Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATAKULIAH ULUMUL QURAN

DISUSUN OLEH:

SUCI HARTATI

SASKIA SALSABILA 12130421104

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU
Kata pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi
kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan
utama yang harus kita imani serta aplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia
maupun di akhirat. I’jazul Qur’an adalah bagian dari ilmu tafsir yang mempelajari tentang segala sesuatu
yang menyangkut kemukjizatan Al-Qur’an. Keistimewaan Al-Qur’an inilah yang menjadi daya tarik
sendiri dari juz,surat,ayat,kalimat, bahkan apa yang ada dalam huruf per huruf di Al-Qur’an itu
merupakan anugerah dari Allah SWT.

Kemukjizatan Al-Qur’an adalah sesuatu yang diberikan Allah untuk kekasih-Nya,beliau Nabi
Muhammad SAW. Kemukjizatan yang tidak di berikan Allah kepada siapapun baik sebelum maupun
sesudah Nabi Muhammad SAW. Inilah yang merupakan keistimewaan tersendiri dari Al-Qur’an
sekaligus sebagai mukjizat rahmatan lil’alamin.

Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang
harus mereka imani serta diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia dan di
akhirat. Selain itu Al-Qur’an menjadi mu’jizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, dan mu’jizat Al-
Qur’an ini hukumnya sepanjang masa, karena tidak akan ada satu manusia pun yang mampu membawa
satu kitab tandingan atau sama dengan Al-Qur’an. Jadi, sebagai seorang muslim wajib bagi kita untuk
mengimaninya dengan sepenuh hati.

Dan sudah sewajarnya pula mengetahui segala sesuatu tentang mu’jizat Al-Qur’an. Karena ada banyak
sekali hikmah yang dapat kita ambil untuk menambah keimanan kita.

I’jazul Qur’an adalah bagian dari Ilmu Tafsir yang mempelajari tentang segala sesuatu yang menyangkut
kemu’jizatan Al-Qur’an. Dan makalah ini dibuat dengan tujuan memperjelas kemu’jizatan Al-Qur’an.

Dan diharapkan setelah kita memahaminya kita dapat lebih mencintai Al-Qur’an dan mengamalkannya
dalam setiap segi kehidupan.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian I’jazul Qur’an?

2. Bagaimana sejarah perkembangan I’jazul Qur’an?

3. Apa tujuan dan fungsi I’jazul Qur’an?

4. Apa saja macam-macam I’jazul Qur’an?

5. Apa saja segi-segi I’jazil Qur’an dan fungsinya?

6. Bagaimana pendapat para ulama tentang kemukjizatan Al-Qur’an?


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian I’jazul Qur’an

Kata i’jaz diambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu yang secara harfiyah(bahasa) berarti lemah,tidak
mampu,tidak berdaya. Yang dimaksud i’jaz dalam pembicaraan ini ialah menampakkan kebenaran Nabi
dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan orang arab untuk
menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an. Dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka.

Adapun Manna Al Qatthan mendefinisikan dengan hal serupa yaitu “amrun khariqun lil’addah maqrunun
bit tahaddiy salimun anil mu’aradhah”yaitu suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan,disertai dengan
unsur tantangan,dan tidak dapat ditandingi.

Sedangkan Al-Thushi mendefinisikan mu’jizat dengan terjadinya sesuatu yang tidak bisa terjadi yang
disertai dengan pemberontakan terhadap adat kebiasaan dan hal itu sesuai dengan tuntutan. Pengertian ini
adalah pengertian mu’jizat dari segi istilah sebagaimana yang diugkapkan Az zarqani,mu’jizat adalah
sesuatu yang membuat manusia tidak mampu baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama,untuk
mendatangkan yang seperti itu,dan pengertian mu’jizat menurut Dr.Tantowi ialah ilmu yang membahas
tentang keunggulan Al-Qur’an dan menyikap ilmu yang ada di dalamya yang dapat diungkap oleh ilmu
pengetahuan di era modern.

Sedangkan kalimat I’jazul Qur’an itu seniri merupakan bentuk idhafah,menurut Imam Zarqani “I’jazul
Qur’an secara bahasa berarti di tetapkannya Al Qur’an itu melemahkan bagi yang akan menandinginya.
Adapun pengertian mu’jizat menurut theology (mutakallimin) adalah munculnya sesuatu hal yang
berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di dunia (khariqun adah) untuk menunjukkan kebenaran kenabian
(nubuwwah) para ulama[1]

2. Sejarah Perkembangan I’jazul Qur’an

Ada ulama yang berpendapat, orang yang pertama kali menulis I’jazul Quran ialah Abu Ubaidah
(wafat 208 H) dalam kitab Majazul Quran. Lalu disusul oleh Al-farra (wafat 207 H) yang menulis kitab
Ma’anil Quran. Kemudian disusul Ibnu Quthaibah yang mengarang kitab Ta’wilu Musykikil Qur’an

Pernyataan terebut dibantah Abdul Qohir Al-Jurjany dalam kitabnya Dalailul I’jaz, bahwa semua kitab
tersebut di atas bukan ilmu I’jazul Qur’an, melainkan sesuai dengan nama judul-judulnya itu.

Menurut Dr. Subhi Ash-sholeh dalam kitabnya Mabahis fi Ulumil Qur’an, bahwa orang yang pertama
kali membicarakan ijazul Qur’an adalah imam Al-jahidh (wafat 255 H), ditulis dalam kitab Nuzhumul
Qur’an, hal ini seperti diisyaratkan dlam kitabnya yang lain, Al Hayyam. Lalu disusul muhammad bin
Zaid Al-wasithy (wafat 306 H) dalam kitab I’jazul Qur’an yang banyak mengutip isi kitab Al-jahidh
tersebut di atas. Kmudian dilanjutkan Imam Arrumany (wafat 384 H). Dalam kitab Al-i’jaz yang isinya
mengupas segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an. Lalu disusul oleh Al-Qadhy Abu bakar Al-baqillany (wafat
403 H) dalam kitab I’jazul Qur’an , yang isinya mengupas segi-segi kebhalagahan Alquran, di samping
segi-segi kemukjizatanya. Kitab ini sangat populer. Kemudian disusul Abdul Qohir Al-jurjany (wafat 471
H) dalam kitab Dala’alul i’jaz dan Asrarul Balaghah.

Para pujangga modern seperti Musthofa Shodiq Ar-Rofi’y menulis tentang ilmu ini dalam kitab Tarikhul
Adabil Arabi dan prof. Dr. Sayyid Quthub dalam buku At-tashwirul fanni fil qur’an dan At-ta’birul fanni
fil Qur’an[2]

3. Tujuan dan Fungsi I’jazul Qur’an

Tujuan ijazul qur’an

a membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW yang membawa mukjizat kitab Al-Qur’an itu adalah
benar-benar seorang Nabi atau Rasul Allah. Beliau diutus untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT
kepada umat manusia dan untuk mencanangkan tantangan supaya menandingi Al-Qur’an kepada mereka
yang ingkar

b. membuktikan bahwa kitab Al-Qur’an adalah benar-benar wahyu Allah SWT, bukan buatan
malaikat Jibril dan bukan tulisan Nabi Muhammad SAW. Sebab seandainya Al-Qur’an itu buat Nabi
Muhammad yang seorang ummi (tidak pandai menulis dan membaca), tentu pujangga-pujangga Arab
yang profesional,di mana mereka tidak hanya pandai menulis danmembaca tetapi juga ahli dalamsastra,
gramatikal bahasa arab, dan balaghahnya akan bisa membuat seperti Al-Qur’an,sehingga jelaslah bahwa
Al-Qur’an itu bukan buatan manusia

c. menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasan manusia,karena terbukti pakar-
pakar pujangga sastra dan seni bahasa Arab tidak ada yang mempu mendatangkan kitab tandingan yang
sama seperti Al-Qur’an,yang telah ditantangkan kepada mereka dalamberbagai tingkat dan bagian Al-
Qur’an

d. menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding dengan
keangkuhan dan kesombongannya[3]

Fungsi ijazul Qur’an

Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT (QS: Al A’raaf:2) yang memiliki fungsi dan peran sebagai:

1. Mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad saw

2. Pedoman hidup bagi setiap Muslim

3. Korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya .

Al Quran tidak diragukan lagi sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim. Di dalamnya terdapat ayat-ayat
yang mengajak pada kebajikan dan kebenaran, menuju hidup yang lebih baik. Tidak hanya berisi tata cara
berinteraksi dengan Sang Pencipta, melainkan juga etika bermu’amalah dengan sesama manusia, maupun
dengan makhluk lainnya.. Ada kalanya penyebutan di Al Quran secara global saja, dan Hadits Nabi
Muhammad SAW berfungsi sebagai penjelasnya.
Karena diturunkan terakhir atau pamungkas, maka Al Quran berfungsi sebagai korektor dan penyempurna
terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya. Sementara sebagai mu’jizat Rasulullah Muhammad SAW,
Al Quran sudah tidak ada tandingannya lagi, bahkan jika seluruh makhluk bersekutu untuk membuat
sebuah surat yang sama dengan al Quran[4

4. Macam-macam I’jazul Qur’an

Orang yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka akan mengetahui bahwa al-Qur’an
merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan, baik ilmu-ilmu lama maupun ilmu-ilmu baru.
Dalam menjelaskan macam-macam I’jazil Qur’an ini-pun para ulama berbeda pendapat. Hal ini
disebabkan karena perbedaan tinjauan masing-masing dari mereka. Setidaknya ada beberapa poin I’jazul
Qur’an, yaitu seperti berikut ini :

a. I’jazul Balaghi yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya. Al-Qur’an adalah suatu kitab yang sangat
piawai dalam ilmu Balaghah. Sebab setiap kalimat yang ada dalam Al-Qur’an dapat mewakili suatu
makna dan maksud dari kalimat tersebut.

b. I’jazut Tasyri’i yaitu kemukjizatan segi pensyariatan ajarannya. Ajaran-ajarannya yang selalu eksis
dalam situasi dan kondisi apapun. Cara pensyariatannya yang simpatik dan menarik tanpa ada pemaksaan.

c. I’jazul Ilmi yaitu kemukjizatan dalam segi ilmu pengetahuan. Jumlah ayat-ayat tentang ilmu dalam
Al-quran mencapai 750 ayat yang mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan

d. I’jaz di bidang pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib. Ghaib di sini ada 4 yaitu:

 Ghaib berita-berita zaman dahulu yang menceritakan tetang waktu terdahulu.


 Ghaib tetang masa datang, ghaib adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat atau diketahui oleh
manusia.
 Ghaib tetang kenyataan-kenyataan ilmiah yang baru diketahui kebenarannya ribuan tahun
setelah Al-Qur’an diturunkan.
 Ghaib tetang kejadian-kejadian besar yang akan menimpa kaum muslim sepeninggal
Rasulullah SAW.

e. I’jaz dari segala perubahan, segala sesuatu yang ada di dunia ini mesti mengalami perubahan, harus
tunduk pada hukum dunia, mengalami usia usang, tetapi Al-Qur’an tidak pernah tunduk pada hukum
dunia, Al-Qur’an tidak pernah usang.

f I’jazul Adadi, yaitu kemukjizatan bilangan-bilangan dalam Al-Qur’an. I’jaz ini baru ditemukan.
Misalnya, sholat wajib ada lima waktu., ternyata ketika di teliti kalimat shalawat (jamak dari sholat) yang
berkaitan dengan sholat wajib, di jumpai bilangannya ada lima kalimat dalam al-Qur’an. Kemudian
Sholat lima waktu ini ada 17 rekaat, Abu Zahra meneliti kalimat fardhu ini di dalam Al-Qur’an, dan
semua kalimat fardhu dengan berbagai derajatnya berjumlah 17 kalimat. Lalu kalimat qasr
(memendekkan bilangan rekaat dalam sholat ketika dalam perjalanan), di sebutkan dalam al-Qur’an
sebanyak 11 kali, ternyata ketika dihitung jumlah rekaat dalam sholat qasr sehari semalam, juga 11
rekaat, yaitu, Zuhur 2, Ashar2, Magrib 3, Isya’ 2, dan Subuh2. Kalimat tawaf, tercatat dalam Al-Qur’an
ada tujuh kalimat. Itu adalah sebagian dari mukjizat bilangan dala Al-Qur’an.[5]
5. Segi-segi I’jazul Qur’an dan Fungsinya

Untuk menentukan segi-segi I’jazul Qur’an, para ulama berbeda pendapat antara lain:

 Syekh Abu Bakar Al-Baqillany, dalam kitab I’jazil Qur’an mengatakan Al-Qur’an menjadi
mukjizat itu karena 3 kemukjizatan,yaitu

1) Di dalam Al-Quran itu ada cerita mengenai hal-hal ghaib

2) Di dalam Al-Quran itu ada cerita umat terdahulu beserta para Nabinya,padahal Rasulullah
SAW adalah seorang ummi

3) Di dalam Al-Quran terdapat susunan indah yang terdiri dari 10 segi: Ijaz, tasybih, isti’arah,
talaum, jawashil, tajamus, tasyrif, tadhim, mubalaghah, dan husnul bayan.

 Al-Qadhi Iyad Al-Basty dalam buku asy-syifa’u bi ta’rifi huquqil musthafa,mengatakan segi-segi
kemukjizatan Al-Quran itu ada 4,yaitu:

1) Susunannya yang indah


2) Uslubnya yang lain dari pada yang lain
3) Adanya berita ghaib yang belum terjadi,tetapi betul-betul terjadi
4) Adanya berita ghaib masa lalu dan syariat tedahulu yang jelas dan benar

 Imam Al-Qurthuby dalam tafsir al-jami’u ahkamil quran mengatakan segi-segi kemukjizatan
yaitu:

1) Susunanya yang indah


2) Uslubnya berbeda dengan seluruh uslub bahas Arab
3) Isi aturan halal haram
4) Pengaturan bahasa yang utuh-bulat
5) Adanya berita mengenai peristiwa kejadian-kejadian dunia yang belum terdengar[6]

Ada juga yang menyebutkan segi-segi i’jazul Qur’an yaitu :

Gaya bahasa

Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona. Al-Qur’an
secara tegas menetang. Semua sastrawan para orator arab untuk menandingi ketinggian Al-Qur’an baik
bahasa maupun susunanya. Setiap kali mereka mencoba menandingi, mereka mengalami kesulitan dan
kegagalan dan bahkan mendapat cemohan dari masyarakat.

Diantara pendusta dan musyrik arab pada saat itu berusaha untuk menandingi ialah Musailimah Kadzdzab
dan tokoh-tokoh masyarakat arab lain pada waktu itu yang ingin menandingi kalam Allah itu, namun
selalu mengalami kegagalan.
Hukum Illahi yang Sempurna

Al-Qur’an pokok aqidah , norma-norma keutamaan, sopan santun,undang-undan, ekonomi,


politik, sosial dan kemasyarakatan,serta hukum-hukum ibadah.apabila kita memperhatikan pokok-pokok
ibadah, kita akan memperoleh kenyataan bahwa islam telah memperluasnya dan menganekaragamkan
serta meramunya menjadi ibadah amaliah, seperti zakat dan sedekah. Ada juga yang berupa ibadah
amaliah sekaligus ibadah badaniah, seperti berjuang di jalan Allah.

Tentang aqidah Al-Qur’an mengajak umat manusia pada aqidah yang suci dan tinggi yakni beriman
kepada Allah yang maha agung, menyatakan adanya nabi dan rasul serta mempercayai kitab samawi.

Dalam bidang undang-undang, Al-Qur’an telah menetapkan kaidah-kaidah mengenai


perdata,pidana,politik, dan ekonomi. Adapun mengenai hubungan internasional, Al-Qur’an telah
menetapkan dasar-dasar yang paling sempurna dan adil, baik dalam keadaan damai maupun terang.[7]

Berisi beberapa ilmu pengetahuan

Dalam Al-Quran banyak berisi benih dari cabang-cabang ilmu pengetahuan, Al-Quran itu seolah-olah
bagaikan gudang yang penuh berbagai pengetahuan dalam berbagai segi kehidupan manusia

Disamping itu, di dalamnya juga penuh bibit ilmu dan acuan di bidang syariat,muamalah,jinayah,dan
sebagainya.

6. Pendapat para ulama tentang kemukjizatan Al-Qur’an

a. Az-Zarksy

Kemukjizatan Al-Quran disepakati seluruh ulama, perbedaanya hanya terletak pada bentuk dari
mukjizat Al-Quran itu seperti susunan bahasanya,berita ghaib,kisah-kisah masa lampau,isi
hatiorang,maknanya yang dalam,puncak kefasihan, memiliki balaghah yang tidak seorang Arab
pun mampu menyamainya.keseluruhan kelebihan itulah yang menjadikan Al-Quran itu sebagai
mukjizat

b. Az-Zarqani

Kemukjizatan Al-Quran terletak pada bahasanya,keutuhan susunannya, sehingga setiap surat


meskipun ayat-ayatnya turun secara berangsur-angsur atau sekaligus terasa kokoh
ikatannya,berisi ilmu pengetahuan, memenuhi kebutuhan manusia seperti perbaikan
aqidah,akhlaq,ibadah.peran wanita,politik, ekonomi,dan sebagainya. Sikapnya terhadap ayat
qauniyah bisa berupa dorongan untuk bisa menimbulkan kesadaran keagungan Allah,pemberitaan
yang ghaib

c. Subhi ash-Shalih

Al-Quran berisi ushlub yang serasi, kaya dengan irama dan alunan musik[8]
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Ijazul Qur’an ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul, dengan
menampakkan kelemahan orang Arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an, dan
kelemahan generasi-generasi sesudah mereka dan mukjizat adalah sesuatu hal luar biasa yang disertai
tantangan dan selamat dari perlawanan.

Dan Al-Qur’an al-Karim digunakan Nabi untuk menantang orang-orang Arab tetapi mereka tidak
sanggup menghadapinya, padahal mereka sedemikian tinggi tingkat fasahah dan balaghahnya. Hal ini
tiada lain karena Al-Qur’an adalah mukjizat.

Mukjizat adalah suatu hal yang luar biasa yang dianugrahkan oleh Allah kepada Nabi/ Rasul-Nya untuk
membuktikan kebenaran kenabian atau kerasulannya.

I’jazul Qur’an mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

1. Untuk membuktikan kerasulan Nabi Muhammad SAW

2. Untuk membuktikan bahwa kitab suci Al-Qu’an benar-banar wahyu dari Allah.

3. Untuk menunjukkan balaghah bahasa manusia.

4. Untuk menunjukkan kelemaan daya upaya dan rekayasa manusia

Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT (QS: Al A’raaf:2) yang memiliki fungsi dan peran sebagai:

1. Mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad saw

2. Pedoman hidup bagi setiap Muslim

3. Korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya

Mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad dan nabi-nabi yang lain ada dua jenis, yaitu Hissi dan
Maknawi.
PENUTUP

Demikianlah makalah yang kami uraikan. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila banyak
kesalahan dalam penulisan dan pemaparan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan
menambah keyakinan kita kepada Allah SWT.
DAFTAR PUTAKA

Buchori, Didin Saefuddin, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an (Bogor:

Granada Sarana Pustaka, 2005),

Djalal, Abdul, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2012)

Suhadi, Ulumul Qur’an, (Kudus: Nora Media Enterprise,2011)

http://kangmahfudz.blog.com/2014/10/06/ijazul-quran/

http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/makalah-ijazul-quran.html

[1] Suhadi, Ulumul Qur’an, (Kudus: Nora Media Enterprise,2011), hlm.250-251

[2] Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2012),hlm.271

[3] Ibid, hlm. 270

[4] http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/makalah-ijazul-quran.html diunduh hari selasa jam


19:41 wib

[5] http://kangmahfudz.blog.com/2014/10/06/ijazul-quran/ diunduh pada hari selasa jam 19:30 wib

[6] Abdul Djalal, Op.cit, hlm. 279-281

[7] Suhadi, Op.cit, hlm. 263-265

[8] Didin Saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an (Bogor: Granada Sarana
Pustaka, 2005), hlm. 105-10

Anda mungkin juga menyukai