Anda di halaman 1dari 23

JURNAL ULUMUL QURAN

PENGERTIAN AL QURAN, ULUMUL QURAN SERTA URGENSINYA


DENGAN TAFSIR AL QURAN SERTA PERBEDAAN DENGAN HADIST
QUDSI DAN HADIST NABAWI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Quran

Dosen : Aji Saepurahman, M. Pd.

Oleh :
Rega Mariafini Pradipta (14520.0009)
Tuti Rohaeti (1451900100)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SABILI


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
KOTA BANDUNG
2022

1
PENGERTIAN AL QURAN, ULUMUL QURAN DAN URGENSINYA
DENGAN TAFSIR AL QURAN SERTA PERBEDAAN DENGAN HADIST
QUDSI DAN HADIST NABAWI

Rega Mariafini Pradipta, Tuti Rohaeti


Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sabili Bandung
email: regamp33@gmail.com , tutiroheti@gmail.com
Abstrak:

Al-Qur’an adalah pedoman hidup yang pertama dan utama bagi umat Islam, bukan
hanya tentang tahu dan paham mengenai isi dari kandungannya namun juga pada
pengetahuan dan pemahaman cara mengkaji Al-Qur’an tersebut. Sehingga pemahaman
terhadap Al-Qur’an bukan hanya sebatas materi saja, tetapi terus berlanjut pada tahap
pengkajian terhadap Al-Qur’an itu sendiri termasuk mendalami ilmu-ilmu yang
melandasi dalam penafsiran Al-Qur’an. Sehingga dengan demikian akan melahirkan
sebuah pengetahuan Ilmu Tafsir Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi dan
penerang didalam kehidupan umat Islam yang memiliki kesucian, keaslian, dan keluasan
pembahasan yang tidak pernah usai, bahkan tidak terbantahkan lagi seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi hingga saat ini. Al Quran merupakan wahyu
Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang berbentuk mushaf memiliki dinamika yang
sangat menarik dan kompleks untuk dipelajari dan diamalkan menjadi penuntun
kehidupan umat manusia. Al-Qur’an sebagai kitab suci telah dipelajari luas oleh pemikir
muslim maupun non-muslim. Kitab suci ini diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui
malaikat Jibril, termasuk ibadah bagi yang membacanya, baik secara harfiah dan lisan
ataupun mendalaminya secara kontekstual. Al-Qur’an sebagai wahyu tidak bisa
disamai dengan perkataan makhluk Tuhan, kita juga akan menemukan pula perbedaan
dengan Hadist Qudsi dan Hadist Nabawi. Untuk itu, letak urgensi dalam
mempelajari ulumul Quran yaitu pemahaman yang baik terhadap ilmu ini agar
dapat dipergunakan oleh muffasir dalam memahami firman Allah dan
mencegahnya melakukan kesalahan dan kedangkalan dalam tafsir Al Quran.

Kata Kunci : Al Qur’an, Ulumul Quran, Hadist Qudsi dan Nawabi

A. PENDAHULUAN manusia, yang juga merupakan sumber


Allah menurunkan Al Quran sebagai inspirasi dalam kehidupan manusia.
pedoman dan hidayah untuk mencapai Mengapa demikian? karena semua
kebahagiaan dan petunjuk hidup bagi yang dibutuhkan oleh manusia

2
sejatinya tersedia didalamnya. Hanya bermaksud untuk memperoleh data
tentu saja kembali kepada kita sebagai empiris tentang definisi Ulumul Quran
manusia, apakah mau mengambilnya dan urgensinya terhadap penafsiran Al
dan menggunakannya sebagai pedoman Quran dan pengertian tentang Al Quran
didalam kehidupan sehari-hari sesuai itu sendiri. Lalu, apakah Al Quran yang
apa yang Allah perintahkan? Atau berisi firman Allah sama dengan hadist
jangan-jangan kita belum menemukan qudsi dan hadist nabawi? Maka untuk
apapun padahal kita senantiasa mencapai tujuan tersebut, penelitian ini
membacanya tanpa melihat aspek mempergunakan pendekatan kualitatif
penting lainnya. Dan yang lebih miris dengan metode studi pustaka.
lagi, jangan-jangan umat islam sendiri Al-Qur’an sangat kaya akan makna
lupa untuk membuka dan membacanya. yang masih memerlukan pengkajian
Jika kita amati, umat Islam zaman ini untuk dapat mengetahui apa dan
dirasa lebih ketinggalan zaman dan bagaimana hakikat kandungannya.
jauh terbelakang dari bangsa barat, Pembacaan yang ideal terhadap
contohnya dalam mengembangkan Al-Qur’an memerlukan kaidah-kaidah
ilmu sains. Padahal Allah sudah yang perlu diikuti agar hasil dari
berfirman didalam Al Quran itu sendiri bacaan Al-Qur’an sesuai dengan apa
bahwa Al Quran sebagai hudan lil yang diharapkan. Studi ini bertujuan
muttaqin (petunjuk bagi orang-orang untuk mengkaji mengenai urgensi
yang bertaqwa). Artinya bahwa semua ulumul quran terhadap tafsir al quran
yang kita butuhkan ada didalam Al dan bagaimana sejarah
Quran dan fakta-fakta mengejutkan perkembangannya. Dengan metode
bahwa jauh sebelum ilmu-ilmu sains studi pustaka yang digunakan
barat itu ditemukan, Al Quran sudah peneliti menyimpulkan diperlukannya
menjelaskannya. kaidah-kaidah dimaksud sebagai
B. METODE PENELITIAN upaya meminimalisir kekeliruan
Menurut Sugiyono (2004:1) metode dalam mempelajari ayat -ayat
penelitian merupakan cara ilmiyah Al-Qur’an, sehingga tidak
untuk mendapatkan data dengan tujuan menyebabkan kesalahan yang fatal
dan kegunaan tertentu. Penelitian ini

2
bagi seseorang dalam mengkaji 1. Pengertian Al Quran
ayat-ayat Al- Qur’an. ● Secara Etimologi
Selain itu, metode yang digunakan Al-Qur'an secara etimologi
untuk untuk memahami secara mengandung makna yang berbeda-beda
terminologi mengenai makna quran itu di kalangan para ulama, yaitu sebagai
sendiri dengan metode maudhu’i. berikut :
Dimana, metode ini menjelaskan a. Al-Lihyani.dkk mengatakan
ayat-ayat al-Qur`an dengan mengacu Al-Qur'an berasal dari kata qara'a
pada satu pokok bahasan (tema) (membaca) adalah merujuk kepada
tertentu. Dalam metode ini ayat-ayat firman Allah SWT. Pada Q.S.
Al-Qur'an yang mempunyai maksud Al-Qiyamah : 75 Ayat 17-18
yang sama, dalam arti sama-sama b. Al-Zujaj menjelaskan bahwa kata
membicarakan satu topik masalah, Al-Qur'an merupakan kata sifat
dihimpun kemudian diberi keterangan yang berasal dari kata 'jäl (al-qar')
dan penjelasan. Secara istilah yang artinya menghimpun. Kata
pengertian tafsir maudhû’î (tematik) sifat ini kemudian dijadikan nama
ialah mengumpulkan ayat-ayat dalam bagi firman Allah SWT yang
Alquran yang mempunyai tujuan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
satu yang bersama-sama membahas SAW. Makna tersebut menunjukkan
judul, topik, sektor tertentu dan bahwa kitab AlQur'an menghimpun
menertibkannya sedapat mungkin surat, ayat, kisah, perintah, larangan
sesuai dengan masa turunnya selaras dan intisari kitab-kitab suci
dengan sebab-sebab turunnya, sebelumnya.
kemudian memperhatikan ayat-ayat c. Al-Asy'ari mengatakan bahwa
tersebut dengan penjelasan-penjelasan, Al-Qur'an diambil dari kata kerja
keterangan, penjabaran dan 'qarana' (arti : menyertakan) karena
hubungan-hubungannya dengan Al-Qur'an menyertakan surat, ayat,
ayat-ayat lain yang kemudian dan huru-fhuruf.
mengistimbatkan hukum-hukum. d. Al-Farra' menjelaskan bahwa kata
C. KAJIAN TEORI DAN Al-Qur'an diambil dari kata dasar
PEMBAHASAN “qara 'in' (arti : penguat) karena

3
Al-Qur'an terdiri dari ayat-ayat yang mushaf, dan yang diriwayatkan secara
saling menguatkan, dan terdapat mutawatir tanpa keraguan. (c).
kemiripan antara satu ayat dengan Menurut Abu Syahbah, Al-Qur'an
ayat-ayat lainnya. adalah kitab Allah yang diturunkan

Berdasarkan pendekatan etimologi baik lafazh maupun maknanya kepada

tersebut dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad, yang diriwayatkan

Al-Qur'an memiliki beberapa kriteria secara mutawatir, yakni dengan penuh

yang beragam, seperti kitab yang kepastian dan keyakinan akan

menjadi bacaan, kitab yang kesesuaiannya dengan apa yang

menghimpun berbagai hal, kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad),

mengandung berbagai kebaikan, dan yang ditulis pada mushaf mulai dari

kitab yang menguatkan kebenaran. awal surat al-Fatihah sampai akhir

Artinya semua makna atas memberikan surat An-Naas. (d). Menurut Kalangan

pesan positif terhadap eksistensi dan Pakar Ushul Fiqih, Fiqih, dan Bahasa

peran Al-Qur'an di tengah-tengah Arab, Al-Qur'an adalah kalam Allah

kehidupan manusia. yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad, yang lafazh-lafazhnya
● Secara Terminologi
mengandung mukjizat, membacanya
Dari segi terminologi, al-Qur'an adalah mempunyai nilai ibadah, yang
kalam Allah berbahasa Arab yang diturunkan secara mutawatir, dan yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad ditulis pada mushaf mulai dari awal
dengan perantaraan Malaikat Jibril surat al-Fatihah sampai akhir surat
serta diriwayatkan secara mutawatir an-Nas. Menurut istilah, al-Qur'an
dan tertulis dalam mushaf. (a). adalah kitab suci yang diturunkan
Menurut Manna' Al-Qaththan, kepada Nabi Muhammad sebagai
Al-Qur'an adalah kalam Allah yang petunjuk bagi manusia, yang tertulis
diturunkan kepada Nabi Muhammad dalam mushaf, yang sampai kepada
dan membacanya memperoleh pahala. kita dengan cara mutawatir, dan
(b). Menurut Al-Jurjani, Al-Qur'an membacanya dipandang sebagai
adalah yang diturunkan kepada ibadah. Al-Qur'an juga merupakan
Rasulullah, yang ditulis di dalam nama kitab suci Allah yang diturunkan

4
kepada Nabi Muhammad dengan segala hakikat kebenaran. sesi
perantaraan Malaikat Jibril. Adapun tasyakuran yang menyertainya.
wahyu yang diturunkan kepada Rasul ● Nama-Nama Al-Qur'an
terdahulu, seperti Zabur, Taurat, Injil
Al Qadhi Abu Al Ma’aliy Aziziy Bin
tidak dapat disebut sebagai al-Qur'an.
Abdu Al Malik seperti dikutip Al
Dari pengertian di atas, kita dapat
Zarkasyi didalam Al Burhan (Jilid
memahami bahwa (a). Al-Qur'an
1:273) mengatakan bahwa Al Quran
merupakan firman Allah atau kitab suci
memiliki 55 nama (Hermawan:13).
yang benar-benar berasal dari Allah
Untuk mendukung pendapatnya, Ibnu
dan bukan buatan manusia. (b)..
Adb Al Malik menggunakan ayat-ayat
Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi
Al Quran yang selaras dengan Al Imam
Muhammad sebagai nabi dan rasul
As Suyuthi yang menuturkan dalam
terakhir dan berfungsi sebagai mukjizat
Kitabnya Al Itqaan fii Ulumil Quran,
bagi beliau. (c). Al-Qur'an ditulis
diantaranya adalah: Al Kitab, Al
dalam mushaf dan terjaga
Mubiin (Ad Dhukan ayat 1 & 2), Al
kemurniannya dimulai dari awal surat
Quran, Al Karim (Al Waqiah ayat 77),
al-Fatihah sampai akhir surat an-Nas.
Kalam (At Taubah ayat 6), Nur (An
(d). Lafazh dan makna al-Qur'an
Nisaa ayat 174), Hudan (Luqman ayat
seluruhnya dari Allah. (e). Al-Qur'an
3), Rahmah (Yunus ayat 57), Furqan
diriwayatkan secara mutawatir qath'i
(Al Furqan ayat 1), Syifa (Al Isra ayat
(pasti) dan yakin. (f). Membaca
82), Maw’idzah (Yunus ayat 57),
al-Qur'an merupakan ibadah yang akan
Dzikra (Al Anbiya ayat 50), Karim (Al
mendapatkan pahala dari Allah. Jadi,
Waqi’ah ayat 77), Aliyy (Az
Al-Qur'an ialah kitab suci dari Allah
Zukhruf:41), Hikmah (Al Qamar: 5),
yang diturunkan kepada Nabi
Hakim (Yunus:1&2), Muhaymin (Al
Muhammad dan dituliskan dalam
Maidah:48), Ash Shiratal Mustaqim
mushaf, dimulai dengan surat
(Al An’am:157), Mubarak (Shad: 29),
al-Fatihah dan diakhiri dengan surat
Habl (Ali Imran ayat 103), Al Qaul, Al
an-Nas. Sedangkan al Quran itu
Fashlu (At Thoriq:13), An Nabaul
menurut penuntut kebenaran ialah ilmu
Adhim (Annaba:1-2), Ahsanul Hadist,
ladunni secara global yang mencakup

5
Al Matsani, Al Mutashabih (Az pembeda. Hal ini mengingatkan pada
Zumar:23), At Tanziil (Asyura:192), Ar kita agar dalam mencari garis pemisah
Ruh (Asyura:52), Al Wahyu (Al antara yang hak dan yang batil, yang
Anbiya:45), Al Arabi (yunus:2), Al baik dan yang buruk haruslah merujuk
Bashair : 201), Al Bayan (Ali padanya. Kata ini dapat dijumpai
Imron:134), Al Ilmu ( Ali Imran 61), antara lain dalam surat al-Furqan ayat
Al Haq ( Ali Imran :62), Al Haady (Al 1:‫برك الذي تل الفرقان على عبده ليكون العلمين‬
Isro:9), Al Ajab (Al Jin:1), At ۱ :‫ )تيريزا (الفرقان‬Artinya: "Maha Suci
Tadzkirah, Al Urwatul Wutsqo, Ash Allah yang telah menurunkan
Shidqu, Al Adl, Al Amru, Al Munaady, al-Furqan (yaitu alQur'an) kepada
Al Busyra, Al Majid, Az Zabur, Al hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi
Basyir, An Nadziir, Al Aziz, Al peringatan kepada seluruh alam.”
Balagh, Al Qashash, As Suhuf, Al (Q.S. Al-Furqan: 1) (3). Adz-Dzikr,
Mukarramah, Al Marfuah, Al artinya ingat. Arti ini menunjukkan
Muthahharoh, AShirath (Al bahwa al-Qur'an berisi peringatan agar
Anam:153), Al Qayyim (Al Kahfi: tuntutannya selalu diingat dalam
1&2), Fadhla (At Thariq:13),. Dalam melakukan setiap tindakan. Kata ini
kajian ushul fiqih, al-Qur'an juga dapat dijumpai antara lain dalam surat
disebut dengan beberapa nama seperti: al-Hijr ayat 9:
1. Al-Kitab, artinya tulisan atau buku. )۹ :‫إنا نحن نزلنا الممر وإنا له لحفظون (الحجر‬
Arti ini mengingatkan pada kita kaum
Artinya: "Sesungguhnya Kami-lah
muslimin agar al-Qur'an dibukukan
yang menurunkan al-Qur'an, dan
atau ditulis menjadi suatu buku. Kata
sesungguhnya Kami benar-benar
ini dapat dijumpai antara lain dalam
memeliharanya.” (Q.S. Al-Hijr: 9)
surat al-Baqarah ayat 2:
4. Al-Huda, artinya petunjuk. Arti ini
)۲:‫ذلك الكتاب ال ريب فيه هدى للمتقين (البقرة‬
mengingatkan bahwa petunjuk tentang
Artinya: "Kitab (al-Qur'an) ini tidak kebenaran hanyalah petunjuk yang
ada keraguan padanya, petunjuk bagi diberikannya atau yang mempunyai
mereka yang bertakwa." (Q.S. rujukan kepada al-Qur'an.
Al-Baqarah: 2) Al-Furqan, artinya 5. Al Mushaf, pada zaman Rosululloh

6
para sahabat menulis Al Quran pada Sedangkan menurut istilah ayat adalah
kayu, batu, kulit dan pelepah qurma, sekumpulan huruf atau kata yang
benda-benda yang sudah ditulis mempunyau awalan dan akhiran, serta
ayat-ayat Al Quran di sebut Suhuf, tersusun didalam surat-surat Al Quran.
setelah dikumpulkan disebut dengan mengetahui dan memahami ayat Al
Mushaf. Sebutan Mushaf semakin Quran mempunyai banyak manfaat,
populer setalah Utsman Bin Affan diantaranya adalah menguasai
membentuk Panitia Penghimpun keindahan seni untuk berhenti pada
Ayat-ayat Al Quran, sehingga sejak itu setiap ayat Al Quran.
pengertian Al Mushaf berkembang Sedangkan surat menurut istilah
menjadi sebuah nama yang berarti sekumpulan ayat-ayat al Quran
memberikan identitas pada kalam yang serta mempunyai awalan dan
Allah yang diturunkan kepada Nabi akhiran. Secara etimologi diambil dari
muhammad, tertulis dalam “suurur madiinati” yang berarti pagar
lembaran-lembaran, membacanya kota, sebab mengelilingi dan mencakup
meripakan ibadah, susunan kata dan seluruh ayat Al Quran sebagaimana
isinya mukzizat, dinukil secara pagar mengelilingi kota. Al Quran
muttawatir, dimulai dari Al fatihah dan terdiri dari 114 surat, yang terbagi
diakhiri dengan An Naas. menjadi 4 bagian, (1) Ath Thiwal : ada
● Ayat dan Surat Al Quran 7 surat panjang yaitu Al Baqoroh, Ali

Lafazh ayat secara etimologi memiliki Imran, An Nisaa, Al Maidah, Al

beberapa arti, antara lain “ayat” (QS Al An’am, Al Araaf dan At Taubah, (2) Al

Baqoroh:211) yang artinya mukzizat, Miun surat yang berjumlah lebih dari

“ayata” dalam QA Al baqoroh : 248 100 ayat misalnya surat Al Nahl,

yang berarti tanda, pelajaran dan Yusuf. (3) Al Matsani yaitu surat yang

nasihat (QS Al Baqoroh : 248), sesuatu jumlah ayatnya kurang dari 100 ayat,

yang menakjubkan di dalam Al Quran misalnya Al Hajj dan Al Furqan dan

disebutkan dalam QS Al Mu’minuun : (4) Al Mufashal yaitu surat-surat

50 dan “ayatihii” artinya bukti yang pendek, misalnya yang terletak

ditegaskan dalam QS. Ar Ruum:22. dibagian akhir Al Quran.

7
● Sifat-sifat Al Quran Maryam:11), memberitahu dengan

Manna Khalil Al Qattan dalam tersembunyi (Al An’am:112), perintah

bukunya, sifat-sifat Al Quran yang di (Al Maidah:111), ilham. (Al Qashash

lukiskan dalam Firman Allah, antara :7) I’lam artinya memberi insting (Al

lain: (1) Al Quran sebagai An Nur yaitu Nahl:68), Bisikan (Al An’am:6).

sebagai cahaya (QS. An Nisaa : 174), Sedangkan menurut istilah, wahyu

Al Quran sebagai Huda’ yaitu petunjuk pemberitahuan kepada Nabi tentang

(QS Al Baqoroh:185), Al Quran hukum-hukum, berita-berita dan

sebagai Syifa yaitu obat (QS: Al cerita-cerita dengan samar tetapi

Israa:82), Al Quran sebagai Mau’idzah meyakinkan kepada Nabi/Rosul yang

yaitu nasihat sekaligus syifa dan bersangkutan bahwa yang diterimanya

rahmat (QS Yunus: 57), dan Al Quran adalah betul-betul dari Allah. Cara

sebagai Mubin yaitu yang turunnya wahyu kepada Nabi

menerangkan (QS Al Maidah : 150, Al Muhammad SAW:

Quran sebagai Mubarak yaitu yang 1. Malaikat datang kepada nabi seperti

diberkahi (QS Al An’am : 92), Al gemerincing lonceng (Sahih Al

Quran sebagai Busyra’ yaitu Kabar Bukhari). Al Kathabi mengatakan

gembira (QS Al Baqoroh : 97), Al bahwa yang dimaksud gemerincing

Quran sebagai Aziz yaitu yang mulia lonceng adalah suara riuh/bising

(QS Fushilat : 41), Al Quran sebagai terdengar, adapula ulama yang

Majid yaitu yang dihormati (QS Al berpendapat bahwa suara riuh itu

Buruuj: 21), Al Quran sebagai Basyir adalah suara sayap Jibril agar

yaitu pembawa kabar gembira dan perhatian nabi terpusat untuk

Nazhir yaitu pembawa peringatan (QS mendengarkan wahyu.

Fushilat : 2-3). 2. Dihembuskan kedalam jiwa Nabi


perkataan yang dimaksudkan.
● Cara Turunnya Wahyu
3. Malaikat datang dengan menyerupai
Wahyu secara bahasa didalam Al
seorang laki-laki lantas dia berbicara
Quran berarti “Isyarat yang cepat
kepada nabi.
dengan tangan dan sesuatu isyarat yang
4. Malaikat datang kepada Nabi
dilakukan bukan dengan tangan (Al
sewaktu Nabi sedang tidur.

8
5. Allah berbicara kepada Nabi dari Kata Ulumul Quran tersusun dari dua
belakang hijab (tabir) baik dalam kata. Secara etimologi, makna Ulum
keadaan nabi sadar (terjaga) seperti merupakan bentuk jamak dari kata ilm.
malam isra atau dalam keadaan nabi Menurut bahasa, kata 'ilm adalah
tidur. bentuk masdar yang maknanya sinonim
6. israfil turun membawa beberapa dengan paham dan makrifat. Menurut
kalimat dan wahyu sebelum Jibril sebagian pendapat ulama, kata ilmu itu
datang membawa wahyu Al Quran. merupakan isim jinis yang berarti
● Tujuan utama diturunkannya Al pengetahuan. Lalu, pengertian kata
Quran ilmu ini berkembang dalam berbagai
Tujuan utama diturunkannya Al Quran istilah dan dipakai sebagai nama dari
adalah untuk memberikan petunjuk pengetahuan tentang Alquran. Ilmu
kepada manusia menuju jalan adalah upaya menemukan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. pengetahuan-pengetahuan tentang
Petunjuk-petunjuk al quran mempunyai sesuatu, atau bakat (talenta) yang
keistimewaan yang membedakan melekat pada diri seseorang yang
dengan yang lain, dan keistimewaan dengannya ia dapat memperoleh
yang paling utama adalah petunjuk Al pengetahuan-pengetahuan, atau bakat
Quran bersifat universal, sempurna dan melakukan reproduksi pengetahuan
jelas. (Shayyid Thantawi : 35) yang telah dihasilkannya. Adapun
2. Pengertian Ulumul Quran dan definisi “Ulumul Quran” secara istilah
Sejarah Perkembangannya para ulama memberikan makna yang
Ulumul Quran memiliki posisi dan berbeda, antara lain: (1). Menurut
kedudukan yang sangat penting karena Manna al-Qaththan: Ulumul Quran
ia menjadi pintu gerbang bagi adalah ilmu yang mencakup
pemahaman kandungan Alquran yang pembahasan yang berkaitan dengan
lebih baik. Dengan perkataan lain, al-Quran dari sisi informasi tentang
langkah awal yang harus dilakukan asbab al-nuzul (sebab-sebab turunya
untuk dapat memahami Alquran al-Quran), kodifikasi dan tertib
dengan utuh dan komprehensif adalah penulisan al-Quran, ayat-ayat yang
memahami Ulumul Quran lebih dulu. diturunkan di Mekkah (Makkiyah) dan

9
ayat-ayat yang diturunkan di Madinah mutasyabihat, serta pembahasan lain
(Madaniyah), dan hal-hal lain yang yang berhubungan dengan al-Quran
berkaitan dengan al-Quran". al-Majid”. (Ash-Shabuny, 1991 : 14).
(Al-Qaththan, 1973 : 15). (2). Menurut Secara umum ulumul Quran adalah
al-Zarqani : Ulumul Quran adalah suatu ilmu yang lengkap dan mencakup
beberapa pembahasan yang berkaitan semua bidang ilmu yang ada
dengan al-Quran dari sisi turun, urutan hubungannya dengan Al Quran baik
penulisan, kodifikasi, cara membaca, berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu
kemukjizatan, nasikh, mansukh, tafsir, maupun ilmu bahasa Arab,
penolakan hal-hal yang dapat seperti ilmu i’rabul Quran, dll.
menimbulkan keraguan terhadapnya a. Sejarah Ulumul Quran
serta hal lainnya”. (Abd. Azhim, tt: 27) Al-Quran yang diturunkan secara
(3). Menurut Abu Syahbah: Ulumul berangsur-angsur kepada Nabi
Quran adalah ilmu yang memiliki Muhammad SAW mempunyai
objek-objek pembahasan yang perjalanan yang panjang baik dari segi
berhubungan dengan al-Quran, mulai turunnya maupun dari segi
dari proses penurunan, urutan perkembangannya. Pertumbuhan dan
penulisan, penulisan, kodifikasi, cara perkembangan al-Quran ketika itu terus
membaca, penafsiran, kemukjizatan berlangsung karena apa yang diterima
nasikh-mansukh, muhkam mutasyabih, Nabi, beliau sampaikan kepada para
serta pembahasan lainnya. (Syahbah, sahabat dan sahabat menyampaikannya
1992 : 25). (4). Menurut Ash-Shabuny: pula kepada sahabat lainnya. Proses
Ulumul Quran adalah seluruh perkembangan dan pertumbuhan yang
pembahasan yang berhubungan dengan begitu cepat disebabkan karena
al-Quran al-Karim yang abadi, baik Al-Quran turun dengan menggunakan
dari segi penyusunannya, bahasa Arab, sehingga para sahabat
pengumpulannya, sistematikanya, yang memang orang Arab cepat
perbedaan antara surat Makiyah dan memahaminya, apabila mereka
Madaniyah, pengetahuan tentang menemukan kesulitan mereka dapat
nasikh dan mansukh, pembahasan bertanya langsung kepada Nabi. Untuk
tentang ayat-ayat yang muhkamat dan melihat pertumbuhan dan

10
perkembangan Ulumul Quran, dapat tidak sepenuhnya kepada Al-Quran,
ditelusuri dari fase-fase berikut padahal proses penurunan Al-Quran
(Anwar, 2004 : 18) yaitu: 1. Fase ketika itu masih berlangsung. Atau
Sebelum Kodifikasi : Sebelum Ulumul khawatir bercampurnya Al-Quran
Quran kodifikasikan, Ulumul Quran dengan sesuatu yang bukan Al-Quran.
telah dikenal para sahabat sejak masa b. Para sahabat tidak merasa perlu
Nabi. Hal itu dapat dilihat dari antusias menulisnya, sebab mereka orang-orang
para sahabat Nabi untuk mempelajari dhabit, dan jika ada problem mereka
al-Quran dengan semangat tinggi. dapat langsung bertanya kepada nabi.
Apabila mereka menemui kesulitan c. Banyak para sahabat yang tidak
dalam memahami al-Quran, mereka pandai menulis. Demikianlah
bertanya langsung kepada Nabi Saw perjalanan Ulumul Quran sampai pada
(Al-Qaththan: 437). Nabi bagi para masa Umar bin Khattab. Adapun para
sahabat adalah sebagai kamus berjalan perintis Ulumul Quran (Anwar,
dan sumber ilmu. Hanya kepada Nabi 2000:20) pada abad I (sebelum
mereka menanyakan segala sesuatu kodifikasi) dapat dijelaskan sebagai
yang tidak mereka pahami termasuk berikut: a. Dari kalangan sahabat:
makna atau pengertian ayat-ayat Khulafa' al-Rasyidin, Ibn Abas, Ibn
al-Quran. Nabi sebagai muffasir awal, Mas'ud, Zaid bin Tsabit, Ubay bin
tetapi penulisannya tidak ditulis secara Ka'ab, Abu Musa al-Asy'ari, dan
resmi oleh para sahabat. Penafsiran Abdullah bin Zubair. b. Dari kalangan
nabi hanya disampaikan kepada tabi'in : Mujahid, Atha' bin Yasar,
sahabat yang lain dan tabi'in dengan Ikrimah, Qatadah, Al-Hasan Al-Bashri,
periwayatan dari mulut ke mulut. Ada Sa'id bin Jubair, Zaid bin Aslam. c.
beberapa sebab (Kadar, 2009: 6) Dari kalangan tabi'ut tabi'in: Malik bin
mengapa penafsiran nabi sebagai Anas. Periode sebelum kodifikasi
bagian dari Ulumul Quran tidak ditulis tersebut terjadi pada abad I H. (2). Fase
para sahabat, yaitu : (a). Ada larangan kodifikasi Sebenarnya Ulumul Quran
dari rasul menulis sesuatu selain dan ilmu-ilmu lainnya belum
Al-Quran, karena dikhawatirkan dikodifikasikan dalam bentuk kitab
perhatian para sahabat menjadi terbagi, atau mushaf sebelum fase kodifikasi.

11
Hanya kitab al-Quran yang telah Ulumul Quran, diantaranya adalah: 1)
dikodifikasikan pada saat itu 'Ali bin al-Madini (w. 234 H). 2) Abu
(Syahbah:3), bukan ulumul Quran. Ubaid al-Qasimi bin Salam (w. 224 H)
Seiring berjalannya waktu terus menyusun ilmu Nasikh wa Mansukh,
berlangsung sampai ketika Ali bin Abi ilmu Qira'at, dan Fadha'il al-Quran. 3)
Thalib memerintahkan Abu al-Aswad Muhammad bin Ayyub al-Dhurraits (w.
al-Da'uli untuk menulis ilmu Nahwu. 294 H) menyusun ilmu Makki wa
Perintah Ali inilah yang mengawali al-Madani. 4) Muhammad bin Khalaf
semangat untuk mengkodifikasikan al-Marzuban (w. 309 H) menyusun
ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. kitab al-Hawi fi Ulum al-Quran. 5) Ibn
Pengkodifikasian ini semakin Jarir al-Thabari (w. 310 H) menyusun
berkembang ketika kejayaan Islam tafsir Jami' Al-Bayan fi Tafsir
berada dibawah pemerintahan Bani al-Quran. (c). Abad IV H, diantara
Umayyah dan pemerintahan Bani ulama yang menyusun Ulumul Quran
Abbasiyah. Adapun kondisi adalah : 1) Abu Bakar al-Sijistani (w.
pertumbuhan Ulumul Quran 330 H) menyusun kitab Gharib
sebagaimana ditulis para ulama adalah al-Quran. 2) Abu Bakar Muhammad
sebagai berikut: (a). Abad II H. Pada bin al-Qasim al-Anbari (w. 328 H)
abad ini para ulama memberikan menyusun kitab ajaib Ulum al-Quran.
prioritas atas penyusunan tafsir sebab 3) Abu al-Hasan al-Asy'ari (w. 324 H)
tafsir merupakan induk Ulumul Quran. menyusun kitab al-Mukhtazam fi Ulum
Diantara ulama abad II H ini yang al-Quran. 4) Muhammad bin Ali
menyusun tafsir (Syahbah: 31) adalah : al-Adfawi (w. 388 H) menyusun kitab
1) Syu'bah al-Hajjaj (w. 160 H) 2) al-Istighna' fi Ulum al-Quran. d. Abad
Sufyan bin Uyainah (w. 198 H) 3) V H. diantara ulama yang berjasa
Sufyan al-Tsauri (w. 161 H) 4) Waqi' dalam pengembangan Ulumul Quran
bin al-Jarrh (w. 197 H) 5) Muqatil bin pada abad ini adalah : 1) Ali bin
Sulaiman (w. 150 H) 6) Ibn Jarir Ibrahim bin Sa'id al-Hufi (w. 430 H)
Ath-Thabari (w. 310 H) (b). Abad III menyusun kitab al-Burhan fi Ulum
H. Pada abad ini, selain tafsir dan ilmu al-Quran. 2) Abu Amr al-Dani (W.444
tafsir, para ulama mulai menyusun H) menyusun kitab al-Taisir fi Qira'at

12
al-Sab'ah dan kitab al-Muhkam fi Aqsam Al-Quran (tentang
al-Naqth. (e). Abad VI H, ulama yang sumpah-sumpah yang terdapat dalam
terkenal pada abad ini anatara lain : 1) al-Quran). 3) Najmuddin al-Thufi (w.
Abu al-Qasim bin Abdu al-Rahman 716 H) menyusun Ilmu Hujaj al-Quran
al-Suhaili (w. 581 H) menyusun kitab atau Ilmu Jadal al-Quran (membahasa
Mubhamat al-Quran, kitab ini bukti atau argumentasi yang dipakai
menjelaskan maksud kata-kata al al-Quran untuk menetapkan sesuatu. 4)
Quran yang tidak jelas, apa atau siapa Abu al-Hasan al-Mawardi, menyusun
yang dimaksudkan. 2) Ibn al-Jauzi (w. Ilmu Amtsal al-Quran. 5) Badruddin
597 H) menyusun kitab Funun al-Zarkasy (w. 794 H) menyusun kitab
al-Afnan fi Aja'ib al-Quran dan kitab al-Burhan fi Ulum al-Quran. 6)
al-Mujtab fi 'Ulum tata'allaq bi Taqiyuddin Ahmad bin Taimiah
al-Quran. (f). Abad VII H, pada abad al-Harrani (w. 728 H) menyusun kitab
ini mulai berkembang ilmu Majaz Ushul al-Tafsir. (h). Abad IX dan X H
al-Quran dan ilmu Qira'at. Ulama yang Perkembangan Ulumul Quran pada
menaruh perhatian dalam bidang ini masa ini dipandang telah mencapai
adalah : 1) Alamuddin al-Sakhawi (w. kesempurnaan. Para ulama abad ini
643 H) menyusun kitab Hidayat adalah : 1) Jalaluddin al-Bulqini (w.
al-Murtab fi Mustasyabih. 2) Ibn 'Abd 824 H) menyusun kitab Mawaqi'
al-Salam (w. 660 H) ia mempelopori al-Ulum min Mawaqi; al-Nujum. 2)
penulisan ilmu Majaz al-Quran. 3) Abu Muhammad bin Sulaiman al-Kafiyaji
Syamah (w. 655 H) menyusun kitab (w. 879 H) menysun kitab al-Taisir fi
al-Mursyid al-Wajiz fi Ulum al-Quran Qawa'id al-Tafsir. 3) Jalaluddin Abd
tata'allaq bi al-Quran al-Aziz (g). Abad al-Rahman bin Kamaluddin al-Suyuthi
VIII H Mereka yang bergiat dalam (w. 911 H) menyusun kitab al-Tahbir fi
penulisan Ulumul Quran abad ini Ulum al-Tafsir. Kemudian ia juga
antara lain adalah : 1) Ibn Abi al-Isba' menyusun kitab yang lebih sempurna
menyusun ilmu Bada'i al-Quran yakni lagi yang bernama al-Itqan fi Ulum
ilmu badi' (tentang keindahan bahasa al-Quran, membahas 80 macam ilmu
yang kandungan al-Quran). 2) Ibn al-Quran. Kitab ini belum ada yang
al-Qayyim (w. 752 H) menyusun Ilmu menandingi mutunya sehingga diakui

13
sebagai kitab standard dalam mata al-Quran al-Hakim yang terkenal
pelajaran Ulumul Quran. Setelah dengan nama tafsir al-Manar. 9) Dr.
al-Suyuthi wafat, terjadilah stagnasi Subhi al-sahlih, guru besar Islamic
dalam perkembangan ilmu al-Quran Studies dan Fiqhu Lughah pada
sampai ahir abad XIII H. (i) Abad XIV fakulatas Adab Universitas Libanon,
H, pada masa ini Universitas Al-Azhar menyusun kitab Mabahits fi'Ulum
Mesir diakui telah memicu kebangkitan al-Quran. 10) Syeikh Muhammad
kembali penyusunan kitab-kitab yang Mushthafa al-Maraghi, menyusun
membahas tentang al-Quran setelah sebuah risalah yang menerangkan
memasuki abad XIV H karena telah kebolehan kita menterjemahkan
membuka jurusan bidang studi tafsir al-Quran, ia menulis kitab tafsir
hadis. Para ulama yang berjasa pada al-Maraghi (Anwar, 2000: 21 - 28).
abad ini terkait penyusunan Ulumul b. Materi Pokok Ulumul Quran
Quran antara lain adalah : 1) Syekh Materi kajian menurut Hasybi Ash
Thahir al-Jaziri, yang menyusun kitab Shiddiqy (1994:200), pokok
al-Tibyan fi Ulum Al Quran. 2) pembahasan Al Quran ada 6, antara
Jalaluddin al-Qasimi, (w. 1332 H) lain: (1). Pembahasan turunnya
menyusun kitab Mahasin al Ta'wil. 3) al-Quran (nuzul al-Quran). persoalan
Muhammad Abd al-Azhim al-Zarqani, ini menyangkut tiga hal : (a). Waktu
menyusun kitab Manahil al-Irfan fi dan tempat turunnya al-Quran (auqat
Ulum al-Quran. 4) Muhammad Ali nuzul wa mawathin al-nuzul) (b).
Salamah, menyusun kitab Manhaj Sebab-sebab turunnya al-Quran (asbab
al-Furqon fi Ulum al-Quran. 5) Syeikh al-nuzul) (c). Sejarah turunnya
Tanthawi Jauhari, menyusun kkitab al-Quran (tarikh al-nuzul) (2).
al-Jawahir fi Tafsir al-Quran dan Pembahasan sanad (rangkaian para
al-Quran wa Ulum Ashriyyah. 6) periwayat), persoalan ini menyangkut
Mushthafa Sadiq al-Rafi'i, menyusun enam hal : (a). Riwayat mutawatir, (b).
kitab l'jaz al-Quran. 7) Sayyid Quthub, Riwayat ahad (c). Riwayat syadz (d).
menyusun kitab al-Tashwir al-Fani fi Macam-macam qira'at nabi (e). Para
al-Quran. 8) Sayyid Imam Muhammad perawi dan penghapal al-Quran (f).
Rasyid Ridha, menyusun kitab Tafisr Cara-cara penyebaran riwayat

14
(tahammul). (3). Pembahasan qira'at (manthuq) (i). Makna yang dapat
(cara pembacaan al-Quran), persoalan dipahami dari konteks pembicaraan
ini menyangkut hal-hal berikut ini : (a). (mafhum) (j). Nash yang petunjuknya
Cara berhenti (waqaf), (b) Cara tidak melahirkan keraguan (muhkam)
memulai (ibtida') (c) Imalah (d) Bacaan (k). Nash yang musykil ditafsirkan
yang diperpanjang (mad) (e) Bacaan karena terdapat kesamaran didalamnya
hamzah yang diringankan (f). Bunyi (mutasyabih) (l). Nash yang maknanya
huruf yang sukun dimasukkan pada tersembunyi karena suatu sebab yang
bunyi sesudahnya (idgham) (4). terdapat pada kata itu sendiri (musykil)
Pembahasan kata-kata al-Quran, (m). Ayat-ayat yang menghapus” dan
persoalan ini menyangkut beberapa hal yang dihapus" (nasikh-mansukh) (n).
berikut ini : (a). Kata-kata al Quran Ayat-ayat yang didahulukan
yang asing (gharib) (b). Kata-kata (muqaddam), (o). Ayat yang diakhirkan
al-Quran yang beubah-ubah harakat (mu'akhkhar), (6). Pembahasan makna
akhirnya (mu'rab) (c). Kata-kata al-Quran yang terkait dengan
al-Quran yang mempunyai makna kata-kata al-Quran (lafadz), persoalan
serupa (homonim) (d). Padanan ini menyangkut hal-hal berikut ini : (a).
kata-kata al-Quran (sinonim) (e). Berpisah (fashl), (b). Bersambung (c).
Isti'arah, dan (f). penyerupaan (tasybih) Uraian singkat (i'jaz), (d). Uraian
(5). Pembahasan makna-makna panjang (ithnab), (e). Uraian seimbang
al-Quran yang berkaitan dengan (musawah), (f). Pendek (qashr).
hukum, persoalan ini menyangkut c. Cabang Kajian Ulumul Quran
hal-hal berikut : (a). Makna umum Diantara cabang-cabang yang dibahas
(am) yang tetap keumumannya (b). dalam Ulumul Quran masih menurut
Makna umum (am) yang dimaksudkan Ash-Shiddiqy (102 - 107) adalah
makna khusus (c). Makna umum (am) sebagai berikut : (1). Ilmu Adab
yang maknanya dikhususkan sunah (d). Tilawat al-Quran, yaitu ilmu-ilmu yang
Nash (e). Makna lahir (f). Makna menerangkan aturan pembacaan
global (mujmal) (g). Makan yang al-Quran. (2). Ilmu Tajwid, yaitu ilmu
diperinci (mufashshal) (h). Makna yang yang menerangkan cara membaca
ditunjukkan oleh konteks pembicaraan al-Quran, tempat memulai, atau tempat

15
berhenti (waqaf). (3). Ilmu Mawathin muhkam dan yang dipandang
al-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan mutasyabih. (11). Ilmu Nasikh wa
tempat, musim, awal dan akhir al-Mansukh, yaitu ilmu yang
turunnya ayat. (4). Ilmu Tawarikh menerangkan ayat-ayat yang nasikh
al-Nuzul, yaitu ilmu yang menjelaskan dan ayat-ayat yang mansukh oleh
dan menerangkan masa dan urutan sebagian mufassir. (12). Ilmu Badai'u
turunnya ayat, satu demi satu dari awal al-Quran, yaitu ilmu yang
hingga yang terakhir turun. (5). Ilmu menerangkan keindahan susunan
Asbab al-Nuzul, yaitu ilmu yang bahasa al-Quran. (13). Ilmu l'jaz
menerangkan sebab-sebab turunnya al-Quran, yaitu ilmu yang
ayat. (6). Ilmu Qira'at, yaitu ilmu yang menerangkan segi-segi kekuatan
menerangkan ragam qira'at (pembacaan al-Quran sehingga dipandang sebagai
al-Quran) yang telah diterima suatu mukjizat dan dapat melemahkan
Rasulullah. Apabila dikumpulkan, penantang-penantangnya. (14). Ilmu
qira'at ini teridiri atas sepuluh macam, Tanasub Ayat al-Quran, yaitu ilmu
ada yang shahih dan ada pula yang menerangkan persesuaian antara suatu
tidak shahih. (7). Ilmu Gharib ayat dengan ayat sebelumnya dan
al-Quran, yaitu ilmu konvensional, sesudahnya. (15). Ilmu Aqsam
atau tidak terdapat dalam percakapan al-Quran, yaitu ilmu yang
sehari-hari. Ilmu ini menerangkan menerangkan arti dan maksud sumpah
kata-kata yang halus, tinggi dan pelik. Allah yang terdapat didalam al-Quran.
(8). Ilmu I'rab al-Quran, yaitu ilmu (16). Ilmu Amtsal al-Quran, yaitu ilmu
yang menerangkan harakat al-Quran yang menerangkan perumpamaan
dan kedudukan sebuah kata dalam Al-Quran, yakni menerangkan
kalimat. (9). Ilmu wujuh wa ayat-ayat perumpamaan yang
al-Nazha'ir, yaitu ilmu yang dikemukakan al-Quran. (17). Ilmu
menerangkan kata-kata al-Quran yang Jadal al-Quran, yaitu ilmu yang
mempunyai makna lebih dari satu. menerangkan berbagai perdebatan yang
(10). Ilmu Ma'rifat al-Muhkam wa telah dihadapkan al-Quran kepada
al-Mutasyabih, yaitu ilmu yang segenap kaum musyrikin dan
menerangkan ayat-ayat yang dipandang kelompok lainnya.

16
d. Manfaat dan Tujuan Mempelajari bahasa Arab agar terhindar dari
Ulumul Qur'an kesalahan berbahasa baik lisan maupun

Manfaat mempelajari Ulumul Qur'an dalam konteks tulisan. Sebagaimana

yaitu antara lain : (1). Menambah pentingnya ushul fiqhi dan gawa'id

khazanah ilmu pengetahuan yang fiqhiyah bagi ilmu fiqhi, dan ilmu

penting yang berkaitan dengan mushthalah hadis sebagai alat untuk

al-Quran al-Karim. (2). Membantu mengkaji hadis Nabi Saw. Tujuan

umat Islam dalam memahami al-Qur'an utama Ulumul Qur'an adalah untuk

dan menarik (istinbath) hukum dan mengetahui arti-arti dari untaian

adab dari al-Qur'an, serta mampu kalimat al-Qur'an, penjelasan

menafsirkan ayat-ayatnya. (3). ayat-ayatnya dan keterangan

Mengetahui sejarah kitab al-Qur'an dari makna-maknanya dan hal-hal yang

aspek nuzul (turunnya), periodenya, samar, mengemukakan hukum-

tempat-tempatnya, cara pewahyuannya, hukumnya dan selanjutnya

waktu dan kejadian kejadian yang melaksanakan tuntunannya untuk

melatar belakangi turunnya al-Qur'an. memperoleh kebahagiaan dunia dan

(4). Menciptakan kemampuan dan akhirat.

bakat untuk menggali pelajaran, e. Urgensi Ulumul Quran terhadap


hikmah dan hukum dari al-Qur'an tafsir Al Quran
al-Karim. (5). Sebagai senjata dan Ulumul quran memiliki korelasi
tameng untuk menangkis tuduhan dan positif dengan al-Quran dan memiliki
keraguan pihak lawan yang urgensi yang sangat penting untuk
menyesatkan tentang isi dan mempelajarinya, diantaranya adalah
kandungan dari al-Qur'an. Ulumul untuk memahami kandungan
Qur'an sangat erat kaitannya dengan kalamullah yaitu al-Quran,
ilmu tafsir. Seseorang tidak akan mengetahui cara dan gaya serta
mungkin dapat menafsirkan al-Qur'an metode yang digunakan oleh para
dengan benar dan benar tanpa musafir dalam menafsirkan al-Quran
mempelajari Ulumul Qur'an. Sama disertai dengan penjelasan tentang
halnya dengan posisi dan urgensi ilmu tokoh-tokoh ahli tafsir kenamaan dan
nahwu bagi orang yang mempelajari kelebihan-kelebihan yang dimilikinya,

17
untuk mengetahui persyaratan dalam penerjemah atau penafsir, di samping
menafsirkan al-Quran. Oleh karena penguasaan bahasa dan serangkaian
itu, dengan mempelajari ulumul quran kaidah-kaidahnya, juga harus
seseorang diharapkan memahami, memahami ilmu tafsir. Inilah
menafsirkan, menerjemahkan al-quran sekelompok ilmu yang berhubungan
dan mempertahankan kesucian dan dengan Al-Qur'an yang pada dasarnya
kebenaran al-Quran. Begitu menyangkut ilmu agama dan bahasa.
pentingnya mempelajari ulumul Namun dalam menghadapi ayat-ayat
quran, sehingga Az-Zarqoni tertentu, misalnya mengenai ayat-ayat
mengibaratkan ulumul quran, sebagai kauniyah, seorang mufasir dituntut
anak kunci bagi para mufasir sehingga agar memiliki pengetahuan lain di
sehingga Manna’ Khalil al-Qattan antaranya ilmu pengetahuan
menyebutnya dengan istilah ushul kosmologi dan astronomi. Dengan
tafsir (dasar-dasar tafsir). Karena yang demikian, ilmu Al-Qur'an menjadi
dikaji adalah yang berhubungan semakin terbuka. Letak urgensi dalam
dengan persoalan-persoalan yang mempelajari Ulumul Qur'an yaitu
harus diketahui oleh seorang mufassir pemahaman yang baik terhadap Ilmu
sebagai sandaran dalam memahami ini merupakan neraca yang sangat
makna-makna yang tersurat maupun akurat dan dapat dipergunakan oleh
yang tersirat dalam al-Quran dan mufassir dalam memahami firman
sebagai salah satu cara dalam Allah dan mencegahnya secara umum
menggali ajaran-ajaran yang masih untuk melakukan kesalahan dan
terpendam, menangkap isyarat-isyarat kedangkalan dalam tafsir Al Qur'an.
dan makna yang tersembunyi, Terlebih lagi di era modern, di mana
menafsirkan al-quran serta perkembangan ilmu pengetahuan
menjadikanya sebagai legislasi khususnya informasi dan komunikasi
al-Quran. Selain itu, karena banyak semakin canggih, maka para ulama
jenis ilmu yang menjadi bagian dari mau tidak mau dituntut untuk lebih
Ulum Al-Qur'an. Al-Shiddiqie bahkan mengembangkan wawasannya.
menambahkan, khususnya bagi orang Karena itu, agaknya tugas seorang
yang ingin menjadi seorang mufasir pada masa-masa sekarang ini

18
justru lebih berat, karena persoalan Karena itu, tugas ulama ialah
semakin kompleks dan rumit. Karena memberikan solusi yang tepat dalam
itu, penguasaan Ulumul Al-Qur'an merespons perkembangan yang ada
bagi seorang mufasir sangat sebaik mungkin.
menentukan, di samping ilmu-ilmu f. Perbedaan antara Al-Qur'an,
dan pengetahuan-pengetahuan lain. Hadits Qudsi, dan Hadits Nabawi
Al-Zarqâni mengibaratkan Ulum Telah dipaparkan di awal mengenai
Al-Qur'an sebagai anak kunci para pengertian Al Quran dan definisi
mufasir. Manna' Qaththan menamakan wahyu secara singkat, tentu saja kita
Ulum Al-Qur'an sebagai ushûl akan bertanya-tanya apa bedanya Al
al-tafsir, pokok-pokok tafsir. Quran dengan Hadist Qudsi dan Hadist
Tegasnya, Ulumul Al-Qur'an sangat Nabawi. Sebelum membahas tentang
penting dan terlebih pada saat perbedaan antara al-Qur'an dan Hadits
sekarang, demikian pula ilmu-ilmu (qudsi dan nabawi), di sini akan
modern lain, dapat dijadikan sarana dipaparkan terlebih dahulu secara
menggali mutiara-mutiara Al Qur'an. singkat tentang Hadits, karena
Al-Qur'an menempatkan diri sebagai al-Qur'an dan Hadits memiliki
sumber inspirasi yang tidak pernah kemiripan sistem dan substansi yang
kering bagi perkembangan peradaban memperkuat korelasi antara keduanya.
manusia. Semakin dikaji dan digali Definisi Hadits adalah asas-asas
lebih dalam, maka akan ditemui perundang-undangan dan aturan setelah
sisi-sisi pengetahuan baru. Al-Qur'an. Hadits dalam pembahasan
Berdasarkan kenyataan yang ada, ini akan lebih spesifik pada ucapan
maka sangat wajar bila al-Suyuthi Nabi Muhammad, meskipun pengertian
berkomentar bahwa pintu ilmu ini yang sesungguhnya Hadits adalah
senantiasa terbuka bagi setiap generasi segala bentuk ucapan, perbuatan, dan
dan setiap periode, begitu juga terbuka taqrir Nabi Muhammad. Akan tetapi,
bagi setiap generasi dan setiap kita harus terlebih dahulu
periode, begitu juga terbuka bagi mengeluarkan makna hadis sebagai
munculnya persoalan-persoalan baru perbuatan dan taqrir beliau, supaya
yang belum pernah ada sebelumnya. dapat mempermudah dalam memahami

19
perbedaan al-Qur'an dan Hadits, karena Misal, “Rasul bersabda .....” (tanpa ada
Al Qur'an berbentuk redaksi. Ditinjau penyebutan bahwa isi sabdanya berasal
dari bentuknya, Hadits (ucapan Nabi) dari Allah). Berikut ini adalah
dapat dibedakan dalam dua kategori karakteristik hadits nabawi: (a).
yaitu: (1). Hadits Qudsi, yaitu Tauqify (Dogmatis), yaitu hadits yang
pernyataan-pernyataan Rasulullah yang isi pikiran atau substansinya dari Allah
beliau sandarkan kepada Allah, redaksi (bisikan wahyu), namun redaksinya
riwayatnya biasanya seperti ini, “Rasul disusun Rasulullah sendiri. Contoh:
bersabda: Allah berfirman ....." atau "Islam dibangun atas lima pilar
secara langsung dalam redaksi riwayat perkara; syahadat, shalat, zakat, haji,
dikatakan, “Rasul bercerita dari dan puasa di bulan Ramadlan”. (b).
Tuhannya, bahwa ....."Lafadzh qudsi Taufiqy (Aspiratif), yaitu hadits yang
dinisbahkan sebagai kata quds, nisbah sebenarnya merupakan bentuk ijtihad
ini mengesankan rasa hormat, karena atau kreativitas intelektual pribadi
materi kata itu menunjukkan Rasulullah sendiri. Hadits seperti ini,
kebersihan dan kesucian dalam arti hanya berkaitan dengan
bahasa. Hadits qudsi adalah hadits perkara-perkara dunia yang tidak ada
yang maknanya dari Allah, tetapi aturan baku dalam agama.
redaksinya berasal dari Nabi D. KESIMPULAN
Muhammad dengan perantaraan ilham
Dari uraian di atas, Al-Quran adalah
atau mimpi. Rasulullah menjadi rawi
kalamulloh yang diturunkan secara
dari kalam Allah karena lafazhnya
mutawattir dan diwahyukan kepada
berasal dari lafazh beliau sendiri.
Nabi Muhammad sebagai pedoman dan
Hadits qudsi disebut juga hadits ilahi,
petunjuk bagi manusia terutama bagi
atau hadits rabbani. Menurut
orang yang bertaqwa maka perlu
penelitian, hadits qudsi ini berjumlah
dipahami dan ditafsirkan dengan benar
kurang lebih 833 buah hadits yang
dan tepat. Untuk itu perlu dipelajari
dikategorikan dalam shahih, hasan,
suatu ilmu yang lengkap dan mencakup
atau dla 'if. (2). Hadits nabawi yaitu
semua bidang ilmu yang ada
pernyataan-pernyataan Rasulullah yang
hubungannya dengan Al Quran, yaitu
beliau nisbatkan pada diri sendiri.

20
Ulumul Quran. Ulumul Quran adalah hanya kepada Allah, dinukil secara
ilmu yang mempelajari segala sesuatu mutawatir seluruhnya (kebenaran
untuk memahami dan menafsirkan mutlak), membacanya saja merupakan
pengetahuan tentang semua ayat al ibadah, boleh dibaca di waktu shalat,
Quran dinilai sangat penting. Tujuan menyentuhnya harus dalam keadaan
utama Ulumul Qur'an adalah untuk suci (tidak berhadats), dan menjadi
mengetahui arti-arti dari untaian mukjizat (b) Hadist Qudsi: Makna dari
kalimat al-Qur'an, penjelasan pemahaman Nabi terhadap Firman
ayat-ayatnya dan keterangan Allah, kata dan lafazhnya dari Nabi
makna-maknanya dan hal-hal yang sendiri, dinisbatkan kepada Rasulullah,
samar, mengemukakan hukum- khabar ahad (adakalanya shahih, hasan,
hukumnya dan selanjutnya dla’if), membacanya saja belum
melaksanakan tuntunannya untuk ibadah, tidak boleh dibaca di waktu
memperoleh kebahagiaan dunia dan shalat, menyentuhnya tidak harus
akhirat. Letak urgensi dalam dalam keadaan suci, dan bukan
mempelajari Ulumul Qur'an yaitu mukjizat. (c) Hadist Nabawi : makna
pemahaman yang baik terhadap Ilmu dari Allah, namun lafazh dari Nabi
ini merupakan neraca yang sangat sendiri, diriwayatkan dengan
akurat dan dapat dipergunakan oleh disandarkan kepada Allah, khabar ahad
mufassir dalam memahami firman (adakalanya shahih, hasan, dla;if,),
Allah dan mencegahnya secara umum membacanya saja belum ibadah, tidak
untuk melakukan kesalahan dan boleh dibaca di waktu shalat,
kedangkalan dalam tafsir al-Qur'an. menyentuhnya tidak harus dalam
Dalam pembahasan di atas, kita keadaan suci, dan bukan mukjizat.
mengetahui pengertian Al Quran dan
E. SARAN
wahyu untuk dapat mengetahui juga
Karena tulisan ini bersifat studi
perbedaan Al Quran, hadist qudsi dan
pustaka atau kepustakaan maka ada
hadist nabawi, antara lain: Perbedaan
beberapa hal yang perlu ditindak
antara Al Quran, Hadist Qudsy dan
lanjuti:
Hadist Nabawi: (a) Al Quran : Makna
dan lafazhnya dari Allah, dinisbatkan

21
a. Secara Khusus, hasil penelitian ini Iqbal, MS. Fudlali, A, (2005).
masih bersifat teoritis metode studi Pengantar Ilmu Tafsir. Angkasa :
pustaka. Karena itu, terbuka Bandung.
kesempatan luas bagi semua orang
Nahar, Syamsu. (2015). Studi Ulumul
untuk menguji, mengkritik dalam
Quran e-book. Perdana Publishing :
rangka membangun dan
Medan.
mengkoreksi jika terdapat kesalahan
didalamnya, terutama dalam ilmu Thanthawi, Sayyid, Muhammad.
tafsir, untuk melengkapi kajian (2013). Ulumul Quran : Teori dan
didalam tulisan ini. Metodologi (diterjemahkan dari buku
b. Secara umum, diharapkan dapat Mahabits fi ulum Al Quran). Ircisod :
mengambil pembelajaran juga Yogyakarta.
manfaat yang baik mengenai
Anwar, Rusydi. (2005). Ulumul Quran
pengertian ulumul quran,
dan Ulumul Hadist. Ircisod :
memahami pentingnya ulumul quran
Yogyakarta.
agar kita lebih memahami Al Quran
secara keseluruhan dan tidak
menafsirkan pengertian Al Quran
dengan sembarang, dan dapat
memahami perbedaan Al Quran,
Hadist Qudsi dan Hadist Nabawi.

DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’anulkarim. (2014). Al Quran
Perkata Warna Ar-Riyadh. Cordoba :
Bandung.

Hermawan, Acep. (2011). Ulumul


Quran : Ilmu Untuk Memahami Wahyu.
PT. Remaja Rosdakarya : Bandung

22

Anda mungkin juga menyukai