Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Tentang
ALQUR’AN DAN HADITS

MTSN 3 KOTA CILEGON


Oleh:
1.M. Al-Fatirullah

Kelas: 8D

TAHUN PELAJARAN 2024-2025


KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini
bisa selesai tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai
perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan semua pihak.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masakah
C.Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
A.Kedudukan Hadits Terhadap Al-Qur’an
B.Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
BAB 3 PENUTUP
A.Kesimpulan
DAFTAR PUSAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sungguh harus umat Islam telah sepakat bahwa sumber ajaran Islam
yang pertama dan utama adalah Al Qur‟an. Ia diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril AS dan diteruskan
kepada umat manusia secara mutawatir dengan bentuknya yang
sangat global (mujmal). Oleh karena keadaannya yang masih global
sedangkan ia harus dipedomani (sebagai hudal lin nas), maka ia perlu
dijelaskan dan dijabarkan hingga menjadi aplicabe. Dengan demikian
umat yang hendak memedomaninya mencari sumber ajaran kedua
sebagai pendamping Al Qur‟an, yakni Al Hadits, sebagai sumber
ajaran yang menjelaskan Al Qur‟an manakala tidak dijumpai ayat-ayat
lain yang menjelaskannya. Dalam kondisi yang demikian Al Hadits
berposisi sebagai tafsir bagi Al Qur‟an.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan Hadis terhadap Al Qur‟an ?
2. Bagaimana fungsi Hadis terhadap Al Qur‟an ?
3. Apa saja contoh fungsi Hadis terhadap Al Qur‟an ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kedudukan Hadis terhadap Al Qur‟an
2. Untuk mengetahui fungsi Hadis terhadap Al Qur‟an
3. Untuk mengetahui contoh fungsi Hadis terhadap Al Qur‟an

BAB II PEMBAHASAN

A. Kedudukan Hadis terhadap Al Qur‟an


Seluruh umat Islam tanpa kecuali, telah sepakat bahwa hadis
merupakan salah satu sumber ajaran Islam. Ia menempati
kedudukannya yang sangat penting setelah AlQur‟an. Kewajiban
mengikuti hadis bagi umat Islam sama wajibnya dengan mengikuti
Al-Qur‟an. Hal ini karena hadis merupakan mubayyin terhadap Al-
Qur‟an. Tanpa memahami dan menguasai hadis, siapapun tidak akan
bisa memahami Al-Qur‟an. Sebaliknya, siapapun tidak akan bisa
memahami hadis tanpa memahami Al-Qur‟an karena A- Qur‟an
merupakan dasar hokum pertama, yang didalamnya berisi garis besar
syari‟at, dan hadis merupakan dasar hokum kedua, yang didalamnya
berisi penjabaran dan penjelasan Al-Qur‟an. Dengan demikian, antara
hadis dan Al-Qur‟an memiliki kaitan yang sangat erat, yang satu sama
yang laintidak bisa dipisah-pisahkan atau berjalan sendiri-sendiri.
Berdasarkan hal tersebut, kedudukan hadis dalam Islam tidak dapat
diragukan karena dapat penegasan yang banyak, baik didalam Al-
Qur‟an maupun dalam hadis Nabi Muhammad SAW, seperti yang
dijelaskan berikut ini.

1. Dalil Al-Qur‟an
Banyak kita jumpai ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang
kewajiban mempercayai dan menerima segala yang disampaikan oleh
Rasul kepada umatnya untuk dijadikan pedoman hidup sehari-hari.
Seperti firman Allah berikut ini:

‫ماكان هللا نيرزانمؤمىيه عهي ما أوتم عهيعهًي حتي يميز انخثيث مه انطية وماكان هللا‬
‫نيطهعكم عهي انغية ونكه‬
‫هللا يجتثي مه زسهزسًه مه يشاء فامىىا تاهلل وزسهوزسًه وان تؤمىىا وتتقىا فهكم اجس عزيم‬

Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman


dalam keadaan kamu seperti ini, sehingga Dia menyisihkan yang
buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak
akan memperlihatkan kepada kamu halhal yang ghaib, akan tetapi
Allah memilih siapa yang dikehendakiNya diantara Rasul-rasulNya.
Karena itu berimanlah dan bertaqwa, maka bagimu pahala yang besar.
(Q.S. Ali Imran [3]:179)

2. Dalil Al-Hadis
Disamping banyak ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan kewajiban
mengikuti semua yang disampaikan Nabi SAW, banyak juga hadis
Nabi yang menegaskan kewajiban mengikuti ajaran-ajaran yang
dibawa oleh Nabi SAW. Seperti sabda Rasul SAW:

‫تسكت فيكم أمسيه نه تضهىا ما تمسكتم تهما كتاب هللا وسىح وثيوثًي‬
Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, yang kalian tidak akan
tersesat selagi kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu berupa
kitab Allah dan Sunnah RasulNya. (HR. Malik)

3. Kesepakatan Ulama‟ (Ijma‟)


Seluruh umat Islam telah sepakat untuk mengamalkan hadis. Bahkan,
hal itu mereka anggap sejalan dengan memenuhi panggilan Allah
SWT dan RasulNya yang tepercaya. Kaum muslimin menerima hadis
seperti menerima Al-Qur‟an Al-Karim karena berdasarkan penegasan
dari Allah SWT bahwa hadis merupakan salah satu sumber ajaran
Islam. Allah juga memberikan kesaksian bagi Rasulullah SAW bahwa
beliau hanya mengikuti apa yang diwahyukan.

4. Sesuai dengan Petunjuk Akal


Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul telah diakui dan dibenarkan
oleh seluruh umat Islam. Didalam mengemban misinya itu, kadang-
kadang beliau hanya sekedar menyampaikan apa yang diterima dari
Allah SWT baik isi maupun formulasinya dan kadang kala atas
inisiatif sendiri dengan bimbingan wahyu dari Tuhan. Namun juga
tidak jarang beliau membawakan hasil ijtihadnya mengenai suatu
masalah yang tidak ditunjuk oleh wahyu dan juga tidak dibimbing
oleh ilham. Hasil ijtihad beliau ini tetap berlaku sampai ada dalil yang
menghapuskannya.

B. Fungsi Hadis terhadap Al Qur‟an


Sudah kita ketahui bahwa hadis mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam ajaran Islam. Ia menempati posisi kedua setelah Al
Qur‟an. Al Qur‟an sebagai sumber ajaran pertama memuat ajaran-
ajaran yang bersifat umum (global), yang perlu dijelaskan lebih lanjut
dan terperinci. Di sinilah, hadis menduduki dan menempati fungsinya
sebagai sumber ajaran kedua. Ia menjadi penjelas (mubayyin) isi Al
Qur‟an. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT,

44:‫ )انىحم‬.‫(تانثيىت وانزتس واوزنىاانيك انركس نتثيه نهىاس ماوسل انيهم ونعههم يتفُك ىن‬

Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami


turunkan kepadamu Al Qur’an, agar kamu menerangkan umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan. (Q.S. An-Nahl [16]:44)
Dalam hubungan dengan Al Qur‟an, hadis berfungsi sebagai penafsir,
pensyarah, dan penjelas dari ayat-ayat Al Qur‟an tersebut. Apabila
disimpulkan tentang fungsi hadis dalam hubungan dengan Al Qur‟an
adalah sebagai berikut.

1. Bayan At-Tafsir
Yang dimaksud dengan bayan at-tafsir adalah menerangkan ayat-ayat
yang sangat umum, mujmal, dan musytarak. Fungsi hadis dalam hal
ini adalah memberikan perincian (tafshil) dan penafsiran terhadap
ayat-ayat Al Qur‟an yang masih mujmal, memberikan taqyid ayat-
ayat yang masih muthlaq, dan memberikan takhsish ayatayat yang
masih umum.
Di antara contoh bayan at-tafsir mujmal adalah seperti hadis yang
menerangkan ke-mujmal-an ayat-ayat tentang perintah Allah SWT
untuk mengerjakan shalat, puasa, zakat, dan haji. Ayat-ayat Al Qur‟an
yang menjelaskan masalah ibadah tersebut masih bersifat global atau
secara garis besarnya saja. Contohnya, kita diperintahkan shalat,
namun Al Qur‟an tidak menjelaskan bagaimana tata cara shalat, tidak
menerangkan rukun-rukunnya dan kapan waktu pelaksanaannya.
Semua ayat tentang kewajiban shalat tersebut dijelaskan oleh Nabi
SAW dengan sabdanya,

‫)زواي انثخسي‬.‫(صهىا كما زأيتمىوي أصهي‬

Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat. (H.R. Bukhari)

Sebagaimana hadis tersebut, Rasul memberikan contoh tata cara


shalat yang sempurna. Bukan hanya itu, beliau melengkapi dengan
berbagai kegiatan yang dapat menambah pahala ibadah shalat.
2. Bayan At-Taqrir
Bayan at-taqrir atau sering juga disebut dengan bayan at-ta’kid dan
bayan alitsbat adalah hadis yang berfungsi untuk memperkokoh dan
memperkuat pernyataan
Al Qur‟an. Dalam hal ini, hadis hanya berfungsi untuk memperkokoh
isi kandungan Al Qur‟an. Contoh bayan at-taqrir adalah hadis Nabi
SAW yang memperkuat firman Allah Q.S. Al Baqarah [2]:185, yaitu,

581:‫)انثقسج‬. ‫(فمه شهد ممىكم انشهس فهيصًم‬

… Karena itu, barangsiapa yang mempersaksikan pada waktu itu


bulan, hendaklah ia berpuasa… (Q.S. Al-Baqarah [2]:185)

Ayat di atas di-taqrir oleh hadis Nabi SAW yaitu,

‫}زواي مسهم عه اته عمس‬.‫{اذازأيتمىي فصىمىا واذا زآيتمىي فأفطسوا‬

… Apabila kalian melihat (ru’yat) bulan, berpuasalah, begitu pula


apabila melihat (ru’yat) bulan itu, berbukalah… (H.R. Muslim dari
Ibnu Umar)

Menurut sebagian ulama‟ , bayan taqrir atau bayan ta’kid ini disebut
juga bayan al-muwafiq li nash al-kitab al-karim. Hal ini karena hadis-
hadis ini sesuai dan untuk memperkokoh nash Al Qur‟an.

3. Bayan At-Tasyri‟
Yang dimaksud dengan bayan at-tasyri’ adalah memunculkan suatu
hukum atau ajaran-ajaran yang tidak didapati dalam Al-Qur‟an atau
dalam Al-Qur‟an hanya terdapat pokok-pokoknya (ashl) saja. Abbas
Mutawalli Hammadah juga menyebut bayan ini dengan “za‟id „ala al
kitab al karim”.
Hadis-hadis Rasul SAW, yang masuk dalam bayan tasyri‟ ini
diantaranya hadis tentang haramnya mengumpulkan dua wanita
bersaudara (antara isteri dengan bibinya), hukum syuf‟ah, hukum
rajam pezina wanita yang masih belum bersuami, dan hukum tentang
hak waris bagi seorang anak.

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
Hadis menempati kedudukan yang sangat penting setelah Al-Qur‟an.
Kewajiban mengikuti hadis bagi umat Islam sama wajibnya dengan
mengikuti Al-Qur‟an. Hal ini karena hadis merupakan mubayyin
terhadap Al-Qur‟an. Tanpa memahami dan menguasai hadis, siapapun
tidak akan bisa memahami Al-Qur‟an. Sebaliknya, siapapun tidak
akan bisa memahami hadis tanpa memahami Al-Qur‟an karena A-
Qur‟an merupakan dasar hokum pertama, yang didalamnya berisi
garis besar syari‟at, dan hadis merupakan dasar hokum kedua, yang
didalamnya berisi penjabaran dan penjelasan Al-Qur‟an. Dengan
demikian, antara hadis dan Al-Qur‟an memiliki kaitan yang sangat
erat, yang satu sama yang lain tidak bisa dipisah-pisahkan atau
berjalan sendiri-sendiri.

Fungsi Hadis terhadap Al Qur‟an adalah sebagai:


1. Bayan At-Tafsir
2. Bayan At-Taqrir
3. Bayan At-Taqrir
DAFTAR PUSTAKA
M. Al Fatirullah, 2024, Cilegon, Mtsn 3 kota Cilegon

Anda mungkin juga menyukai