Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DEFINISI AL-QUR’AN

PERBEDAAN AL-QUR’AN DAN HADIS QUDSI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Studi Al-Qur’an

Disusun oleh:

Muhammad Al Abidullah 2023143020394

Moch. Dwi Prasetyo 2023143020363

Dosen Pengampu :

Ustadz Khoirul Faizin M.Pd

PROGRAM STUDI PENDDIKAN BAHASA ARAB

INSTITUT ATTANWIR

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ustadz Khoirul Faizin M.Pd
sebagai dosen pengampu mata kuliah Studi Al-Qur’an yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bojonegoro, 17 Oktober 2023

Page | ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................

2.1 Pengertian Al-Qur’an....................................................................................................................

2.2 Nama-nama Al-Qur’an..................................................................................................................

2.3 Pengertian Hadits Qudsi................................................................................................................

2.4 Bentuk–bentuk Periwayatan..........................................................................................................

2.5 Perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadits Qudsi.............................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................

Page | iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Al-Qur’an merupakan sumber hukum pertama dan utama dalam ajaran agama islam,
sedangkan Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an serta menjadi
penjelas dari apa-apa yang terkandung dalam Al-Qur’an. Keduanya menjadi sumber
hukum islam yang diyakini oleh seluruh umat muslim. Keduanya memiliki perbedaan,
diantaranya keduanya harus diketahui oleh setiap muslim sebagai landasan awal
memahami keduanya lebih lanjut. Pemahaman yang baik terhadap keduanya akan
memengaruhi kualitas ibadah dari setiap orang muslim.
Al-Qur’an diturunkan bukan hanya untuk kaum muslim atau satu kelompok tertentu,
tetapi adanya Al-Qur’an juga menjadi rahmat bagi seluruh makhluk. Al-Qur’an
merupakan kitab yang sangat lengkap dan meiliki kelebihan-kelebihan. Diantaranya
adalah Al-Qur’an mempunyai nama-nama dan sifat-sifat yang telah dijelaskan oleh Allah
SWT.
Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah STW kepada umat
manusia melalui Nabi Muhammad SAW untuk dijadkan sebagai pedoman hidup.
Petunjuk-petunjuk yang dibawanya pun dapat menyinari seluruh isi alam ini. Sebagai
hidayah sepanjang zaman, Al-Qur’an memuat informasi-informasi dasar tentang berbagai
masalah, baik informasi tentang hukum dan lain-lainnya. Hal ini merupakan salah satu
bukti tentang keluasan dari kandungan Al-Qur’an tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Al-Qur’an?
b. Apa saja nama-nama Al-Qur’an?
c. Apa pengertian Hadits Qudsi?
d. Apa saja bentuk-bentuk Periwayatan
e. Apa perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadits Qudsi?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian Al-Qur’an
b. Mengetahui nama-nama Al-Qur’an
c. Mengetahui pengertian Hadits Qudsi
d. Mengetahui bentuk-bentuk Periwayatan

Page | 1
e. Mengetahui perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadits Qudsi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Al-Qur’an

Apabila dilihat dari dua sisi, alquran memiliki dua makna tinjauan dari segi etimologi
(bahasa) dan terminologi (istilah). Ditinjau dari segi bahasa, Al-Qur’an merupakan bentuk
masdar atau kata benda dari lafadz qara’a, yaqra’u, qira’atan wa qur’anan yang berarti
membaca. Sedangkan menurut Manna Kholil Al-Qattan, qara’a memiliki arti jam’u wa
dlommu, mengumpulkan dan menghimpun. Qiraah berarti merangkai huruf-huruf dan kata-
kata satu dengan yang lainnya dalam satu ungkapan kata yang teratur.¹1

Kita sering menghubung-hubungkan lafadz Al-Qur’an dengan akar kata atau kata
dasar qara’a yaqra’u (‫يقرأ‬-‫ )قرأ‬atau dengan istilah lain bahwa lafadz Al-Qur’an itu mahmuz (
‫وز‬88‫)مهم‬. Pandangan semacam ini wajar, karena memang banyak ulama yang berpendapat
demikian. Namun sebagian ulama lain menolak bila disebut asal kata lafadz Al-Qur’an itu
membaca, tetapi dari kata yang lain, bahkan ada juga yang berpendapat lafadz Al-Qur’an itu
adalah lafadz asli yang bukan bentukan dari kata lain.

Az-Zajjaj menegaskan bahwa lafadz Al-Qur’an itu terbentuk dari asalnya yaitu al-
qar’u (‫)القرء‬, yang bermakna al-jam’u ( ‫ ) الجمع‬atau berkumpul atau bergabung. Wazannya
adalah fu’la’( ‫ ) ُفْع َالء‬sebagaimana lafadz ghufran( ‫)غفران‬. Seperti orang Arab menyebut : ( ‫جمع‬
‫ )الماء في الحوض‬yaitu air telah berkumpul atau bergabung dalam telaga. Al-Qur’an itu disebut
demikian karena pada hakikatnya merupakan gabungan dari kitab-kitab samawi
sebelumnya.²2

Al-Lihyani punya pendapat mirip dengan Az-Zajjaj di atas, bahwa lafadz Al-Quran itu
mahmuz dan merupakan bentukan dari kata dasar al-qar’u (‫)القرء‬, namun maknanya menurut
beliau adalah talaa (‫ )تال‬atau membaca. Pendapat inilah yang barangkali paling sering kita
dengar dari banyak kalangan.³3

Berbeda dengan Al-Lihyani, Al-Farra’ berpendapat bahwa kata Al-Qur’an itu tidak
terbentuk dari kata qara’a – yaqra’u (‫)قرأ – يقرأ‬, tetapi merupakan bentukan dari kata dasar

1
Manna’ Khalil al-Qattan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar) hal 16
2
Jalaluddin As-Suyuthi, Studi Alquran komprehensif (Surakarta: Indiva Pustaka, 2008), hlm. 218
3
ibid., hlm 218

Page | 2
al-qarain (‫رائن‬8‫ )الق‬yang merupakan bentuk jama’ dari qarinah (‫ة‬8‫)قرين‬. Makna qarinah itu
sebanding, karena tiap ayat Al-Qur’an dengan ayat lainnya sebanding.⁴4

Demikian juga dengan Al-Asy’ari yang berpendapat agak mirip dengan Al-Farra’ di atas,
bahwa lafadz Al-Qur’an itu merupakan bentukan dari sebuah kata dasar, yaitu qarana (‫)قرن‬
yang berarti menggabungkan, sebagaimana kalimat qarana asy-syai’a bisy-syai’i (‫قرن الشيء‬
‫ )باالشيء‬, maknanya menggabungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Hal itu karena ayat
dan surat di dalam Al-Qur’an digabungkan satu dengan yang lain⁵.5

Sedangkan yang paling berbeda sendiri justru Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah.


Sebagaimana dikutip oleh Al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad, disebutkan bahwa Asy-
Syafi’i berpendapat bahwa lafadz Al-Qur’an tidak dibentuk dari kata dasar qara’a – yaqra’u (
‫يقرأ‬-‫)قرأ‬. Sebab jika demikian, maka segala sesuatu yang dibaca orang itu bisa disebut Al-
Qur’an juga. Menurut beliau lafadz Al-Qur’an itu adalah nama asli yang Allah SWT
sematkan sebagaimana lafadz Taurat dan Injil yang merupakan nama asli.⁶6

Secara terminologi, Al-Qur’an memiliki definisi yang beragam. Namun pendapat


para ulama yang disetujui oleh mayoritas ulama dan ahli Ushul, ialah Al-Qur’an kalam Allah
yang tiada tandingannya (Mu’jizat) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup
para nabi dan rasul, dengan perantara Malaikat Jibril diawali dari surat alfatihah dan diakhiri
surat annas dan ditulis dalam bentuk mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara
mutawattir dan membacanya merupakan ibadah⁷.7

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa alquran merupakan mukjizat yang
diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang tidak mungkin terdapat kesalahan
didalamnya baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Sesuai dengan firman
Allah SWT dalam pembuka surat Al-Baqarah yang berbunyi :

‫ِّلۡل ُم َّتِقۡي َۙن ُهًدى ِفۡي ِۛه َر ۡي َۛب اَل اۡل ِڪٰت ُب ٰذ ِلَك آلّۚٓم‬

“Alif Lām Mīm. Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa”. QS. Al-Baqarah: 1-2.

Allah sendiri yang menjaga dan menjamin ke-otentikan dan orisinilitas Al-Qur’an dari
berbagai upaya penyelewengan dan manipulasi teks lewat firmanNya :
4
ibid., hlm 218
5
ibid., hlm 218
6
ibid., hlm 218
7
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Attibyan Fi Ulumil Quran (Karachi: Maktabah Albusyro, 2011) hlm 7

Page | 3
‫َلٰح ـِفُظۡو َن َلٗه َو ِاَّنا الِّذ ۡك ر َنَّز ۡل َنا َنۡح ُن ِاَّنا‬

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya”. QS. Al-hijr : 9.

Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa Al-Qur’an atau Qur’an merupakan
nama khusus bagi kitab yang berisi firman Allah Swt. Yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw. Kita tahu, beberapa utusan Allah Swt. juga menerima kitab dengan
penamaan yang berbeda. Misalnya, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Zabur yang
diturunkan kepada Nabi Daud, Injil yang diturunkan khusus kepada Nabi Isa.

Bahkan, ada sebagian ulama berpendapat bahwa penamaan Al-Qur’an tidak lain
karena kitab ini mencakup inti dari kitab-kitab Allah Swt. yang sudah diturunkan pada
beberapa nabi dan rasul yang lain, serta mencakup inti dari semua ilmu.⁸ 8 Mereka
mendasarkan pendapat tersebut kepada firman Allah Swt. Sebagai berikut:

‫َو َنَّز ْلَنا َع َلْيَك اْلِكَتاَب ِتْبَيَنا ِلُك ِّل َش ْي ٍء َو ُهًدى َو َر ْح َم ٌة َو ُبْش َر ى ِلْلُم ْس ِلِم ين‬

“...Dan, Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al- Qur’an) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang- orang yang berserah
diri.” (QS. An-Nahl [16]: 89).

Sekalipun tidak sedikit para ulama yang memberikan definisi beragam tentang Al-Qur’an,
tetapi Manna’ Khalil al-Qattan justru berpendapat bahwa pada hakikatnya Al-Qur’an itu
sangatlah sukar diberi batasan dengan definisi-definisi logika yang mengelompokkan segala
jenis, bagian- bagian serta ketentuan-ketentuannya yang khusus. Karena itu, definisi Al-
Qur’an tidak pernah mempunyai batasan pengertian yang benar-benar konkret.⁹9

2.2 Nama-nama Al-Qur’an

Pada dasarnya, alquran memiliki beberapa nama yang langsung diberikan oleh Allah
SWT. Berikut beberapa nama bagi Al-Qur’an :

1. Al-Qur’an

Allah Swt. memberi nama kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
dengan nama Al-Qur’an. Hal ini sebagaimana firman-Nya sebagai berikut:

8
Manna’ Khalil al-Qattan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015) hlm 17
9
ibid., hlm 18

Page | 4
‫ِإَّن َهٰـ َذ ا ٱْلُقْر َء اَن َيْهِد ى ِلَّلِتى ِهَى َأْقَو ُم َو ُيَبِّش ُر ٱْلُم ْؤ ِمِنيَن ٱَّلِذ يَن َيْع َم ُلوَن ٱلَّص ٰـِلَح ٰـِت َأَّن َلُهْم َأْج ًۭر ا َك ِبيًۭر ا‬
"Sesungguhnya, al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus
dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin mengerjakan amal shalih bahwa
bagi mereka ada pahala yang besar." (QS. al-Israa' [17]: 9).

2. Al-Kitab

Manna’ al-Qattan mendasarkan penamaan ini dengan ayat :

‫َلَقْد َاْنَز ْلَنٓا ِاَلْيُك ْم ِكٰت ًبا ِفْيِه ِذ ْك ُر ُك ْۗم َاَفاَل َتْع ِقُلْو َن‬
“Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab (Al-Qur'an) yang di
dalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti? ” (Qs. Al-
anbiya :10)

3. Al-Furqan

Nama lain Al-Qur'an adalah Al-Furqaan. Manna' Khalil al-Qattan mengemukakan


bahwa al-Furqan merupakan nama lain Al-Qur'an. Hal ini didasarkan pada firman Allah Swt.
sebagai berikut:

‫َع ْبِدِه َع َلى اْلُفْر َقاَن َنَّز َل اَّلِذ ي َتَباَر َك‬, ‫َنِذ يًرا للَع َلِم يَن ِلَيُك وَن‬

"Maha Suci Allah yang telah menurunkan al Furqaan (al-Qur'an) kepada hamba-
Nya, agar ia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam." (QS.al- Furqaan [25]: 1).

4. Adz-Dzikr

Dalam buku Mabahits fi Ulûmi al-Qur’an, Manna Khalil al-Qattan juga menyebutkan
bahwa kata adz-dzikr sebagai nama lain dari Al-Qur’an. Hal ini didasarkan pada firman Allah
Swt. Sebagai berikut:

‫ِإَّنا َنْح ُن َنَّز ْلَنا ٱلِّذْك َر َو ِإَّنا َل ۥُه َلَٰح ِفُظوَن‬

(“Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan al Qur’an, dan sesungguhnya Kami


benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr [15]: 9)

5. At-Tanzil

Nama lain Al-Qur'an adalah At-Tanzil. Hal ini didasarkan pada firman Allah Swt.
sebagai berikut :

Page | 5
‫اْلَع َلِم يَن َر ِّب َلَتنِزيُل َو ِإَّنُه‬

"Dan, sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan Semesta


Alam." (QS. asy- Syu'araa' [26]: 192).¹⁰10

2.3 Pengertan Hadits Qudsi

Istilah Hadits Qudsi terdiri dari dua kata, hadits dan qudsi. Hadits menurut bahasa
artinya baru. Hadits menurut istilah adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Shallallahu Alaihhi wa Sallam, yang berupa ucapan, perbuatan, ataupun
persetujuannya atau sesuatu yang disandarkan kepada shohabat ataupun tabi’in.

Qudsi secara bahasa diambil dari kata qudus, yang artinya suci. Disebut Hadits
Qudsi, karna perkataan ini dinisbathkan kepada Allah, Al-Quddus, Dzat Yang Maha Suci.

Qudsi secara istilah adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Shallallahu
Alaihhi wa Sallam yang sanadnya itu kepada Allah Azza wa Jalla dari selain Al-Qur’an.

Menurut pendapat Manna’Al-qattan, Hadits Qudsi adalah Hadits yang secara makna
datang dari Allah, sementara yang menjelaskan Rosulullah SAW, sehingga Hadits Qudsi
adalah berita dari Allah kepada Nabi-Nya melalui ilham atau mimpi, kemudian Rosulullah
SAW menyampaikan hal itu dengan ungkapan beliau sendiri. Untuk itu, Al-Qur’an lebih
utama dibanding Hadits Qudsi¹¹.11

2.4 Bentuk-bentuk Periwayatan

Ada dua bentuk periwayatan hadits qudsi :

Pertama, Rosulullah Shallallahu Alaihhi wa Sallam bersabda, “Seperti yang di


riwayatkannya dari Allah Azza wa Jalla.”

Contohnya : Diriwayatkannya oleh Imam Muslim dalam Shahihnya dari Abu Dzar
Radliyallahu Anhu dari Nabi seperti yang diriwayatkan dari Allah, bahwasannya Allah
berfirman,

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan zhalim pada


diri-Ku dan Aku haramkan pula untuk kalian, maka janganlah saling menganiaya
di antara kalian.”

10
ibid., hlm 19-20
11
Manna’ Khalil al-Qattan, Pengantar Studi Ilmu Hadits (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar) hlm 25-26

Page | 6
Kedua: Rasulullah bersabda, “Allah berfirman…”

Contohnya: Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
Shallahu laihi wa Sallam bersabda,

“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku selalu dalam persangkaan hamba-Ku terhadap-


Ku, dan Aku bersamanya bila dia mengingat-Ku. Maka jika dia mengingat-Ku
niscaya Aku akan mengingatnya’ ’’.

2. 5 Perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadits Qudsi

1. Al-Qur’an, mu’jizat yang tetap yang kekal sepanjang masa, yang terjaga dari
perubahan dan pergantian, yang lafadnya itu tersambung dalam semua kalimat dan juga huruf
dan gaya bahasanya itu tersambung.
2. Haram meriwayatkannya dengan ma’na.
3. Haram menyentuhnya bagi orang yang hadas, dan haram membaca bagi orang yang
junub atau sejenisnya.
4. Adanya pengharusan membaca Al-Qur’an ketika sholat.
5. Penamaannya Al-Qur’an yang berarti banyak dibaca.
6. Adanya unsur ibadah saat membacanya, setiap satu huruf Al-Qur’an dicatat
sepuluh.
7. Penamaan jumlah dari Al-Qur’an itu dinamakan ayat, dan penamaan susunan
tertentu dari ayat-ayat dinamakan surat.
8. Lafadz dan ma’nannya itu langsung dari Allah dengan perantara wahyu yang jelas
sepakat dari ulama’ beda dengan hadits kalo hadits tidak mempunyai keutamaan seperti itu.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Page | 7
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa al-Quran
memiliki definisi yang beragam. Secara bahasa, sebagian ulama berpendapat bahwa Al-Quran
berasal dari kata qara’a – yaqra’u yang berarti membaca. Al-farra’ memiliki pandangan yang
berbeda mengenai asal kata Al-Quran. Beliau berpendapat asal kata Quran adalah qara’in,
jama’ dari lafadz qorinah yang berarti sebanding. Namun sebagian ulama yang lain
berpendapat bahwa lafadz Al-Quran adalah nama asli yang Allah sematkan layaknya pada
lafadz Taurat dan Injil. Sedangkan secara istilah, para ulama bersepakat bahwa al-Quran
adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang membacanya
merupakan suatu ibadah.

Adapun Al-Quran memiliki beberapa nama, diantaranya: Al-kitab, Al-furqan, Adz-


dzikr, At-tanzil.

Hadits Qudsi adalah hadits yang datangnya dari Allah kepada nabi-Nya melalui
mimpi atau ilham, kemudian Rasulullah SAW menyampaikannya dengan ungkapan beliau
sendiri.

Demikian makalah pengertian Al-Quran dan hadis qudsi serta perbedaan keduanya
yang telah penulis uraikan. Apabila dijumpai kesalahan dan ketidaksesuain dalam makalah
ini, kritik dan saran penulis harapkan agar kedepannya penulis dapat belajar dan
mengevaluasi kesalahan tersebut. Kurang lebihnya penulis aturkan terimakasih dan semoga
makalah singkat ini bisa bermanfaat bagi semua pembacanya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

¹ Manna’ Khalil al-Qattan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Jakarta Timur: Pustaka Al-
Kautsar) hal 16

² Jalaluddin As-Suyuthi, Studi Alquran komprehensif (Surakarta: Indiva Pustaka, 2008), hlm.
218

³ ibid., hlm 218

⁴ ibid., hlm 218

⁵ ibid., hlm 218

Page | 8
⁶ ibid., hlm 218

⁷ Muhammad Ali Ash-Shabuni, Attibyan fi ulumil quran (Karachi: Maktabah Albusyro, 2011)
hlm 7

⁸ Manna’ Khalil al-Qattan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2015) hlm 17

⁹ ibid., hlm 18

¹⁰ ibid., hlm 19-20

¹¹ Manna’ Khalil al-Qattan, Pengantar Studi Ilmu Hadits (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar)
hlm 25-26

Page | 9

Anda mungkin juga menyukai