Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU I’JAZ AL-QUR’AN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah : Ilmu Al-Qur`an dan Tahfidh
Dosen Pengampu : Nur Asiyah

Disusun Oleh:
Hilda Khoiriyah (2203016102)
Muhamad Taqwa (2203016103)
Aisna Rajiha (2203016104)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberi kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Saya
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik, dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Semarang, 1 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran
islam yang pertama dan utama yang harus kita imani serta aplikasikan dalam
kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia maupun di akhirat. I’jazul
Qur’an adalah bagian dari ilmu tafsir yang mempelajari tentang segala sesuatu
yang menyangkut kemukjizatan Al-Qur’an. Keistimewaan Al-Qur’an inilah
yang menjadi daya tarik sendiri dari juz, surat, ayat, kalimat, bahkan apa yang
ada dalam huruf per huruf di Al-Qur’an itu merupakan anugerah dari Allah
SWT.
Kemukjizatan Al-Qur’an adalah sesuatu yang diberikan Allah untuk
kekasih-Nya,beliau Nabi Muhammad SAW. Kemukjizatan yang tidak di
berikan Allah kepada siapapun baik sebelum maupun sesudah Nabi
Muhammad SAW. Inilah yang merupakan keistimewaan tersendiri dari Al-
Qur’an sekaligus sebagai mukjizat rahmatan lil’alamin.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin menjadi sumber ajaran Islam
yang pertama dan utama yang harus mereka imani serta diaplikasikan dalam
kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Selain itu Al-
Qur’an menjadi mu’jizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, dan mu’jizat
Al-Qur’an ini hukumnya sepanjang masa, karena tidak akan ada satu manusia
pun yang mampu membawa satu kitab tandingan atau sama dengan Al-Qur’an.
Jadi, sebagai seorang muslim wajib bagi kita untuk mengimaninya dengan
sepenuh hati.
Dan sudah sewajarnya pula mengetahui segala sesuatu tentang mu’jizat Al-
Qur’an. Karena ada banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil untuk
menambah keimanan kita.
I’jazul Qur’an adalah bagian dari Ilmu Tafsir yang mempelajari tentang
segala sesuatu yang menyangkut kemu’jizatan Al-Qur’an. Dan makalah ini
dibuat dengan tujuan memperjelas kemu’jizatan Al-Qur’an. Dan diharapkan
setelah kita memahaminya kita dapat lebih mencintai Al-Qur’an dan
mengamalkannya dalam setiap segi kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian I’jazul Qur’an?
2. Bagaimana sejarah perkembangan I’jazul Qur’an?
3. Apa tujuan dan fungsi I’jazul Qur’an?
4. Apa saja macam-macam I’jazul Qur’an?
5. Apa saja segi-segi I’jazil Qur’an dan fungsinya?
6. Bagaimana pendapat para ulama tentang kemukjizatan Al-Qur’an?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian I’jazul Qur’an


Kata i’jaz diambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu yang secara harfiyah(bahasa)
berarti lemah,tidak mampu,tidak berdaya. Yang dimaksud i’jaz dalam
pembicaraan ini ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya
sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan orang arab untuk
menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an. Dan kelemahan
generasi-generasi sesudah mereka.
Adapun Manna Al Qatthan mendefinisikan dengan hal serupa yaitu “amrun
khariqun lil’addah maqrunun bit tahaddiy salimun anil mu’aradhah”yaitu suatu
kejadian yang keluar dari kebiasaan,disertai dengan unsur tantangan,dan tidak
dapat ditandingi.
Sedangkan Al-Thushi mendefinisikan mu’jizat dengan terjadinya sesuatu
yang tidak bisa terjadi yang disertai dengan pemberontakan terhadap adat
kebiasaan dan hal itu sesuai dengan tuntutan. Pengertian ini adalah pengertian
mu’jizat dari segi istilah sebagaimana yang diugkapkan Az zarqani,mu’jizat
adalah sesuatu yang membuat manusia tidak mampu baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama,untuk mendatangkan yang seperti itu,dan pengertian
mu’jizat menurut Dr.Tantowi ialah ilmu yang membahas tentang keunggulan
Al-Qur’an dan menyikap ilmu yang ada di dalamya yang dapat diungkap oleh
ilmu pengetahuan di era modern.
Sedangkan kalimat I’jazul Qur’an itu seniri merupakan bentuk
idhafah,menurut Imam Zarqani “I’jazul Qur’an secara bahasa berarti di
tetapkannya Al Qur’an itu melemahkan bagi yang akan menandinginya.
Adapun pengertian mu’jizat menurut theology (mutakallimin) adalah
munculnya sesuatu hal yang berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di dunia
(khariqun adah) untuk menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para
ulama.

B. Sejarah Perkembangan I’jazul Qur’an


Ada ulama yang berpendapat, orang yang pertama kali menulis I’jazul
Quran ialah Abu Ubaidah (wafat 208 H) dalam kitab Majazul Quran. Lalu
disusul oleh Al-farra (wafat 207 H) yang menulis kitab Ma’anil Quran.
Kemudian disusul Ibnu Quthaibah yang mengarang kitab Ta’wilu Musykikil
Qur’an
Pernyataan terebut dibantah Abdul Qohir Al-Jurjany dalam kitabnya
Dalailul I’jaz, bahwa semua kitab tersebut di atas bukan ilmu I’jazul Qur’an,
melainkan sesuai dengan nama judul-judulnya itu.
Menurut Dr. Subhi Ash-sholeh dalam kitabnya Mabahis fi Ulumil Qur’an,
bahwa orang yang pertama kali membicarakan ijazul Qur’an adalah imam Al-
jahidh (wafat 255 H), ditulis dalam kitab Nuzhumul Qur’an, hal ini seperti
diisyaratkan dlam kitabnya yang lain, Al Hayyam. Lalu disusul muhammad bin
Zaid Al-wasithy (wafat 306 H) dalam kitab I’jazul Qur’an yang banyak
mengutip isi kitab Al-jahidh tersebut di atas. Kmudian dilanjutkan Imam
Arrumany (wafat 384 H). Dalam kitab Al-i’jaz yang isinya mengupas segi-segi
kemukjizatan Al-Qur’an. Lalu disusul oleh Al-Qadhy Abu bakar Al-baqillany
(wafat 403 H) dalam kitab I’jazul Qur’an , yang isinya mengupas segi-segi
kebhalagahan Alquran, di samping segi-segi kemukjizatanya. Kitab ini sangat
populer. Kemudian disusul Abdul Qohir Al-jurjany (wafat 471 H) dalam kitab
Dala’alul i’jaz dan Asrarul Balaghah.
Para pujangga modern seperti Musthofa Shodiq Ar-Rofi’y menulis tentang
ilmu ini dalam kitab Tarikhul Adabil Arabi dan prof. Dr. Sayyid Quthub dalam
buku At-tashwirul fanni fil qur’an dan At-ta’birul fanni fil Qur’an.

C. Tujuan dan Fungsi I’jazul Qur’an


1. Tujuan ijazul qur’an
a. Membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW yang membawa mukjizat
kitab Al-Qur’an itu adalah benar-benar seorang Nabi atau Rasul Allah.
Beliau diutus untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT kepada
umat manusia dan untuk mencanangkan tantangan supaya menandingi
Al-Qur’an kepada mereka yang ingkar
b. Membuktikan bahwa kitab Al-Qur’an adalah benar-benar wahyu Allah
SWT, bukan buatan malaikat Jibril dan bukan tulisan Nabi Muhammad
SAW. Sebab seandainya Al-Qur’an itu buat Nabi Muhammad yang
seorang ummi (tidak pandai menulis dan membaca), tentu pujangga-
pujangga Arab yang profesional,di mana mereka tidak hanya pandai
menulis danmembaca tetapi juga ahli dalamsastra, gramatikal bahasa
arab, dan balaghahnya akan bisa membuat seperti Al-Qur’an,sehingga
jelaslah bahwa Al-Qur’an itu bukan buatan manusia
c. Menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasan
manusia,karena terbukti pakar-pakar pujangga sastra dan seni bahasa
Arab tidak ada yang mempu mendatangkan kitab tandingan yang sama
seperti Al-Qur’an,yang telah ditantangkan kepada mereka dalamberbagai
tingkat dan bagian Al-Qur’an
d. Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang
tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya.

2. Fungsi ijazul Qur’an


Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT (QS: Al A’raaf:2) yang memiliki
fungsi dan peran sebagai:
a. Mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad saw
b. Pedoman hidup bagi setiap Muslim
c. Korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya.

Al Quran tidak diragukan lagi sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim.
Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang mengajak pada kebajikan dan kebenaran,
menuju hidup yang lebih baik. Tidak hanya berisi tata cara berinteraksi dengan
Sang Pencipta, melainkan juga etika bermu’amalah dengan sesama manusia,
maupun dengan makhluk lainnya.. Ada kalanya penyebutan di Al Quran secara
global saja, dan Hadits Nabi Muhammad SAW berfungsi sebagai penjelasnya.
Karena diturunkan terakhir atau pamungkas, maka Al Quran berfungsi
sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang
sebelumnya. Sementara sebagai mu’jizat Rasulullah Muhammad SAW, Al
Quran sudah tidak ada tandingannya lagi, bahkan jika seluruh makhluk
bersekutu untuk membuat sebuah surat yang sama dengan al Quran.

D. Macam-macam I’jazul Qur’an


Orang yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka akan mengetahui
bahwa al-Qur’an merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan,
baik ilmu-ilmu lama maupun ilmu-ilmu baru. Dalam menjelaskan macam-
macam I’jazil Qur’an ini-pun para ulama berbeda pendapat. Hal ini disebabkan
karena perbedaan tinjauan masing-masing dari mereka. Setidaknya ada
beberapa poin I’jazul Qur’an, yaitu seperti berikut ini :
1. I’jazul Balaghi yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya. Al-Qur’an
adalah suatu kitab yang sangat piawai dalam ilmu Balaghah. Sebab setiap
kalimat yang ada dalam Al-Qur’an dapat mewakili suatu makna dan maksud
dari kalimat tersebut.
2. I’jazut Tasyri’i yaitu kemukjizatan segi pensyariatan ajarannya. Ajaran-
ajarannya yang selalu eksis dalam situasi dan kondisi apapun. Cara
pensyariatannya yang simpatik dan menarik tanpa ada pemaksaan.
3. I’jazul Ilmi yaitu kemukjizatan dalam segi ilmu pengetahuan. Jumlah ayat-
ayat tentang ilmu dalam Al-quran mencapai 750 ayat yang mencakup
berbagai cabang ilmu pengetahuan
4. I’jaz di bidang pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib. Ghaib di sini ada
4 yaitu:
a. Ghaib berita-berita zaman dahulu yang menceritakan tetang waktu
terdahulu.
b. Ghaib tetang masa datang, ghaib adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat
atau diketahui oleh manusia.
c. Ghaib tetang kenyataan-kenyataan ilmiah yang baru diketahui
kebenarannya ribuan tahun setelah Al-Qur’an diturunkan.
d. Ghaib tetang kejadian-kejadian besar yang akan menimpa kaum muslim
sepeninggal Rasulullah SAW.
5. I’jaz dari segala perubahan, segala sesuatu yang ada di dunia ini mesti
mengalami perubahan, harus tunduk pada hukum dunia, mengalami usia
usang, tetapi Al-Qur’an tidak pernah tunduk pada hukum dunia, Al-Qur’an
tidak pernah usang.
6. I’jazul Adadi, yaitu kemukjizatan bilangan-bilangan dalam Al-Qur’an. I’jaz
ini baru ditemukan. Misalnya, sholat wajib ada lima waktu., ternyata ketika
di teliti kalimat shalawat (jamak dari sholat) yang berkaitan dengan sholat
wajib, di jumpai bilangannya ada lima kalimat dalam al-Qur’an. Kemudian
Sholat lima waktu ini ada 17 rekaat, Abu Zahra meneliti kalimat fardhu ini
di dalam Al-Qur’an, dan semua kalimat fardhu dengan berbagai derajatnya
berjumlah 17 kalimat. Lalu kalimat qasr (memendekkan bilangan rekaat
dalam sholat ketika dalam perjalanan), di sebutkan dalam al-Qur’an
sebanyak 11 kali, ternyata ketika dihitung jumlah rekaat dalam sholat qasr
sehari semalam, juga 11 rekaat, yaitu, Zuhur 2, Ashar2, Magrib 3, Isya’ 2,
dan Subuh2. Kalimat tawaf, tercatat dalam Al-Qur’an ada tujuh kalimat. Itu
adalah sebagian dari mukjizat bilangan dala Al-Qur’an.

E. Segi-segi I’jazul Qur’an dan Fungsinya


Untuk menentukan segi-segi I’jazul Qur’an, para ulama berbeda pendapat
antara lain:
1. Syekh Abu Bakar Al-Baqillany, dalam kitab I’jazil Qur’an mengatakan Al-
Qur’an menjadi mukjizat itu karena 3 kemukjizatan,yaitu
a. Di dalam Al-Quran itu ada cerita mengenai hal-hal ghaib
b. Di dalam Al-Quran itu ada cerita umat terdahulu beserta para
Nabinya,padahal Rasulullah SAW adalah seorang ummi
c. Di dalam Al-Quran terdapat susunan indah yang terdiri dari 10 segi: Ijaz,
tasybih, isti’arah, talaum, jawashil, tajamus, tasyrif, tadhim, mubalaghah,
dan husnul bayan.
2. Al-Qadhi Iyad Al-Basty dalam buku asy-syifa’u bi ta’rifi huquqil
musthafa,mengatakan segi-segi kemukjizatan Al-Quran itu ada 4,yaitu:
a. Susunannya yang indah
b. Uslubnya yang lain dari pada yang lain
c. Adanya berita ghaib yang belum terjadi,tetapi betul-betul terjadi
d. Adanya berita ghaib masa lalu dan syariat tedahulu yang jelas dan benar
3. Imam Al-Qurthuby dalam tafsir al-jami’u ahkamil quran mengatakan segi-
segi kemukjizatan yaitu:
a. Susunannya yang indah
b. Uslubnya berbeda dengan seluruh uslub bahas Arab
c. Isi aturan halal haram
d. Pengaturan bahasa yang utuh-bulat
e. Adanya berita mengenai peristiwa kejadian-kejadian dunia yang belum
terdengar.

Ada juga yang menyebutkan segi-segi i’jazul Qur’an yaitu :


1. Gaya bahasa
Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang arab pada saat itu merasa kagum
dan terpesona. Al-Qur’an secara tegas menetang. Semua sastrawan para
orator arab untuk menandingi ketinggian Al-Qur’an baik bahasa maupun
susunanya. Setiap kali mereka mencoba menandingi, mereka mengalami
kesulitan dan kegagalan dan bahkan mendapat cemohan dari masyarakat.
Diantara pendusta dan musyrik arab pada saat itu berusaha untuk
menandingi ialah Musailimah Kadzdzab dan tokoh-tokoh masyarakat arab
lain pada waktu itu yang ingin menandingi kalam Allah itu, namun selalu
mengalami kegagalan.
2. Hukum Illahi yang Sempurna
Al-Qur’an pokok aqidah , norma-norma keutamaan, sopan
santun,undang-undan, ekonomi, politik, sosial dan kemasyarakatan,serta
hukum-hukum ibadah.apabila kita memperhatikan pokok-pokok ibadah, kita
akan memperoleh kenyataan bahwa islam telah memperluasnya dan
menganekaragamkan serta meramunya menjadi ibadah amaliah, seperti
zakat dan sedekah. Ada juga yang berupa ibadah amaliah sekaligus ibadah
badaniah, seperti berjuang di jalan Allah.
Tentang aqidah Al-Qur’an mengajak umat manusia pada aqidah yang
suci dan tinggi yakni beriman kepada Allah yang maha agung, menyatakan
adanya nabi dan rasul serta mempercayai kitab samawi.
Dalam bidang undang-undang, Al-Qur’an telah menetapkan kaidah-
kaidah mengenai perdata,pidana,politik, dan ekonomi. Adapun mengenai
hubungan internasional, Al-Qur’an telah menetapkan dasar-dasar yang
paling sempurna dan adil, baik dalam keadaan damai maupun terang.
3. Berisi beberapa ilmu pengetahuan
Dalam Al-Quran banyak berisi benih dari cabang-cabang ilmu
pengetahuan, Al-Quran itu seolah-olah bagaikan gudang yang penuh
berbagai pengetahuan dalam berbagai segi kehidupan manusia
Disamping itu, di dalamnya juga penuh bibit ilmu dan acuan di bidang
syariat,muamalah,jinayah,dan sebagainya.

F. Pendapat para ulama tentang kemukjizatan Al-Qur’an


1. Az-Zarksy
Kemukjizatan Al-Quran disepakati seluruh ulama, perbedaanya hanya
terletak pada bentuk dari mukjizat Al-Quran itu seperti susunan
bahasanya,berita ghaib,kisah-kisah masa lampau,isi hatiorang,maknanya
yang dalam,puncak kefasihan, memiliki balaghah yang tidak seorang Arab
pun mampu menyamainya.keseluruhan kelebihan itulah yang menjadikan
Al-Quran itu sebagai mukjizat
2. Az-Zarqani
Kemukjizatan Al-Quran terletak pada bahasanya,keutuhan susunannya,
sehingga setiap surat meskipun ayat-ayatnya turun secara berangsur-angsur
atau sekaligus terasa kokoh ikatannya,berisi ilmu pengetahuan, memenuhi
kebutuhan manusia seperti perbaikan aqidah,akhlaq,ibadah.peran
wanita,politik, ekonomi,dan sebagainya. Sikapnya terhadap ayat qauniyah
bisa berupa dorongan untuk bisa menimbulkan kesadaran keagungan
Allah,pemberitaan yang ghaib
3. Subhi ash-Shalih
Al-Quran berisi ushlub yang serasi, kaya dengan irama dan alunan
musik.

Anda mungkin juga menyukai