KELAS 2B
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt karena atas limpahan
Rahmat taufik dan hidayahnya sehingga kita masih di berikan kesehatan sampai
pada hari ini, sehingga kita tetap beriman dan berkomitmen sebagai insan yang
haus akan ilmu pengetahuan.Shalawat serta salam tetapa tercurahkan kepada sang
revolusioner sejati yakni nabi Muhammad SAW, nabi yang mengubah peradaban
dari yang biadab menuju yang beradab serta menjadi panutan kita di dunia ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampuh
yang telah memberikan pengarahan yang sangat berarti bagi penyusunan makalah
ini.Rekan-rekan yang membantu dalam proses pembuatan makalah hingga selesai.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena kesempurnaan hanya milik allah swt, untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangan kami perlukan sebagai perbaikan untuk pembuatan makalah
ini serta pembuatan makalah-makalah berikutnya.
Demikianlah makalah ini di buat, semoga bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan para pembaca pada umunya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
Menurut bahasa (lughat), hadits dapat berarti baru, dekat (qarib) dan cerita
(khabar).Sedangkan menurut istilah ahli hadist ialah “segala ucapan Nabi, segala
peuatan beliau dan segala keadaan beliau. Akan tetapi para ulama ushul hadist,
membatasi pengertian hadist hanya pada “segala perkataan, segala perbuatan dan
segala taqrir Nabi Muhammad SAW, yang bersangkut paut dengan hukum. Al-
Hadist didefinisikan pada umunya oleh ulama seperti definisi Al Sunnah yaitu
sebagai segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Muhammad SAW, baik ucapan,
perbuatan maupun taqrir (ketetapan), Sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau
Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan hukum”; sedangkan bila mencakup
perbuatan dan taqrir beliau yang berkaitan dengan hukum, maka ketiga hal ini
mereka namai dengan sunnah2. Pengertian hadits seperti yang dikemukakan oleh
ulama ushul fiqih tersebut, dapat dikatakan sebagai bagian dari wahyu Allah SWT
kedudukan Hadits dalam Islam. Seperti yang kita ketahui, bahwa Alquran
merupakan sumber hukum utama atau primer dalam Islam. Akan tetapi dalam
realitasnya, ada beberapa hal atau perkara yang sedikit sekali Alquran
membicarakanya, atau Alquran membicarakan secara global saja atau bahkan tidak
1
Muhaammad Ali dan Didik Himmawan, “Peran Hadits Sebagai Sumber Ajaran Agama, Dalil-Dalil
Kehujjahan Hadits Dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur‟an,” 2019.
3
2
Abdul Haris, “Hadis Nabi Sebagai Sumber Ajaran Islam Dari Makna Lokal: Temporal Menuju Makna
Universal,” 2021.
4
dibicarakan sama sekali dalam Alquran. Nah jalan keluar untuk memperjelas dan
sinilah peran dan kedudukan Hadits sebagai tabyin atau penjelas dari Alquran atau
B. Rumusan Masalah
berikut:
C. Manfaat Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASA
Hadits yang wajib dijadikan hujah atau dasar hukum (al-dalil alsyar‟i), sama
Hadits adalah sumber hukum Islam (pedoman hidup kaum Muslimin) yang kedua
setelah Al-Qur‟an. Bagi mereka yang telah beriman terhadap Al-Qur‟an sebagai
sumber hukum Islam, maka secara otomatis harus percaya bahwa Hadits juga
merupakan sumber hukum Islam3. Bagi mereka yang menolak kebenaran Hadits
sebagai sumber hukum Islam, bukan saja memperoleh dosa, tetapai juga murtad
hukumnya.
Alasan lain mengapa umat Islam berpegang pada hadits karena selain memang
(menghukumi) suatu perkara yang tidak dibicarakan secara rinci atau sama sekali
hadits tidak berfungsi sebagai sumber hukum, maka kaum Muslimin akan
mendapatkan kesulitan-kesulitan dalam berbagai hal, seperti tata cara shalat, kadar
dan ketentuan zakat, cara haji dan lain sebagainya. Sebab ayat-ayat Al-Qur‟an
dalam hal ini tersebut hanya berbicara secara global dan umum. Dan yang
makna alternatif) dan sebagainya yang mau tidak mau memerlukan Sunnah untuk
6
3
Tasbih, “Kedudukan Dan Fungsi Hadis Sebagai Sumber Hukum Islam,” 2020.
4
Ahmad Husnan, Gerakan Ingkar Sunnah Dan Jawabannya (Media Dakwah, 1980 Jakarta, 1996).
7
menjelaskannya. Dan apabila penafsiran-penafsiran tersebut hanya didasarkan
kepada pertimbangan rasio (logika) sudah barang tentu akan melahirkan tafsiran-
imam pembina mazhab semuanya mengharuskan kita umat Islam kembali kepada
para ulama harus kita tinggalkan apabila dalam kenyataannya berlawanan dengan
hadist Nabi SAW dan apa yang dikategorikan pengertian bahwa segala pendapat
para ulama harus kita tinggalkan apabila dalam Asy Syafi‟i ini juga dikatakan
oleh para ulama yang lainnya6. Tetapi tidak semuah perbuatan Nabi Muhammad
merupakan sumber hukum yang harus diikuti oleh umatnya, seperti perbuatan dan
kedudukan hadits sebagai sumber hukum islam, dapat dilihat dalam beberapa
Dalil Al-Qur‟an
mempercayai dan menerima segala yang datang dari Rasulullah Saw untuk
5
Oleh M. Jayadi, “Kedudukan Dan Fungsi Hadis Dalam Islam,” 2023.
6
Hamdani Khairul Fikri, “Fungsi Hadist Terhadap Al-Qur‟an,” 2021.
8
Artinya: “Katakanlah Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya jika kamu berpaling maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir” (Q.S: Ali Imran: 32)
ini. Dari beberapa ayat di atas telah jelas bahwa perintah mentaati Allah selalu
dibarengi dengan perintah taat terhadap Rasul-Nya. Begitu juga sebaliknya dilarang
Dalil Hadits
Dalam salah satu pesan yang disampaikan baginda Rasul berkenaan dengan
Artinya: Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, dan kalian tidak akan
hidup setelah Al-Qur‟an dalam menyelesaikan permasalahan dan segala hal yang
1. Kesepakatan Ulama‟(Ijma)
9
hadits telah dilakukan sejak jaman Rasulullah.
1
2. Sesuai dengan petunjuk akal (Ijthiad)
apa yang datang dari Allah SWT, baik isi maupun formulasinya dan
Al-Qur‟an dan hadits sebagai pedoman hidup, sumber hukum dan ajaran
dalam islam, anatara satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Keduanya
merupakan satu kesatuan. Al-Qur‟an sebagai sumber pertama dan utama banyak
memuatk ajaran-ajaran yang bersifat umum dan global. Oleh karena itu kehadiran
hadits, sebagai sumber ajaran kedua tampil untuk menjelaskan keumuman isi Al-
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
Bayan Tafsir
1
7
Taqiyyudin an-Nabhani, “Peraturan Hidup Dalam Islam” (Pustaka Thariqul Izzah Bogor, 2003).
1
Yang dimaksud dengan bayan At-Tafsir adalah menjelaskan maksud dari Al-
Qur‟an fungsi hadist dalam hal ini adalah merinci ayat secara global (bayan al
yang umum (takhshish al’am) dan menjelaskan ayat yang dirasa rumit.
Bayan Taqrir
Bayan At-Taqrir atau sering juga disebut bayan ta‟kid (penegas hukum) dan
memperkuat pernyataan Al-Qur‟an dalam hal ini, hadist hanya berfungsi untuk
Bayan Tayri‟
Yang dimaksud dengan bayan at-tasyri adalah menjelaskan hukum yang tidak
disinggung langsung dalam Al-Qur‟an. Bayan ini juga disebut dengan bayan zaid
Bayan An-Nasakh
dalil syara‟ yang datang kemudian. Dan pengertian tersebut menurut ulama yang
setuju dengan adanya fungsi bayan an-nasakh, dapat dipahami bahwa hadis
mengartikan bayan an-nasakh ini adalah dalil syara yang dapat menghapuskan
1
BAB III
PENUTU
Simpulan
1) Hadits merupakan sumber hukum kedua bagi umat islam setelah Al-Qur‟an
sebagai sumber utama, hadits juga sebagai pedoman hukum serta ajaran-
ajaran yang terdapat dalam Al-Qur‟an. Hadits adalah sumber hukum islam
(pedoman hidup kaum muslim) yang kedua setelah Al-Qur‟an. Bagi mereka
yang telah beriman terhadap Al-Qur‟an sebagai sumber hukum islam, maka
secara otomatis harus percaya bahwa hadits juga merupakan sumber hukum
islam.
2) Kedudukan hadits sebagai sumber hukum islam, dapat dilihat dalam beberapa
dalil, baik dalam bentuk naqli ataupun aqli: dalil Al-Qur‟an, dalil hadits, ijma
dan itjtihad. Kehujjahan hadits dapat dipahami dari 7 aspek yaitu: Ishmah,
3) Fungsi hadits terhadap Al-Qur‟an yaitu: bayan tafsir, bayan taqrir, bayan
1
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Haris. “Hadis Nabi Sebagai Sumber Ajaran Islam Dari Makna Lokal: Temporal
Husnan, Ahmad. Gerakan Ingkar Sunnah Dan Jawabannya. Media Dakwah, 1980
Jakarta, 1996.
Muhaammad Ali dan Didik Himmawan. “Peran Hadits Sebagai Sumber Ajaran Agama,
Taqiyyudin an-Nabhani. “Peraturan Hidup Dalam Islam.” Pustaka Thariqul Izzah Bogor,
2003.
Tasbih. “Kedudukan Dan Fungsi Hadis Sebagai Sumber Hukum Islam,” 2020.