Dosen Pengampu:
Oleh Kelompok :
Nurpadila
Muhammad Rifqi
Pitiyana
Anita Harianingsih
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS QAMARL HUDA BADARRUDIN BAGU
2022/2023
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
Kesimpulan ………………………………………………………………………………..10
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-
Qur’an merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah yang diperuntukkan bagi
manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW, melalui perantara Malaikat Jibril.
Penyebaran islam bertambah luas membuat para Qurra pun tersebar dan
memiliki latar bealakang yang berbeda sehingga menimbulkan perbedaan dalam
membaca Al-Qur’an. Hal ini menimbullkan kecemasan dikalangan sahabat.
Sehingga Khalifah Usman bin Affan memerintahkan keempat orang quraisy yaitu,
Zaid bin Zabit, Abdullah bin Azzubar, Said bin Al-ash, Abdulrahman bin Al-harisi
bin hysam. Keempat orang tersebutlah yang ditugas untuk menyalin dan
memperbanyak Al-Qur’an dengan satu pedoman dalam cara-cara membacanya,
hal ini telah di sepakati oleh para sahabat.
Dan Al-Qur’an juga memiliki multi fungsi dan selalu mempunyai hubungan yang
pasti dalam fenomena-fenomena kehidupan, hal ini diantaranya mukjizat, akidah,
ibadah, mu’amalah, akhlak, hukum, sejarah, dan dasar-dasar sains.
1
Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena sangat
disayangkan jika umat Islam tidak tahu apa itu Al-Qur’an tersebut. Hal inilah
penulis berkeinginan membahas tentang Al-Qur’an.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berbuat jaha. Janji akan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat dan ancaman
akan mendapatkan kesengsaraan dunia akhirat. Janji dan ancaman dunia dan
akhirat adalah surge dan neraka. Jalan menuju kebahagiaan dunia akhirat berupa
ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan yng hendaknya dipenuhi agar dapat
mencapai keridoan Allah. Kelima riwayat dan cerita, yaitu sejarah orang-orang
terdahulu, baik sejarah bangsa-bangsa, tokoh-tokoh maupun Nabi dan Rosul
Allah.
2. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia, yang
tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan
kepastian adanya hari pemabalasan.
4
melihat aspek kesejarahaanya dan pengakuan-pengakuan pihak
cendekiawan non muslim terhadap kebenaran Al-Qur’an itu sendiri.
5
menerbitkan ayat-ayatnya dan surat-suratnya dalam lembaran-
lembaran yang terkumpul yang menghimpun semua surat,
sebagimana ditulis sesudah bagian lain.
6
mereka mengarang sebuah ungkapan seperti itu. Kalau sampai
mereka tidak sanggup dan boleh dikatakan mereka pasti tidak
mampu, maka sewajarnyalah mereka menerima Qur’an sebagai
bukti yang kuat tentang mukjizat.”
7
2.4.2 Fungsi Ilmu Tafsir
Dr. Muhammad ‘Ali al-Hasan dalam kitab beliau al-Manar fi ‘Ulumil Qur’an
Ma’a Madkhal fi Ushulit Tafsir wa Mashadirih menyebutkan beberapa hal
yang harus dimiliki seseorang untuk bisa menafsirkan al-Qur’an, yaitu:[10]
b) Menguasai ilmu bahasa Arab (a) Ilmu nahwu (b) Ilmu sharaf (c)
Isytiqaq (d) Ilmu balaghah
e) ayat al-Qur’an
g) Menguasai ulumul Qur’an (a) Ilmu qiraat (b) Ilmu asbabun nuzul (c)
Ilmu nasikh-mansukh (d) Ilmu qashashul Qur’an
8
Sumber penafsiran paling tidak ada 8 macam, yaitu Al-Qur’an
Karim sendiri, Hadits-hadits Nabi berkaitan dengan topik penafsiran,
riwayat para sahabat dan para tabiin, kaidah-kaidah bahasa Arab seperti
ilmu ilmu alat dan ilmu bahasa, cerita israiliat dari ahli kitab, teori dan ilmu
pengetahuan, serta pendapat pada mufasir terdahulu.
Mengacu pada sumber penafsiran tersebut, maka dalam ilmu tafsir ada
tiga macam aliran yaitu :
a) Tafsir bi al-ma’tsur
b) Tafsir bi al-ra’yi
c) Tafsir bi al-isyari
a) Tahlili
b) Ijmali
c) Muqarin
9
perbandingan (komparatif), dengan menemukan dan mengkaji
perbedaan-perbedaan antara unsur-unsur yang diperbandingkan, baik
menemukan unsur0unsur yang benar, atau untuk tujuan memperoleh
gambaran yang lebih lengkap mengenai masalah yang dibahas dengan
jalan penggabungan ( sintetis ), unsur-unsur yang berbeda itu.
d) Maudhu’i
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kata qoro’a , yaqro’u, qira’atan, atau qur’anan,
10
yang berarti mengumpulkan ( al-jam’u ) dan menghimpun ( al-dhammu ) huruf-huruf
serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang lain secara teratur.
Secara Terminologi Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT. yang yang diturunkan
melalui Roh al-Amin (Jibril) kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan bahasa Arab,
isinya dijamin kebenarannya, sebagai hujjah kerasulannya, undang-undang bagi
seluruh manusia dan petunjuk dalam beribadah dan dipandang ibadah dalam
membacanya, yang terhimpun dalam mushaf yang dimulai dari surat al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat an-Nas, yang diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawattir.
Isi dan pesan-pesan Al-Qur’an ada dua, pertama masalah tauhid. Kedua, masalah
ibadah. Fungsi Al-Qur’an itu sendiri adalah Bukti kerasulan Nabi Muhammad dan
kebenaran ajarannya. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh
manusia, yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan
kepastian adanya hari pemabalasan. Petunjuk mengenai akhlaq yang murni dengan
jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh
manusia dalam kehidupannya secara indifidual dan kolektif. Dan petunjuk syariat
dan hokum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh
manusia.
Bukti Autentisitas Al-Qur’an bisa diliha dari ciri-ciri dan sifat dari Al-Qur’an,
kesejarahannya, dan juga dari segi pihak cendekiawan non muslim. Metode
penafsiran Al-Qur’ad ada empat. Yaitu tahlili, ijmal, muqarrin, dan maudhudi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta: Dar al-Manar, 1973), hlm. 17
11
Tim Departemen Agama RI, Ushul Fiqh I, (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan
Sarana Pergururan Tinggi Agama, 1985), hlm. 84-85.
Abdul Hamid Hakim, Al-Bayan, (Jakarta: Sa’adiyah Putra, 1983), hlm. 102.
Muhammad bin Alwi bin Abbas al-Maliki, Zubat al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an. (Kairo: Dar
al-Insan, 1981), hlm. 122.
https://izzatalislam.wordpress.com/2010/06/15/pendapat-para-ilmuwan-non-
muslim-tentang-bibel-al-quran-2/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tafsir
http://www.abufurqan.net/syarat-menjadi-mufassir/
Prof. Dr. Muhaimin, M.a Studi Islam ( Jakarta: Kencana, 2012 ). Hlm. 109.
12