MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Ulumul Hadist
Dosen Pengampu Samsul Muarif,M.E
Oleh:
Zulfan Abdul Manaf (12022014)
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PGMI
2024
KATA PENGANTAR
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran masih penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Al quran dan Hadis adalah dua sumber pokok syariat Islam. Tidak ada
perbedaan pendapat di kalangan umat bahwa Alquran adalah sumber pertama, dan
tidak sedikit pun ada keraguan tentang autentitasnya sebagai wahyu Allah.
Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah. Redaksi dan
maknanya diturunkan kepada Muhammad SAW melalui wahyu. Seluruh ayat-ayat
Alquran diriwayatkan secara mutawatir Ayat-ayat Alquran banyak mengandung
makna yang umum, mujmal,dan mutlaq. Untuk pengamalan ayat-ayatseperti ini
mutlak perlu penjelasan. Orang yang paling berhak memberikan penjelasan ayat-
ayat Alquran adalah Rasulullah yang menerimanya dari Allah. Penjelasan-
penjelasan Rasulullah itulah yang disebut Sunnah atau Hadis. Seluruh umat islam
tanpa terkecuali telah sepakat bahwa hadis merupakan salah satu sumber ajaran
Islam. Ia menempati kedudukan nya yang sangat penting setelah Alquran.
Kewajiban mengikuti hadis bagi umat Islam sama wajibnya dengan mengikuti
Alquran. Dengan demikian, hadis merupakan sumber kedua ajaran Islam setelah
Alquran
Fungsi utama dari Sunnah atau Hadis ialah penjelas (mubayyin) bagi ayat-
ayat Alquran. Akan tetapi, di samping itu hadis juga berfungsi menetapkan
hukum. Dalam hal- halyang tidak ditemukan dalam Alquran, hadis menetapkan
hukum secara mandiri. Di dalamAlquran sendiri banyak ditemukan ayat-ayat yang
menerangkan bahwa sunnah atau hadis Nabi adalah sumber pokok ajaran agama
yang wajib diikuti dan dilaksanakan oleh setiap pribadi Muslim. Oleh karena itu
kehadiran hadis, sebagai sumber ajaran kedua tampil untukmenjelaskan (bayan)
keumuman isi Alquran tersebut bermacam-macam, yaitubayan at-Taqrir, bayan
at-Taqyid, bayan at-Tafshil, bayan at-Takhsis,dan bayan at-Tasyri
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dalil hujjah
2. Bagaimana fungsi hadis terhadap al quran
C. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan dalil kehujjahan
2. Menjelaskan fungsi hadis terhadap al quran
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dr. Sudhi As-Shalih,Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Jakarta: Tim Pustaka Firdaus, 1993) hal 253
2
Drs. M. Agus Sholahuddin, M.Ag dan Agus Suyadi, Lc. M.Ag,Ulumul Hadis (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2008)hal 73
2
1. Dalil Alquran
Dalam Alquran banyak terdapat ayat yang menegaskan tentang kewajiban
mengikutiAllah yang digandengkan dengan ketaatan mengikuti Rasul-Nya, serta
kewajibanmempercayai dan menerima segala yang disampaikan oleh rasul kepada
ummatnya untukdijadikan pedoman hidup,
Dalam Q.S Ali Imran Allah memisahkan antara orang-orang yangmukmin,
dan orang-orang munafiq, dan akan memperbaiki keadaan orang-orangmukmin
dan memperjelas iman mereka. Oleh karena itulah, orang mukmindituntut agar
tetap beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan pada Q.SAl-Nisa, Allah
menyeru kaum muslimin agar mereka tetap beriman kepada Allah,rasul-Nya
(Muhammad SAW), Alquran, dan kitab yang diturunkan sebelumnya.Kemudian
pada akhir ayat, Allah mengancam orang-orang yang mengingkariseruan-
Nya.Selain Allah memerintahkan umat Islam agar percaya kepada Rasul SAW,
juga menyerukan agar menaati segala bentuk perundang-undangan dan
peraturanyang dibawanta, baik berupa perintah maupun larangan. Tuntutan taat
dan patuhkepaada Rasul SAW Ini sama halnya tuntutan taat dan patuh kepada
Allah SWT3
betapa pentingnya kedudukan penetapan kewajiban taat terhadap semua yang
disampaikan oleh Rasul SAW.Cara-cara penyajian Allah seperti ini hanya
diketahui oleh orang yang menguasai bahasa Arab dan memahami ungkapan-
ungkapan serta pemikiran-pemikiran yangterkandung di dalamnya, yang akan
memberi masukan dalam memahami maksudayat tersebut. Dari sinilah sebetulnya
dapat dinyatakan bahwa ungkapan wajib taat kepadaRasul SAW dan larangan
mendurhakainya, merupakan suatu kesepakatan yangtidak diperselisihkan oleh
umat Islam.
2. Dalil al-Hadis
Selain ayat-ayat Alquran, banyak pula terdapat hadis Rasul yangmewajibkan umat
Islam agar mengikuti Nabi SAW. Yang tentunya dalam bentukSunnah atau
Hadis.Kedudukan hadis ini juga dapat dilihat melalui Hadis-hadisRasul sendiri.
Banyak hadis yang menggambarkan hal ini dan menunjukkan perlunya ketaatan
kepada perintahnya. Dalam salah satu pesan Rasulullah SAW berkenaan dengan
kewajiban menjadikan hadis sebagai pedoman hidupdisamping Alquran sebagai
pedoman utamanya.Umat Islam telah sepakat menjadikan hadis sebagai salah satu
dasar hukumdalam amal perbuatan karena sesuai dengan yang dikehendaki oleh
Allah SWT.Penerimaan hadis seperti penerimaan mereka terhadap Alquran karena
keduanyamerupakan sumber hukum Islam4
3
Dr. H. Munzier Suprta M.A,Ilmu Hadis (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010) hal 51
4
H. Mudasir,Ilmu Hadis(Bandung: CV Pusta Setia, 1999) hal 66
3
3.Ijma’(Kesepakatan Ulama)
Seluruh umat Islam telah sepakat untuk mengamalkan hadis. Bahkan, hal
itumereka anggap sejalan dengan memenuhi panggilan Allah SWT, dan Rasul-
Nyayang terpacaya. Kaum muslimin menerima hadis seperti menerima Alquran
Al-Karim karena berdasarkan penegasan dari Allah SWT bahkan hadis
merupakansalah satu sumber ajaran Islam. Allah juga memberikan kesaksian
bagiRasulullah SAW, bahwa beliau hanya mengikuti apa yang diwahyukan.
Kesepakatan umat muslim dalam mempercayai, menerima, dan mengamalkan
segala ketentuan yang terkandung dalam hadis telah dilakukan sejak masa
Rasulullah SAW. Sepeninggal beliau, masa Khulafa Ar-Rasyidinhingga masa-
masa selanjutnya dan tidak ada yang mengingkarinya. Banyak diantara mereka
yang tidak hanya memahami dan mengamalkan isi kandungannya,tetapi menyebar
luaskan kepada generasi-generasi selanjutnya. Peristiwa yang menunjukkan
adanya kesepakatan menggunakan hadissebagai sumber hukum Islam, yaitu
sebagai berikut5:
1. Ketika Abu bakar di baiat menjadi khalifah, is berkata, “Saya tidak akan
meninggalkan sedikit pun sesuatu yang diamalkan Rasulullah SAW,
Sesungguhnya saya takut tersesat apabila meninggalkan perintahnya”.
2.Saat Umar berada di depan Hajar Aswad, ia berkata, “Saya tahu bahwa engkau
adalah batu. Seandainya saya tidak melihat Rasulullah SAW menciummu, saya
tidak akan menciummu”.
3. Pernah ditanyakan kepada Abdullah bin Umar tentang ketentuan shalat safar
dalam Alquran. Ibnu Umar menjawab,“Allah SWT telah mengutus Nabi
Muhammad SAW. Kepada kita dan kita tidak mengetahui sesuatu, maka
sesungguhnya kami berbuat sebagaimana kami melihat Rasulullah SAW berbuat”.
4. Diceritakan dari Said bin Mussayab bahwa Utsman bin Affan berkata,”Saya
duduk sebagaimna duduknya Rasulullah SAW, saya makan sebagaiman
amakannya Rasulullah SAW, dan saya shalat sebagaimana shalatnya Rasulullah6”
5
I Drs. M. Agus Sholahuddin, M.Ag dan Agus Suyadi, Lc. M.Ag,Ulumul Hadis (Bandung: CV. ustaka
Setia,2008) hal 77 Ibidbid
6
Drs. H. Ayat Dimyati, M.A.g dan Dr. Beni Ahmad Saebani, M.Si.,Teori Hadis
(Bandung:CV.Pustaka Setia,2016) hal 239
4
4. Ijtihad
Kerasulan Nabi Muhammad SAW telah diakui dan dibenarkan oleh umat
Islam. Didalam mengemban misinya itu, kadang-kadang beliau hanya sekedar
menyampaikan apayang diterima dari Allah SWT, baik isi maupun formulasinya
dan kadang kala atas inisiatifsendiri denganbimbingan ilham dari Allah.
Bila kerasulan Muhammad SAW telah diakui dan dibenarkan, maka sudah
selayaknyasegala peraturan perundang-undangan serta inisiatif beliau, baik yang
beliau ciptakan atas bimbingan ilham atau atas hasil ijtihad semata, ditempatkan
sebagai sumber hukum dan pedoman hidup. Di samping itu, secara logika
kepercyaan kepada Muhammad SAW sebaga Rasul mengharuskan umatnya
menaati dan mengamalkan segala ketentuan yang beliausampaikan.
Dapat disimpulkan, Hadis merupakan satu sumber hukum dan sumber ajaran
Islamyang menduduki urutan kedua setelah Alquran. Sedangkan bila dilihat dari
segike hujjah annya, hadis melahirkan hukum zanny, kecuali hadis yang
Mutawatir7
7
Dr. H. Munzier Suprta M.A,Ilmu Hadis (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010) hal 57
5
B. Fungsi Tafsir Hadis terhadap Alquran: Taqrir, Taqyid, Tafshil,Takhsis,
Tasyri
Al-Qur’an dan hadis adalah sebagai pedoman hidup, sumber hukum, dan
sumber ajaran dalam Islam. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan. Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama banyak memuat ajaran
ajaran yang bersifatumum dan global. Oleh karena itu, kehadiran hadis sebagai
sumber kedua untuk menjelaskan(bayan) keumuman isi Al-Qur’an tersebut23
Allah SWT menurunkan al-Qur’an bagi umat manusia,agar al-Qur’an ini dapat
dipahami oleh manusia, maka Rasul SAW diperintahkan untuk menjelaskan
kandungan dan cara – cara melaksanakan ajarannya kepada mereka melalui
hadis– hadisnya. Oleh karenaitu, fungsi hadis Rasul SAW sebagai penjelas
(bayan) al-Qur’an itu bermacam – macam.
8
Utang Ranuwijaya,Ilmu Hadis (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996) hal 26
9
Q.S. Al-Qalam [ ]: 4
6
Jadi, fungsi hadis Rasulullah SAW sebagi penjelas (bayan) Alquran menurut,
Imam Malik bin Anas menyebutkan lima macam fungsi yaitu,bayan al-taqrir,
bayan al-tafsir,bayan al-tafshil, bayan al-ba’ats, bayan al -tasyri.
1. Bayan at-Taqrir
Bayan Taqrir yaitu keterangan yang didatangkan oleh As sunnah untuk
menambah kokoh apa yang telah diterangkan oleh Alquran. Bayan at-Taqrir atau
sering disebut dengan bayan at-Ta’kid dan bayan al-Isbatadalah hadis yang
berfungsi untuk memperkokohdan memperkuat pernyataan Alquran. Dalam hal
ini, hadis hanya berfungsi untukmemperkokoh isi kandungan Alquran11.
2. Bayan at-Taqyid
Bayan at-Taqyid adalah dalam hal ini sunnah datang membawa keterangan
yangmemberikan batasan kepada makna yang mutlaq dari sebuah ayat. penjelasan
hadis dengancara membatasi ayat ayat yang bersifat mutlak dengan sifat, keadaan,
atau syarat tertentu.Kata mutlak artinya kata yang merujuk pada hakikat kata itu
sendiri apa adanya tanpamemandang jumlah atau sifatnya. Penjelas Nabi berupa
taqyid terhadap ayat - ayat Al-Qur’an yang mutlak 12
3. Bayan at-Tafshil
Bayan at-Tafshil yaitu menjelaskan ayat-ayat yang mujmal (yang sangat ringkas
petunjuknya).
4. Bayan at-Takhsis
Dalam hal ini hadis berfungsi sebagai keterangan yang mengeluarkan
ataumengecualikan suatu masalah dari cakupan makna umum ayat.13
10
DR. H. Munzier Suparta MA, Ilmu Hadis(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010) hal 58
11
Dr.T.M Hasbi Ash-Shiddieqy,Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Jakarta: PT Bulan Bintang, 954)
hal 179
12
Dr. H. Ramli Abdul Wahid,MA,Studi Ilmu Hadis(Bandung: Citapustaka Media, 2005) hal 47
13
Dr. H. Ramli Abdul Wahid,MA,Studi Ilmu Hadis(Bandung: Citapustaka Media, 2005) hal 46
7
5. Bayan at-Tasyri
BAB III
14
Drs. H. Ayat Dimyati, M.A.g dan Dr. Beni Ahmad Saebani, M.Si.,Teori Hadis (Bandung: CV
ustaka Setia,2016) hal 248
8
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan:
1. Seluruh umat Islam sepakat bahwa hadis merupakan salah satu sumber ajaran
Islam.Hadis menempati kedudukannya yang sangat penting setelah Alquran.
Kewajibanmengikuti hadis bagi umat Islam sama wajibnya dengan mengikuti
Alquran. Hal inikarena hadis merupakan mubayyin (penjelas)terhadap Alquran,
tanpa memahami danmenguasai hadis siapa pun tidak akan bisa memahami
Alquran. Sebaliknya, siapa puntidak akan bisa memahami hadis tanpa memahami
Alquran karena Alquranmerupakan dasar hukum pertama, yang di dalamnya
berisi garis besar syariat, danhadis merupakan dasar hukum kedua yang di
dalamnya berisi penjabaran dan penjelasan Alquran. Dengan demikian, antara
hadis dan Alquran memiliki kaitan yangsangat erat, yang satu sama lain tidak bisa
dipisah-pisahkan atau berjalan sendiri-sendiri.
2. Kedudukan hadis dalam Islam tidak dapat diragukan karena terdapat penegasan
yang banyak, baik di dalam Alquran maupun dalam hadis Nabi Muhammad
SAW, sepertiDalil kehujjahan Hadis terdapat beberapa bagian yaitu Dalil
Alquran, Dalil al-Hadis,Kesepakatan Ulama (ijma), dan Ijtihad (sesuai dengan
petunjuk akal)
3. Allah SWT menurunkan al-Qur’an bagi umat manusia, agar al-Qur’an ini
dapatdipahami oleh manusia, maka Rasulullah SAW diperintahkan untuk
menjelaskankandungan dan cara cara melaksanakan ajarannya kepada mereka
melalui hadis hadisnya. Oleh karena itu, fungsi hadis Rasul SAW sebagai
penjelas( bayan )al-ur’an itu bermacam – macam yaitu,bayan at-Taqrir, bayan at-
Taqyid, bayan at-Tafshil, bayan at-Takhsis,dan bayan at-Tasyri.
9
DAFTAR PUSTAKA
.Sholahudin, M. Agus dan Agus Suyadi 2008. Ulumul Hadis, Bandung: CV.
Pustaka Setia
10