasan
yang terperinci dari Hadis.
Sebab itu dalam mengenai hadis yang berfungsi sebagai bayan
taqrir yaitu hadis ini befungi sebagai menetapkan serta meperkuat yang
telah dijelaskan oleh Al-qur’an, dan bayan tafsir yang mana berfungsi
untuk menjelaskan ayat-ayat Al-Quran yang agak sulit diketahui
maknanya seperti ayat-ayat yang mujmal, bayan taqyid, bayan nasakh dan
bayan tasri. Dalam al-Quran, juga terdapat beberapa kandungannya yang
masih bersifat ijmaly (global) serta umum, namun ada juga kandungan al-
Quran ini yang memang sudah bersifat tafshily (terperinci). Artinya
bahwa, dalam hal yang masih bersifat global atau umum tentulah akan
memerlukan penjelasan-penjelasan yang lebih luas lagi terhadap
penerapannya sebagai pedoman hidup manusia. Nabi Muhammad SAW
sebagai Rasulullah sudah diberikan tugas dan otoritas untuk menjelaskan
isi kandungan dari alQuran tersebut(Umar 2023, 34). Jadi dalam
membuktikan kebenaran hadis sebagai salah satu sumber ajaran islam,
para ulama hadis mengemukakan beberapa argumentasi baik dilihat dari
segi rasional/teologis, Al-qur’an.
a. Argumentasi Rasional/Teologis
Beriman kepada Rasulullah merupakan dari rukun iman yang harus
diyakini oleh seluruh umat muslim. Ketika seseorang mengaku beriman
kepada Rasulullah maka logisnya ia juga menerima segala sesuatu yang
datang darinya yang berkaitan dengan urusan agama, dengan demikian
menerima hadis sebagai hujjah sama halnya dengan beriman kepada
Rasulullah, namun apabila tidak beriman kepada Rasulullah maka dia
tergolong orang kafir karna tidak mengimani salah satu dari rukun iman.
b. Argumentasi Al-qur’an
Umat Islam telah sepakat menjadikan hadits menjadi sumber hukum kedua
setelah Al-Qur’an. Kesepakatan umat muslimin dalam mempercayai, menerima,
dan mengamalkan segala ketentuan yang terkandung di dalam hadits telah
dilakukan sejak jaman Rasulullah, sepeninggal beliau, masa khulafaurrosyidin
hingga masa-masa selanjutnya dan tidak ada yang mengingkarinya.
Kerasulan Muhammad SAW, telah diakui dan dibenarkan oleh umat Islam.
Di dalam mengemban misinya itu kadangkala beliau menyampaikan apa yang
datang dari Allah SWT, baik isi maupun formulasinya dan kadangkala atas
inisiatif sendiri dengan bimbingan wahyu dari Tuhan. Namun juga tidak jarang
beliau menawarkan hasil ijtihad semata-mata mengenai suatu masalah yang tidak
dibimbing oleh wahyu.
Oleh karena itu diperlukan ketetapan dan penjelasan Nabi yang telah
diakui utusan Allah untuk menyampaikan syariat dan undang undang kepada
umat.Jumhur ulama berpendapat bahwa kata Hikmah diatas berarti keterangan
keterangan agama yang diberikan Allah kepada Nabi mengenai hikmat dan hukum
yang disebut sunnah atau hadits. Hadis adalah sumber kedua bagi hukum-hukum
Islam, menerangkan segala yang dikehendaki Al-Quran, sebagai penjelas,
pensyarah, penafsir, pentahsis, pentaqyid dan yang mempertanggungkan kepada
yang bukan zahirnya.Para ulama sepakat menetapkan bahwa Hadis berkedudukan
dan berfungsi untuk menjelaskan Al-Quran. Banyak ayat Al-Quran dan Hadis
Rasulullah saw yang memberikan penegasan bahwa Hadist merupakan sumber
hukum Islam selain Al-Quran yang wajib diikuti.
a. Dalil Al-Quran
Artinya: “Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian yang kalian tidak
akan tersesat selagi kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu berupa
kitabAllah dan sunnah Rasul-Nya”.
Berdasarkan ayat diatas, hadis merupakan salah satu sumber pegangan kita
dalam menjalani kehidupan ini yang harus kita ikuti agar kita bahagia hidup di
dunia dan di akhirat. Hal ini juga ditunjukkan oleh hadis Muadz, juga sikap
khulafaur rasyidin, bahwa hukum syara’ pertama-tama di dapat dari Al-Quran,
kalau tidak ditemukan di dalamnya, dicari dari sunnah atau hadits. Sehubungan
dengan hadits sebagai bayan Al-Quran, maka hadis memiliki 4 macam fungsi
terhadap Al-Quran yaitu:
1. Bayanul Taqrir
Dalam hal ini posisi hadis sebagai taqrir (penguat) yaitu menetapkan dan
memperkuat apa yang telah diterangkan dalam Al-Quran. Fungsi hadis disini
hanya memperkokoh isi kandungan Al-Quran. Seperti hadis tentang shalat, zakat,
puasa dan haji, merupakan penjelasan dari ayat shalat, ayat zakat, ayat puasa dan
ayat haji yang tertulis dalam Al-Quran.
Artinya: “Berpuasalah kamu sesudah melihat bulan dan berbukalah kamu sesudah
melihatnya”. (HR. Muttafaq alaih).
Artinya: “Barangsiapa diantara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah” (Q.S.
Al-Imran 185)
2. Bayanul Tafsir
Dalam hal ini hadis berfungsi memberikan perincian dan penafsiran terhadap
ayat ayat Al- Quran. Hadis sebagai tafsir terhadap Al-Quran terbagi setidaknya
menjadi 3 macam fungsi, yaitu:
Artinya: “Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”. (HR Ahmad
dan Bukhari dari Malik bin Al-Huwairits).
3. Bayanul Naskhi
Dalam hal ini hadis berfungsi sebagai penghapus hukum yang diterangkan
dalam Al-Quran. Contoh hadis yang berfungsi sebagai bayan al-nasakh:
Artinya: “Tidak ada wasiat bagi ahli waris”. Hadis ini menghapus ketentuan
hukum dalam Al-Quran tentang diperbolehkannya wasiat kepada ahli waris,
sebagaimana firman Allah:
Kata an-nasakh dari segi bahasa memiliki bermacam-macam arti, yaitu al-
itbat(membatalkan) atau al-ijalah (menghilangkan), atau taqyir (mengubah). Para
ulama mengartikan bayan an-nasakh ini melalui pendekatan bahasa, sehingga di
antara mereka terjadi perbedaan pendapat dalam mentaqrifkannya. Hal ini pun
terjadi pada kalangan ulama muta’akhirin dengan ulama mutaqaddimin. Menurut
ulama mutaqqaddimin, yang disebut bayan an-nasakh ialah adanya dalil syara’
(yang dapat menghapus ketentuan yang telah ada), karena datangnya kemudian.
4. Bayanul Tasyri'
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa adapun Problem dari hadis meliputi
berbagai aspek diantarnya ialah dari aspek historisnya, aspek otoritasnya,
dari otentisitasnya, interpretasinya, serta dari aspek metodologis, yang
akan menjawab semua tantanganrintangan zaman. Oleh sebab itu dalam
problem itu sangatlah memerlukan perhatianperhatian dalam
menyikapinya
B. SARAN
Dalam islam Al-Quran dan Hadias merupakan pedoman hidup bagi
pememluknya, sebagai sumber hukum dan rujukan hukum dalam Islam,
keduanya tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, hadis adalah sumber
hukum Islam kedua setelah Al-Quran.
DAFTAR FUSTAKA