Tentang
ALQUR’AN DAN HADITS
Kelas: 8D
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masakah
C.Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
A.Kedudukan Hadits Terhadap Al-Qur’an
B.Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
BAB 3 PENUTUP
A.Kesimpulan
DAFTAR PUSAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sungguh harus umat Islam telah sepakat bahwa sumber ajaran Islam
yang pertama dan utama adalah Al Qur‟an. Ia diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril AS dan diteruskan
kepada umat manusia secara mutawatir dengan bentuknya yang
sangat global (mujmal). Oleh karena keadaannya yang masih global
sedangkan ia harus dipedomani (sebagai hudal lin nas), maka ia perlu
dijelaskan dan dijabarkan hingga menjadi aplicabe. Dengan demikian
umat yang hendak memedomaninya mencari sumber ajaran kedua
sebagai pendamping Al Qur‟an, yakni Al Hadits, sebagai sumber
ajaran yang menjelaskan Al Qur‟an manakala tidak dijumpai ayat-ayat
lain yang menjelaskannya. Dalam kondisi yang demikian Al Hadits
berposisi sebagai tafsir bagi Al Qur‟an.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan Hadis terhadap Al Qur‟an ?
2. Bagaimana fungsi Hadis terhadap Al Qur‟an ?
3. Apa saja contoh fungsi Hadis terhadap Al Qur‟an ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kedudukan Hadis terhadap Al Qur‟an
2. Untuk mengetahui fungsi Hadis terhadap Al Qur‟an
3. Untuk mengetahui contoh fungsi Hadis terhadap Al Qur‟an
BAB II PEMBAHASAN
1. Dalil Al-Qur‟an
Banyak kita jumpai ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang
kewajiban mempercayai dan menerima segala yang disampaikan oleh
Rasul kepada umatnya untuk dijadikan pedoman hidup sehari-hari.
Seperti firman Allah berikut ini:
ماكان هللا نيرزانمؤمىيه عهي ما أوتم عهيعهًي حتي يميز انخثيث مه انطية وماكان هللا
نيطهعكم عهي انغية ونكه
هللا يجتثي مه زسهزسًه مه يشاء فامىىا تاهلل وزسهوزسًه وان تؤمىىا وتتقىا فهكم اجس عزيم
2. Dalil Al-Hadis
Disamping banyak ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan kewajiban
mengikuti semua yang disampaikan Nabi SAW, banyak juga hadis
Nabi yang menegaskan kewajiban mengikuti ajaran-ajaran yang
dibawa oleh Nabi SAW. Seperti sabda Rasul SAW:
تسكت فيكم أمسيه نه تضهىا ما تمسكتم تهما كتاب هللا وسىح وثيوثًي
Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, yang kalian tidak akan
tersesat selagi kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu berupa
kitab Allah dan Sunnah RasulNya. (HR. Malik)
44: )انىحم.(تانثيىت وانزتس واوزنىاانيك انركس نتثيه نهىاس ماوسل انيهم ونعههم يتفُك ىن
1. Bayan At-Tafsir
Yang dimaksud dengan bayan at-tafsir adalah menerangkan ayat-ayat
yang sangat umum, mujmal, dan musytarak. Fungsi hadis dalam hal
ini adalah memberikan perincian (tafshil) dan penafsiran terhadap
ayat-ayat Al Qur‟an yang masih mujmal, memberikan taqyid ayat-
ayat yang masih muthlaq, dan memberikan takhsish ayatayat yang
masih umum.
Di antara contoh bayan at-tafsir mujmal adalah seperti hadis yang
menerangkan ke-mujmal-an ayat-ayat tentang perintah Allah SWT
untuk mengerjakan shalat, puasa, zakat, dan haji. Ayat-ayat Al Qur‟an
yang menjelaskan masalah ibadah tersebut masih bersifat global atau
secara garis besarnya saja. Contohnya, kita diperintahkan shalat,
namun Al Qur‟an tidak menjelaskan bagaimana tata cara shalat, tidak
menerangkan rukun-rukunnya dan kapan waktu pelaksanaannya.
Semua ayat tentang kewajiban shalat tersebut dijelaskan oleh Nabi
SAW dengan sabdanya,
Menurut sebagian ulama‟ , bayan taqrir atau bayan ta’kid ini disebut
juga bayan al-muwafiq li nash al-kitab al-karim. Hal ini karena hadis-
hadis ini sesuai dan untuk memperkokoh nash Al Qur‟an.
3. Bayan At-Tasyri‟
Yang dimaksud dengan bayan at-tasyri’ adalah memunculkan suatu
hukum atau ajaran-ajaran yang tidak didapati dalam Al-Qur‟an atau
dalam Al-Qur‟an hanya terdapat pokok-pokoknya (ashl) saja. Abbas
Mutawalli Hammadah juga menyebut bayan ini dengan “za‟id „ala al
kitab al karim”.
Hadis-hadis Rasul SAW, yang masuk dalam bayan tasyri‟ ini
diantaranya hadis tentang haramnya mengumpulkan dua wanita
bersaudara (antara isteri dengan bibinya), hukum syuf‟ah, hukum
rajam pezina wanita yang masih belum bersuami, dan hukum tentang
hak waris bagi seorang anak.