Anda di halaman 1dari 13

KEDUDUKAN HADITS DALAM AJARAN ISLAM

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Ulumul Hadist
Dosen Pengampu Samsul Muarif,M.E

Oleh:
Zulfan Abdul Manaf (12022014)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI

JURUSAN TARBIYAH

PRODI PGMI

2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala karena berkat ridho dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kedudukan Hadis Dalam Ajaran
Islam” tanpa ada suatu halangan apapun.

Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad


Shalallahu ‘alaihi wasalam yang selalu dinanti-nantikan syafaatnya di hari
akhir.

Dalam penyusunan makalah ini banyak bantuan yang penulis terima.


Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Orang tua yang selalu memberi doa restu.


2. Dosen pengampu mata kuliah Ulumul Hadis.
3. Teman-teman yang senantiasa menemani.
4. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan, mendapatkan balasan


dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran masih penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pati, 19 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. . Dalil -Dalil kehujjahan hadis

B . Fungsi Tafsir Hadis terhadap Alquran

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Al quran dan Hadis adalah dua sumber pokok syariat Islam. Tidak ada
perbedaan pendapat di kalangan umat bahwa Alquran adalah sumber pertama, dan
tidak sedikit pun ada keraguan tentang autentitasnya sebagai wahyu Allah.
Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah. Redaksi dan
maknanya diturunkan kepada Muhammad SAW melalui wahyu. Seluruh ayat-ayat
Alquran diriwayatkan secara mutawatir Ayat-ayat Alquran banyak mengandung
makna yang umum, mujmal,dan mutlaq. Untuk pengamalan ayat-ayatseperti ini
mutlak perlu penjelasan. Orang yang paling berhak memberikan penjelasan ayat-
ayat Alquran adalah Rasulullah yang menerimanya dari Allah. Penjelasan-
penjelasan Rasulullah itulah yang disebut Sunnah atau Hadis. Seluruh umat islam
tanpa terkecuali telah sepakat bahwa hadis merupakan salah satu sumber ajaran
Islam. Ia menempati kedudukan nya yang sangat penting setelah Alquran.
Kewajiban mengikuti hadis bagi umat Islam sama wajibnya dengan mengikuti
Alquran. Dengan demikian, hadis merupakan sumber kedua ajaran Islam setelah
Alquran
Fungsi utama dari Sunnah atau Hadis ialah penjelas (mubayyin) bagi ayat-
ayat Alquran. Akan tetapi, di samping itu hadis juga berfungsi menetapkan
hukum. Dalam hal- halyang tidak ditemukan dalam Alquran, hadis menetapkan
hukum secara mandiri. Di dalamAlquran sendiri banyak ditemukan ayat-ayat yang
menerangkan bahwa sunnah atau hadis Nabi adalah sumber pokok ajaran agama
yang wajib diikuti dan dilaksanakan oleh setiap pribadi Muslim. Oleh karena itu
kehadiran hadis, sebagai sumber ajaran kedua tampil untukmenjelaskan (bayan)
keumuman isi Alquran tersebut bermacam-macam, yaitubayan at-Taqrir, bayan
at-Taqyid, bayan at-Tafshil, bayan at-Takhsis,dan bayan at-Tasyri
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dalil hujjah
2. Bagaimana fungsi hadis terhadap al quran
C. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan dalil kehujjahan
2. Menjelaskan fungsi hadis terhadap al quran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. DALIL-DALIL KEHUJJAHAN HADIS


Para ulama meneliti sampai pada kesimpulan bahwa hadis shahih bisa
digunakansebagai hujjah (bukti, alasan) bagi seluruh umat. Seluruh umat Islam,
tanpa terkecuali telahsepakat bahwa hadis merupakan salah satu sumber ajaran
Islam. Hadis menempatikedudukannya yang sangat penting setelah Alquran.
Kewajiban mengikuti hadis bagi umatIslam sama wajibnya dengan mengikuti
Alquran. Hal ini karena hadis merupakanmubayyin (penjelas) terhadap Alquran,
tanpa memahami dan menguasai hadis siapa pun tidak akan bisamemahami
Alquran. Sebaliknya, siapa pun tidak akan bisa memahami hadis tanpamemahami
Alquran karena Alquran merupakan dasar hukum pertama, yang di dalamnya
berisi garis besar syariat, dan hadis merupakan dasar hukum kedua yang di
dalamnya berisi penjabaran dan penjelasan Alquran. Dengan demikian, antara
hadis dan Alquran memilikikaitan yang sangat erat, yang satu sama lain tidak bisa
dipisah-pisahkan atau berjalansendiri-sendiri.1
Sunah adalah sumber hukum Islam (pedoman hidup kaum Muslimin) yang
keduasetelah Alquran. Bagi mereka yang telah beriman terhadap Alquran sebagai
sumber hukumIslam, maka secara otomatis harus percaya bahwa sunah juga
merupakan sumber hukumIslam. Bagi mereka yang menolak kebenaran sunah
sebagai sumber hukum Islam, bukan sajamemperoleh dosa, akan tetapi bisa
murtad. Alasan lain mengapa umat Islam berpegang padahadis karena selain
memang diperintahkan oleh Alquran, juga untuk memudahkan dalammenentukan
suatu perkara yang tidak dibicarakan yang tidak dibicarakan di dalam
Alquransebagai sumber hukum utama. Apabila sunah tidak berfungsi sebagai
sumber hukum, makakaum Muslimin akan mendapatkan kesulitan-kesulitan
dalam berbagai hal, seperti tata carashalat, kadar dan ketentuan zakat, cara haji
dan lain sebagainya. Sebab ayat-ayat Alquran 2 dalam hal ini hanya berbicara
secara global, dan yang menjelaskan secara terperinci adalahHadis Rasulullah
SAW. Kedudukan hadis dalam Islam tidak dapat diragukan karena terdapat
penegasan yang banyak, baik di dalam Alquran maupun dalam hadis Nabi
Muhammad SAW, sepertidiuraikan di bawah ini

1
Dr. Sudhi As-Shalih,Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Jakarta: Tim Pustaka Firdaus, 1993) hal 253
2
Drs. M. Agus Sholahuddin, M.Ag dan Agus Suyadi, Lc. M.Ag,Ulumul Hadis (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2008)hal 73

2
1. Dalil Alquran
Dalam Alquran banyak terdapat ayat yang menegaskan tentang kewajiban
mengikutiAllah yang digandengkan dengan ketaatan mengikuti Rasul-Nya, serta
kewajibanmempercayai dan menerima segala yang disampaikan oleh rasul kepada
ummatnya untukdijadikan pedoman hidup,
Dalam Q.S Ali Imran Allah memisahkan antara orang-orang yangmukmin,
dan orang-orang munafiq, dan akan memperbaiki keadaan orang-orangmukmin
dan memperjelas iman mereka. Oleh karena itulah, orang mukmindituntut agar
tetap beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan pada Q.SAl-Nisa, Allah
menyeru kaum muslimin agar mereka tetap beriman kepada Allah,rasul-Nya
(Muhammad SAW), Alquran, dan kitab yang diturunkan sebelumnya.Kemudian
pada akhir ayat, Allah mengancam orang-orang yang mengingkariseruan-
Nya.Selain Allah memerintahkan umat Islam agar percaya kepada Rasul SAW,
juga menyerukan agar menaati segala bentuk perundang-undangan dan
peraturanyang dibawanta, baik berupa perintah maupun larangan. Tuntutan taat
dan patuhkepaada Rasul SAW Ini sama halnya tuntutan taat dan patuh kepada
Allah SWT3
betapa pentingnya kedudukan penetapan kewajiban taat terhadap semua yang
disampaikan oleh Rasul SAW.Cara-cara penyajian Allah seperti ini hanya
diketahui oleh orang yang menguasai bahasa Arab dan memahami ungkapan-
ungkapan serta pemikiran-pemikiran yangterkandung di dalamnya, yang akan
memberi masukan dalam memahami maksudayat tersebut. Dari sinilah sebetulnya
dapat dinyatakan bahwa ungkapan wajib taat kepadaRasul SAW dan larangan
mendurhakainya, merupakan suatu kesepakatan yangtidak diperselisihkan oleh
umat Islam.
2. Dalil al-Hadis
Selain ayat-ayat Alquran, banyak pula terdapat hadis Rasul yangmewajibkan umat
Islam agar mengikuti Nabi SAW. Yang tentunya dalam bentukSunnah atau
Hadis.Kedudukan hadis ini juga dapat dilihat melalui Hadis-hadisRasul sendiri.
Banyak hadis yang menggambarkan hal ini dan menunjukkan perlunya ketaatan
kepada perintahnya. Dalam salah satu pesan Rasulullah SAW berkenaan dengan
kewajiban menjadikan hadis sebagai pedoman hidupdisamping Alquran sebagai
pedoman utamanya.Umat Islam telah sepakat menjadikan hadis sebagai salah satu
dasar hukumdalam amal perbuatan karena sesuai dengan yang dikehendaki oleh
Allah SWT.Penerimaan hadis seperti penerimaan mereka terhadap Alquran karena
keduanyamerupakan sumber hukum Islam4

3
Dr. H. Munzier Suprta M.A,Ilmu Hadis (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010) hal 51
4
H. Mudasir,Ilmu Hadis(Bandung: CV Pusta Setia, 1999) hal 66

3
3.Ijma’(Kesepakatan Ulama)
Seluruh umat Islam telah sepakat untuk mengamalkan hadis. Bahkan, hal
itumereka anggap sejalan dengan memenuhi panggilan Allah SWT, dan Rasul-
Nyayang terpacaya. Kaum muslimin menerima hadis seperti menerima Alquran
Al-Karim karena berdasarkan penegasan dari Allah SWT bahkan hadis
merupakansalah satu sumber ajaran Islam. Allah juga memberikan kesaksian
bagiRasulullah SAW, bahwa beliau hanya mengikuti apa yang diwahyukan.
Kesepakatan umat muslim dalam mempercayai, menerima, dan mengamalkan
segala ketentuan yang terkandung dalam hadis telah dilakukan sejak masa
Rasulullah SAW. Sepeninggal beliau, masa Khulafa Ar-Rasyidinhingga masa-
masa selanjutnya dan tidak ada yang mengingkarinya. Banyak diantara mereka
yang tidak hanya memahami dan mengamalkan isi kandungannya,tetapi menyebar
luaskan kepada generasi-generasi selanjutnya. Peristiwa yang menunjukkan
adanya kesepakatan menggunakan hadissebagai sumber hukum Islam, yaitu
sebagai berikut5:

1. Ketika Abu bakar di baiat menjadi khalifah, is berkata, “Saya tidak akan
meninggalkan sedikit pun sesuatu yang diamalkan Rasulullah SAW,
Sesungguhnya saya takut tersesat apabila meninggalkan perintahnya”.
2.Saat Umar berada di depan Hajar Aswad, ia berkata, “Saya tahu bahwa engkau
adalah batu. Seandainya saya tidak melihat Rasulullah SAW menciummu, saya
tidak akan menciummu”.
3. Pernah ditanyakan kepada Abdullah bin Umar tentang ketentuan shalat safar
dalam Alquran. Ibnu Umar menjawab,“Allah SWT telah mengutus Nabi
Muhammad SAW. Kepada kita dan kita tidak mengetahui sesuatu, maka
sesungguhnya kami berbuat sebagaimana kami melihat Rasulullah SAW berbuat”.
4. Diceritakan dari Said bin Mussayab bahwa Utsman bin Affan berkata,”Saya
duduk sebagaimna duduknya Rasulullah SAW, saya makan sebagaiman
amakannya Rasulullah SAW, dan saya shalat sebagaimana shalatnya Rasulullah6”

5
I Drs. M. Agus Sholahuddin, M.Ag dan Agus Suyadi, Lc. M.Ag,Ulumul Hadis (Bandung: CV. ustaka
Setia,2008) hal 77 Ibidbid
6
Drs. H. Ayat Dimyati, M.A.g dan Dr. Beni Ahmad Saebani, M.Si.,Teori Hadis
(Bandung:CV.Pustaka Setia,2016) hal 239

4
4. Ijtihad

Kerasulan Nabi Muhammad SAW telah diakui dan dibenarkan oleh umat
Islam. Didalam mengemban misinya itu, kadang-kadang beliau hanya sekedar
menyampaikan apayang diterima dari Allah SWT, baik isi maupun formulasinya
dan kadang kala atas inisiatifsendiri denganbimbingan ilham dari Allah.

Namun, tidak jarang beliau membawakan hasilijtihat semata-mata mengenai


suatu masalah yang tidak ditunjuk oleh wahyu dan juga tidakdibimbingi oleh
ilham. Hasil ijtihad beliau ini tetap berlaku sampai ada nas yang menasakh nya

Bila kerasulan Muhammad SAW telah diakui dan dibenarkan, maka sudah
selayaknyasegala peraturan perundang-undangan serta inisiatif beliau, baik yang
beliau ciptakan atas bimbingan ilham atau atas hasil ijtihad semata, ditempatkan
sebagai sumber hukum dan pedoman hidup. Di samping itu, secara logika
kepercyaan kepada Muhammad SAW sebaga Rasul mengharuskan umatnya
menaati dan mengamalkan segala ketentuan yang beliausampaikan.

Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad misi untuk menegakkan amanat


dari zatyang mengangkat kerasulan itu, yaitu Allah SWT. Dengan demikian,
manifestasi dari pengakuan dan keimanan itu mengharuskan semua umatnya
mentaati dan mengamalkansegala peraturan atau perundang-undangan serta
inisiatif beliau. Baik yang beliau ciptakanatas bimbingan wahyu maupun hasil
ijtihadnya sendiri.

Dapat disimpulkan, Hadis merupakan satu sumber hukum dan sumber ajaran
Islamyang menduduki urutan kedua setelah Alquran. Sedangkan bila dilihat dari
segike hujjah annya, hadis melahirkan hukum zanny, kecuali hadis yang
Mutawatir7

7
Dr. H. Munzier Suprta M.A,Ilmu Hadis (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010) hal 57

5
B. Fungsi Tafsir Hadis terhadap Alquran: Taqrir, Taqyid, Tafshil,Takhsis,
Tasyri

Sebagaimana yang telah dijelaskan di muka, bahwa pada dasarnya hadi


NabiSAW adalah sejalan dengan Alquran, karena keduanya bersumber dari
wahyu.Menurut Al-Syathibi, tidak ada satu pun permasalahan yang dibicarakan
olehHadis kecuali maknanya telah ditunjukkan oleh Alquran,baik secaraumum
(ijmali)atau secara terperinci (tafshili).ebih lanjut Al-Syathibimenegaskan, bahwa
8
firman Allah di daam surat Al-Qalam ayat 4 telahmenjelaskan tentang
kepribadian Rasul SAW Artinya:“Dan sesungguhnya engkau benar benar berbudi
pekerti yang agung”.

Atas dasar itu, menurut Al-Syathibi dapat disimpulkan bahwa seluruh


perkataan, perbuatan, dan taqrir Rasulullah SAW adalah merujuk kepada dan
bersumber dari AlquranAl-Karim. Meskipun demikian, dibandingkan dengan
Alquran sebagian besar Hadis adalah9 lebih bersifat operasional, karena fungsi
utama Hadis Nabi SAW adalah untuk sebagai penjelas(al-bayan)terhadap ayat-
ayat Alquran.

Al-Qur’an dan hadis adalah sebagai pedoman hidup, sumber hukum, dan
sumber ajaran dalam Islam. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan. Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama banyak memuat ajaran
ajaran yang bersifatumum dan global. Oleh karena itu, kehadiran hadis sebagai
sumber kedua untuk menjelaskan(bayan) keumuman isi Al-Qur’an tersebut23

Allah SWT menurunkan al-Qur’an bagi umat manusia,agar al-Qur’an ini dapat
dipahami oleh manusia, maka Rasul SAW diperintahkan untuk menjelaskan
kandungan dan cara – cara melaksanakan ajarannya kepada mereka melalui
hadis– hadisnya. Oleh karenaitu, fungsi hadis Rasul SAW sebagai penjelas
(bayan) al-Qur’an itu bermacam – macam.

8
Utang Ranuwijaya,Ilmu Hadis (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996) hal 26
9
Q.S. Al-Qalam [ ]: 4

6
Jadi, fungsi hadis Rasulullah SAW sebagi penjelas (bayan) Alquran menurut,
Imam Malik bin Anas menyebutkan lima macam fungsi yaitu,bayan al-taqrir,
bayan al-tafsir,bayan al-tafshil, bayan al-ba’ats, bayan al -tasyri.

Imam Syafi’i menyebutkan lima fungsi yaitu,bayan al-tafshil, bayan at-takhshis,


bayan al-ta’yin, bayan al -tasyri,dan bayan al-nasakh.Dalam “Al-Risalah” ia
menambahkan dengan bayanal-isyarah.

Imam Ahmad binHanbal menyebutkan empat fungsi yaitu,bayan al-ta’kid, bayan


al -tafsir, bayan al-tasyri, dan bayan al-takhshis10

1. Bayan at-Taqrir
Bayan Taqrir yaitu keterangan yang didatangkan oleh As sunnah untuk
menambah kokoh apa yang telah diterangkan oleh Alquran. Bayan at-Taqrir atau
sering disebut dengan bayan at-Ta’kid dan bayan al-Isbatadalah hadis yang
berfungsi untuk memperkokohdan memperkuat pernyataan Alquran. Dalam hal
ini, hadis hanya berfungsi untukmemperkokoh isi kandungan Alquran11.
2. Bayan at-Taqyid
Bayan at-Taqyid adalah dalam hal ini sunnah datang membawa keterangan
yangmemberikan batasan kepada makna yang mutlaq dari sebuah ayat. penjelasan
hadis dengancara membatasi ayat ayat yang bersifat mutlak dengan sifat, keadaan,
atau syarat tertentu.Kata mutlak artinya kata yang merujuk pada hakikat kata itu
sendiri apa adanya tanpamemandang jumlah atau sifatnya. Penjelas Nabi berupa
taqyid terhadap ayat - ayat Al-Qur’an yang mutlak 12
3. Bayan at-Tafshil
Bayan at-Tafshil yaitu menjelaskan ayat-ayat yang mujmal (yang sangat ringkas
petunjuknya).
4. Bayan at-Takhsis
Dalam hal ini hadis berfungsi sebagai keterangan yang mengeluarkan
ataumengecualikan suatu masalah dari cakupan makna umum ayat.13

10
DR. H. Munzier Suparta MA, Ilmu Hadis(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010) hal 58
11
Dr.T.M Hasbi Ash-Shiddieqy,Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Jakarta: PT Bulan Bintang, 954)
hal 179
12
Dr. H. Ramli Abdul Wahid,MA,Studi Ilmu Hadis(Bandung: Citapustaka Media, 2005) hal 47
13
Dr. H. Ramli Abdul Wahid,MA,Studi Ilmu Hadis(Bandung: Citapustaka Media, 2005) hal 46

7
5. Bayan at-Tasyri

Sunnah sebagaibayan at-Tasyriadalah sunnah yang dijadikan sebagai dasar


penetapan hukum yang tidak ditemukan di dalam Alquran. Abu Syuhbah
mengatakan bahwasunnah memiliki independensi membuat hukum di dalam
beberapa keadaan. Di antara contohsunnah yang tidaj disebutkan dalam Alquran
ialah haramnyahimar jinak haramnyamemadukan antara seseorag perempuan dan
bibinya, dan haramnya binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku
mencekam.

Namun, segolongan ulama membantah bahwa sunnah dapat membentuk hukum


baruyang tidak ditemukan di dalam Alquran. Dalam pandangan ini, sunnah tidak
dapat berdirisendiri dalam menetapkan hukum baru. Golongan ini beralasan
bahwa sunnah hanyalah perpanjangan Alquran yang berfungsi menjelaskan dan
memerinci pesan-pesan Alquran,

Hadis yang termasuk bayan at-Tasyri wajib diamalkan, sebagaimana


kewajibanmengamalkan hadis hadis lainnya. Ibnu al – Qayyim berkata bahwa
hadis – hadis yang berupa tambahan terhadap Al-Qur’an merupakan kewajiban
atau aturan yang harus ditaati,tidak boleh ditolak atau diingkari. Nabi Muhammad
saw. Tidak mendahului Al-Qur’an,melainkan semata mata karena perintah-Nya 14

BAB III
14
Drs. H. Ayat Dimyati, M.A.g dan Dr. Beni Ahmad Saebani, M.Si.,Teori Hadis (Bandung: CV
ustaka Setia,2016) hal 248

8
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan:

1. Seluruh umat Islam sepakat bahwa hadis merupakan salah satu sumber ajaran
Islam.Hadis menempati kedudukannya yang sangat penting setelah Alquran.
Kewajibanmengikuti hadis bagi umat Islam sama wajibnya dengan mengikuti
Alquran. Hal inikarena hadis merupakan mubayyin (penjelas)terhadap Alquran,
tanpa memahami danmenguasai hadis siapa pun tidak akan bisa memahami
Alquran. Sebaliknya, siapa puntidak akan bisa memahami hadis tanpa memahami
Alquran karena Alquranmerupakan dasar hukum pertama, yang di dalamnya
berisi garis besar syariat, danhadis merupakan dasar hukum kedua yang di
dalamnya berisi penjabaran dan penjelasan Alquran. Dengan demikian, antara
hadis dan Alquran memiliki kaitan yangsangat erat, yang satu sama lain tidak bisa
dipisah-pisahkan atau berjalan sendiri-sendiri.

2. Kedudukan hadis dalam Islam tidak dapat diragukan karena terdapat penegasan
yang banyak, baik di dalam Alquran maupun dalam hadis Nabi Muhammad
SAW, sepertiDalil kehujjahan Hadis terdapat beberapa bagian yaitu Dalil
Alquran, Dalil al-Hadis,Kesepakatan Ulama (ijma), dan Ijtihad (sesuai dengan
petunjuk akal)

3. Allah SWT menurunkan al-Qur’an bagi umat manusia, agar al-Qur’an ini
dapatdipahami oleh manusia, maka Rasulullah SAW diperintahkan untuk
menjelaskankandungan dan cara cara melaksanakan ajarannya kepada mereka
melalui hadis hadisnya. Oleh karena itu, fungsi hadis Rasul SAW sebagai
penjelas( bayan )al-ur’an itu bermacam – macam yaitu,bayan at-Taqrir, bayan at-
Taqyid, bayan at-Tafshil, bayan at-Takhsis,dan bayan at-Tasyri.

9
DAFTAR PUSTAKA

s-Shalih, Subhi 1993.Membahas Ilmu-ilmu Hadis, Jakarta: Tim Pustaka Firdaus

.Sholahudin, M. Agus dan Agus Suyadi 2008. Ulumul Hadis, Bandung: CV.
Pustaka Setia

.Rozali, M 2019. Pengantar Kuliah Ilmu Hadis, Medan: Azhar Centre.

Suparta, Munzier 2010. Ilmu Hadis,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Wahid


Ramli Abdul 2005.Studi Ilmu Hadis, Bandung: Citapustaka Media.

Mudasir 1999. Ilmu Hadis,Bandung: CV Pustaka Setia.Dimyati, Ayat dan Beni


Ahmad Saebani 2016Teori Hadis,Bandung: CV Pustaka Setia.Ranuwijaya,

Utang 2001. Ilmu Hadis, Jakarta: Gaya Media Grafindo.Yuslem, Nawir.Ulumul


Hadis, Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.Khon,

Abdul Majid 2001. Hadis Tarbawi, Jakarta: GramediaAsh-Shiddieqy,

Hasbi 1954.Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Jakarta: PT Bulan Bintang

10

Anda mungkin juga menyukai