Oleh:
Isa Fauzan Anshory(2108308026)
FARAS CAHYANI(2108308008)
SITI ZAMILAH(2108308014)
2020/2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur hanyalah milik Allah subhannahu wa ta’ala. Kepadanya kita
memuji dan bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan.
Kepadanya pula kita memohon perlindungan dari keburukan diri dan syaiton yang
selalu menghembuskan kebatilan. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah
subhannahu wa ta’ala, maka tak seorang pun dapat menyesatkannya dan barang
siapa disesatkan olehnya maka tak seorang pun dapat memberi petunjuk
kepadanya.
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
C. Studi dan produk ringkas dalam Al-Qur'an dan Hadits pendidikan islam……….
Kesimpulan............................................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Al-Qur’an dan Hadits adalah sumbaer dari berbagai sumber yang utama dalam
segala aspek kehidupan masyarakat muslim .selain itu, setiap ummat muslim wajib
baginya dalam mengimani dan mengkaji nya dalam rangka memahami dan
mempraktikan apa yang telah dipelajari sebagai bentuk ibadah kepada Allah
SWT ,mengingat bahwasannya al-qur.an dan hadits menggunakan Bahasa arab
,maka perlu bagi para pengaji atau peneliti studi Al-Qur’an dan Hadits
memperhatikan beberapa aspek baik dari kompetensi dirinya sendiri maupun aspek
yang emnjadi alat untuk menelitinya.aspek tersebut berada dalam disiplin ilmu
tertentu,yaitu ‘ulum Al-Quran dan ‘ulum Hadits .Adapun konten dari kedua
keilmuan tersebut seperti definisi Al-Qur;an dan hadits ,asbab al-Nuzul dan asbab
al-Wurud ,nasakh wal al-mansaukh dalam al-qur’an dan hadits,ayat amr dan nahi
ayat ahkam dan mutasyabih pun juga menjadi disiplin keilmuan dalam Al-qur’an
yang berdiri sendiri adalah ilmu qira’at al-Qur’an,sehingga dalam penyajian
analisisnya berbentuk deskriptif kualitatif .Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
metode kajian studinya sebagaimana al-Qur’an menggunakan studi penafsiran
riwayah dan dirayah,sedangkan hadits lebih menggunakan eksploratif dan
komparatif (dalam al-Qur’an masuk pada ranah dirayah).
B.Rumusan masalah
C.Tujuan
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengantar Study Hadits
dengan harapan agar dapat memahami sejarah perkembangan hadits pada masa
Shabat, dan memberikan sedikit pemahaman yang kami dapat pada para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
Perbincangan Al-Qur’an dan Hadits tidak akan pernah terputus pada masa
tertentu hingga tanda-tanda akir zaman intelektual telah usai.Hal ini dibuktikan
dengan adanya fungsi dari pada Al-Qur’an dan Hadits sendiri yang mengkultuskan
dirinya sebagai pedoman ,rujukan,landasan atau pikiran awal dalam
pengembangaan sampai pada problematika tertentu Al-Qur’an dan Hadits akan
tetap menunjukan eksistensinya.
Adapun al-Qur’an dalam variasi labelling memiliki beberapa nama yang pada
hakikatnya adalah mengerucut pada nama al-Qur’an sendiri.kenapa hal tersebut
dimunculkan,terkadang label(penamaan)dalam fenomena jusl-beli al-Qur’an
memiliki bentuk cover yang diberi nama cukup variatif .seperti al-Furqon
(pembeda),al-kitab (kitab),al-zikr(pengingat) .sedikit dipandang berbeda ketika al-
Quran dinisbatkan dengan beberapa nama tersebut.
Begitu juga dengan al-kitab ,menjadi analisis tersendiri dalam sisi histori
tentang bagaimana orisinalitas al-Qur’an hingga saat ini menjadi satu-satunya kitab
samawi yang masih murni .sebab pada awal proses seperti tulang belulang pelepah
kurma,lembaran kertas,kulit binatang dan semua sarana yang ada pada waktu itu
termasuk bebatuan.sehingga pada masa kepemimpinan Abu Bakar as-shidiq akibat
pertempuran yamamah ‘menjadikan umar bin khatab risau dan mengusulkan untuk
dibukukan.singkat cerita ,setelah berdiskusi panjang antara para sahabat
,dihimpunlah al-Qur’an tersebut pada saat itu Abu Bakar as-shidiq menunjuk
sekretaris Rasulullah Saw yaitu Zaid ibn Tsabit sebagai komandan kodifikasi al-
Qur’an atau dalam penyebutannya adalah ketua panitia.
Begitu juga al-zikr yang memiliki peringatan ,peringatan dalam hal ini bias
berupa pengumuman ataupun berita ,berbicara tentang peringatan ,maka sering
al=Qur’an menunjukan cerita atau kisah-kisah ummat sebelum Nabi Muhammad
Saw agar dijadikkan sebagao contoh atau bahkan agar tidak melakukan hal serupa
sebab perilaku negative darinya mengingat fungsi Nabi Muhammad sendiri adalah
sebagai pembawa berita dan peringatan ,al-Qur’an juga menjadi panduan bagi
manusia sebagai penerima berita ,sehingga pembaca berita lebih selektif dan lebih
bisa menyaring lagi dalam pemberitaan
Dan sebenarnya penyebutan nama lain dari Al-Qur’an lebih dari yang penulis
sebutkkan ,sebagaimana M.Amin Suma mencatatkan pada bukunya bahwa nama
lain dari Al-Qur’an tercatat aa lebih dari 41 nama lain darinya dan yang pasti nama
lain yang tercatat dalam beberapa referensi kitab ataupun buku tidak keluar dari
konteks atau isi dari Al-Qur’an itu sendiri ,sedangkan hadits sendiri memiliki
makna yang sama dengan al-sunnah .dalam perjalanan definisi dari hdits itu sendiri
adalah segala ucapan ,tindakan maupun ketetapan Nabi Muhammad Saw sebagai
acuan ,bahan literasi,hingga pijakan dalam aktivitas hidup manusia.Dalam
pendefinisian ini menjadi perbedaan para ulama ada yang mendefinisikan secara
luas dan ada yang mendefinisikan secara sempit,sedangkan para ulama hadits
sendiri mendefinisikan sebagai segala yang disandarkan kepada Nabi Saw baik
berupa perkataan ,perbuatan,ketetapan maupun sifatnya.
Secara pendefinisian hadits terkadang ada yang menyebutnya dengan
Sunnah ,Basuni Imadudin dan Nashiroh memberikan definisi fari kitab kamusnya
adalah cara atau riwayat hidup sedangkan secara istilah Sunnah dapat diartikan
sebagai jalan atau at-tariqoh kebiasaanya yang baik ataupun jelek ,simgkatnya para
ulama perbeda pendapat tentang adanya Sunnah ,Sunnah secara istilah sebgaimana
para ulama mendefinisikan hadits itu sendiri,ada yang membedakan antara Sunnah
dengan hadits serta ada yang memberikan syarat –syarat tertentu.
Menjadi ciri khas tersendiri bagi para peneliti al-Qur’an dan hadits yang
menempatkan corak tersendiri dalam kajiannya .Bahkan dalam hal ihwal kaijan
yang lainnya ,aspek-aspek yang menjadi tahap metodologi studinya sebagian
bahkan semuanya diadopsi oleh kajian keilmuan yang berada diluar al-Qur’an dan
hadits bahkan pengembangan keilmuannya.
Posisi al-Qur’an adalah sebuah sumber yang paling utama dari sumber-sumber
yang paling utama dari sumber-sumber yang lainnya,literasi utama sebagai pijakan
dan bahkan menjadi pengembangan dalam keilmuan al-Qur’an sendiri atau bahkan
alat pengembangan keilmuan dari disiplin ilmu yang lain baik yang bersumber
pada al-Qur’an itu sendiri ataupun tidak.adapun bentuk kajian studi dari al-Qur’an
sendiri penulis bagi menjadi 2 yaitu kajian ilmu qiraat al-Qur’an dan ilmu tafsir al-
bsendiri yang bertalaqqi kepada jibril as.maksudnya dalam membaca Al-Qur’an
dituntun dengan perlahan –lahan ,Dalam keilmuan qira’at al-Qur’an pada saat
itu,aspek yang diperhatikan didalamnya adalah tentang makharij al-huruf ,sifat al-
huruf.ahkam al-huruf,ahkam al-mad wal Qasr ,mura’at al-huruf wa al-harakat
,mura’at al-ayat wal kalimat,ini kaidah dasar yang disusun oleh para riwayat al-
Qur’an dalam satu tariqah .Adapun yang tadi penulis sebutkan adalah induk
cabang dari ilmu qira’at al-Qur’an yang diusung oleg imam ‘Asim riwayat Hafs
dan tepat pada abad ke-21 sanad keilmuan dari qiraat al-Qur’an dan jalur imam
Asim riwayat Hafs.
Adapun Aspek-aspek dalam ilmu tafsir al-Qur’an perlu diperhatikan dalam 2
hal ,yang perlu ditinjau dari subjeknya ,dan yang kedua ditinjau dari objeknya
adapun ditinjau dari subjeknya adalah mufassirin atau orang yang mengkajinya
sendiri,sepakat dengan apa yang diungkapkan oleh imam bawani dalam
karyanya,yang menyatakan apabila peneliti hendak meneliti Al-Qur’an dan
hadits,maka perlu memiliki bekal ilmu tata bahsa arab(Nahwu)dan perubahan kata
bentuknya (sharaf).karena Bahasa yang tercantum di dalam Al-Qur’an adalah
Bahasa Arab adalah sebagai modal utama Namun,juga diperhatikan dalam
penguasaan ilmu atau kompetensi yang lainyya .menghafalkan al-Qur’an adalah
persyaratan utama memiliki berbagai macam rujukan kitab tafsir Al-Qur’an dan
menguasai ilmu-ilmu yang ada di dalam al-Qur’an,Aspek yang kedua adalah
objeknya (Al-Qur’an )itu sendiri,maka memahami bagian dari .ulum al-Qur’an
tidak boleh ditinggalkan dalam melakukan penelitian di dalam Al-Qur’an.
PENUTUP
A. Kesimpulan
-Hakim dan Ubaidillah dari judul kaifa Nata ‘amal ma’a al-Qur’an
,Bandung :Mizan Cet.ll.