Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karinia- Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada ustadz dan ustadzah serta teman teman yang
kekurangan ,oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penyusun
KELOMPOK 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
dan cerita (khabar). Sedangkan menurut istilah ahli “hadist” ialah “segala ucapan
Nabi, segala perbuatan beliau dan segala keadaan beliau”. Akan tetapi para
perkataan, segala perbuatan dan segala taqrir Nabi Muhammad SAW, yang
utama atau primer dalam Islam. Akan tetapi dalam realitasnya, ada
beberapa hal atau perkara yang sedikit sekali Alquran membicarakanya, atau
Alquran membicarakan secara global saja atau bahkan tidak dibicarakan sama
sekali dalam Alquran. Nah jalan keluar untuk memperjelas dan merinci
sinilah peran dan kedudukan Hadits sebagai tabyin atau penjelas dari Alquran
atau bahkan menjadi sumber hukum sekunder atau kedua setelah Alquran.2
agama Islam, antara satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Al-Quran
1
Muhammad Ali, “Peran Hadits Sebagai Sumber Ajaran Agama,Dalil-Dalil Kehujjahan
Hadist dan Fungsi Hadist Terhadap Alqur’an”, Risalah Jurnal dan Studi Islam, Vol.5 No.1,
(Maret 2019), Hlm.126.
2
Ibid
3
merupakan sumber pertama dan utama banyak memuat ajaran-ajaran yang
bersifat umum dan global. Oleh karena itu kehadiran hadits, sebagai sumber
dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, karena keduanya berdasarkan
wahyu dari Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk disampaikan
baik secara eksplisit ataupun implisit, sehingga tidak ada istilah kontra antarasatu
secara keseluruhannya sebagai sumber ajaran dan perilaku Nabi sendiri. Akan
dalam kehujjahan dalam hukum Islam sangatlah kuat, dan menempati posisi
3
Abdul Majid Khon, “Ulumul Hadis”, (Jakarta: Amzah ,2012) hlm.24.
4
kedua dari Al Qur’an, hal ini tidak lain kedudukan akan hadits sangatlah
melengkapi dengan garis-garis besar pandangan etis dan satu dua memberi
kedua hijriyyah memandang hadis Nabi sebagai suatu dasar hukum dan
dantabi’in. Baru pada abad kedua di masa Imam Syafi’i aktif mengembangkan
darimereka menerima hadis jika dibantu dengan al-Qur’an. Dan sebagian lagi
5
Pada masa klasik, secara garis besar Muhammad Abu Zahrah
Qur’an, ada 3(tiga) macam, yakni: (1) Memperkuat hukum yang terkandung
dalam al Qur’an, baik yang global maupun yang detail; (2) Menjelaskan hukum!
1. Sanad
pegangan
6
Sanad dari segi terminologi, berarti: Sanad adalah jalannya matan, yaitu
yang pertama. 7
Berikut ini adalah contoh hadis yang terdapat dalam kitab Sunan Al-
Kami diceritakan oleh Aḥmad bin Nasar al-Naisaburi dan orang lain,
dari Ismail bin Abdullah bin Sama’ah, dari al-Auza’i, dari Qurrah, dari al-
Dari keterangan hadis di atas terlihat adanya silsilah para perawi hadis
yang membawa kita kepada teks hadis yaitu Aḥmad bin Nashar al-Naisaburi,
AbuMushir, Ismail bin Abdullah bin Sama’ah, al-Auza’i, Qurrah, al-Zuhri, Abu
Salamah, dan Abu Hurairah. Silsilah atau rangkaian nama-nama itulah yang
dinamai dengan sanad dari hadis di atas, karena mereka-lah yang menjadi jalan
bagi kita untuk sampai kepada matan (teks) hadis dari sumbernya yang pertama
7
Arif Muammar, “Lemah Sanad Belum Tentu Lemah Matan”, Al-Bukhari: Jurnal Ilmu Hadist,
Vol.1, No.2,(Desember 2018), Hlm 208-209
8
Ibid
7
2. Matan
Definisi matan secara etimologi adalah sesuatu yang keras dan tinggi
(terangkat) dari bumi (tanah). Adapun definisi matan secara terminology yaitu
sesuatu yang berakhir (terletak setelah) sanad, yaitu berupa perkataan. Menurut
Nawir Yuslem yang beliau nukilkan dari kata Ajjaj Al-Khatib adalah “ Lafadz
3. Perawi Hadits
meriwayatkan hadist. Dalam hal ini diperselisihkan oleh ulama, ada yang
memahami murid pertama shaibul matan (dalam hal ini sahabat kalau
hadistnya al marfu’ yaitu hadist yang di nisbatkan kepada nabi dan tabi’in
9
Ibid 210
8
Namun pendapat pertama yang lebih masyhur. Perawi terakhir adalah lawan
4. Makharij Hadist
Mukharij Hadist adalah ulama yang menghimpun suatu hadist dalam karya-
karya mereka, contohnya seperti imam Bukhari, Muslim, Abu Daud, An-
10
Nawir Yaslem, “Ulumul Hadist”, (Jakarta: Pt. Sumber Daya Widya 2001) hlm.201-202
11
Ibid
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
(qarib) dan cerita (khabar). Sedangkan menurut istilah ahli “hadist” ialah
“segala ucapan Nabi, segala perbuatan beliau dan segala keadaan beliau”.
B. Saran
dan menambah wawasan kita tentang Hadist dan Hubungannya dengan Al-
dan kekeliruan untuk itu saran dan kritik dari para pembaca yang sifatnya
10
DAFTAR PUSTAKA
11