Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Kajian Tentang Al- Qur’an

Dosen Pengampu:

Oleh Kelompok :

Nurpadila

Mardafi Julianda Putra

Muhammad Rifqi

Pitiyana

Mala Sartika sari

Anita Harianingsih

Nining indah swari

PROGRAM STDUSI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS QAMARL HUDA BADARRUDIN BAGU

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul teori model
keperawatan imogene king tepat waktu.
Makalah disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Agama Islam.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Kajian Tentang Al qur’an.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak ……………


selaku dosen mata kuliah Agama Islam yang telah membimbing kami. Semoga
tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Bagu, 04 Desember 2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………..…..

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….………….i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………ii

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………2

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………….....2

BAB II: PENJELASAN …………………………………………………………………….3

2.1 Pengertian Al-Qur’an …………………………………………………………….3

2.2 Isi dan Pesan-pesan Al-Qur’an …………………………………………………...3

2.3 Fungsi Al- qur’an …………………………………….…………………………..4

2.4 Metodologi Penafsiran Al-Qur’an ……………………………………………….7

BAB III : PENUTUP ……………………………………………………………………..10

Kesimpulan ………………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..11

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-
Qur’an merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah yang diperuntukkan bagi
manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW, melalui perantara Malaikat Jibril.

Dan sebagai Wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW, sebagaimana


terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Al-Qur’an merupakan salah satu kitab yang
mempunyai sejarah panjang yang dimiliki oleh umat Islam dan sampai sekarang
masih terjaga keasliannya.

Al-Qur’an dalam pengumpulannya mempunyai dua tahap yaitu tahap petama


pengumpulan Al-qur’an dalam arti menghafal Al-Qur’an pada masa Nabi, tahap
kedua dalam arti penulisan Al-Qur’an, hal ini dinamakan penghafalan dan
pembukuan Al-Qur’an.

Setelah Wafatnya Nabi Muhammad SAW, proses pengmpulan Al-Qur’an terus


dilaksanakan oleh para khalifah sehingga terbentuklah Mushaf Usmani seperti
yang ada pada saat sekarang ini.

Penyebaran islam bertambah luas membuat para Qurra pun tersebar dan
memiliki latar bealakang yang berbeda sehingga menimbulkan perbedaan dalam
membaca Al-Qur’an. Hal ini menimbullkan kecemasan dikalangan sahabat.
Sehingga Khalifah Usman bin Affan memerintahkan keempat orang quraisy yaitu,
Zaid bin Zabit, Abdullah bin Azzubar, Said bin Al-ash, Abdulrahman bin Al-harisi
bin hysam. Keempat orang tersebutlah yang ditugas untuk menyalin dan
memperbanyak Al-Qur’an dengan satu pedoman dalam cara-cara membacanya,
hal ini telah di sepakati oleh para sahabat.

Dan Al-Qur’an juga memiliki multi fungsi dan selalu mempunyai hubungan yang
pasti dalam fenomena-fenomena kehidupan, hal ini diantaranya mukjizat, akidah,
ibadah, mu’amalah, akhlak, hukum, sejarah, dan dasar-dasar sains.

1
Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena sangat
disayangkan jika umat Islam tidak tahu apa itu Al-Qur’an tersebut. Hal inilah
penulis berkeinginan membahas tentang Al-Qur’an.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa Pengertian Al-Qur’an ?

B. Apa Isi dan Pesan-Pesan Al-Qur’an ?

C. Apa Fungsi Al-Qur’an ?

D. Apa Bukti Autentisitas Al-Qur’an ?

E. Apa Metodologi Penafsiran Al-Qur’an ?

1.3 Tujuan

Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana proses penciptaan al-qur’an dan


mengetahui bahwa Al-qur’an sangar autentik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Al-Qur’an

2.1.1 Secara Etimologi

Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kata qoro’a , yaqro’u,


qira’atan, atau qur’anan, yang berarti mengumpulkan ( al-jam’u ) dan
menghimpun ( al-dhammu ) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian
ke bagian yang lain secara teratur. Dikatan Al-Qur’an kare ia berisikan
semua intisari dari kitabullah dan intisari dari ilmu pengetahuan

2.1.2 Secara Terminologi

Abdul Wahab Khalaf mendefinisikan Al-Qur’an sebagai firman Allah


SWT. yang yang diturunkan melalui Roh al-Amin (Jibril) kepada Nabi
Muhammad SAW. Dengan bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya,
sebagai hujjah kerasulannya, undang-undang bagi seluruh manusia dan
petunjuk dalam beribadah dan dipandang ibadah dalam membacanya,
yang terhimpun dalam mushaf yang dimulai dari surat al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat an-Nas, yang diriwayatkan kepada kita dengan jalan
mutawattir.

2.2 Isi dan Pesan-pesan Al-Qur’an

Dari keseluruhan isi Al-Qur’an itu, pada dasarnya mengandung pesan-


pesan sebagai berikut : Pertama masalah tauhid, termasuk didalamnya masalah
kepercayaan terhadap yang gaib. Kedua masalah ibadah, yaitu kegiatang-
kegiatan dan perbuatan-perbuatan yang mewujudkan dan menghidupkan didalam
hati dan jiwa. Ketiga masalah janji dan ancaman, yaitu janji dengan balas baik
bagi mereka yang berbuat baik dan ancaman atau siksa bagi mereka yang

3
berbuat jaha. Janji akan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat dan ancaman
akan mendapatkan kesengsaraan dunia akhirat. Janji dan ancaman dunia dan
akhirat adalah surge dan neraka. Jalan menuju kebahagiaan dunia akhirat berupa
ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan yng hendaknya dipenuhi agar dapat
mencapai keridoan Allah. Kelima riwayat dan cerita, yaitu sejarah orang-orang
terdahulu, baik sejarah bangsa-bangsa, tokoh-tokoh maupun Nabi dan Rosul
Allah.

2.3 Fungsi Al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk di sampaikan


kepada umat manusia, sudah barang entu memiliki sekian banyak fungsi, baik
bagi Nabi Muhammad itu sendiri maupun bagi kehidupan manusia secara
keseluruhan. Diantara fungsi Al-Qur’an adalah sebagai :

1. Bukti kerasulan Nabi Muhammad dan kebenaran ajarannya.

2. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia, yang
tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan
kepastian adanya hari pemabalasan.

3. Petunjuk mengenai akhlaq yang murni dengan jalan menerangkan norma-


norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam
kehidupannya secara indifidual dan kolektif.

4. Petunjuk syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum


yang harus di ikuti oleh manusia

2.3.1 Bukti-bukti Autentisitas Al-Qur’an

Al-Qaur’an merupakan kitab yang autentisiatnya dijamin oleh Al-


Qur’an dan senantiasa dipelihara sampai akhir zaman. Jaminan
autentisitas tersebut diberikan atas dasar kemahakuasaan dan
kemahatuhanan-Nya, terutama manusia. Untuk menunjukkan bukti-
bukti autentisitas Al-Qur’an dapat digunakan berbagai pendekatan,
yaitu dengan melihat ciri-ciri dan sifat dari Al-Qur’an itu sendiri, serta

4
melihat aspek kesejarahaanya dan pengakuan-pengakuan pihak
cendekiawan non muslim terhadap kebenaran Al-Qur’an itu sendiri.

Dilihat dari Ciri-Ciri dan Sifat dari Al-Qur’an.

A. Keunikan Redaksi Al-Qur’an

Al-Qur’an dipandang sebagai mukjizan Nabi SAW. Yang


berfungsi untuk melegitimasi kerasulannya. Kemukjizatannya itu
tidak hanya terbatas pada makna-makna objektif yang terkandung
didalamnya,. Tetapi juga lafal dan redaksinya merupakan kutipan
langsung dari firman Allah,[4] karena itu tidak mungkin ditemukan
adanya keganjilan-keganjilan redaksinya, dan kalau terjadi demikian,
misalnya karena adanya ulah dari manusia yang berusaha
mengganti dan mengubahnya, maka akan segera diketahui bahwa
itu bukanlah redaksi Al-Qur’an.

B. Kemukjizatan (i’jaz) adalah menetapkan kelemahan. Kelemahan


menurut pengertian umum adalah ketidakmampuan mengerjakan
sesuatu, sebagai lawan dari kemampuan, sehingga bila
kemukjizatan telah terbukti, maka nampaklah kemampuan mu’jiz
( sesuatu yang melemahkan). Dan mukjizatnya adalah suseatu hal
yang luar biasa yang muncul dari para Nabi atau Rasul yang disertai
dengan tantangan dan selamat dari perlawanan.

C. Dilihat dari Kesejarahannya.

Adapun dilihat dari segi sejarahnya pengumpulan Al-Qur’an


ada dua pengertian yang perlu dipahami, yaitu : Pertama,
pengumpulan dalam arti Hifdhuhu ( menghafalnya dalam hati ). Dan
yang kedua pengumpulan Al-Qur’an dalam kitabatuhu kullihi
( penulisan semuanya ), baik dengan memisah-misahkan ayat-ayat
dan surat-suratnya, atau menerbitkan ayat-ayat semata dan setiap
surat ditulis dalam setiap lembaran secara terpisah, ataupun

5
menerbitkan ayat-ayatnya dan surat-suratnya dalam lembaran-
lembaran yang terkumpul yang menghimpun semua surat,
sebagimana ditulis sesudah bagian lain.

D. Dilihat dari Segi Pengakuan Pihak Cendekiawan Non Muslim

a) George Sale dalam buku “Joseph Charles Mardrus-Premilinary


Discourse”, berkata: “Di seluruh dunia diakui bahwa Qur’an
tertulis dalam bahasa Arab dengan gaya yang paling tinggi, paling
murni….diakui sebagai stan dard bahasa Arab… dan tak dapat
ditiru oleh pena manusia… Oleh karena itu diakui seba gai
mukjizat yang besar, lebih besar daripada membangkitkan orang
mati, dan itu saja sudah cukup untuk meyakinkan dunia bahwa
kitab itu berasal dari Tuhan.”

b) G. Margoliouth dalam buku “Introduction to the Koran” (kata


pendahuluan untuk buku J. M. H. Rodwell), London, 1918, berkata:
“Diakui bahwa Our’an itu mempunyai kedudukan yang penting
diantara kitab-kitab Agama di dunia. Walau kitab ini merupakan
yang terakhir dari kitab-kitab yang termasuk dalam
kesusasteraan ini, ia tidak kalah dari yang mana pun dalam
effeknya yang mengagumkan, yang telah ditimbulkannya
terhadap sejumlah besar manusia yang telah menciptakan suatu
phase kemajuan manusia dan satu tipe karakter yang segar.”

c) Harry Gaylord Dorman dalam buku “Towards Understanding


lslam”, New York, 1948, p.3, berkata: “Kitab Qur’an ini adalah
benar-benar sabda Tuhan yang didiktekan oleh Jibril, sempurna
setiap hurufnya, dan merupakan suatu mukjizat yang tetap aktual
hingga kini, untuk membuktikan kebenarannya dan kebenaran
Muhammad.”

d) Prof. H. A. R. Gibb dalam buku “Mohammadanism”, London, 1953,


p. 33, berkata sebagai berikut: “Nah, jika memang Qur’an itu hasil
karyanya sendiri, maka orang lain dapat menandinginya. Cobalah

6
mereka mengarang sebuah ungkapan seperti itu. Kalau sampai
mereka tidak sanggup dan boleh dikatakan mereka pasti tidak
mampu, maka sewajarnyalah mereka menerima Qur’an sebagai
bukti yang kuat tentang mukjizat.”

e) Sir William Muir dalam buku “The Life of Mohamet”, London,


1907; p. VII berkata sebagai berikut: “Qur’an adalah karya dasar
Agama Islam. Kekuasaannya mutlak dalam segala hal, etika dan
ilmu pengetahuan…”

f) DR. John William Draper dalam buku “A History of the intelectual


Development in Europe”, London, 1875, jilid 1 , p. 343-344,
berkata: “Qur’an mengandung sugesti-sugesti dan proses moral
yang cemerlang yang sangat berlimpah-limpah; susunannya
demikian fragmenter, sehingga kita tidak dapat membuka satu
lembaran tanpa menemukan ungkapan-ungkapan yang harus
diterima olehsekalian orang. Susunan fragmenter ini,
mengemukakan teks-teks, moto dan peraturan- peraturan yang
sempurna sendirinya, sesuai bagi setiap orang untuk setiap
peristiwa dalam hidup.”[8]

2.4 Metodologi Penafsiran Al-Qur’an

2.4.1 Pengertian Tafsir

Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti


yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah
ditafsirkan berarti ucapan yang tegas dan jelas.

Menurut istilah, pengertian tafsir adalah ilmu yang mempelajari


kandungan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi SAW, berikut
penjelasan maknanya serta hikmah-hikmahnya. Sebagian ahli tafsir
mengemukakan bahwa tafsir adalah ilmu yang membahas tentang al-
Quran al-Karim dari segi pengertiannya terhadap maksud Allah sesuai
dengan kemampuan manusia. Secara lebih sederhana, tafsir dinyatakan
sebagaipenjelasan sesuatu yang diinginkan oleh kata.[9]

7
2.4.2 Fungsi Ilmu Tafsir

Sulit dipungkiri bahwa ilmu tafsir berfungsi sebagai kunci utama


untuk memahami Al-Qur'an dan dan berbagai aspeknya. Tanpa ilmu tafsir,
tentu saja, dalam konteksnya yang sangat luas, mustahil Al-Qur'an bisa
dengan mudah, benar dan baik dapat dipahami oleh manusia. Tanpa ilmu
tafsir pula, pemahaman terhadap Al-Qur'an tidak mungkin bisa
dikembangkan dan tanpa ilmu tafsir tidak akan terjadi sosialisasi dan
publikasi pengamalan Al-Qur'an. Pendeknya, ilmu tafsir mumiliki fungsi
yang sangat penting dan strategis dalam memahami Al-Qur'an.

2.4.3 Syarat-Syarat Mufasir

Dr. Muhammad ‘Ali al-Hasan dalam kitab beliau al-Manar fi ‘Ulumil Qur’an
Ma’a Madkhal fi Ushulit Tafsir wa Mashadirih menyebutkan beberapa hal
yang harus dimiliki seseorang untuk bisa menafsirkan al-Qur’an, yaitu:[10]

a) Shahihnya aqidah si mufassir

b) Menguasai ilmu bahasa Arab (a) Ilmu nahwu (b) Ilmu sharaf (c)
Isytiqaq (d) Ilmu balaghah

c) Menguasai ilmu ushul fiqih

d) Menguasai ilmu ushuluddin

e) ayat al-Qur’an

f) Mengetahui tafsir shahabat

g) Menguasai ulumul Qur’an (a) Ilmu qiraat (b) Ilmu asbabun nuzul (c)
Ilmu nasikh-mansukh (d) Ilmu qashashul Qur’an

h) Mengetahui hadits-hadits Nabi yang berisi tafsir terhadap ayat- Corak


Penafsiran dan Ilmu Tafsir.

2.4.4 Sumber-Sumber Penafsiran Al-Qur’an

8
Sumber penafsiran paling tidak ada 8 macam, yaitu Al-Qur’an
Karim sendiri, Hadits-hadits Nabi berkaitan dengan topik penafsiran,
riwayat para sahabat dan para tabiin, kaidah-kaidah bahasa Arab seperti
ilmu ilmu alat dan ilmu bahasa, cerita israiliat dari ahli kitab, teori dan ilmu
pengetahuan, serta pendapat pada mufasir terdahulu.

2.4.5 Aliran-Aliran Dalam Ilmu Tafsir

Mengacu pada sumber penafsiran tersebut, maka dalam ilmu tafsir ada
tiga macam aliran yaitu :

a) Tafsir bi al-ma’tsur

b) Tafsir bi al-ra’yi

c) Tafsir bi al-isyari

2.4.6 Metode Dalam Ilmu Tafsir

Metode yang berkembang dalam penafsiran Al-Qur’an terdapat empat


macam, yaitu :

a) Tahlili

Yaitu metode penafsiran Al-Qur’an yang dilakukan dengan


menjelaskan ayat Al-Qur’an dalam berbagai aspek, serta menjelaskan
maksud yang terkandung didalamnya sehingga kegiatan mufasir
hanya menjelaskan per ayat, surat per surat, makna lafal tertentu,
susunan kalimat, persesuaian kalimat satu dengan kalimat yang lain,
asbabun nuzul yang berkenaan dengan ayat yang ditafsirkan.

b) Ijmali

Yaitu metode penafsiran Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara


menjelaskan maksud Al-Qur’an secara global tidak terperinci seperti
tafsir tahlili.

c) Muqarin

Yaitu metode penafsiran Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara

9
perbandingan (komparatif), dengan menemukan dan mengkaji
perbedaan-perbedaan antara unsur-unsur yang diperbandingkan, baik
menemukan unsur0unsur yang benar, atau untuk tujuan memperoleh
gambaran yang lebih lengkap mengenai masalah yang dibahas dengan
jalan penggabungan ( sintetis ), unsur-unsur yang berbeda itu.

d) Maudhu’i

Yaitu metode penafsiran Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara


memilih topik tertentu yang hendak dicarikan penjelasannya dalam Al-
Qur’an yang berhubungan dengan topik ini, lalu dicarilah kaitan antara
berbagai ayat ini agar satu sama lain bersifat menjelaskan, kemudian
ditarik kesimpulan akhir berdasarkan pemahaman mengenai ayat-ayat
yang saling terkait itu.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kata qoro’a , yaqro’u, qira’atan, atau qur’anan,

10
yang berarti mengumpulkan ( al-jam’u ) dan menghimpun ( al-dhammu ) huruf-huruf
serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang lain secara teratur.

Secara Terminologi Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT. yang yang diturunkan
melalui Roh al-Amin (Jibril) kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan bahasa Arab,
isinya dijamin kebenarannya, sebagai hujjah kerasulannya, undang-undang bagi
seluruh manusia dan petunjuk dalam beribadah dan dipandang ibadah dalam
membacanya, yang terhimpun dalam mushaf yang dimulai dari surat al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat an-Nas, yang diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawattir.

Isi dan pesan-pesan Al-Qur’an ada dua, pertama masalah tauhid. Kedua, masalah
ibadah. Fungsi Al-Qur’an itu sendiri adalah Bukti kerasulan Nabi Muhammad dan
kebenaran ajarannya. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh
manusia, yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan
kepastian adanya hari pemabalasan. Petunjuk mengenai akhlaq yang murni dengan
jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh
manusia dalam kehidupannya secara indifidual dan kolektif. Dan petunjuk syariat
dan hokum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh
manusia.

Bukti Autentisitas Al-Qur’an bisa diliha dari ciri-ciri dan sifat dari Al-Qur’an,
kesejarahannya, dan juga dari segi pihak cendekiawan non muslim. Metode
penafsiran Al-Qur’ad ada empat. Yaitu tahlili, ijmal, muqarrin, dan maudhudi.

DAFTAR PUSTAKA

Manna’ Khalil al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, (Riyad: Maktabah Ma’arif,


1981) hlm. 20.

Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta: Dar al-Manar, 1973), hlm. 17

11
Tim Departemen Agama RI, Ushul Fiqh I, (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan
Sarana Pergururan Tinggi Agama, 1985), hlm. 84-85.

Abdul Hamid Hakim, Al-Bayan, (Jakarta: Sa’adiyah Putra, 1983), hlm. 102.

Muhammad bin Alwi bin Abbas al-Maliki, Zubat al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an. (Kairo: Dar
al-Insan, 1981), hlm. 122.

Manna’ Khalil al-Qathan, Op.cit., hlm. 145-148

https://izzatalislam.wordpress.com/2010/06/15/pendapat-para-ilmuwan-non-
muslim-tentang-bibel-al-quran-2/

https://id.wikipedia.org/wiki/Tafsir

http://www.abufurqan.net/syarat-menjadi-mufassir/

Prof. Dr. Muhaimin, M.a Studi Islam ( Jakarta: Kencana, 2012 ). Hlm. 109.

12

Anda mungkin juga menyukai