MAKALAH
“Ushulul Qur’an”
Kasiahani (23101063)
Dosen Pengampu :
1445 H / 2023 M.
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran, juga dikenal sebagai Quran, adalah kitab suci agama Islam,
Kata "Al-Quran" berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau
"pengajaran". al-Quran dianggap sebagai wahyu terakhir yang diberikan
oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Kitab
suci ini terdiri dari 114 surah atau bab, yang terdiri dari ayat-ayat yang
mengandung. petunjuk, ajaran, dan hukum-hukum yang menjadi pedoman
bagi umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Penyusunan ayat dan surah dalam al-Quran adalah suatu proses yang
penuh hikmah dan kedalaman. al-Quran adalah kitab suci dalam agama
Islam, dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah kepada Nabi
Muhammad SAW. Penyusunan ayat dan surah dalam al-Quran memiliki
beberapa prinsip dan karakteristik khusus:Penyusunan ayat dan surah dalam
al-Quran adalah hasil dari kebijaksanaan Allah, yang memandu, mengajar,
dan memberikan petunjuk bagi umat manusia. Ini adalah sebuah warisan
spiritual yang mendalam dalam Islam, dan penghormatan terhadap al-Quran
adalah aspek dalam praktik keagamaan umat islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Tartib ayat al-Qur’an
2. Tartib (Urutan) Surah dalam al-Qur’an
3. Istilah-istilah dalam pembagian surat (al-Sab’u al-Matsaniy, al-Mi’un, al-
Matsaniy, ala-Mufashal
1
BAB II
PEMBAHASAN
– Menurut as-Syafi`i
Kata al-Qur`an itu ditulis dan dibaca tanpa hamzah (al-Quran, bukan al-
Qur`an) dan tidak diambil dari kata lain. Ia adalah nama yang khusus
digunakan untuk kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad,
sebagaimana nama Injil dan Taurat yang digunakan khusus untuk kitab-
kitab Allah yang diberikan masing-masing kepada Nabi Isa dan Nabi Musa.
1
Prof. Drs. H. Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur`an, (Cet. V; Surabaya; CV. Karya
Abditama;1997) h. 1
2
– Menurut al-Farra’
Al-Qur`an tidak menggunakan hamzah dan diambil dari kata qarain jamak
qarinah, yang artinya indikator (petunjuk). Hal ini disebabkan sebagian
ayat-ayat al-Qur`an itu serupa satu dengan yang lain, maka seolah-olah
sebagian ayat-ayatnya itu merupakan indikator dari yang dimaksud oleh
ayat lain yang serupa itu.
– Menurut al-Asy`ari
Lafal al-Qur`an tidak menggunakan hamzah dan diambil dari kata Qarana,
yang artinya menggabungkan. Hal ini disebabkan surat-surat dan ayat-ayat
al-Qur`an itu dihimpun dan digabungkan dalam satu mushaf.
Penyusunan ayat dalam al-Quran memiliki makna dan tujuan
tersendiri yang mencerminkan hikmah ilahi. Tartib wahyu al-Quran disusun
berdasarkan urutan wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW
selama periode wahyu, yaitu sekitar 23 tahun. Oleh karena itu, ayat-ayat
yang diterima lebih awal disusun di bagian awal kitab suci, dan yang
diterima kemudian disusun di bagian akhir.
3
Dan golongan kedua berpendapat bahwa hal itu didasarkan atas
ijtihad para sahabat setelah bersepakat dan memastikan bahwa susunan
ayat-ayat adalah tauqifi. Sedangkan golongan ketiga berpendapat serupa
dengan golongan pertama, kecuali surah al-anfal (8) dan Bara’ah (9) yang
dipandang bersifat ijtihadi.
Urutan surat dalam al-Qur'an yang kita jumpai sekarang telah melewati
proses penertiban yang tidak mudah. Dapat dimaklum bahwa al-Qur'an
adalah sumber nomor wahid bagi umat Islam dalam pengambilan hukum-
hukum, dan lebih dari itu, ia adalah pedoman hidup umat Islam.
2
M.Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu al-Qur`an; Media-media Pokok dalam Menafsirkan al-Qur'an,
(Jakarta; PT. Bulan Bintang: 1972), h. 40-41
4
para sahabat Nabi dalam menentukan urutan-urutan ini Ada tiga pendapat
mengenai penertiban surat- surat dalam al-Qur'an. Yaitu :
1. Semuanya ijtihadi
Pertama, urutan surat-surat dalam al-Qur'an bersifat ijtihadi dari para
sahabat Nabi. Pendapat ini dinisbatkan kepada jumhur ulama (mayoritas
ulama), di antaranya Imam Malik dan al-Qadhi Abu Bakar. Ibnu Faris
mengatakan, terdapat dua proses dalam penghimpunan al-Qur'an.
2. Semuanya Tauqifi
3
Ajahari. (2018). Ulumul Qur'an (Ilmu-Ilmu Alqur'an). Yogyakarta: Aswaja Pressindo
5
Selain itu, mereka juga memiliki riwayat yang menguatkan pendapat
mereka. Di antaranya:
Rasulullah bersabda pada kami, "Telah turun kepadaku hizb (bagian) al-
Qur'an, sehingga aku tidak ingin keluar sampai selesai." (Aus bin
Hudzaifah) berkata, "Kami bertanya kepada para sahabat Rasulullah
'Bagaimana kalian membagi pengelompokan al-Qur'an?' Mereka
menjawab, 'Kami membaginya menjadi tiga surat, lima surat, tujuh surat,
sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb Al-Mufashshal yaitu
dari surat Qaf sampai akhir"." (HR Ahmad)
6
sebagiannya tawqifi. Hanya saja di sini terjadi perbedaan pendapat
mengenai mana saja surat-surat yang tawqifii, dan mana saja yang ijtihadi. 4
2. Al-Mi'uun,
yaitu surat-surat yang panjangnya sedikit dibawah As-Sab'u Ath-
Thiwal, Dinamakan demikian karena setiap ayatnya berjumlah seratus ayat
atau kurang lebih dari itu.
4
https://id.quora.com/Surah-di-Al-Quran-tidak-turun-dengan-susunan-yang-ada-di-kitab-Al-
Quran-bagaimana-cara-penyusunan-tersebut
5
Dr. fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi (Yogyakarta; 1996), ulumul qur’an, h.144.
7
3. Al-Matsaani,
yang panjangnya dibawah Al-Mi’un. Karena ia dibaratkan nomor dua
setelah Al-Mi’un. Al-Farra berkata: Al-Matsaani adalah surat yang ayat-
ayatnya kurang dari seratus, karena Al-Matsaani ini menjadi nomor dua dari
Ath-Thuul dan juga nomor dua dari Al-Mi’un.
Dan ada pula yang mengatakan: Disebut demikian karena banyaknya
matsal atau perumpamaan padanya yang mutsanna (dua-dua), yaitu dengan
adanya Ibar (pelajaran-pelajaran) dan kebaikan-kebaikan. Yang
mengisahkannya adalah An-Nakzawi
As-Sakhawi dalam Jamal Al-Qurra berkata: Al-Matsaani adalah surat-
surat yang kisah-kisah didalamnya diceritakan secara dua- dua. Dan
kadang-kadang kata “Al-Matsan” ini dipergunakan untuk menyebut seluruh
al-Qur'an dan juga untuk menyebut Al-Fatihah.
4. Al-Mufashshal
Adalah surat-surat pendek yang ada dibawah Al-Matsani Disebut Al-
Mufashshal karena banyak surat yang dipisah dengan basmalah, Pihak lain
menyebut al-mufashshal karena, ayat-ayat yang dimansukh didalamnya
hanya ada sedikit. Dan karena inilah Al-Mufashshal tadi juga disebut
dengan Al-Muhkam. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari dari Said bin Jubair, la berkata:
Sesungguhnya surat-surat yang kalian sebut dengan Al-Mufashshal ini
adalah Al-Muhkam, Dan surat Al-Mufashshal yang paling akhir adalah
surat An-Naas. Hal ini tak ada seorang pun yang meragukannya.
Tapi para ulama' berbeda pendapat tentang surat pertama dari Al-
Mufashshal ini, pendapat mereka ada dua belas banyaknya:
Pertama : Surat Qaaf, sesuai dengan hadits Aus yang baru saja disebutkan
8
Ketiga : Surat Al-qital, pendapat ini, menurut Al-Mawardi adalah pendapat
jumhur ulama
Ketujuh : Surat Tabarak (Al-Mulk). Ketiga surat di atas (Ash- Shaffat, Ash-
Shaff dan Al-Mulk) dikisahkan oleh Ibnu Abi Ash-Shaif Al-Yamani dalam
kitabnya An-Nukat 'ala At-Tanbih
Kedelapan :
Kesebelas ; Surat Sabbihis (al-a'la), pendapat ini dikisahkan oleh Ibnu Al-
firkaah dalam ta'liqnya (keterkaitan) atas A-Marzuqi Kedua belas Surat
Adh-Dhuha. Pendapat ini dikatakan oleh Al- Khattabi dan dia mengatakan
alasannya bahwa karena setiap pembaca selalu memisahkan setiap ayat dari
surat ini dengan takbir. Sedangkan ungkapan Ar-Raghib dalam
mufradatnya: Al-Mufashshal dalam Al-Qur'an adalah surat-surat tujuh yang
terakhir dari Al-Qur'an6
6
Imam Jalaluddin As suyuthi, Al-itqan fi ulumuil qur’an jilid 1 (Surabaya; PT Bina Ilmu, 2006)
h.320
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi penyusunan ayat dan surat dalam al-Quran adalah sebuah
aspek penting dalam pemahaman dan studi al-Quran. Dalam al-Quran, ayat-
ayat disusun dengan sangat cermat dan berdasarkan struktur bahasa Arab
yang indah. Kesimpulan dari materi ini adalah bahwa penyusunan ayat dan
surat dalam al-Quran menunjukkan keajaiban bahasa Arab, ketepatan
struktur, dan pesan-pesan mendalam yang terkandung dalam setiap ayat dan
surat. Studi ini membantu umat Islam untuk lebih mendalam dalam
memahami teks suci al-Quran dan mendapatkan wawasan spiritual
yang lebih dalam.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang di
gunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan makalah ini kami terima dengan senang hati.
10
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Drs. H. Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur`an, (Cet. V; Surabaya; CV. Karya
Abditama;1997) h. 1
https://id.quora.com/Surah-di-Al-Quran-tidak-turun-dengan-susunan-yang-ada-di-kitab-Al-
Quran-bagaimana-cara-penyusunan-tersebut
Dr. fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi (Yogyakarta; 1996), ulumul qur’an, h.144.
Imam Jalaluddin As suyuthi, Al-itqan fi ulumuil qur’an jilid 1 (Surabaya; PT Bina Ilmu, 2006) h.320
11