Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEDUDUKAN HADIST SEBAGAI SUMBER

AJARAN ISLAM

Dosen pengampu : Dr. Suwarno, M.Pd.I

Disusun oleh

Risna yanti : 23420811637

Yeni mahbengi : 23420811643

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TAKENGON

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr.wb.
Puji syukur kepada allah atas segala nikmat dan karunia. Atas segala
petunjuk dan hidayah, Ilmu dan hikmah, agar manusia bia mengatur kehidupan di
muka bumi. Salawat dan salam penulis sampaikan kepada rasul terakhir, Nabi
Muhammad saw. yang telah membimbing umat beliau dengan hukum dan hikmah
yang bersumber dari Allah swt.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatann makalah ini..
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan, baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya..
Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya pintu
bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penulis sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana
ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan penulis dapat menginspirasi
para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah
selanjutnya.

Wasalamualaikum wr.wb.

Aceh Tengah, Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................... 1
B. Rumusan masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan penulisan........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Kedudukan hadist sebagai sumber ajaran islam.......................... 2

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hadits merupakan sumber ajaran agama Islam, pedoman hidup kaum
muslimin yang kedua setelah Al-quran, Bagi mereka yang telah beriman
kepada Al-quran sebagai sumber hukum, maka secara otomatis harus percaya
bahwa hadits sebagai sumber hukum islam juga. Apabila hadits tidak
berfungsi sebagai sumber hukum, maka kaum muslimin akan menghadapi
kesulitan-kesulitan dalam hal cara shalat, kadar dan ketentuan zakat, cara haji
dan lain sebagainya, sebab ayat-ayat Al-quran dalam hal itu hanya berbicara
secara global dan umum, yang menjelaskan secara terperinci justru Sunnah
Rasulullah, selain itu juga akan mendapat kesukaran-kesukaran dalam hal
menafsirkan ayat-ayat yang musytarak. dan muhtamal, dan sebagainya yang
mau tidak mau memerlukan hadits atau sunnah untuk menafsirkannya atau
menjelaskanya.Pemahaman Umat terhadap Islam harus melalui Al-quran dan
Al-hadits.
Teks Al-quran yang global memerlukan penjelasan dari Hadits. Pada
masa Nabi, kendala dalam memahami Al-quran maup Umat Islam tidak
mendapat kendala dalam memahami Al-quran maupun Hadits. Tetapi setelah
Nabi wafat, timbul permasalahan be BA berkaitan pemahaman terhadap Al-
quran ataupun Hadits. Penyelamatan terhadap Al-quran telah lebih dahulu
dilakukan yang kemudian disusul dengan pendewanan hadits sekitar seratus
tahun kemudian.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana kedudukan hadist sebagai sumber ajaran islam

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui kedudukan hadist sebagai sumber ajaran isalam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kedudukan Hadist Sebagai Sumber Ajaran Agama Islam


Hadits dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat urgen. Dimana
hadits merupakan salah satu sumber hukum kedua setelah Alquran. Alquran
akan sulit dipahami tanpa intervensi hadits. Memakai Alquran tanpa
mengambil hadits sebagai landasan hukum dan pedoman hidup adalah hal
yang tidak mungkin, karena Alquran akan sulit dipahami tanpa menggunakan
hadits. Kaitannya dengan kedudukan hadits di samping Al-Qur'an sebagai
sumber ajaran Islam, maka Al-Qur'an merupakan sumber pertama, sedangkan
hadits merupakan sumber kedua. Bahkan sulit dipisahkan antara Al-Qur'an
dan hadits karena keduanya adalah wahyu, hanya saja Al-Qur'an merupakan
wahyu matlu (wahyu yang dibacakan oleh Allah SWT, baik redaksi maupun
maknanya, kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa arab)
dan hadits wahyu ghoiru matlu (wahyu yang tidak dibacakan Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW secara langsung, melainkan maknanya dari
Allah dan lafalnya dari Nabi Muhammad SAW.
Ditinjau dari segi kekuatan di dalam penentuan hukum, otoritas Al-
Qur'an lebih tinggi satu tingkat daripada otoritas Hadits, karena Al-Qur'an
mempunyai kualitas qath'i baik secara global maupun terperinci. Sedangkan
Hadits berkulitas qath'i secara global dan tidak secara terperinci. Disisi lain
karena Nabi Muhammad SAW, sebagai manusia yang tunduk di bawah
perintah dan hukum-hukum Al-Qur'an, Nabi Muhammad SAW tidak lebih
hanya penyampai Al-Qur'an kepada manusia.
Rasulullah SAW adalah orang yang setiap perkataan dan perbuatannya
menjadi pedoman bagi manusia. Karena itu beliau ma'shum (senantiasa
mendapat petunjuk Allah SWT). Dengan demikian pada hakekatnya Sunnah
Rasul adalah petunjuk yang juga berasal dari Allah. Kalau Al Qur'an
merupakan petunjuk yang berupa kalimat-kalimat jadi, yang isi maupun
redaksinya langsung diwahyukan Allah, maka Sunnah Rasul adalah petunjuk
dari Allah yang di ilhamkan kepada beliau, kemudian beliau
menyampaikannya kepada umat dengan cara beliau sendiri. lslam sebagai
salah satu agama samawi tentu memiliki sumber-sumber ajaran yang diakui
oleh seluruh penganutnya. Sumber-sumber ajaran tersebut adalah Al-Qur’an
dan juga Hadis secara berurutan. Penetapan kedua hal tersebut tentu
dinisbatkan kepada apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw. sendiri.
Sebagai contoh, dapat kita temukan hadis mengenai peristiwa saat
Rasulullah hendak mengutus sahabat Muadz bin Jabal sebagai hakim atau
qodim di Mesir. Dalam peristiwa tersebut Rasulullah menanyakan pada Muaz
mengenai apa yang ia jadikan sebagai dasar dalam menghukumi sesuatu yang
kemudian dijawabnya Al-Qur’an dan Hadis serta ia akan ber-ijtihad jika tidak
menemukannya di dalam Al-Qur’an maupun Hadis. Peristiwa tersebut pada
dasarnya menunjukkan afirmasi dari Rasulullah saw. dalam penggunaan Al-
Qur’an dan kemudian Hadis sebagai sumber ajaran. Peristiwa ini juga
diperkuat dengan wasiat nabi kepada umat islam untuk tidak melepaskan diri
dari Al-Qur’an dan Hadis.
Riwayat diatas menunjukan bahwa keberadaan hadist (sunnah) 1nabi
sangat penting dan mendasar karena kedudukannya sebagai "sumber ajaran
dan hukum sama dengan al quran.Namun jika diurut secara hirarkis maka
sumber ajaran dan hukum yang pertama adalah al quran sedangkan hadist
menepati urutan kedua. Kedudukan hadist berfungsi menjelaskan ajaran-
ajaran dalam Al quran.Allah SWT menetapkan ajaran dan hukum dalam al
quran adalah untuk diamalkan,karena dalam pengalaman itulah terletak tujuan
yang digariskan.pengalaman hukum Allah di beri penjelasan oleh nabi.Dalam
menyikapi masalah kedudukan hadits. Yusuf Qardhawi mengungkapkan
bahwa Rasulullah adalah merupakan sumber hukum kedua bagi islam setelah
al-Qur'an Al-Qur'an merupakan undang-undang yang membuat pokok- pokok
dan kaidah-kaidah mendasar bagi Islam, yang mencakup bidang akidah,
akhlak, muamalah, dan adab sopan santun.
Selanjutnya, Yusuf Qardhawi mengemukakan bahwa sunah (hadits)
merupakan penjelasan teoritis dan praktis bagi al-Qur'an Oleh sebab itu, kita
harus mengikuti dan mengamalkan ajaran hukum dan pengarahan yang
diberikan oleh sunah Rasulullah saw, menaati perintah Rasulullah adalah
wajib, sebagaimana kita mentaati apa yang disampaikan al qur'an dan hadits
merupakan mubayyin (pelengkap) bagi al-Qur'an yaang karenany siapapun
tidak akan bisa memahami al-Qur'an tanpa dengan memahami dan menguasai
hadits. Begitu pula halnya menggunakan hadits tanpa al-Qur'an, akan
kehilanggan arah karena al-Qur'an merupakan dasar hukum pertama yang
didalamnya berisi garis-garis besar syariat Islam. Dengan demikian, antara al-
Qur'an dah hadits memiliki hubungan timbal balik yang tidak dapat
dipisahkan.
Penafsiran Al-Qur'an dalam praktek atau penerapan ajaran Islam
secara faktual dan ideal. Demikian ini mengingat bahwa pribadi Rasulullah
merupakan perwujudan dari Al-Qur'an yang ditafsirkan untuk manusia, serta
ajaran Islam yang dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun kedudukan hadits terhadap Al-Qur'an, sedikitnya mempunya
tiga fungsi pokok yaitu:
- Memperkuat dan menetapkan hukum- hukum yang telah ditentukan oleh
Al-Qur'an (sebagai bayan taqrir).
- Memberikan penafsiran terhadap ayat-ayat yang masih bersifat mujmal
dan bersifat mutlak(bayan tafsir)
- Menetapkan hukum aturan-aturan yang tidak didapati diterangkan di
dalam Al-qu'an minsalnya masalah perkawinan (nikah).
Dalil dan hadist nabi saw
Jadi berdasarkan surat al-Nahl ayat 89 hadis Nabi merupakan
sumber penjelasan ketentuan agama Islam. Ayat dimaksud sama sekali
tidak menolak keberadaan hadis Nabi. Bahkan, ayat itu telah memberikan
kedudukan yang sangat penting terhadap hadis.

‫َو َيْو َم َنْبَعُث ِفي ُك ِّل ُأَّم ٍة َش ِهيًدا َع َلْيِهْم ِم ْن َأْنُفِس ِهْم ۖ َو ِج ْئَنا ِبَك َش ِهيًدا َع َلٰى َٰه ُؤاَل ِء ۚ َو َنَّز ْلَنا َع َلْيَك اْلِك َتاَب ِتْبَياًنا‬
‫ِلُك ِّل َش ْي ٍء َو ُهًدى َو َر ْح َم ًة َو ُبْش َر ٰى ِلْلُم ْسِلِم يَن‬
Artinya:
(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami
turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu
dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri.(An-nahl ayat 89).

Selain berdasarkan ayat-ayat al-Qur'an tersebut diatas, kedudukan


hadits ini juga dilihat melalui hadits-hadits Nabi SAW banyak hadits yang
menggambarkan urgensi ketaatan kepada perinyahnya. Dalam kaitan ini.
Nabi bersabda
‫ َتَر ْك ُت ِفْيُك ْم َأْم َر ْيِن َلن َتِض ُّلوا َأَبَدا َم ا ِإْن َتَم َس ُك ْم ِبِهَم ا ِكَتَب ِهَّللا َو ُس َّنِة‬: ‫َقاَل َر ُس وُل ِهللا َص ّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
)‫َنِبِّيِه (رواه مالك‬
Artinya:
bersabda Rasulullah SAW Aku tinggalkan kepadamu dua perkara, kamu
tidak akan sesat selamnya, selagi kamu berpegang teguh kepada
keduannya, yaitu kitabullah (al-Qur'an) dan sunah nabinya (al- Hadits)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam menyikapi masalah kedudukan hadits, Yusuf Qardhawi
mengungkapkan bahwa Hadist merupakan sumber hukum kedua bagi islam
setelah al-Qur'an.Hadist dan Al-qur'an merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan satu dan yang lainnya sebagai pedoman hidup atau sumber hukum
dan ajaran islam,menurut buku Ilmu memahami Hadist nabi karya
M.maa'shum zein pada dasarnya hadist berfungsi menjelaskan dan merinci
hal-hal yang belum jelas di dalam Al-qur'an.Kedudukan hadist menempati
posisi kedua setelah Al-qur'an di tinjau dari segi wurud atau tsubutnya Al
Quran bersifat qath'i (pasti) sedangkan hadits bersifat zhanni al wurud (relatif)
kecuali yang berstatus mutawatir (berturut-turut).
DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Imu Hadis. (Jakarta Pustaka


Alkausar 2005). hal 50.5
Munzier Saputra. Ilmu Hadis (Jakarta PT RajaGrafindo, 2002) hal 53.Ash-
Shiddieqy Hasbi, 2004.
Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta Bulan Bintang. Assiba'i, Musthafa,
1993, Al-Hadits sebagai sumber Hukum, Bandung: cv. Diponegoro,
http://fiamila46 blogspot.com/2012/11/makalah-ulumul-hadits-kedudukan-
dan.html Ikhwan, Muhammad Nor, 2007, Study ilmu Hadits. Jakarta
Rasail,
Juned, Daniel, 2010, Ilmu Hadis Paradigma Baru dan Rekontruksi Ilmu Hadis,
Jakarta:Erlangga,Manna Al-Qaththan, Syaikh 2005 Pengantar Studi Ilmu Hadis,
Jakarta Puataka Al-Kausar.

Anda mungkin juga menyukai