Anda di halaman 1dari 11

METODOLOGI ISLAM

Sunah sebagai sumber agama islam


Dosen pengampu : Sudianto M.Ag

Nama kelompok :
• Muhammad rizdinsyah akbar (0205213151)
• Muhammad rinaldhi asmar (0205213151)
• Nadia br.pasaribu (0205212034)

HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah metodoligi islam dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah metodologi islam. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah pengetauan tentang pengertian, sunah sebagai sumber agama islam, bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepadabapak dosen yang mengajar matakuliah metologi islam.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah.

Medan , 24 juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….… 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….… 5
1.3 Tujuan dan Manfaat ……………………………………….....… 5
BAB II PEMBAHASAN.
2.1 pengertian sunah ………………………………………………… 6
2.2 Nabi Muhammad saw sebagai sumber sunah .….....……….……. 6
2.3 Kedudukan dan fungsi sunah ………………………………...….. 7
2.4 Pendekatan dalam memahami sunah …………………………… 8
2.5 Tujuan nabi muhhamad saw diutus …………………...…………8
PENUTUP.
Kesimpulan……………………………………………….…….…... 13
Daftar pustaka………………………………………………...……....13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Taat kepada Allah adalah mentaati kitab Allah SWT, konsisten dengan hukum-hukum yang
terkandung di dalamnya, mengikuti perintahnya, menjauhi larangannya, menerima ayat-
ayatnya yang bersifat mutasyabih, mengambil pelajaran dari kisah yang dikandungnya, dan
memahami sunnah-sunnahnya. Sedangkan taat kepada Rasulullah saw. adalah mengikuti
perintahnya dan taat secara sempurna kepadanya selama beliau masih hidup dan mengikuti
sunnah-sunnahnya setelah beliau wafat.

Sunnah merupakan sumber hukum utama bagi umat Islam setelah Al-Qur’an, sunnah juga
berfungsi sebagai penjelas hukum serta ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Nampaknya sulit dibayangkan apabila Al-qur’an dipahami dan didalami tanpa melalui
sunnah/hadis. Karena memahami Al-Qur’an tanpa merujuk kepada hadis maka akan terjadi
kesalahfahaman dalam memahami sesuatu. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan umat
Islam terhadap sunnah/hadis sejalan dengan besarnya perhatian mereka terhadap Al-Qur’an.

Dalam sebuah kehidupan pasti ada persoalan. Begitu juga dengan adanya sunnah Nabi, ada
yang pro dan ada pula yang kontra. Apalagi ada golongan yang sengaja meninggalkan sunnah
Nabi karena bagi mereka manusia disuruh berpedoman hanya kepada al-Qur’an tidak kepada
sunnah/hadis. Pengingkaran sunnah yang terjadi dikarenakan mereka hanya percaya wahyu
Allah yaitu, Al-Qur’an yang dapat dijadikan hujjah. Mereka juga tidak percaya dengan adanya
hadis karena menurut mereka hadis itu karangan Yahudi untuk menghancurkan Islam dari
dalam.

Pengingkaran terhadap sunnah terjadi karena mereka hanya memahami al-Qur’an secara
setengah-setengah. Padahal Allah SWT. telah berfirman dalam surah al-Najm ayat 3 dan 4
sebagai berikut: “Nabi tidak berkata menurut hawa nafsunya, tetapi apa yang dikatakan tidak
lain adalah wahyu yang diberikan”.

Berdasarkan hadis diatas telah diketahui bahwasannya al-Qur’an dan sunnah/hadis adalah
sama-sama wahyu dari Allah SWT. Jadi, apa yang dikatakan dan diperbuat Rasul harus diikuti
karena apa yang dikatakan adalah wahyu dari Allah SWT.

Untuk itu sebagai umat muslim kita harus memahami betul bagaimana kedudukan
sunnah/hadis dalam sumber agama Islam. Jangan sampai kita salah dalam memaknai
sunnah/hadis. Karena keduanya adalah wahyu Allah dan sumber ajaran agama Islam. Untuk
itu kiranya kaami membahas makalah kami yang berjudul “Sunnah Sebagai Sumber Agama
Iskam”.
1.2 Rumusan masalah

1. menjelaskan pengertian sunah


2. apa yang dimaksud Nabi Muhammad saw sebagai sumber sunah
3. apa saja Kedudukan dan fungsi sunah
4. menjelaskan Pendekatan dalam memahami sunah
5. Tujuan nabi muhhamad saw diutus

1.3 Tujuan penulisan


Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping untuk memenuhi tugas
dalam perkuliahan juga agar kami khususnya dan semua mahasiswa pada umumnya mampu
memahami tentang sunah sebagai sumber islam
BAB II
PENJELASAN

2.1. Pengertian Sunnah

Sunnah berasal dari bahas arab yang secara etimologis berrti “jalan yang biasa
dilalui”atau”cara yangsenantiasa dilakukan “atau”kebiasaan yang selalu dilaksanakan”,
apakah cara atau kebiasaan itu sesuai yang baik atau buruk.
Pengertian sunnah secara etimologis, dapat ditemukan dalam sabda Rasulullah SAW,
sebagai berikut:

“Barangsiapa yang membasakan sesuatu yang baik, maka ia menerima pahalanyadan pahala
orang-orang yang mengamalkan sesudahnya, dan barang siapa yang membiasakan sesuatu
yang buruk, maka akan menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang mengikuti
sesudahnya.” (HR. Muslim).

Secara terminologis (dalam istilah syari’ah),sunnah bisa dilihat dari tiga bidang ilmu yaitu:
ilmu hadist, ilmu fiqih dan ilmu ushul fiqih.

2.2. Nabi Muhammad Sebagai Sumber Sunnah

Dalam rangka menjadikan Rasulullah sebagai uswah hasanah sebagaimana diungkapkan


dalam ayat di atas setiap muslim harus memahami betul tentang sumbernya. Sunnah Nabi
adalah sumber uswah hasanah. Ia dapat diketahui melalui beberapa hal, yaitu:
1. Perkataan (Qawliyah)
2. Perbuatan (Fi’liyah)
3. Persetujuan (Taqririyah)
4. Rencana (Hammiyah), dan
5. Penghindaran (Tarkiyah).

Sunnah memiliki beberapa nama antara lain:


1) Sunnah, yang berarti tradisi, contoh, kebiasaan
2) Hadits, yang berarti perkataan, peristiwa, baru
3) Khabar, yang berarti berita
4) Atsar, yang berarti bekas.
• Sumber sunnah yang pertama ialah qawliyah, yakni segala perkataan yang disabdakan
Rasulullah SAW yang didengar oleh sahabatnya dan disebarluaskan kepada masyarakat.
Dalam kitab-kitab hadits sunnah qawliyah ini ditandai dengan kata-kata seperti Qaala,
yaquwlu, qawlu, sami’tu yaquwlu.

• Sumber sunnah yang kedua ialah fi’liyah, yakni perbuatan Rasulullah SAW yang dilihat
oleh sahabatnya dan diceritakan kepada kaum muslimin dari kalangan tabi’in, kemudian
disebarluaskan kepada generasi berikutnya hingga sampai kepada para penyusun kitab
hadits. Kalimat yang biasa digunakan untuk menjelaskan sunnah fi’liyah ini adalah kaana
Rasulullah (adalah Rasulullah), Ra-aytu Rasulullah (saya melihat Rasulullah).

• Sumber sunnah yang ketiga ialah taqririyah, yaitu perbuatan sahabat yang diketahui
Rasulullah SAW dan beliau tidak melarangnya, kemudian peristiwanya diberitakan
kepada kaum muslimin.

• Sumber sunnah yang keempat ialah hammiyah, yaitu rencana Rasulullah SAW, tapi belum
sempat dilaksanakan

• Sumber sunnah yang kelima ialah tarkiyah, yaitu suatu perbuatan yang dimungkinkan
untuk diperbuat Rasulullah SAW, dan beliau memerlukannya tapi beliau sendiri tidak
melakukannya.

2.3. Kedudukan dan Fungsi Sunnah

Telah sepakat ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah bahwa As-Sunnah merupakan hujjah dan
salah satu sumber syari’at Islam Diantara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa As-Sunnah
merupakan hujjah :

• Dalil Pertama: ALQUR’AN Sangat banyak ayat-ayat dalam Al Qur’an yang


menunjukkan bahwa As-Sunnah merupakan hujjah. Dan ayat-ayat ini mempunyai
banyak jenis, dan terkadang ayat yang satu mengandung lebih dari satu jenis atau
macam.

Berikut ini kami sebutkan 5 jenis ayat-ayat Al Qur’an tersebut:


1) Yang menunjukkan wajibnya beriman kepada Nabi Muhammad
2) Yang menunjukkan bahwa Rosulullah Shallallhu ‘alaihi wa sallam menjelaskan isi
kandungan Al Qur’an Allah.
3) Yang menunjukkan wajibnya taat kepada Rosulullah Shallallhu ‘alaihi wa sallam
secara mutlak dan ketaatan kepadanya merupakan perwujudan ketaatan kepada Rasul
kepadamu maka terimalah dia.
4) Yang menunjukkan wajibnya mengikuti serta beruswah kepada beliau r dan mengikuti
sunnahnya merupakan syarat untuk meraih mahabbatullah
5) Yang menunjukkan bahwa Allah Ta’ala memerintahkan kepada beliau untuk
mengikuti firman-Nya dan menyampaikan seluruh wahyu serta penegasan bahwa
beliau telah melaksanakan perintah tersebut dengan baik.

• Dalil Kedua ALHADITS Sebagaimana Al Qur’an, dalam Al Hadits juga sangat banyak
memuat dalil-dalil yang menunjukkan bahwa As Sunnah merupakan hujjah.
Dalil-dalil tersebut bisa diklasifikasi kanmenjadi 3 jenis:
1) Kabar yang beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sampaikan bahwa beliau diberikan
wahyu dan apa yang beliau sampaikan merupakan syari’at Allah Ta’ala, karenanya
mengamalkan As Sunnah berarti mengamalkan Al Qur’an. Dan Iman tidak akan
sempurna kecuali setelah mengikuti sunnahnya dan tidak ada yang bersumber dari
beliau kecuali baik danbenar.
2) Perintah beliau untuk memegang teguh sunnahnya dan larangan beliau hanya
mengambil dan mengamalkan Al Qur’an tanpa As Sunnah dan mengikuti hawa nafsu
serta hanya menggunakan logika belaka.
3) Perintah beliau untuk mendengarkan haditsnya, menghafalkannya, dan
menyampaikannya kepada yang belum mendengarnya dan beliau menjanjikan bagi
yang menyampaikannya berupa pahala yang sangat besar.

2.4 Pendekatan Memahami Sunnah

Kadang-kadang kita menemukan beberapa hadits yang nampaknya kontradiksi antara yang
satu dengan yang lainnya. Sebetulnya bila dikaji lebih mendalam, yang nampak kontradiksi itu
belum tentu benar-benar berlawanan. Oleh karena itu perlu ditempuh beberapa pendekatan.
1. Pendekatan Kompromi
Pendekatan kompromi (thariqatul jam’iy) ialah suatu pendekatan dalam mencari
kesimpulan hukum dari dua atau beberapa sunnah yang terlihat secara lahiriah
bertentangan, dengan cara mengkom-promikannya hingga tidak berlawanan.
2. Pendekatan Nasikh wal Mansukh (yang menghapus dan yang dihapus)
Pendekatan ini berfungsi memilih hadits yang paling akhir di antara hadits yang isinya
berlawanan satu sama lain. Untuk mengetahuinya tentu saja harus mempelajari tawarihul
mutun atau sejarah disampaikannya hadits.

Suatu hadits itu nasikh dan mansukh diketahui dengan cara; ada penjelasan dari Rasul secara
langsung, ada yang dijelaskan sahabat, ada yang ditemukan karena sejarah datangnya hadits,
ada pula karena terdapat kata yang menunjukkan sebagai nasikh hadits yang sebelumnya.

a. Hadits yang menjadi nasikh karena penjelasan dari Rasul


b. Hadits yang berlawanan dan terjadi nasikh mansukh karena ada penjelasan para sahabat
c. Hadits yang berlawanan dan terjadi nasikh mansukh karena ditemukan yang mutakhir melalui
sejarah

2.4. Tujuan Nabi Muhammad saw diutus


Salah satu tujuan dari diutusnya para nabi dan rasul yang bersinggungan dengan tujuan
penciptaan manusia adalah penghambaan diri kepada Allah (Al Ubudiyyah). Sebagaimana
dalam Alquran:
Artinya: "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku," (Surat Adz Dzariyat ayat 56).

Jadi tujuan utama yang paling mendasar dari diciptakannya manusia adalah mengenal Allah
(marifatullah) dan penunaian kewajiban beribadah kepada-Nya dengan cara yang benar. Bukan
untuk mengejar harta, takhta, kekuasaan, atau sekadar makan minum dan menikmati pelbagai
kenikmatan duniawi.

"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu
sekalian akan Aku'," (Surat Al Anbiya ayat 25).

"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang
yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (Surat an Nahl ayat 36).
ayat tersebut menunjukkan diutusnya para rasul adalah menghindarkan umat manusia dari
penyembahan terhadap berhala, membimbing untuk beribadah kepada Allah, dan menjadi
teladan bagi manusia.
Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT sebagai seorang Rasul di bumi ini.
Tujuannya adalah untuk menjadi penerang dan pemberi rahmat serta keselamatan bagi ummat
manusia di bumi ini
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Pengertian Sunnah

Sunnah berasal dari bahas arab yang secara etimologis berrti “jalan yang biasa
dilalui”atau”cara yangsenantiasa dilakukan “atau”kebiasaan yang selalu dilaksanakan”,
apakah cara atau kebiasaan itu sesuai yang baik atau buruk.

2) Nabi Muhammad Sebagai Sumber Sunnah

Dalam rangka menjadikan Rasulullah sebagai uswah hasanah—sebagaimana diungkapkan


dalam ayat di atas—setiap muslim harus memahami betul tentang sumbernya. Sunnah Nabi
adalah sumber uswah hasanah. Ia dapat diketahui melalui beberapa hal, yaitu: (1) Perkataan
(Qawliyah), (2) Perbuatan (Fi’liyah), (3) Persetujuan (Taqririyah), (4) Rencana (Hammiyah),
dan (5) Penghindaran (Tarkiyah).

3) Kedudukan dan Fungsi Sunnah

Telah sepakat ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah bahwa As-Sunnah merupakan hujjah dan salah
satu sumber syari’at Islam

4) Pendekatan Memahami Sunnah

Kadang-kadang kita menemukan beberapa hadits yang nampaknya kontradiksi antara yang
satu dengan yang lainnya. Sebetulnya bila dikaji lebih mendalam, yang nampak kontradiksi itu
belum tentu benar-benar berlawanan. Oleh karena itu perlu ditempuh beberapa pendekatan.
Diantaranya yakni :

1. Pendekatan Kompromi

2. Pendekatan Nasikh wal Mansukh (yang menghapus dan yang dihapus)

3. Pendekatan Tarjih
DAFTAR PUSTAKA

Romli: 1999, Muqorranah Mazahib fil Ushul. Jakarta: Gaya media pratama

Ali, muhammad Daud, 2004, Hukum Islam. Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Usman, Suparman 2000, Hukum Islam. Jakarta Gaya Media Pratama

Saifuddin, 2008, Beberapa Pendekatan Memahami Sunnah, Bandung : Harakatuna.

Anda mungkin juga menyukai