Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

ULUMUL HADIST
Tentang
Hadist Sebagai Sumber Ajaran Islam

Oleh :
Kelompok 8
Novia Nurhuda

1413060498

Aulia Rahmi

1413060525

Sukma Reza

14130604

Dosen Pembimbing

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM (FEBI)


JURUSAN EKONOMI ISLAM MANAJEMEN B
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1437 H/ 2016 M

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami sampaikan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
Hadist Sebagai Sumber Ajaran Islam.
Makalah ini dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Oleh karena itu kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan,
maka dari itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih, semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin

Padang, 06 Mei 2016

Pemakalah

DAFTAR ISI
SOFT COVER.......................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................

ii

DAFTAR ISI..........................................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah..............................................................

B Rumusan Masalah.......................................................................

C Tujuan Penulisan.........................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A Pengertian Al-Hadist...................................................................

14

B Dalil Kehujahan Hadist...............................................................

15

C Kedudukan Hadist.......................................................................

14

D Fungsi Hadist Terhadap Al-Quran.............................................

14

BAB III PENUTUPAN


A. Kesimpulan..................................................................................

14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits telah ada sejak awal perkembangan Islam adalah
sebuah kenyataan yang tak dapat diragukan lagi. Hadist sebagai
sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al Quran, keberadaan
hadist sebagai sumber ajaran Islam telah mewarnai masyarakat
dalam berbagai bidang kehidupannya. Penelitian terhadap hadist
baik dari segi keotentikannya, kandungan makna dan ajaran
yang

terdapat

di

dalamnya,

macam-macam

tingkatannya

maupun fungsinya dalam menjelaskan kandungan Al Quran dan


lain sebagainya telah banyak dilakukan para ahli bidangnya.
Walaupun Al Quran dan Hadist merupakan sumber dari
segala sumber ajaran Islam, namun ajaran-ajaran yang terdapat
dalam kedua sumber tersebut tidak dapat pula dipahami dengan
baik, apabila tidak adanya ijtihad para pakar di bidang ini untuk
mengemukakan maksud dari ajaran-ajaran yang terdapat dalam
Al Quran dan Hadist. Hal ini dipandang penting agar para pelajar
dan masyarakat muslim tidak salah memahami Al Quran dan
hadist. Oleh karena kita pun harus mengetahui dan mengenal
sumber hukum Islam ini.
Didalam makalah ini kami menjelaskan tentang bagaimana
kedudukan hadits sebagai sumber ajaran islam dan juga sejarah
perkembangan hadits. Diharapkan makalah ini dapat membuka
wawasan

kita

mengenai

hadits,

sehingga

kita

mampu

menjadikan hadits sebagai pedoman kita yang kedua setelah Al

Quran dalam menjalani berbagai aktivitas kita sesuai yang


dengan syariat Islam.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1. Pengertian Al-Hadist
2. Dalil Kehujahan Hadist Sebagai Sumber Ajaran Islam
3. Kedudukan Hadits
4. Fungsi Al-Hadits terhadap al-Quran
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk memahami pengertian al-hadist
2. Untuk mengetahui dalil kehujahan

hadist

sumber ajaran islam


3. Untuk memahami kedudukan hadits
4. Untuk memahami fungsi al-hadits terhadap al-Quran

sebagai

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Hadist
Dalam literatur hadits dijumpai beberapa istilah lain yang
menunjukkan penyebutan al-hadits, seperti al-sunnah (cara,
jalan, kebiasaan, dan tradisi), al-khabar (berita), dan al-atsar
(pengaruh).1
Menurut bahasa, hadits berasal dari bahasa Arab, yaitu
dari kata hadatsa, yahdutsu, hadtsan, haditsan.2 Hadits
berarti jadid atau sesuatu yang baru. Sedangkan secara
terminologi (istilah), menurut ahli hadits. Hadits

adalah

segala perkataan nabi, perbuatan, dan hal ihwalnya atau pun


menurut yang lain, tetapi bersumber dari nabi, baik berupa
perkataan, perbuatan maupun ketetapannya.

Hadits merupakan penjelas ayat-ayat Al Quran yang


kurang jelas atau sebagai penentu hukum yang tidak
terdapat dalam Al Quran.

Bagi mereka yang telah beriman

terhadap Al Quran sebagai sumber hukum Islam, maka

1 Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam,


(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hlm. 83.
2 Abuddin Nata, Metodelogi Studi Islam, (Jakarta: Penerbit Raja
Grafindo, 2011), hlm. 234.
3 Munzier Suparta dan Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadis, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996), hlm. 3.
4 Quraisy Syihab, Membumikan Al-Quran, (Jakarta: Penerbit Mizan Pustaka,
2002), hlm. 192.

secara

otomatis

harus

percaya

bahwa

Sunnah

juga

merupakan sumber hukum Islam.

B. Dalil Kehujahan Hadist Sebagai Sumber Ajaran Islam


1. Dalil Mengenai Hadits
Umat Islam telah sepakat bahwa sunnah rasul merupakan
sumber Islam dan dasar hukum Islam kedua setelah Al
Quran, dan umat Islam diwajibkan untuk mengikuti sunnah
sebagaimana diwajibkan mengikuti Al Quran. Bagi mereka
yang menolak kebenaran sunnah sebagai sumber hukum
Islam, bukan saja memperoleh dosa, tetapi juga murtad
hukumnya.
Hadits merupakan mubayyin (pelengkap) bagi Al Quran
yang karenanya, siapapun tidak akan bisa memahami Al
Quran tanpa dengan memahami dan menguasai hadits.
Begitu pula halnya menggunakan hadits tanpa Al Quran,
akan kehilangan arah, karena Al Quran merupakan dasar
hukum pertama, yang didalamnya berisi garis-garis besar
syariat Islam. Dengan demikian, antara Al Quran dan Hadits
memiliki hubungan timbal balik yang tidak dapat dipisahkan.5
a. Dalil Al-Quran
Al-Quran telah mewajibkan kaum muslimin untuk mentaati
Rasulullah SAW disamping menaati Allah. Perintah Allah

5 Sahrani, Sohari, Ulumul Hadits, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010) hlm.


35.

mengenai keimanan kepada kerasulan Muhammad antara


lain tersurat dalam firman Allah SWT.

Dalam surat an-Nisa (Q.S. 4: 59) Allah berfirman:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah


dan taatilah Rasul (Nya)...

Hukum taat kepada Rasul sama dengan taat kepada


Allah, hal ini sebagaimana tersebut dalam firman Allah
(Q.S. 4: 80)

Artinya : Barang siapa yang menaati Rasul itu,


sesungguhnya ia telah menaati Allah....

Bila kita mengikutinya (Rasul), maka hal itu


pertanda

kita

mendapatkan

akan

dicintai

ampunan-Nya.

Imran (Q.S. 3: 31)

Allah

Dalam

surat

dan
Ali

Artinya

Katakanlah

mencintai

allah,

Jika

ikutilah

kamu
aku,

(benar-benar)
niscaya

Allah

mengasihi dan mengamuni dosa-dosa mu....

Dalam Surat Al-Hasyr (Q.S. 59: 7) Allah berfirman:

Artinya : Apa yang diberikan Rasul Kepadamu, maka


terimalah dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah....6
b. Dalil dari Hadits Rasulullah SAW
Dalam salah satu pesan Rasulullah SAW berkenaan
dengan keharusan menjadikan hadits sebagai pedoman
hidup disamping Al Quran sebagai pedoman utamanya,
beliau bersabda :

Artinya : Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, yang kalian


tidak akan tersesat selagi kamu berpegang teguh pada
keduannya, yaitu berupa kitab Allah (Al-Quran) dan sunah
Rasul-Nya. (HR. Malik)
Hadits tersebut telah jelas menyebutkan bahwa hadits
merupakan pegangan hidup setelah Al Quran dalam
menyelesaikan

permasalahan

dan

segala

hal

yang

berkaitan dengan kehidupan khususnya dalam menentukan


hukum.
6 Syaikh Manna`Al-Qaththan, Pengantar Studi Imu Hadis, (Jakarta :Pustaka
Alkausar, 2005), hlm 50.7 Fitri Oviyanti, Metodologi Studi Islam, (Palembang,
Noer Fikri Offset, 2013), hlm. 219.

c. Dalil dari Ijma (kesepakatan Ulama)


Umat Islam telah mengambil keputusan bersama untuk mengamalkan
sunah. Bahkan, hal itu mereka anggap sejalan dengan memenuhi panggilan
Allah SWT, Rasulnya yang terpercaya. Kaum muslimin menerima sunah
seperti mereka menerima Al Quran, karena berdasarkan kesaksian dari
Allah, sunah merupakan salah satu sumber syariat.

C. Kedudukan Hadits
1. Iman Asy-Syathibi

menerangkan

dalam

karyanya

Al-

Muwafaqat bahwa sunnah dibawah derajat Al Quran


dengan alasan :
a. As-sunnah menjadi bayan (keterangan) Al Quran.
b. As-sunnah menerangkan hukum-hukum yang terdapat
dalam Al Quran, bukan Al Quran menerangkan hukum
sunnah.
c. As-sunnah

menguatkan

kemutlakan

Al

Quran,

mengkhususkan keumuman Al Quran.


2. Imam Syafii menguraikan kedudukan sunnah terhadap Al
Quran sebagai berikut:
a. Sunnah
itu
bayanut

tafshil,

keterangan

yang

menjelaskan ayat-ayat yang mujmal (umum).


b. Sunnah itu bayanut takhsis, yaitu keterangan yang
mengkhususkan atau membatasi segala keumuman Al
Quran.
c. Sunnah itu bayanut tayin, yaitu keterangan yang
menentukan mana yang dimaksud dari dua kata atau
tiga macam persoalan yang semuanya mungkin untuk
dijelaskan secara terang.

10

d. Sunnah itu bayanut takid, yaitu keterangan sunnah


yang bersesuaian benar dengan petunjuk Al Quran dari
segala jurusan dan ia menguatkan apa yang dipaparkan
ayat-ayat Al Quran.7
e. Sunnah itu bayanut tafsir, yaitu keterangan sesuatu
hukum dari Al Quran, yang menerangkan apa yang
dimaksud oleh ayat-ayat yang tersebut dalam Al
Quran.
f. Sunnah itu bayanut tasyri, yaitu keterangan sesuatu
hukum yang tidak diterangkan dalam Al-Quran.
Dalam menyampaikan Al Quran, Rasulullah SAW hanya
meneruskan apa yang diwahyukan kepada beliau, tanpa
hak untuk menambah, mengurangi atau mengubah satu
patah

katapun.

Sedangkan

dalam

mendakwahkan

petunjuk selain beliau menyampaikannya dengan ucapan,


dalam hal itu kata-kata dan susunannya berasal dari
Muhammad SAW sendiri.
Dalam hal menentukan hukum, sunnah mempunyai batasbatas :
1) Sunnah mensyariatkan apa-apa yang disyariatkan oleh
Allah SWT agar diikuti dan dilaksanakan.
2) Sunnah Nabi menerangkan apa-apa yang disyariatkan
oleh Al-Quran dalam hal menjelaskan ayat-ayat yang
umum.
3) Sunnah berwenang membuat berbagai macam hukum
baru yang tidak terdapat dalam Al-Quran. Untuk hal ini,
Nabi saw berpedoman kepada ilham dan petunjuk dari

7 http://maulanatemaram.blogspot.com/2013/10/makalah-hadis-sebagaiajaran-islam.html diakses pada 5 Mei 2016

11

Allah dan ada pula yang berdasarkan ijtihad Rasulullah


sendiri.
.
D. Fungsi Al-Hadits terhadap al-Quran
Hadist berfungsi menetapkan aturan atau hukum yang
tidak

didapat

dalam

Al-Quran.

Tidak

ada

perbedaan

pendapat ulama tentang hadits Rasul sebagai sumber hukum


yang kedua sesudah Al-quran. Oleh karena itu, wajib bagi
umat Islam menerima dan mengamalkan apa-apa yang
tercandung di dalamnya selama hadits itu sah dari Rasulullah
SAW.8
Para ulama menerangkan beberapa fungsi Al Hadits
terhadap Al Quran :
1) Merinci atau mengoperasionalkan petunjuk yang Al
Quran hanya membicarakan pokoknya saja.
2) Menegaskan suatu ketetapan yang telah dinyatakan di
dalam Al Quran.
3) Menerangkan tujuan hukum dari suatu ketetapan Al
Quran.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Demikian

pengantar

singkat

mengenai

hadits

sebagai

sumber ajaran ajaran Islam bagi umat Islam. Kedudukan hadist


8 Bahrani, dkk (Mahasiswa Jurusan Syariah, Prodi Ahwal AsySyakhshiyyah, STAIN Palangka Raya), dipresentasikan dalam diskusi
kelas pada semester ganjil tahun 2011 dan semester genap 2012.

12

sangat penting sebab banyak ayat Al Quran yang tidak dapat


dipahami

dengan

baik

dan

tidak

dapat

diamalkan

tanpa

penjelasan dari hadits Nabi Muhammad SAW.


Ada banyak dalil-dalil mengenai perintah untuk berpedoman
pada hadits, baik itu didalam Al Quran, terdapat di dalam hadits
itu sendiri maupun berasal dari Ijma (kesepakatan ulama).
Menurut Imam Syafii kedudukan hadits terhadap Al Quran
ada 6 yaitu sebagai bayanut tafshil, bayanut takhsis, bayanut
tayin, bayanut takid, bayanut tafsir, dan bayanut tasyri.
Dalam menyampaikan Al Quran, Rasulullah SAW hanya
meneruskan apa yang diwahyukan kepada beliau. Sejarah
perkembangan hadits dibagi menjadi tujuh periode dimulai dari
masa wahyu dan pembentukan, periode khulafaur rasyidin,
periode penyebaran, periode penulisan dan pembukuan, periode
penyebaran

dan

penyebaran,

periode

pemeliharaan

dan

penghimpunan.
Dalam

memahami

ajaran

islam

dan

mengamalkannya

dengan benar dan baik umat Islam harus berpegang pada AlQuran dan Hadits. Karena itu para ulama berusaha keras untuk
mengumpulkan hadits dalam berbagai kitab yang sekarang
dapat kita jumpai. untuk memahami hadist para ulama juga
menyusun kitab-kitab hadist yang mencoba menjelaskan hadits
dari berbagai aspek serta menghubungkannya dengan Al-Quran.
Semoga apa yang disampaikan pada makalah ini dapat
membantu untuk memahami dan mendalami hadits lebih lanjut.
Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita
semua. Amin..
DAFTAR PUSTAKA

13

Syaikh Manna`Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadis.


Jakarta: Pustaka Alkausar. 2005.
Oviyanti Fitri. Metodologi Studi Islam. Palembang: Noer Fikri. 2013
Suparta, Munzier dan Utang Ranuwijaya. Ilmu Hadist. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.1996
Suparta, Munzier. Ilmu Hadist. Cetakan ke-3. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2000
http://maulanatemaram.blogspot.com/2013/10/makalah-hadissebagai-ajaran-islam.html

14

Anda mungkin juga menyukai