Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MAKNA DAN NAMA LAIN AL-QURAN

Untuk memenuhi tugas mandiri sebagai materi presentasi pada mata kuliah
Ulumul Quran

Dosen pembimbing:
Dr. H. Mastuhi, M.M.Pd.

Disusun oleh:
Martin Wahid
21030802231041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SARJANA


UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirrabbil’alamiin, segala puji hanya bagi Allah Swt. yang telah
memberikan kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan masalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya maka penulis tidak akan sanggup menyelesaikan masalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam semoga terlimpah curah kepada Baginda tercinta Nabi Muhammad Saw.
Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan
nikmat sehatnya, baik berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan makalah ini yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Ulumul
Quran dengan judul “Makna dan Nama Lain Al-Qur’an.”
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca dalam penulisan makalah ini supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan maka
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat
membawa manfaat bagi pembaca terutama bagi penulis.

Bandung, 13 Oktober 2023

Martin Wahid

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3. Tujuan Masalah................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................5
2.1. Pengertian al-Qur’an........................................................................................5
2.2. Nama dan Sifat-sifat al-Qur’an........................................................................6
2.3. Nama-nama al-Qur’an.....................................................................................7
2.4. Sifat al-Qur’an...............................................................................................11
2.5. Karakteristik al-Qur’an..................................................................................12
BAB III........................................................................................................................16
3.1. Kesimpulan....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat seseorang mendengar kata al-Qur’an maka akan terlintas dalam benak
mereka kitab suci umat islam, namun apakah umat islam sendiri yang memberikan nama
kitab suci tersebut al-Qur’an. Nama al-Qur’an muncul bukanlah hasil dari pemikiran
manusia, namun nama al-Qur’an itu muncul di dalam kitab itu sendiri. Berawal dari
pemikiran itulah muncul sebuah pendapat yang mengatakan bahwa al-Qur’an bukanlah
hasil definisi dari sebuah kata, diantaranya adalah pendapat dari Imam Syafi’i karena
Allah SWT lah yang memberi nama demikian, sama saja seperti ketika Allah SWT
memberi nama kitab Taurat dan Injil kepada Nabi Musa dan Nabi Isa As.
Sumber dari segala ilmu pengetahuan tentang keislaman tidak terlepas dari al-
Qur’an. Siapapun yang membaca dengan penghayatan dan mengamalkannya dengan
penuh ketekunan, maka ia tidak akan celaka di kala banyak orang yang celaka dan tidak
pula tersesat di kala banyak orang yang tersesat. Dia (al-Qur’an) senantiasa membimbing
orang yang mau mengikuti aturannya.
Adapun pendapat para ulama yang disepakati oleh para ahli ulama ushul ialah al-
Qur’an kalam Allah yang tiada tandingannya (mukjizat) yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW penutup para nabi dan rasul dengan perantara malaikat Jibril. Dimulai
dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas dan ditulis oleh mushaf-mushaf
yang disampaikan kepada kita secara mutawatir dan mempelajarinya suatu ibadah.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang
menjadi bahan kajian dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu makna dari al-Qur’an?
2. Apa saja nama dan sifat-sifat dari al-Qur’an?
3. Apa saja karakteristik al-Qur’an?

1.3. Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui makna al-Qur’an
2. Untuk mengetahui nama dan sifat al-Qur’an
3. Untuk mengetahui karakteristik al-Qur’an

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian al-Qur’an


Dari segi bahasa, para ahli memiliki berbagai pendapat mengenai pengertian al-
Qur’an. Sebagian berpendapat, dalam penulisan lafalnya al-Qur’an dibubuhi huruf
hamzah. Pendapat lain mengatakan penulisannya tanpa dibubuhi huruf hamzah. Beberapa
ahli seperti asy-Syafi’i, al-Farra dan al-Asy’ari termasuk di antara ulama yang
berpendapat bahwa lafal al-Qur’an di tulis tanpa huruf hamzah.
Asy-Syafi’i mengatakan, lafal al-Qur’an yang terkenal itu musytaq (pecahan dari
akar kata apapun) dan bukan pula berhamzah (tanpa tambahan huruf hamzah di
tengahnya, jadi dibaca al-Quran), menurutnya lafal tersebut bukan berasal dari akar kata
qara-a (membaca), sebab kalau akar katanya qara-a, tentu tiap suatu yang dibaca dapat
dinamai al-Quran.
Al-Farra berpendapat, sebagaimana asy-Syafi’i, bahwa al-Qur’an bukan musytaq
dari kata qara-a, tetapi pecahan dari kata qara’in (jamak dari karinah) yang berarti
kaitan, karena ayat-ayat al-Qur’an satu sama lain saling berkaitan. Karena itu huruf nun
pada akhir lafal al-Qur’an adalah huruf asli bukan huruf tambahan. Dengan demikian,
kata al-Qur’an itu dibaca dengan bunyi al-Quran bukan al-Qur’an.
Masih sejalan pendapat di atas, al-Asy’ari dan para pengikutnya mengatakan,
lafal al-Qur’an adalah musytaq atau pecahan dari akar-akar qarn. Ia mengemukakan
contoh kalimat qarnusy-syai bisysyai (menggabungkan sesuatu dengan sesuatu). Kata
qarn dalam hal ini bernakna gabungan atau kaitan, karena surah-surah dan ayat-ayat al-
Qur’an saling bergabung dan berkaitan. Tiga pendapat di atas pada prinsipnya
berkesimpulan bahwa lafal al-Qur’an adalah al-Quran (tanpa huruf hamzah di tengahnya).
Diantara para ulama yang berpendapat bahwa lafal al-Qur’an ditulis dengan
tambahan huruf hamzah ditengahnya adalah al-Zajjaj, dan al-Lihyani.
Menurut al-Zajjaj, lafal al-Qur’an di tulis dengan huruf hamzah ditengahnya
berdasarkan pola kata (wazn) fu’lan. Lafal tersebut bentukan (musytaq) dari akar kata
qar’un yang berarti jam’un. Selanjutnya ia mengemukakan contoh kalimat quri’al ma’u
filhaudi yang artinya: air itu dikumpulkan dalam kolam. Dalam kalimat ini kata qar’un
bermakna jam’un yang dalam bahasa Indonesia bermakna kumpul. Alasannya, al-Qur’an
“mengumpulkan” atau “menghimpun” intisari kitab-kitab suci terdahulu.
Sebagaimana al-Zajjaj, al-Lihyani berpendapat bahwa lafal al-Qur’an ditulis
dengan huruf hamzah ditengahnya berdasarkan pola kata ghufrani dan merupakan
pecahan (musytaq) dari akar kata qara-a yang bermakna tala (membaca). Lafal al-Qur’an
digunakan untuk menamai sesuatu yang dibaca, yakni objek dalam bentuk masdar.

5
Dengan mengikuti beberapa pendapat di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa
secara lughah (bahasa) al-Qur’an berarti saling berkaitan, berhubungan antara satu ayat
dengan ayat lain, dan berarti pula bacaan.
Dari segi istilah para ahli memberikan definisi al-Qur’an sebagai berikut :
a. Menurut manna’ al-Qaththan, al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.
b. Menurut al-Zarqani, al-Qur’an itu adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, dari permulaan surah al-Fatihah sampai akhir surah an-Naas.
c. Menurut Abdul Wahhab Khallaf, al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang
diturunkan kepada Rasulullah SAW, Muhammad bin Abdullah melalui al-Ruhul
Amin (Jibril As) dengan lafal-lafalnya yang berbahasa arab dan maknanya yang
benar, agar ia menjadi Hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi
undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana
pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. (Nata, 1996: 51-56).

2.2. Nama dan Sifat-sifat al-Qur’an


Allah sendiri yang menamakan apa-apa yang diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya
itu, al-Qur’an, Kitab, Furqan, Zikr, dan Qaul. Seluruh nama-nama ini tersimpul dalam
suatu lafaz yaitu al-Qur’an. Dan lafaz al-Qur’an ini terdapat pada tujuh puluh ayat.
Keseluruhannya itu terang dan jelas, nama ini berdasarkan dalil-dalil khusus. Oleh sebab
itu lafaz al-Qur’an itu ditulis banyak orang. Untuk kitabullah ini, makna nama al-Qur’an
inilah yang biasa disebut orang, biasa diucapkan oleh nabi dan nama ini dipelihara oleh
kaum muslimin. Menurut Imam Syafi’i nama al-Qur’an itu khusus terambil dari
perkataan Allah SWT. Bukan mahmuz dan bukan pula terambil dari lafaz qara-a (qiraah).
Tapi adalah nama untuk kitab Allah, seperti halnya, Taurat dan Injil.
Kata Az-Zujaj, jika dalam lafaz Al-Qur’an itu ditinggalkan hamzah dalam bab
takhfif dan dinukil harakat hamzah itu kepada sukun sebelumnya “boleh”. Adalah sah
menurut pengertian bahasa. Pendapat orang tentang hamzah ini berbeda-beda. Bentuk
perbedaan ini terletak pada dua pandangan.
Pertama, berpendapat bahwa lafaz al-Qur’an itu adalah masdas (kata asal)
Umpama : ar-Rijhan, al-Ghufran. dinamakan juga kitab suci. Dari Bab Tasmiyah, maf’ul
dengan masdar. Pendapat kedua mengatakan bahwa lafaz al-Qur’an itu merupakan kata
sifat terhadap perbuatan. Terambil dari qara-a berarti jama’ (himpunan).
Dinamakan juga dengan mashaf, ini adalah nama yang diberikan kemudian,
setelah al-Qur’an itu dikumpulkan dan ditulis. Hanya orang yang memberi nama ini.
Menurut cerita, ketika Utsman menulis mas-haf, tangannya menyentuh suatu nama, lalu
tangannya itu berhenti pada nama itu. Cerita ini hampir ditolak, karena jauh sebelumnya

6
orang sudah

7
tahu, sebenarnya mas-haf itu sudah ada sebelum al-Qur’an itu di kumpulkan orang di
zaman Utsman. Yaitu mas-haf Ali, mas-haf Ubaiya, mas-haf Ibnu Mas’ud dan mas-haf
Ibnu Abbas r.a. Mas-haf yaitu himpunan halaman-halaman kertas yang ditulis diantara
dua pinggir (catatan-catatan terlepas). (Al-Abyadi, 1996: 55-56).

2.3. Nama-nama al-Qur’an


 Al-Kitab (buku)
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa (QS. Al-Baqarah [2]:2)

 Al-Qur’an
Sesungguhnya ia benar-benar Al-Qur’an yang sangat mulia. (QS. Al-Waqi’ah
[56]:77)

 Al-Furqan (Pembeda Benar Salah)


Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya,
agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS. Al Furqaan [25]:1)

 Adz-Dzikr (Pemberi Peringatan)


Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur’an), dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al Hijr [15]:9)

 Al-Mau’idhah (Pelajaran/Nasehat)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus [10]:57)

 Asy-Syifa’ (Obat/Penyembuh)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus [10]:57)

 Al-Hukm (Peraturan/Hukum)
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan al-Qur’an itu sebagai peraturan (yang
benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka
setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan
pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. (QS. Ar-Ra’d [13]:37)

8
 Al-Hikmah (Kebijaksanaan)
Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu
mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu
dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat
Allah). (QS. Al-Israa’ [17]:39)

 Al-Huda (Petunjuk)
Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (al-Qur’an), kami beriman
kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan
pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.
(QS. Al-Jin [72]:13)

 At-Tanzil (Yang Diturunkan)


Dan sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,
(QS. Asy Syu’araa’ [26]:192)

 Ar-Rahmat (Karunia)
Dan sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman. (QS. An Naml [27]:77)

 Ar-Ruh (Ruh)
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (al-Qur’an) dengan perintah Kami.
Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-Kitab (al-Qur’an) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Qur’an itu cahaya, yang
Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.
Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
(QS. Asy Syuura [42]:52)

 Al-Bayan (Penerang)
(al-Qur’an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran [3]:138)

 Al-Kalam (Ucapan/Firman)
Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan
kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian

9
antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum
yang tidak mengetahui. (QS. At-Taubah [9]:6)

 Al-Busyra (Kabar Gembira)


Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan al-Qur’an itu dari Tuhanmu dengan
benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
(QS. An-Nahl [16]:102)

 An-Nur (Cahaya)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang. (al-Qur’an). (QS. An-Nisaa’ [4]:174)

 Al-Basha’ir (Pedoman)
Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
meyakini. (QS. Al Jaatsiyah [45]:20)

 Al-Balagh (Penyampaian/Kabar)
(Al-Qur’an) ini adalah kabar yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka
diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia
adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil
pelajaran. (QS. Ibrahim [14]:52)

 Al-Qaul (Perkataan/Ucapan)
Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (al-Qur’an)
kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran. (QS. Al Qashash [28]:51)

 Al-Haq (Kebenaran)
Al-Qur’an dinamakan dengan al-Haq kerana dari awal hingga akhirnya, kandungan
al- Qur’an adalah semuanya benar. Kebenaran ini adalah datang daripada Allah yang
mencipta manusia dan mangatur sistem hidup manusia dan Dia Maha Mengetahui
segala-galanya. Oleh itu, ukuran dan pandangan dari Al-Qur’an adalah sesuatu yang
sebenarnya mesti diikuti dan dijadikan priority yang paling utama dalam
mempertimbangkan sesuatu.

10
Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad)
termasuk orang-orang yang ragu. (al-Baqarah [2]: 147)

 Al-Mau’izhah (Pengajaran)
Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah adalah untuk kegunaan dan keperluan
manusia, kerana manusia sentiasa memerlukan peringatan dan pelajaran yang akan
membawa mereka kembali kepada tujuan penciptaan yang sebenarnya. Tanpa bahan-
bahan pengajaran dan peringatan itu, manusia akan terlalai dan alpha dari tugasnya
kerana manusia sering didorong oleh nafsu dan dihasut oleh syaitan dari mengingati
dan mentaati suruhan Allah

Dan sungguh Kami telah mudahkan al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang
yang mau mengambil pelajaran? (dari pada Al-Qur’an ini). (al-Qamar [54]: 22)

 Tibyân
Al-Qur’an juga dinamakan dengan Tibyân dan penamaan ini terdapat dalam 30
tempat di dalam al-Qur’an. Penamaan ini diantaranya dapat dilihat pada (QS. ash-
Shaff [61]:6 ; al-Baqarah [2]: 159)

 Shirâth Mustaqîm (Jalan Lurus/Jalan Kebenaran)


Penamaan dengan ini terdapat dalam 33 tempat di dalam al-Qur’an. Kata ash-Shirâth
artinya jalan yang dapat mengantarkan kepada tujuan yang diinginkan, sedangkan
kata al-Mustaqîm artinya yang tidak ada kepincangan sedikitpun. Ibnu Jarir berkata,
“Umat dari kalangan ahli tafsir sepakat bahwa makna ash-Shirât al-Mustaqîm adalah
jalan yang jelas yang tidak ada kepincangan sedikitpun. Dan makna ini digunakan
dalam percakapan Bangsa Arab. ”Penamaan ini dapat dilihat pada QS. al-Fâtihah
[1]: 6 ; al- An’am [6]: 126 dan 153.

 Bayyinât (Petunjuk/Obat)
Al-Qur’an juga dinamakan dengan Bayyinât dan penamaan ini terdapat dalam 30
tempat di dalam al-Qur’an. Al-Qur’an adalah petunjuk dan obat, yang di dalamnya
terdapat Bayân (penjelasan) yang amat jelas sekali maknanya dan kokoh tata-
bahasanya, tidak ada kesamaran atau pun ketidakjelasan padanya. Di dalam al-Qur’an
terdapat penjelasan bagi setiap hajat seluruh manusia di dalam kehidupan sosial
mereka dengan ungkapan yang amat menawan dan gaya bahasa yang indah.
Penamaan ini diantaranya dapat dilihat pada QS. al-Ahqâf [46]:7 ; al-Hijr [15]:1 ;
Ghâfir [40]: 66.
11
 Wahyu
Penamaan dengan nama ini terdapat dalam 45 ayat di dalam al-Qur’an. Tentunya,
tidak diragukan lagi bahwa al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan dari sisi Allah
Ta’ala. Ia adalah wahyu dimana Allah berbicara dengan sebenarnya, ia bukan sihir,
bukan ucapan yang didustakan dan bukan pula dongeng-dongeng orang-orang
terdahulu sebagaimana yang dituduhkan oleh orang-orang kafir Quraisy, ia bukan
pula makhluq seperti yang dikatakan oleh golongan Jahmiyyah dan Mu’tazilah. Ia
bukan hikayat dari Kalam Allah sebagaimana yang diklaim oleh golongan al-
Kullâbiyyah. Penamaan ini dapat dilihat pada QS. an-Najm [53]: 4, 10 ; Yûnus
[10]:2 ; az-Zukhruf [43]:43.

2.4. Sifat al-Qur’an


1 Nuur
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (al-Qur‘an).” (QS. An Nisaa [4]: 174)

2 Mubin
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (al-Qur‘an).” (QS. An Nisaa [4]: 174)

3 Huda
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus [10]: 57)

4 Syiifa
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus [10]: 57)

5 Rahmah
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus [10]: 57)

12
6 Mau’idzah
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus [10] : 57)

7 Bashir
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta
(pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka”(QS. Al Baqarah [2]: 19)

2.5. Karakteristik al-Qur’an


Istilah kunci dalam al-Qur’an yang tidak boleh diabaikan adalah konsep tentang
surah dan ayat. Kedua istilah ini merupakan istilah teknis yang merujuk pada bagian-
bagian tertentu dalam al-Qur’an yang dengan sendirinya melekat dan menjadi hal yang
tak terpisahkan dengan al-Qur’an.
a. Surah
Istilah surah merupakan nama yang dipakai untuk merujuk “bab” dalam al-
Qur’an. Mengacu pada perhitungan Mushaf Utsmani, keseluruhan surah al-Qur’an
berjumlah 114.
Dalam penelusuran al-Baqi (1981), kata surah dalam bentuk tunggal muncul
sembilan kali dalam al-Qur’an, sedangkan dalam bentuk jamak kata suwar muncul
satu kali. Berbeda dengan yang dipahami dewasa ini, penggunaan kata surah dalam
al- Qur’an merujuk pada suatu unit wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW.
Penggunaan kata surah dalam konteks demikian tentu mengandung kesamaan
dalam istilah lain seperti kitab. Karena itulah, segera terlihat bahwa makna umum
kata surah dalam al-Qur’an lebih pada suatu unit wahyu terpisah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dari waktu ke waktu. Al-Qur’an memang tidak
memberi indikasi yang nyata mengenai panjang pendeknya wahyu tersebut.
Jika kita memperhatikan kronologi turunnya wahyu, tentu wajar bila muncul
bila muncul prasangka bahwa semestinya al-Qur’an tersusun berdasarkan kronologi
pewahyuan tersebut. Namun jika kita mencermati susunan surah Al-Qur’an, ternyata
jauh sekali susunan surah sebagaimana kronologi pewahyuan itu.

b. Ayat
Ketika mendengar kata “ayat” disebut, seketika pemahaman kita terfokus pada
surah. Memang, “ayat” oleh sebagian ahli tafsir diartikan dengan “beberapa jumlah

13
atau susunan perkataan yang mempunyai awal dan akhir yang dihitung sebagai suatu
bagian dari surah”. Di dalam al-Qur’an, kata “ayat” muncul sekitar 400 kali, baik
dalam bentuk tunggal maupun jamak. Urutan ayat-ayat al-Qur’an diyakini oleh
seluruh umat Islam dilakukan berdasar atas tauqifi. Artinya, dilakukan atas petunjuk
Nabi Muhammad yang diterima dari Allah melalui perantara malaikat jibril. (Faizah,
2008 : 112-129)

Dr. Yusuf Qaradhawi memaparkan beberapa karakteristik Al-Qur’an dalam


kitabnya ”Kaifa Nata’amal ma’al al-Qur’an“, (Bagaimana berinteraksi dengan al-
Qur’an), secara singkatnya sebagai berikut :
1. Al-Qur’an adalah Kitab Ilahi
Al-Qur’an berasal dari Allah SWT, baik secara lafaz maupun makna.
Diwahyukan oleh Allah SWT kepada Rasul dan Nabi-Nya; Muhammad SAW melalui
‘wahyu al-jaliy’ wahyu yang jelas. Yaitu dengan turunnya malaikat utusan Allah,
Jibril As. untuk menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW yang manusia, bukan
melalui jalan wahyu yang lain; seperti ilham, pemberian inspirasi dalam jiwa,
mimpi yang
benar atau cara lainnya. Allah berfirman:

ُ َّ ْ ْ َ s ُ ٰ ُ
َّ‫الۤ ٰۗر ك ٰت ٌب ا ْح ك َم ْت ا ٰي ُت ٗه ُثم‬
‫ف ِ ص ل ت ِم نل د‬ ِ ِ
ْ َ َ ْ
١ ‫ح ِك ْي ٍم خ ِب ي ٍٍۙر‬ ‫ن‬

Artinya : Alif laam raa, (Inilah) suatu Kitab yang ayat-ayatNya disusun dengan rapi
serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang
Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui (QS. Huud: 1)

2. Al-Qur’an adalah Kitab Suci yang terpelihara


Diantara karakteristik Al-Qur’an yang lainnya adalah ia merupakan kitab suci
yang terpelihara keasliannya. Dan Allah SWT sendiri yang menjamin
pemeliharaannya, serta tidak membebankan hal itu pada seorang pun. Tidak seperti
yang dilakukan pada kitab-kitab suci selainnya, yang hanya dipelihara oleh umat yang
menerimanya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT :
ٰ ٰ
ْ ْ ُ ْ ُ َ
‫ ِب ما ا ْس ت ح ِف ظ وا ِم ن ِك ت ِب ا‬.....
٤٤ ...... ‫ِّلل‬

Artinya: …. disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah …


(Al-Maidah: 44)
14
Adapun makna dipeliharanya al-Qur’an adalah Allah SWT memeliharanya dari
pemalsuan dan perubahaan terhadap teks-teksnya, seperti yang terjadi terhadap
Taurat, Injil, dan sebelumnya.

15
3. Al-Qur’an adalah Kitab suci yang menjadi Mukjizat
Diantara karakteristik al-Qur’an adalah kemukjizatannya. Ia adalah mukjizat
terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga bangsa arab hanya
menyebut-nyebut mukjizat itu saja, tidak yang lainnya, meskipun dari beliau terjadi
mukjizat yang lain yang tidak terhitung jumlahnya.

4. Al-Qur’an adalah Kitab Suci yang menjadi Penjelas dan dimudahkan


Pemahamannya
Al-Qur’an adalah kitab yang memberi penjelasan dan mudah dipahami. Tidak
seperti kitab filsafat, yang cenderung untuk menggunakan simbol-simbol dan
penjelasan yang sulit, tidak pula seperti kitab sastra yang menggunakan perlambang-
perlambang, yang berlebihan dalam menyembunyikan substansi, sehingga sulit
dipahami akal.
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an agar makna-maknanya dapat ditangkap,
hukum-hukumnya dapat dimengerti, rahasia-rahasianya dapat dipahami, serta ayat-
ayatnya dapat ditadabburi. Oleh karena itu Allah SWT menurunkan Al-Qur’an
dengan jelas dan memberi penjelasan, tidak samar dan sulit dipahami. Sebagaimana
firman
Allah SWT :

ْ s َ ٰ ْ ُ ْ َ ْ ََّ ْ َ َ َ
َ َ
‫و ل ق د يس ر نا ا ل ق ر ا ن ِلل ِ ذ ك ِر ف ه‬
َّ ُّ ْ ْ
١٧ ‫ل ِم ن مد ِك ٍر‬

Artinya: Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka
adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar: 17)

5. Al-Qur’an adalah Kitab Suci yang Lengkap


Al-Qur’an adalah kitab agama yang menyeluruh, pokok agama dan ruh
wujud islam. Darinya disimpulkan konsep akidah Islam, tata cara ibadah, tuntutan
akhlak, juga pokok-pokok legislasi dan hukum. Allah SWT berfirman:
s ُ s ً ْ ٰ ْ َ ْ َ َ َ ْ َّ َ َ
َ َ
ِ ‫و نز ل نا ع ل ي ك ال ِك ت ب ِت ب يا نا ِل ك‬ .…
َ
٨٩ .… ‫ل ش ْي ٍء‬

Artinya: .... dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan

16
segala sesuatu …. (An-Nahl: 89)

17
6. Al-Qur’an adalah Kitab Suci seluruh Zaman
Makna al-Qur‘an sebagai kitab keseluruhan zaman adalah ia merupakan kitab
yang abadi, bukan kitab bagi suatu masa tertentu, yang kemudian habis masa
berlakunya. Maksudnya, hukum-hukum al-Qur‘an, perintah dan larangannya, tidak
berlaku secara temporer dengan suatu kurun waktu tertentu, kemudian habis masanya.

7. Al-Qur’an adalah Kitab Suci bagi seluruh Umat Manusia


Al-Qur’an bukanlah kitab yang hanya ditujukan pada suatu bangsa,
sementara tidak kepada bangsa yang lain, tidak juga untuk hanya satu warna kulit
manusia, atau suatu wilayah tertentu. Tidak juga hanya bagi kalangan yang rasional,
dan tidak menyentuh mereka yang emosional dan berdasarkan intuisi. Tidak juga
hanya bagi rohaniawan, sementara tidak menyentuh mereka yang materialis. Al-
Qur’an adalah
kitab bagi seluruh golongan manusia. Allah SWT berfirman:

ْ
َ ْ َ ٰ ْs َّ َ ُ ْ
٢٧ ‫ِ ا ن ه و ِاال ِذ ك ٌر ِل ل ع ل ِم ي ٍۙن‬

Artinya: Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi alam semesta
(At-Takwir: 27)

Demikian beberapa karakteristik al-Qur’an, untuk penjelasan yang lebih


lengkap dan menyeluruh, rujuk kembali kitab Qardhawi yang disebutkan di atas.

18
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari segi bahasa, terdapat berbagai pendapat para ahli mengenai pengertian al-
Qur’an. Sebagian berpendapat penulisan lafal al-Qur’an dibubuhi huruf hamzah dan
sebagian yang lain mengatakan penulisannya tanpa dibubuhi huruf hamzah. Asy-Syafi’i,
al-Farra dan al-Asy’ari termasuk di antara ulama yang berpendapat bahwa lafal al-Qur’an
di tulis tanpa huruf hamzah.
Al-Qur’an sendiri memiliki beberapa nama lain, di antaranya adalah Al-Kitab
(buku), Al-Furqan (pembeda benar salah), Adz-Dzikr (pemberi peringatan), Al-
Mau’idhah (pelajaran/nasehat), Asy-Syifa’ (obat/penyembuh), Al-Hukm
(peraturan/hukum), Al- Hikmah (kebijaksanaan), Al-Huda (petunjuk), At-Tanzil (yang
diturunkan), Ar-Rahmat (karunia), Ar-Ruh (ruh), Al-Bayan (penerang), Al-Kalam
(ucapan/firman), Al-Busyra (kabar gembira), An-Nur (cahaya), Al-Basha’ir (pedoman),
Al-Balagh (penyampaian/kabar), Al-Qaul (perkataan/ucapan), Al-Haq (Kebenaran), Al-
Mau’izhah (Pengajaran), Tibyân, Shirâth Mustaqîm (jalan yang lurus/jalan kebenaran),
Bayyinât (petunjuk dan obat), dan Wahyu.
Sedangkan sifat-sifat dari Al-Qur’an sendiri adalah Nuur dan Mubin (cahaya
yang terang benderang), Hudaa, Syiifa, Rahmah dan Mau’idzah (penyembuh bagi
penyakit- penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman), dan Basyir (pembawa berita gembira dan pemberi peringatan).
Al-Qur’an juga memiliki beberapa karakteristik seperti yang dipaparkan oleh Dr.
Yusuf Qaradhawi dalam kitabnya ”Kaifa Nata’amal ma’al al-Qur’an“, adalah sebagai
berikut : Al-Qur’an adalah Kitab Ilahi, Al-Qur’an adalah Kitab Suci yang Terpelihara, Al-
Qur’an adalah Kitab Suci yang menjadi Mukjizat, Al-Qur’an adalah Kitab Suci yang
menjadi Penjelas dan dimudahkan Pemahamannya, Al-Qur’an adalah Kitab Suci yang
Lengkap, al-Qur’an adalah Kitab Suci Seluruh Zaman, al-Qur’an adalah Kitab suci bagi
Seluruh Umat Manusia.

19
DAFTAR PUSTAKA

Al-Abyadi, Ibrahim. (1996). Sejarah Al-Qur’an. Jakarta : PT. Rineka


Cipta. Al-Khatib, Ajaj. (1998). Ushul Al-Hadist. Jakarta : Gaya Media
Pratama.
Faizah, Nur. (2008). Sejarah Al-Qur’an. Jakarta Barat : CV. Artha Rivera.
Nata, Abuddin. (1996). Al-Qur’an dan Hadist. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Suparta, Munzier. (2001). Ilmu Hadis. Jakarta : Rajawali Pers

20

Anda mungkin juga menyukai