Nama kelompok :
• Muhammad rizdinsyah akbar (0205213151)
• Muhammad rinaldhi asmar (0205213151)
• Nadia br.pasaribu (0205212034)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah metodoligi islam dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah metodologi islam. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah pengetauan tentang pengertian, sunah sebagai sumber agama islam, bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepadabapak dosen yang mengajar matakuliah metologi islam.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….… 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….… 5
1.3 Tujuan dan Manfaat ……………………………………….....… 5
BAB II PEMBAHASAN.
2.1 pengertian sunah ………………………………………………… 6
2.2 Nabi Muhammad saw sebagai sumber sunah .….....……….……. 6
2.3 Kedudukan dan fungsi sunah ………………………………...….. 7
2.4 Pendekatan dalam memahami sunah …………………………… 8
2.5 Tujuan nabi muhhamad saw diutus …………………...…………8
PENUTUP.
Kesimpulan……………………………………………….…….…... 13
Daftar pustaka………………………………………………...……....13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Taat kepada Allah adalah mentaati kitab Allah SWT, konsisten dengan hukum-hukum yang
terkandung di dalamnya, mengikuti perintahnya, menjauhi larangannya, menerima ayat-
ayatnya yang bersifat mutasyabih, mengambil pelajaran dari kisah yang dikandungnya, dan
memahami sunnah-sunnahnya. Sedangkan taat kepada Rasulullah saw. adalah mengikuti
perintahnya dan taat secara sempurna kepadanya selama beliau masih hidup dan mengikuti
sunnah-sunnahnya setelah beliau wafat.
Sunnah merupakan sumber hukum utama bagi umat Islam setelah Al-Qur’an, sunnah juga
berfungsi sebagai penjelas hukum serta ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Nampaknya sulit dibayangkan apabila Al-qur’an dipahami dan didalami tanpa melalui
sunnah/hadis. Karena memahami Al-Qur’an tanpa merujuk kepada hadis maka akan terjadi
kesalahfahaman dalam memahami sesuatu. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan umat
Islam terhadap sunnah/hadis sejalan dengan besarnya perhatian mereka terhadap Al-Qur’an.
Dalam sebuah kehidupan pasti ada persoalan. Begitu juga dengan adanya sunnah Nabi, ada
yang pro dan ada pula yang kontra. Apalagi ada golongan yang sengaja meninggalkan sunnah
Nabi karena bagi mereka manusia disuruh berpedoman hanya kepada al-Qur’an tidak kepada
sunnah/hadis. Pengingkaran sunnah yang terjadi dikarenakan mereka hanya percaya wahyu
Allah yaitu, Al-Qur’an yang dapat dijadikan hujjah. Mereka juga tidak percaya dengan adanya
hadis karena menurut mereka hadis itu karangan Yahudi untuk menghancurkan Islam dari
dalam.
Pengingkaran terhadap sunnah terjadi karena mereka hanya memahami al-Qur’an secara
setengah-setengah. Padahal Allah SWT. telah berfirman dalam surah al-Najm ayat 3 dan 4
sebagai berikut: “Nabi tidak berkata menurut hawa nafsunya, tetapi apa yang dikatakan tidak
lain adalah wahyu yang diberikan”.
Berdasarkan hadis diatas telah diketahui bahwasannya al-Qur’an dan sunnah/hadis adalah
sama-sama wahyu dari Allah SWT. Jadi, apa yang dikatakan dan diperbuat Rasul harus diikuti
karena apa yang dikatakan adalah wahyu dari Allah SWT.
Untuk itu sebagai umat muslim kita harus memahami betul bagaimana kedudukan
sunnah/hadis dalam sumber agama Islam. Jangan sampai kita salah dalam memaknai
sunnah/hadis. Karena keduanya adalah wahyu Allah dan sumber ajaran agama Islam. Untuk
itu kiranya kaami membahas makalah kami yang berjudul “Sunnah Sebagai Sumber Agama
Iskam”.
1.2 Rumusan masalah
Sunnah berasal dari bahas arab yang secara etimologis berrti “jalan yang biasa
dilalui”atau”cara yangsenantiasa dilakukan “atau”kebiasaan yang selalu dilaksanakan”,
apakah cara atau kebiasaan itu sesuai yang baik atau buruk.
Pengertian sunnah secara etimologis, dapat ditemukan dalam sabda Rasulullah SAW,
sebagai berikut:
“Barangsiapa yang membasakan sesuatu yang baik, maka ia menerima pahalanyadan pahala
orang-orang yang mengamalkan sesudahnya, dan barang siapa yang membiasakan sesuatu
yang buruk, maka akan menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang mengikuti
sesudahnya.” (HR. Muslim).
Secara terminologis (dalam istilah syari’ah),sunnah bisa dilihat dari tiga bidang ilmu yaitu:
ilmu hadist, ilmu fiqih dan ilmu ushul fiqih.
• Sumber sunnah yang kedua ialah fi’liyah, yakni perbuatan Rasulullah SAW yang dilihat
oleh sahabatnya dan diceritakan kepada kaum muslimin dari kalangan tabi’in, kemudian
disebarluaskan kepada generasi berikutnya hingga sampai kepada para penyusun kitab
hadits. Kalimat yang biasa digunakan untuk menjelaskan sunnah fi’liyah ini adalah kaana
Rasulullah (adalah Rasulullah), Ra-aytu Rasulullah (saya melihat Rasulullah).
• Sumber sunnah yang ketiga ialah taqririyah, yaitu perbuatan sahabat yang diketahui
Rasulullah SAW dan beliau tidak melarangnya, kemudian peristiwanya diberitakan
kepada kaum muslimin.
• Sumber sunnah yang keempat ialah hammiyah, yaitu rencana Rasulullah SAW, tapi belum
sempat dilaksanakan
• Sumber sunnah yang kelima ialah tarkiyah, yaitu suatu perbuatan yang dimungkinkan
untuk diperbuat Rasulullah SAW, dan beliau memerlukannya tapi beliau sendiri tidak
melakukannya.
Telah sepakat ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah bahwa As-Sunnah merupakan hujjah dan
salah satu sumber syari’at Islam Diantara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa As-Sunnah
merupakan hujjah :
• Dalil Kedua ALHADITS Sebagaimana Al Qur’an, dalam Al Hadits juga sangat banyak
memuat dalil-dalil yang menunjukkan bahwa As Sunnah merupakan hujjah.
Dalil-dalil tersebut bisa diklasifikasi kanmenjadi 3 jenis:
1) Kabar yang beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sampaikan bahwa beliau diberikan
wahyu dan apa yang beliau sampaikan merupakan syari’at Allah Ta’ala, karenanya
mengamalkan As Sunnah berarti mengamalkan Al Qur’an. Dan Iman tidak akan
sempurna kecuali setelah mengikuti sunnahnya dan tidak ada yang bersumber dari
beliau kecuali baik danbenar.
2) Perintah beliau untuk memegang teguh sunnahnya dan larangan beliau hanya
mengambil dan mengamalkan Al Qur’an tanpa As Sunnah dan mengikuti hawa nafsu
serta hanya menggunakan logika belaka.
3) Perintah beliau untuk mendengarkan haditsnya, menghafalkannya, dan
menyampaikannya kepada yang belum mendengarnya dan beliau menjanjikan bagi
yang menyampaikannya berupa pahala yang sangat besar.
Kadang-kadang kita menemukan beberapa hadits yang nampaknya kontradiksi antara yang
satu dengan yang lainnya. Sebetulnya bila dikaji lebih mendalam, yang nampak kontradiksi itu
belum tentu benar-benar berlawanan. Oleh karena itu perlu ditempuh beberapa pendekatan.
1. Pendekatan Kompromi
Pendekatan kompromi (thariqatul jam’iy) ialah suatu pendekatan dalam mencari
kesimpulan hukum dari dua atau beberapa sunnah yang terlihat secara lahiriah
bertentangan, dengan cara mengkom-promikannya hingga tidak berlawanan.
2. Pendekatan Nasikh wal Mansukh (yang menghapus dan yang dihapus)
Pendekatan ini berfungsi memilih hadits yang paling akhir di antara hadits yang isinya
berlawanan satu sama lain. Untuk mengetahuinya tentu saja harus mempelajari tawarihul
mutun atau sejarah disampaikannya hadits.
Suatu hadits itu nasikh dan mansukh diketahui dengan cara; ada penjelasan dari Rasul secara
langsung, ada yang dijelaskan sahabat, ada yang ditemukan karena sejarah datangnya hadits,
ada pula karena terdapat kata yang menunjukkan sebagai nasikh hadits yang sebelumnya.
Jadi tujuan utama yang paling mendasar dari diciptakannya manusia adalah mengenal Allah
(marifatullah) dan penunaian kewajiban beribadah kepada-Nya dengan cara yang benar. Bukan
untuk mengejar harta, takhta, kekuasaan, atau sekadar makan minum dan menikmati pelbagai
kenikmatan duniawi.
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu
sekalian akan Aku'," (Surat Al Anbiya ayat 25).
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang
yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (Surat an Nahl ayat 36).
ayat tersebut menunjukkan diutusnya para rasul adalah menghindarkan umat manusia dari
penyembahan terhadap berhala, membimbing untuk beribadah kepada Allah, dan menjadi
teladan bagi manusia.
Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT sebagai seorang Rasul di bumi ini.
Tujuannya adalah untuk menjadi penerang dan pemberi rahmat serta keselamatan bagi ummat
manusia di bumi ini
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Pengertian Sunnah
Sunnah berasal dari bahas arab yang secara etimologis berrti “jalan yang biasa
dilalui”atau”cara yangsenantiasa dilakukan “atau”kebiasaan yang selalu dilaksanakan”,
apakah cara atau kebiasaan itu sesuai yang baik atau buruk.
Telah sepakat ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah bahwa As-Sunnah merupakan hujjah dan salah
satu sumber syari’at Islam
Kadang-kadang kita menemukan beberapa hadits yang nampaknya kontradiksi antara yang
satu dengan yang lainnya. Sebetulnya bila dikaji lebih mendalam, yang nampak kontradiksi itu
belum tentu benar-benar berlawanan. Oleh karena itu perlu ditempuh beberapa pendekatan.
Diantaranya yakni :
1. Pendekatan Kompromi
3. Pendekatan Tarjih
DAFTAR PUSTAKA
Romli: 1999, Muqorranah Mazahib fil Ushul. Jakarta: Gaya media pratama
Ali, muhammad Daud, 2004, Hukum Islam. Jakarta PT Raja Grafindo Persada