Anda di halaman 1dari 18

JUDUL MAKALAH

“HADIST AHKAM TENTANG PERZINAAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


HADIST AHKAM JINAYAH

Dosen pengampu:
AHMAD ZUHRI, MA

Disusun oleh;
Anwar Arif Siregar (0205202038)
Al-Yafie Azizi (0205202039)
Muhammad Al Amin Bancin (0205202049)
Rizky Ade Rahman (0205202055)

JURUSAN HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan nikmat serta hidayah-NYA terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah
Hadist Ahkam Jinayah. Shalawat brangkaian salam tidak lupa pula selalu kita hadiahkan
kepada junjungan alam, nabi besar muhammad saw, semoga dengan memperbanyak shalawat
kepada beliau, kita bisa mendapatkan syafa’at-NYA di yaumil akhir.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Hadist Ahkam Jinayah di program
studi hukum pidana islam, fakultas syariah dan hukum pada universitas islam negeri sumatra
utara. Selanjutnya kami mengucapkan ribuan trimah kasih kepada segenap pihak yang telah
membantu dan membimbing serta memberi arahan selama penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan dalam menulis
makalah ini, maka dari itu kami mengharapakan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

Medan, 24 Septembert 2022

ii
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH ...................................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii
BAB I .........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah........................................................................................................................2
B. Tujuan ..........................................................................................................................................2
BAB II ........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ..........................................................................................................................................3
Bab: Hukuman Rajam Bagi pezina Muhshan (Telah Menikah); Hukuman cambuk dan pengasingan
Bagi pezina yang Belum Menikah ........................................................................................................3
Bab: Hukum Rajam Bagi Ahli Kitab; dan Bahwa Islam Bukan Syarat Pemberlakukan Rajam
Terhadap pezina yang Telah Menikah .................................................................................................6
Bab: Pengakuan Zina yang Diakui Adalah Empat Kali Pengakuan .......................................................7
Bab: Mencari Tahu Kebenaran Pengakuan Zina, dan Mengesahkan Pernyataan yang Tidak Disertai
dengan Keraguan ...............................................................................................................................10
Bab: Orang yang Mengaku Telah Melanggar Suatu Larangan dan Tidak Menyebutkannya Maka
Tidak Dihukum Karenanya. ................................................................................................................11
Bab: Menarik Kembali Pengakuan .....................................................................................................12
BAB III .....................................................................................................................................................14
PENUTUP ................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan ................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zina salah satu masalah yang ada di masyarakat, yang terjadi dari dahulu hingga masa yang
akan datang, dari masa jahiliyah hingga modern adalah masalah perzinahan. Zina ini seperti
tidak bisa dicegah,. hingga dianggap sebagai persoalan yang biasa di masyarakat padahal
perzinahan merupakan salah satu perbuatan yang keji dan kotor. Apakah ini dikarenakan tidak
mempunyai hukum yang tegas yang bisa memberikan efek jera kepada para pelaku, dan
sebagai peringatan kepada seluruh komponen masyarakat. Mengenai tentang perzinahan,
sebagaimana diketahui diatur dalam pasal 284 KUHP yang berbunyi sebagai berikut:

(1.) Diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan bulan:

a. Seorang pria yang telah kawin yang melakukan gendak (overspel), padahal diketehui bahwa
pasal 27 KUH perdata (asas monogami) berlaku baginya;

b. Seorang wanita yang telah kawin yang melakukan gendak, padahal bahwa pasal 27 KUH
perdata (asas monogami) berlaku baginya.

c. Seorang pria yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal diketahuinya bahwa yang
turut bersalah telat kawin;

d. Seorang wanita yang telah kawin yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal
diketahui olehnya bahwa yang turut bersalah telah kawin dan pasal 27 KUH perdata (asas
monogami) berlaku baginya.

(2) Tidak dilakukan penuntutan melainkan atas pengaduan suami atau istri yang tercemar, dan
bilamana bagi mereka berlaku pasal 27 KUH perdata, dalam tenggang waktu 3 bulan diikuti
dengan permintaan bercerai, atau pisah meja dan ranjang karena alasan itu juga.

(3) Terhadap pengaduan ini tidak pasal 72,73 dan 75 KUHP.

(4) Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan dalam siding pengadilan belum
dimuai.

1
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hukuman zina dalam perspektif hukum islam ?
2. Apa – apa saja hadist ahkam jinayah yang berkaitan dengan zina ?
3. Bagaimana hukuman zina dalam perspektif hukum pidana positif ?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa aitu zinaUntuk mengetahui hukuman zina didalam perspektif
hukum islam
2. Untuk mengetahui apa – apa saja hadist yang berkaitan dengan zina
3. Untuk mengetahui bagaimana hukuman zina dalam perspektif hukum pidana positif

2
BAB II

PEMBAHASAN

1
‫اب ا ْل ُحدُود‬
ُ َ‫ِكت‬
Bab: Hukuman Rajam2 Bagi pezina Muhshan (Telah Menikah); Hukuman cambuk
dan pengasingan Bagi pezina yang Belum Menikah

‫يَا‬: ‫ّللا ﷺ فَقَا َل‬ َّ ‫ب أَتَى َرسُو َل‬ ِ ‫إِنَّ َر ُج ًل مِ نْ ْاْلَع َْرا‬: ‫ أَنَّ ُه َما قَ َال‬،ِ‫عَنْ أَ ِبي ه َُري َْرةَ َو َز ْي ِد ب ِْن َخالِد ا ْل ُج َهنِي‬
‫ض بَ ْينَنَا‬ِ ‫ فَا ْق‬،‫نَعَ ْم‬: -ُ‫ص ُم ْاْل َخ ُر َوه َُو أَ ْفقَهُ مِ ْنه‬
ْ ‫ َوقَا َل ا ْل َخ‬. ‫ّللا‬
ِ َّ ‫ب‬ِ ‫ضيْتَ لِي ِب ِكتَا‬ َ َّ َ‫ أَ ْنشُدُك‬،‫ّللا‬
َ َ‫ّللا إِ َّل ق‬ ِ َّ ‫َرسُو َل‬
‫ فَ ِزنِي ِبا ْم َرأَتِ ِه‬،‫علَى َهذَا‬ َ ‫عسِيفًا‬ َ َ‫إِنَّ ا ْبنِي كَان‬: ‫قَا َل‬. ‫قُ ْل‬: ‫ّللا ﷺ‬ ِ َّ ‫فَقَا َل َرسُو ُل‬. ‫ّللا َوائْذَنْ لِي‬
ِ َّ ‫ب‬ ِ ‫ ِب ِكتَا‬،
‫ فَأ َ ْخبَ ُرونِي أَئ ُ َّما‬،‫سأ َ ْلتُ أَ ْه َل ا ْل ِع ْل ِم‬
َ َ‫ ف‬،‫ فَا ْقتَ َديْتُ مِ ْنهُ ِبمِ ائَ ِة شَاة َو َولِيدَة‬،‫الرحِ َم‬ َ َّ‫َوإِنِي أ ُ ْخبَ ْرتُ أَن‬
َّ ‫علَى ا ْبنَ ْي‬
‫ َواَلَّذِي نَ ْفسِي ِبيَ ِد ِه‬: ‫ّللا ﷺ‬ َّ ‫علَى ا ْم َرأَ ِة َهذَا‬
ِ َّ ‫فَقَا َل َرسُو ُل‬. ‫الرجْ ِم‬ َ َّ‫ َوأَن‬،‫يب عَام‬
َ ‫علَى ا ْبنِي َج ْل َد مِ ائَة َوتَ ْغ ِر‬
َ ،
‫ْس إِلَى ا ْم َرأَ ِة‬
ُ ‫ َواعِد يَا أُنَي‬. ‫يب عَام‬ ُ ‫علَى ا ْبنِكَ َج ْل ُد مِ ائَة َوتَ ْغ ِر‬
َ ‫ َو‬،ٌّ‫ا ْل َولِي َدةُ َوا ْلغَنَ ُم َرد‬. ‫ّللا‬ ِ ‫َْلَ ْق ِضيَنَّ بَ ْينَكُ َما ِب ِكتَا‬
ِ َّ ‫ب‬
ِ َّ ‫فَأ َ َم َر ِبهَا َرسُو ُل‬. ْ‫عت ََرفَت‬
ُ‫ َر َواه‬. ( ُ‫ّللا ﷺ َف ُر ِج َمت‬ ْ ‫علَ ْيهَا فَا‬
َ ‫فَغَدَا‬: ‫قَا َل‬. ‫ار َح ْمهَا‬ ْ َ‫عت ََرفَتْ ف‬ ْ ‫فَ ِإنْ ا‬. ‫َهذَا‬
َ ْ
(ُ‫ال َج َماعة‬

Terjemah:”Dari Abu Hurairah dan zaid bin Khalid Al Juhanni, bahwa keduanya menuturkan,
"seorang laki-laki Arab datang kepada Rasulullah SAW lalu berkata, Wahai Rasululah, alat
menyumpahkanmu pada Allah, agar engkau hanya menetapkan hukuman pada dengan
Kitabullah. Sementara yang lainnya yang lebih fasih ungknpannya berkata: Ya. Tetapkanlah
Kitabullah pada kami, dan izinkanlah aku (untuk menyampaikan). Rasulullah SAW berkata
sampaikanlah. Orang itu berkata, sesungguhnya anakku ini dipekerjakan pada orang ini, lalu
ia berzina dengan istrinya. Kemudian aku diberitahu, bahwa anakku ini semestinya dirajam,
maka aku menebusnya dengan seratus ekor unta dan seorang budak perempuan. Kemudian aku

1 Hudud bentuk jamak dari kata hadd, yaitu hukuman-hukuman tertentu yang diwajibkan atas orang yang
melanggar larangan_larangan tertentu.
2 Hukuman rajam adalah: Dibuatkan lybang galian bagi pelaku zrna ditanah yang dalamnya hingga sebatas

dada si peraku, kemudian ia hi-ur.,tt* ke daranmyf lalu dilempari batu hingga meninggar dunia yang disaksikan
oleh irnam (penguasa) atau wakilnya dan sejumlah kaum Muslimin minimal enpat orang, berdasarkan firman
Allah SWT, "Dan hencraktah (petaksanaan) hukuman mereka disal

3
bertanya kepada para ahli ilmu, dan mereka memberitakan bahwa semestinya anakku ini
dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun, sedangkan istrinya orang ini dirajam.'
Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku
akan menetapkan hukuman pada kalian dengan Kitabullah. Budak perempuan dan kambing
dikembalikan. Anakmu dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun. Lalu, wahai
Unais, pergilan ke tempat istrinya orang ini, bila ia mengakui (perbuatan zinanya) maka
rajamlah' Kemudian (Unais) berangkat menemui wanita tersebut, dan ia mengakui
perbuatannya, maka Rasulullah SAW pun memerintahkan (untuk dirajam), lalu wanita itu pun
dirajam- " (HR. Jama'ah)

Malik mengatakan, "Hadits ini dijadikan dalil oleh mereka yang berpendapat, bahwa zina
dipastikan dengan pengakuan satu kali. Juga dijadikan dalil untuk memberlakukan rajam
dengan satu kali pengakuan."

َ ‫ أَنْ يُ ْنفَى عَا ًّما َم َع ا ْلح َِد‬، ْ‫أَنَّ النَّبِ َّي ﷺ قَضَى فِي َمنْ َزنَى َولَ ْم يُحْ ِصن‬: َ‫عَنْ أَبِي ه َُري َْرة‬
ُ‫ َر َواه‬. (‫علَ ْي ِه‬
‫أَحْ َم ُد َوا ْلبُ َخ ِاري‬

Artinya: Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW menetapkan hukuman bagi orang yang
berzina, sementara ia belum menikah, adalah dengan diasingknn selama satu tahun dan
memberlakukan hukuman (cambuk) padanya. (HR. Ahmad dan Al Bukhari)

‫ّللا‬
ِ َّ ‫ب‬ ِ ِ‫ ض ََر َبهَا َي ْو َم ا ْل َخم‬،َ‫ع ِل ًّيا *حِ ينَ َر َج َم ا ْل َم ْرأَة‬
ِ ‫ َجلَ ْدتُهَا ِب ِكتَا‬: ‫ َوقَا َل‬،ِ‫يس َو َرحِ َمهَا َي ْو َم ا ْل ُج ُم َعة‬ َ َّ‫أَن‬: ِ ‫ش ْع ِبي‬
َّ ‫عَنْ ال‬
‫ّللا‬ ُ ‫س َن ِة َر‬
ِ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ َو َرحْ َمتُهَا ِب‬.

(‫َر َوا ُه أَحْ َم ُد َوا ْل ُب َخ ِاري‬

Artinya : Dari Asy-Sya'bi, bahwa Ali RA -ketika menetapkan rajam terhadap seorang Wanita ia
memukulnya (mencambuknya) pada hari Kamis, kemudian merajamnya pada hari Jum'at, dan
ia berkata, "Aku mencambuknya berdasarkan Kitabullah, dan aku merajamnya berdasarkan
Sunnah Rasulullah SAW." (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Al Bukhari)

‫ا ْل ِبك ُْر‬. ‫يل‬ َّ ‫قَ ْد َجعَ َل‬. ‫ ُخذُوا عَنِي‬،‫ ُخذُوا عَنِي‬: ‫ّللا ﷺ‬
َ َّ‫ّللاُ َل ُهن‬
ً ً ‫س ِب‬ ِ َّ ‫ َقا َل َرسُو ُل‬: ‫ت َقا َل‬ ِ ِ‫عَنْ عُبَا َدةَ ب ِْن الصَّام‬
) ‫سائِي‬ َّ ‫ َر َواهُ ا ْل َج َماعَةُ ِإ َّل ا ْلبُ َخ ِار‬. (‫الرحِ ُم‬
َ ‫ي َوال َّن‬ َّ ‫ب َج ْل ُد مِ ائَة َو‬ِ ‫ب ِبالث َّ ِي‬ َ ‫ِبا ْل ِبك ِْر َج ْل َد مِ ائَة َونَ ْف َي‬
ُ ‫ َوالت َِّي‬،‫سنَة‬

4
Artinya : Dari Ubadah bin Ash-Shamit, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Ambillah
dariku. Ambillah dariku. Allah telah menetapkan jalan bagi mereka. Perawan dengan bujang
hukumannya seratus kali cambuk dan diasingkan selama setahun. Janda dengan duda dicambuk
seratus kali dan dirajam."' (HR. Jama'ah kecuali Al Bukhari dan An-Nasa'i)

‫ فَأ َ َم َر بِ ِه‬،‫ ث ُ َّم أَ ْخبَ َر أَنَّهُ ُمحْ صَن‬،َّ‫ فَ َجلَ َد ا ْل َحد‬، ‫ فَأ َ َم َر بِ ِه النَّبِي‬،‫أَنَّ َر ُج ًلً َزنَى بِا ْم َرأَة‬: ‫ّللا‬ َ ‫عَنْ جَابِ ِر ب ِْن‬،
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬
ُ ‫ َر َواهُ أَبُو د‬. (‫فَ ُر ِج َم‬
‫َاو َد‬

Artinya : Dari Jabir bin Abdullah, bahwa seorang laki-laki berzina dengan seorang wanita,
kemudian Nabi SAW memerintahkan, lalu orang itu dicambuk. Setelah itu beliau diberitahu
bawha laki-laki tersebut telah menikah, maka beliau memerintahkan agar dirajam ( HR Abu
Daud)

‫ َولَ ْم َيذْك ُْر‬،‫ّللا ﷺ َرحِ َم َماع َِز ب ِْن َمالِك‬ ُ ‫أَنَّ َر‬: َ‫س ُم َرة‬
ِ ‫سو َل‬ َ ‫عَنْ جَا ِب ِر ب ِْن‬

‫ َر َوا ُه أَحْ َم ُد‬. (‫ِج ْلدًا‬

Artinya : Dari Jabir bin samurah, bahwa Rasulullah SAW merajam Ma',iz bin Malik, namun tidak
disebutkan bahwa beliau iuga mencambuknya. (HR. Ahmad)

Pensyarah Rahimahullah Ta'ala mengatakan: sabda beliau (Anakmu dicambuk seratus kali
dan diasingkan selama setahun) menunjukkan ketetapan pengasingan dan wajibnya
dilaksanakan terhadap pezina yang belum menikah. Konteks hadits-hadits di atas menunjukkan
bahwa pengasingan berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Demikian menurut pendapat Asy-
Syaf i, sedangkan Malik dan Al Auza'i mengatakan, "Tidak ada pengasingan bagi perempuan,
karena wanita adalah aurat." Pendapat ini juga diriwayatkan dari Amirul Mukminin, Ali RA

Ucapan Ali RA aku mencambuknya berdasarkan Kitabutlah, dan aku meraiamnya


berdasarkan Sunnah Rasulullah SAW, hadits ini, juga hadits Mu'adz dan hadits Jabir bin
Abdullah, menunjukkan bahwa hukuman bagi pezina yang telah menikah adalah dicambuk dan
dirajam. Segolongan ulama berpendapat wajibnya melaksanakan hukuman cambuk dan rajam,
yaitu Al Utrah, Ahmad, Ishaq, Daud Azh-Zhahiri dan Ibnu Al Mundzir dengan berpatokan
pada riwayat tadi. Sementara Malik, golongan Hanafi, golongan Syaf i dan Jumhur ulama
berpendapat, bahwa pezina muhshan (yang telah menikah) tidak dicambuk, tapi hanya dirajam.

5
pendapat ini diriwayatkan juga dari Ahmad bin Hanbal. Mereka berpatokan pada hadits
Samurah yang menyatakan bahwa Nabi SAW tidak mencambuk Ma'iz, tapi beliau hanya
mentapkan Rajam padanya. Mereka juga mengatakan, "Itu adalah peristiwa yang lebih akhir
dibanding hadits-hadits yang menyebutkan disertai dengan cambuk, sehingga hadits terakhir
menghapus hadits Ubadah bin Ash-Shamit.,, Berdasarkan hadits yang menceritakan peristiwa
lebih akhir, maka hal ini menunjukkan bahwa hukuman cambuk tidak wajib dilaksanakan pada
orang yang telah divonis rajam.

Bab: Hukum Rajam Bagi Ahli Kitab; dan Bahwa Islam Bukan Syarat Pemberlakukan
Rajam Terhadap pezina yang Telah Menikah

‫ َما ت َِجدُونَ فِي ِكتَا ِبكُ ْم؟ فَقَالُوا‬: ‫ فَقَا َل‬،‫أَنَّ ا ْليَ ُهو َد أَت َْوا النَّ ِب َّي ﷺ ِب َر ُجل َوا ْم َرأَة مِ ْن ُه ْم قَ ْد َزنَيَا‬: ‫نْ اب ِْن عُ َم َر‬:
َ‫ فَاللوهَا إِنْ كُ ْنت ُ ْم صَا ِدقِين‬،‫ فَأْت ُوا ِبالت َّْو َرا ِة‬،‫الرحِ َم‬
َّ ‫ إِنَّ فِيهَا‬،‫ َكذَ ْبت ُ ْم‬: ‫فَقَا َل‬. ‫ان‬
ِ َ‫س َخ ُم ُو ُجوهُ ُه َما َويُ ْخ ِزي‬ ْ َ‫ن‬.
‫فَقِي َل‬. ‫علَ ْي ِه‬ َ ‫ َو‬،‫ فَقَ َرأَ َحت َّى إِذَا ا ْنتَهَى إِلَى َم ْو ِضع مِ ْنهَا‬،‫ َوجَا ُءوا ِبقَ ِارئ لَ ُه ْم‬،‫فَحَابُوا ِبالت َّْو َرا ِة‬
َ ُ‫ض َع يَ َده‬
ُ‫ َولَ ِكنَّا نَتَكَاتَ ُمه‬،‫الرجْ َم‬َّ ‫ ِإنَّ فِيهَا‬،ُ‫يَا ُم َح َّمد‬: ‫أَ ْو َقا ُلوا‬- ‫ َف َقا َل‬،ُ‫ِي تَ ُلوح‬ َ ‫ َف ِإ َذا ه‬،ُ‫ َف َر َف َع يَ َده‬. َ‫ار َف ْع يَدَك‬
ْ : ُ‫َله‬
‫س ِه‬ِ ‫َار َة ِبنَ ْف‬ َ ‫فَلَقَ ْد َرأَ ْيت ُهُ يُجَانِي‬: ‫قَا َل‬. ‫ فَ َر ِج َما‬،‫ّللا‬
َ ‫ع َل ْيهَا يَقِيهَا ا ْلحِ ج‬ ِ َّ ‫فَأ َ َم َر ِب ِه َما َرسُو ُل‬. ‫بَ ْينَنَا‬.
(‫ُمتَّفِق عليه‬

Artinya : dari umar RA bahwa kaum yahudi menemui Nabi SAW dengan membawa seorang laki-
laki dan seorang perempuan yang telah berzina dari golongan mereka,maka beliaupun
bertanya’apa yang kalian temukan dalam kitab kalian?”mereka menjawab’ Wajah mereka
dijemur dan mereka dipermalukan-" Beliau berkata lagi, "Kalian dusta, sesungguhnya di
dalamnya ditetapkan rajam. Datangkan TAURAD dan bacakanlah jila kalian termasuk orang-
orang yang benar-" Lalu mereka mendatangkan taurat, dan mendatangkan pula pembaca kitab
mereka, lalu orang itu membacakannya, hingga ketika sampai pada suatu bagian dari taurat, ia
meletakkan tangannya, maka dikatakan kepadanya, "Angkat tanganmu." Maka ia pun
mengangkat tangannya, maka tampaklah (isi yang ditutupi itu). Selanjutnya ia --atau mereka-
berkata, "Wahai Muhammad. Sesungguhnya di dalamnya ditetapkan rajam. Namun kami
menyembunyikannya di antara kami." Maka Rasulullah SAW memerintahkan agar kedua
pezina itu dirajam." Ibnu Umar mengatakan, "Sungguh aku melihatnya menunduk dan miring
(ke kiri dan ke kanan) untuk melindunginya dari lemparan batu dengan dirinya. " (Muttafaq
'Alaih).

6
ْ َ‫ َوجَا ُءوا بِقَ ِارئ لَ ُه ْم أ‬: ‫ َوفِي ِر َوايَ ِة أَحْ َم َد‬.
ِ ‫غور يُقَا ُل لَهُ ا ْب ُن ص‬
‫ُوريًّا‬

Artinya : Dalam riwayat Ahmad disebutkan: "dan mendatangkan pula pembaca kitab mereka yang
matanya buta sebelah, yang biasa dipanggil lbnu Shuriya"

ْ ‫ َر َواهُ أَحْ َم ُد َو ُم‬. (ُ‫ َو َرحْ ًل مِ نْ ا ْليَ ُهو ِد َوا ْم َرأَتُه‬،‫سم‬


‫سلِم‬ ْ َ‫ َرحِ َم الَّتِي فِي َر ُج ًل مِ نْ أ‬: ‫ّللا قَا َل‬ َ ‫عَنْ جَا ِب ِر ب ِْن‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬

Artinya : Dari Jabir bin Abdullah, ia mengatakan, "Nabi SAW merajam seorang laki-laki dari Bani
Aslam, seorang loki-laki yahudi dan wanitanya (yakni pasangannya)2a. " (I{R. Ahmad dan
Muslim)

Bab: Pengakuan Zina yang Diakui Adalah Empat Kali Pengakuan

ِ َّ ‫يَا َرسُو َل‬: ‫ فَقَا َل‬،ُ‫ فَنَادَاه‬،ِ‫س ِجد‬


َ‫ إِلَى َزنَيْت‬،‫ّللا‬ ِ َّ ‫أَتَى َر ُجل َرسُو َل‬: ‫عَنْ أَبِي ه َُري َْرةَ ﷺ قَا َل‬.
ْ ‫ َوه َُو فِي ا ْل َم‬، ‫ّللا‬
‫ َدعَاهُ النَّ ِبي ﷺ‬،‫شهَادَات‬ َ ‫س ِه أَ ْربَ َع‬
ِ ‫علَى نَ ْف‬ َ ‫فَلَ َّما‬. ‫علَ ْي ِه أَ ْربَ َع َم َّرات‬
َ ‫ش ِه َد‬ َ َ‫فَأَع َْرض‬
َ ‫ع ْنهُ َحت َّى َر َّد َد‬
ْ َ‫اذْ َهبُوا ِب ِه ف‬: ‫فَقَا َل النَّ ِبي ﷺ‬. ‫نَعَ ْم‬: ‫ص ْنتَ ؟ قَا َل‬
ُ‫ار َح ُموه‬ َ ْ‫فَ َه ْل أَح‬: ‫قَا َل‬. ‫ َل‬: ‫أَبَكَ ُجنُون؟ قَا َل‬: ‫فَقَا َل‬،
َ ‫ فَ َرحِ ْمنَاهُ ِبا ْل ُم‬،ُ‫فَكُ ْنتُ فِي َمنْ َرحِ َمه‬: ‫ّللا قَا َل‬
‫صلَّى‬ َ َ‫فَأ َ ْخبَ َرنِي َمنْ سَمِ َع جَا ِب َر ْبن‬: ‫شهَاب‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬ ِ ‫قَا َل ا ْب ُن‬،
َ ‫ ُمت َّ َفق‬. (ُ‫ب فَأَد َْر ْكنَاهُ ِبا ْلح ََّر ِة فَ َرحِ ْم َناه‬
‫ع َل ْي ِه‬ َ ‫فَلَ َّما أَذْلَقَتْهُ ا ْلحِ ج‬
َ ‫ ه ََر‬،ُ‫َارة‬

Artinya : Dari Abu Hurairah : Ia menuturkan, seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW,
saat itu beliau sedang di masjid, maka orang itu memanggilnya, lalu berkata, 'Wahai
Rasulullah, aku telah berzina.' Maka beliau memalingkan mukanya, sampai laki-laki tersebut
mengulanginya hingga empat kali. Setelah orang itu menyatakan pada dirinya sebanyak empat
kali pernyataan, makn Nabi SAW memanggilnya, lalu beliau bertanya, 'Apa engknu menderita
kegilaan?' Ia menjawab, 'Tidak.' Beliau bertanya lagi, 'Apakah engkau sudah menikah?' Ia
menjawab, 'Ya'' Maka Nabi SAW bersabda, 'Bawalah dia, lalu rajamlah."' Selanjutnya lbnu
Syihab menuturkan, "Kemudian orang yang mendengar penuturan Jabir bin Abdullah
memberitahuku, bahwa ia mengatakan' 'Aku termasuk di antara orang-orang yang merajamnya'
Kami merajamnya di lapangan tempat pelaksanaan shalat Ketika ia sangat merasa kesakitan
karena di lempari, bari ia melarikan diri lalu kami menangkapnya di harrah 3, kemudian kami
merajam nya ( Muttafaqun Alaih)

3 Suatu ternpat yang banyak bebatuan hitamnya di luar kota Madinah.

7
َ ‫ لَي‬،ُ‫ضل‬
‫ْس‬ َ ‫ع‬ ْ َ‫ َوه َُو َر ُجل قَ ِصير أ‬، ِ ‫ َرأَيْتُ َماع َِز ْبنَ َمالِك حِ ينَ ِجي َء بِ ِه إِلَى ا ْلبِي‬: ‫س ُم َرةَ قَا َل‬ َ ‫عَنْ جَابِ ِر ب ِْن‬
‫ّللا إِنَّهُ قَ ْد‬ ِ َّ ‫فَقَا َل َرسُو ُل‬. ‫س ِه أَ ْربَ َع َم َّرات أَنَّهُ َزنٌّی‬
ِ َّ َ ‫ َو‬،‫ َل‬: ‫فَلَعَلَّكَ ؟ قَا َل‬: ‫ّللا ﷺ‬ ِ ‫علَى نَ ْف‬
َ ‫ش ِه َد‬َ َ‫ف‬. ‫علَ ْي ِه ِردَاء‬
َ
ُ ‫سلِم َوأَبُو د‬
‫َاو َد‬ ْ ‫ َر َواهُ ُم‬. (ُ‫فَ َر َج َمه‬. ‫َرتَى ْاْل ُ َخ َر‬

Artinya:Dari Jabir bin Samurah, ia menuturkan' "Aku melihat Ma'iz bin Malik ketika ia dibawa ke
hadapan Nabi SAW. Ia seorang laki-laki yang berpostur pendek namun kekar' saat itu ia tidak
mengenakan sorban. Ia menyatakan empat kali bahwa dirinya telah berzina, maka Rasulullah
SAW bertanya, Mungkin engkau hanya merasa?4 Ia meniawab, Tidak. Demi Allah Sungguh
telah berzina'' Maka beliaupun merajamnya"'(HR' Muslim dan Abu Daud).

ُ‫أَنَّ َما ِعزً ا جَا َء فَأَقَ َّر ِع ْن َد النَّبِي ِ ﷺ أَ ْربَ َع َم َّرات فَأ َ َم َر يَ ْر َح ُمه‬: ‫َو ِْلَحْ َم َد‬

Artinya : Dalamriwayat Ahmad disebutkan: Bahwa Ma'iz datang lalu mengaku (telah berzina) di
hadapan Nabi SAW sebanyak empat kali. Maka beliau memerintahkan untuk merajamnya.

َ‫ َبلَغَنِي أَنَّك‬: ‫علَى؟ قَا َل‬ َ ‫أَحَق َما َبلَغَنِي‬: ‫أَنَّ النَّ ِب َّي ﷺ قَا َل ِل َماع ِِز ب ِْن َمالِك‬: ‫ع َّباس‬
َ َ‫ َو َما َب َلغَك‬: ‫ع ْنكَ ؟ قَا َل‬ َ ‫ع َِن اب ِْن‬
ِ ‫َوقَ ْعتَ ِبج‬
‫َار َي ِة آ ِل ُف َلن؟‬

ُ‫ص َّح َحه‬ ُ ‫سلِم َوأَ ُبو د‬


َ ‫َاو َد َوالت ِْرمِ ذِي َو‬ ْ ‫ َر َوا ُه أَحْ َم ُد َو ُم‬. (‫فَ ُر ِج َم‬. ‫فَأ َ َم َر ِب ِه‬. ‫شهَادَات‬
َ ‫ش ِه َد أَ ْر َب َع‬
َ َ‫ف‬. ‫نَ َع ْم‬

Artinya : Dari lbnu Abbas: Bahwa Nabi SAW bertanya kepada Ma’iz bin Malik, "Apa benar berita
yang telah sampai kepadaku mengenai dirimu?" Ialu balik bertanya, "Berita apa yang telah
sampai kepadamu?" Beliau berkata, "Telah sampai kepadalat bahwa engkau telah berzina
dengan budak perempuan milik keluarga Fulan." Ia menjawab, "Benar." Lalu ia menyatakan
sebanyak empat kali pernyataan. Maka beliau memerintahkan untuk merajamnya. (HR.
Ahmad, Muslim, Abu Daud dan At-Tirmidzi, dan ia menilainya shahih)

‫الزنَا‬
ِ ‫ف ِب‬ ْ ‫ ث ُ َّم جَا َء فَا‬،‫ط َر َد ُه‬
َ ‫عت ََر‬ َ َ‫ ف‬،‫الزنَا َم َّرتَي ِْن‬
ِ ‫ف ِب‬ ْ ‫جَا َء َما ِعزُ ْب ُن َمالِك ِإلَى النَّ ِبي ِ ﷺ فَا‬: ‫قَا َل‬: ‫َوفِي ِر َوا َية‬
َ ‫عت ََر‬
ُ ‫ َر َوا ُه أَ ُبو د‬. (‫ار َح ُمو ُه‬
‫َاو َد‬ ْ َ‫اذْ َه ُبوا ِب ِه ف‬. ‫علَى نَ ْفسِكَ أَ ْر َب َع َم َّرات‬ َ : ‫ فَقَا َل‬،‫َم َّرتَي ِْن‬
َ ُ‫ش ِهدْت‬

4 Dalam riwayat lainya disebutkan: "Mungkin engkau hanya mencium atau meraba?"

8
Artinya: Dalam riwayat lainnya disebutkan : Ibnu Abbas menturkan, "Ma'iz bin Malik datang
kepada Nabi SAW, lalu ia mengaku telah berzina dengan dua kali pengakuan, namun beliau
menyuruhnya pergi. Kemudian ia datang lagi dan mengaku telah berzina dengan dua kali
pengakuan, maka beliau bersabda, 'Engkau telah membuat pernyataan tentang dirimu sebanyak
empat kali. Bawalah dia, lalu rajamlah. "'(HR. Abu Daud)

‫ ث ُ َّم جَايَة‬،ُ‫ فَ َر َّده‬،ً‫ف ِع ْن َدهُ َم َّرة‬ ْ ‫ فَا‬،‫ فَجَا َء َما ِعزُ ْب ُن َمالِك‬،‫سا‬
َ ‫عت ََر‬ ً ‫كُ ْنتُ ِع ْن َد الَّتِي جَا ِل‬: ‫ِيق قَا َل‬ ِ ‫الصد‬ ِ ‫عَنْ أَبِي بَكْر‬
َ‫الرابِعَة‬
َّ َ‫عت ََر ْفت‬ ْ ‫إِنَّكَ إِنْ ا‬: ُ‫ فَقُ ْلتُ لَه‬،ُ‫ فَ َر َّده‬،ِ‫ف ِع ْن َدةَ الثَّا ِلثَة‬ ْ ‫ ث ُ َّم جَايَةً فَا‬،ً‫ف ِع ْن َدةَ الثَّانِيَ ِة ف ِْرقَة‬
َ ‫عت ََر‬ ْ ‫فَا‬
َ ‫عت ََر‬
‫فَأ َ َم َر بِ َرحِ مِ ِه‬: ‫قَا َل‬. ‫ َما تَ ْعلَ ُم إِ َّل َخي ًْرا‬: ‫ع ْنهُ فَقَالُوا‬
َ ‫سأ َ َل‬ َّ ِ‫ فَح‬،َ‫الرابِعَة‬
َ ‫سة ث ُ َّم‬ َّ ‫ف‬ ْ ‫فَا‬: ‫قَا َل‬. َ‫ َرحِ َمك‬.
َ ‫عت َِر‬
(‫َر َواهُ أَحْ َم ُد‬

Artinya : Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq, menuturkan Ketika aku sedang duduk bersama Nabi SAW,
tiba-tiba Ma'iz bin Malik datang, lalu ia mengaku satu kali di hadapan beliau, namun beliau
menolakya. Kemudian ia datang lagi, lalu ia mengaku di hadapan beliau untuk kedua kalinya,
namun beliau pun menolaknya' Kemudian ia dataagi, lalu mengaku di hadapan beliau untuk
ketiga kalinya, namun beliau pun tetap menolaknya. Kemudian aku katakan kepadanya, 'Jika
engkau mengaku untuk keempat kalinya, beliau akan merajammu.' Ternyata ia mengaku untuk
ke empat kalinya, maka beliau menahannya lalu menanyakan tentang perihalnya, mereka (para
sahabat) pun menjawab, 'Kami hanya mengetahuinya baik-baik saja5 Lalu beliau memerintah
agar ia dirajam'

َ ‫عت َِرافِ ِه ثَ َل‬


‫ث مِ َرار‬ َ َ‫ لَ ْو َجل‬،‫ أَنَّ َماع َِز ْبنَ َمالِك‬، ِ ‫َاب النَّ ِبي‬
ْ ‫س فِي َرحْ ِل ِه َب ْع َد ا‬ َ ‫صح‬ْ َ‫َّث أ‬
ُ ‫كُنَّا نَتَ َحد‬: ‫عَنْ ُب َر ْي َدةَ قَا َل‬،
‫ َو ِإ َّن َما َرحِ َم ُه ِع ْن َد‬،ُ‫لَ ْم َي ْر َح ْمه‬

‫ َر َوا ُه أَحْ َم ُد‬. (ُ‫الرا ِب َعة‬


َّ

Artinya : Dari Buraidah, ia menuturkan, "Kami berbincang-bincang dengan para sahabat Nabi
SAW, bahwa seandainya Ma'iz bin Malik tetap tinggal di rumahnya setelah tiga kali
pengakuannya, tentulah beliau tidak akan merajmnya, karena beliau merajamnya setelah
pengakuan keempat. " (Diriwayatkan oleh Ahmad)

5 Yakni akalnya sehat, tidak sakit ingatan atau lainnya

9
‫ لَ ْو َر َجعَا بَ ْع َد‬،‫ أَنَّ ا ْلغَامِ ِديَّةَ َو َماع َِز ْبنَ َمالِك‬،‫َّث‬
ُ ‫ّللا ﷺ تَتَ َحد‬
ِ ‫َاب َرسُو ِل‬
َ ‫صح‬ْ َ‫كُنَّا أ‬: ‫ قَا َل‬،‫نْ بُ َر ْي َدةَ أَ ْيضًا‬
‫الرابِعَ ِة‬ ْ ‫ لَ ْو لَ ْم يَ ْر ِجعَا بَ ْع َد ا‬-‫ أَ ْو قَا َل‬- ،‫عت َِرافِ ِه َما‬
َّ ‫ َوإِنَّ َما َرحِ َم ُه َما ِع ْن َد‬،‫ لَ ْم يَ ْطلُ ْب ُه َما‬،‫عت َِرافِ ِه َما‬ ْ ‫ا‬.
ُ ‫َر َواهُ أَبُو د‬
(‫َاو َد‬

Artinya : Dari Buraidah juga ia menuturkan, ,,Kami para sahabat Rasulullah sAW berbincang-
bincang, bahwa seandainya wanita Ghamidiyah dan Ma'iz bin Malik kembali (ke rumah)
setelah memberikan pernyataan, atau ia mengatakan-, seandainya keduanya tidak kembali
(kepada Nabi SAW) setelah pengakuan mereka (sebelumnya), tentulah beliau tidak akan
menghukum mereka berdua, karena beliau merajam mereka setelah pengakuan keempat."
(Diriwayatkan oleh Abu Daud)

Pensyarah Rahimahullah ta'ala mengatakan: Sabda beliau (Apa engkau menderita kegilaan?)
menunjukkan bahwa imam (pemimpin) harus mencari tahu tentang hakikat kondisi orang yang
membuat peryataan. Sabda beliau (Apakah engkau sudah menikah?), mengenai kisah ini, telah
diriwayatkan tentang pencarian informasi yang lebih detail dari ini, di antaranya adalah yang
disebutkan di dalam hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Al Bukhari, yang mana beliau
menegaskan, "Mungkin engkau hanya menciumnya, atau merabanya, atau melihat-lihatnya?

Hadits-hadits di atas sebagai dalil bagi yang berpendapat bahwa pengakuan zina disyaratkan
empat kali pengakuan, bila kurang dari itu maka tidak boleh ditetapkan hukuman. Adapun
mereka yang berpendapat bahwa untuk memberlakukan hukuman cukup dengan satu kali
pengakuan, berdalih dengan hadits Abu Hurairah [nomor 4013 dan hadits lainnya. Berulangnya
pengakuan yang disebutkan di dalam hadits di atas dimaksudkan sebagai penegasan untuk
memastikan.

Bab: Mencari Tahu Kebenaran Pengakuan Zina, dan Mengesahkan Pernyataan yang
Tidak Disertai dengan Keraguan

‫ َل‬: ‫ظ ْرتَ ؟ قَا َل‬ َ َ‫ أَ ْو ن‬، َ‫ع َم ْرت‬


َ ‫ أَ ْو‬، َ‫لَ َعلَّكَ قَبِ ْلت‬: ُ‫لَ َّما أَتَى َماع َِز ْب ُن َمالِك النَّبِ َّي ﷺ قَا َل لَه‬: ‫عبَّاس ﷺ قَا َل‬ َ ‫ع َِن اب ِْن‬
‫) َر َواهُ أَحْ َم ُد َوا ْلبُ َخ ِاري َوأَبُو دَا ِؤ ُد‬. ‫فَ ِع ْن َد ذَ ِلكَ أَ َمر ِب َرجْ مِ ِه‬. ‫نَعَ ْم‬: ‫ قَا َل‬- ‫أَ ْن ْكتُهَا؟ َل يُ ْكنِي‬: ‫قَا َل‬. ‫ّللا‬
ِ َّ ‫يَا َرسُو َل‬

Artinya : . Dari lbnu Abbas RA, ia menuturkan, "Ketika Ma'iz bin Malik datang kepada Nabi SAW,
beliau bertanya kepadanya, 'Mungkin engkau hanya menciumnya, atau merabanya, atau
memandanginya?' Ia menjawab, 'Tidak wahai Rasulullah. Beliau bertanya lagi, Engkau telah

10
menyetubuhinya? beliau tidak mengungkapkan dengan kata persamaan Ia menjawab, 'Ya.'
Maka pada saat itulah beliau memerintahkan agar ia dirajam." (HR. Ahmad, Al Bukhari dan
Abu Daud).

‫َاب ا ْم َرأَةً ح ََرا ًما أَ ْر َب َع َم َّرات‬


َ ‫س ِه أَنَّهُ أَص‬
ِ ‫علَى نَ ْف‬ َ َ‫ ف‬،‫ّللا ﷺ‬
َ ‫ش ِه َد‬ ْ َ‫جَا َء ْاْل‬: ‫نْ أَ ِبي ه َُر ْي َرةَ قَا َل‬،
ُ ‫سلَمِ ي ِإلَى َر‬
ِ َّ ‫سو ِل‬
ُ ‫ َك َما َيغ‬: ‫قَا َل‬. ‫نَ َع ْم‬: ‫أَ ْن ِكتَهَا؟ قَا َل‬: ‫ فَقَا َل‬،ِ‫سة‬
‫ِيب ا ْلمِ ْر َو ُد فِي‬ َ ‫ فَأ َ ْق َب َل‬، ‫ع ْنهُ النَّ ِبي‬
َ ِ‫علَ ْي ِه فِي ا ْل َخام‬ َ ُ‫كُل َذ ِلكَ َي ْع ِرض‬
‫ أَتَيْتُ مِ ْنهَا ح ََرا ًما َما‬،‫نَ َع ْم‬: ‫الزنَا؟ قَا َل‬ِ ‫فَ َه ْل تَد ِْري َما‬: ‫قَا َل‬. ‫نَ َع ْم‬: ‫الرشَاءِ فِي ا ْل ِبئ ِْر؟ قَا َل‬ ِ ‫ا ْل ُم ْك ُحلَ ِة َو‬
‫فَأ َ َم َر ِب ِه فَ َرحِ َم‬. ‫ط ِه َرنِي‬
َ ُ ‫أ ُ ِري ُد أَنْ ت‬: ‫فَ َما ت ُِري ُد ِب َهذَا ا ْلقَ ْو ِل؟ قَا َل‬: ‫قَا َل‬. ‫الر ُج ُل مِ نْ ا ْم َرأَ ِت ِه ح ََل ً ًل‬
َّ ‫ َيأْتِي‬.
ُ ‫َر َوا ُه أَ ُبو د‬
(‫َاو َد‬

Artinya : Dari Abu Hurairah, ia menuturkan, "Seorang laki-laki dari suku Aslam datang kepada
Rasulullah SAW, lalu ia menyatakan sebanyak empat kali bahwa dirinya telah melakukan
perbuatan yang haram dengan seorang wanita, namun Nabi SAW berpaling terhadap semua
pernyataan itu, kemudian beliau menanggapi pada pernyataan kelima, beliau bertanya, 'Apakah
engkau benar-benar telah menyetubuhinya?' Ia menjawab, 'Ya.' Beliau bertanya lagi, 'Apakah
seperti masuknya alat (koas) celak mata ke dalam botol celak mata dan seperti masuknya timba
ke dalam sumur?' Ia menjawab, 'ya.' Beliau bertanya lagi, 'Apakah engkau tahu apa itu zina?'
Ia menjawab, 'Ya. Yaitu aku melakukan terhadapnya sebagaimana seorang laki-laki melakukan
terhadap istrinya.' Beliau bertanya lagi, 'Lalu apa yang engkau inginkan dengan perkataan itu
(pernyataan itu)?' Ia menjawab, 'Aku ingin agar engkau mensucikanku.' Maka beliau
memerintahkan agar ia dirajam." (HR. Abu Daud dan Ad Daraquthni).

Bab: Orang yang Mengaku Telah Melanggar Suatu Larangan dan Tidak
Menyebutkannya Maka Tidak Dihukum Karenanya.

ُ‫سأ َ ْله‬ َ ُ‫ فَأَقِ َّمة‬،‫صبْتَ َخدًّا‬


ْ ‫ َولَ ْم َي‬. ‫علِي‬ َ َ‫ ِإلَى أ‬،‫ّللا‬ ُ ‫ َيا َر‬: ‫ فَجَا َء ُه َر ُجل فَقَا َل‬، ِ ‫كُ ْنتُ ِع ْن َد النَّ ِبي‬: ‫عَنْ أَنَس فِي قَا َل‬
ِ َّ ‫سو َل‬
ُ ‫ َيا َر‬: ‫الر ُج ُل فَقَا َل‬
‫سو َل‬ َّ ‫ قَا َم ِإلَ ْي ِه‬،َ‫فَلَ َّما قَضَى النَّ ِبي ﷺ الص ََّلة‬. ِ ‫صلَّى َم َع النَّ ِبي‬ َ َ‫ ف‬،ُ‫ َو َحض ََرتْ الص ََّلة‬. ‫ع ْن ُه‬ َ
َ ‫ّللا َق ْد‬
‫غ َف َر‬ َ َّ َّ‫ َف ِإن‬: ‫ َقا َل‬. ‫ َن َع ْم‬: ‫ص َّليْتُ َم َع َنا؟ َقا َل‬ َ ‫أَ َل ْي‬: ‫ َقا َل‬. ‫ّللا‬
َ ‫س َق ْد‬ ِ ‫ َفأ َ ِق ْم فِي ِكتَا‬،‫صبْتُ َحدًّا‬
ِ َّ ‫ب‬ َ َ‫ ِإنِي أ‬،‫ّللا‬
ِ َّ
‫أَ ْخ َرجَا ُه‬.( َ‫حَدك‬: ‫أَ ْو قَا َل‬. َ‫لَكَ ذَ ْن َبك‬

Artinya:Dari Anas RA,ia menuturkan,Ketika aku sedang Bersama Nabi SAW, tiba tiba seorang
laki-laki datang, lalu berkata, wahai Rasulullah, aku telah melakukan suatu pelanggaran, maka
11
laksanakanlah hukuman kepadaku.' Beliau tidak menanyakan (pelanggaran tersebut).
Kemudian tibalah waktu shalat, maka orang itupun shalat bersama Nabi SAW. Setelah usai
Nabi SAW melaksanakan sholat,laki-laki itupun berdiri lalu menghampiri beliau dan
berkata,’Wahai Rasulullah,Aku telah melakukan suatu pelanggaran,maka tegakkanlah
kitabullah kepadaku.’beliau bertanya, ‘bukankah engkau tadi sholat Bersama kami?’ ia
menjawab,’benar.’ Beliau bersabda, ‘sesungguhnya Allah telah mengampuni dosamu ---atau
beliau mengatakan:pelanggaranmu ---.’’(HR. Al Bukhari dan Muslim).

Bab: Menarik Kembali Pengakuan

َ َ َ ََ َ َ َّ َ َ َ َ َ ‫َ َ ي‬ َ َ َ َ
ُ‫م َج َاء‬
َُّ ‫ث‬. ُ‫ض عنه‬ ُ ‫ فأعر‬،ُ ‫ال إنهُ قدُ ز ِب‬ ُ ‫اّلل ﷺ فق‬ ُ ُ‫ل َرسول‬ ُ ‫مإ‬ ُ ِ ‫اء َماعزُ اْلسل‬ َُ ‫ َج‬: ‫ال‬ َُ ‫ب ه َري َرُة ﷺ ق‬ ُ ِ ‫عنُ أ‬
ََ َ ‫ي‬ َ َ َ ََ َ َّ َ َ َ َ ََ َ ‫َ ي‬
َُ ‫اء منُ ش ُقهُ اْلخرُ فق‬
‫ال‬ َُ ‫م َج‬َُّ ‫ث‬. ُ‫ض عنه‬ ُ ‫ فأعر‬،ُ‫ إنهُ قدُ زب‬،ُ ‫ول اّلل‬ ُ ‫يا َرس‬: ‫ال‬ ُ ‫منُ شقهُ اْلخرُ فق‬:
َ ََ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ ّ َ َّ َ َ َ
ُ ‫فل َّمُا َو َج‬. ُ‫م بالحج َارة‬
‫د‬ ُ ‫ فرح‬،ُ ‫ل الحرة‬ ُ ‫جإ‬ ُ ‫فأخر‬. ُ‫ف الرابعة‬ ُ ِ ُ‫فأ َم َ ُر به‬. ‫ل‬ ُ ‫يا َرس‬
َُ ِ ‫ إنهُ قدُ ز‬،ُ ‫ول اّلل‬
َ َّ َ َّ َ َ َ َ ََ َ َ َ ‫َ ي‬ َّ َ ُّ َ َ َ َ ْ َّ َ
ُ ‫ت َم‬
‫ات‬ ُ ّ ‫ضبهُ الناسُ ح‬ ‫ضُبهُ بهُ و‬ ‫ ف‬،ُ ‫ح ج َمل‬ ُ ِ ‫ل َم َعهُ ل‬ ُ ‫ت َم َّ ُر ب َرج‬ُ ّ ‫ ح‬،‫ ف َّ ُر يشتد‬،‫س الحج َارة‬ ُ ‫م‬.
َ ََ ْ َّ َ َ َ َ ْ ُّ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ ََ
‫اّلل ﷺ‬ُ ُ‫ال َرسول‬ َُ ‫فق‬. ُ‫س ال َموت‬ ُ ‫س الحجارةُ وم‬ ُ ‫دم‬ ُ ‫ي وج‬ َُ ‫اّلل ﷺ أنهُ ف َّ ُر ح‬ ُ ُ‫ك ل َرسول‬ ُ ‫فذكروا ذل‬:
َ ‫َ َ َ ّي‬ َ ْ َ َّ َ
ُ‫ َح َسن‬:‫ال‬ َُ ‫ َوق‬،‫الّتمذ ُّي‬ ‫ن ماجهُ و‬ ُ ‫ َر َواهُ أح َمدُ َُواب‬. (ُ‫ّل ت َركتموه‬ ُ‫ه‬

Artinya: Dari Abu Hurairah M, ia menuturkan , "mai’z Al Aslami datang kepada Rasulullah SAW,
lalu ia berkata bahwa ia telah berzina, namun beliau berpaling darinya. Kemudian ia
menghampiri beliau dari sisi lainnya6 lalu berkata, 'Wahai Rasululah' bahwa ia telah berzina,
namun beliau berpaling darinya. Kemudian ia menghampiri beliau dari sisi lainnya lalu
berkata, 'Wahai Rasululah’ bahwa ia telah berzina, namun beliau berpaling darinya. Kemudian
pada kali keempat, beliau memerintahkan (untuk menghukumnya), maka ia pun dibawa keluar
menuju Harrah7, kemudian ia dirajam. Ketika ia merasakan sakitnya terhantam bebatuan, ia
melariknn diri, hingga akhirnya ia melewati seorang laki-laki yang tengah memegang tulang
rahang unta, lalu ia memukul Ma'iz dengan tulang tersebut, dan orang-orang pun memukulinya
hingga ia meninggal. Kemudian mereka menyampaikan hal tersebut kepada Rasulullah, bahwa
Ma'iz melarikan diri ketika merasa kesakitan akibat dilempari bebatuan dan merasakan
kematian. Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Mengapa tidak kalian biarkan."' (HR. Ahmad,
Ibnu Maja dan At-Tirmidzi, ia mengatakan, "(Hadits) hasan."

6 Yakni setelah meninggalkan tenrpat, ia kembali lagi menemui beliau


7 a Suatu ternpat yang banyak bebatuan hitamnya di luar kota Madinah'

12
Perzinahan Menurut Hukum Pidana

Delik perzinahan diatur dalam pasal 284 KUHP; salah satu pasal yang termasuk dalam
bab XIV, yaitu kejahatan terhadap kesusilaan. Lengkapnya pasal 284 KUHP' berbunyi

sebagai berikut:

Dihukum penjara selama-Iamanya sembilan bulan: laki-Iaki yang beristeri berbuat zina,
sedang diketahuinya, bahwa pasal 27 Kitab Undang-undang Hukum Perdata berlaku
padanya;

b. perempuan yang bersuami berbuat zina; laki-Iaki yang turut melakukannya


perbuatan itu, sedang diketahuinya, bahwa kawannya itu bersuami;

c. perempuan yang tidak bersuami yang turut melakukan perbuatan itu, sedang
diketahuinya, bahwa kawannya itu beristeri dan pasal 27 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata berlaku pada kawannya itu

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaku zina layak mendapat hukuman berupa hukum cambuk 100 kali (bagi yang belum
pernah menikah) (QS an-Nur: 2) dan diasingkan selama setahun (HR al-Bukhari). Adapun
pezina yang sudah menikah atau belum pernah menikah tetapi sering berzina dikenai hukum
rajam (dilempari dengan batu) sampai mati

Nabi SAW menetapkan hukuman bagi orang yang berzina, sementara ia belum menikah,
adalah dengan diasingknn selama satu tahun dan memberlakukan hukuma (cambuk) padanya.
Merelin diriwayatkan oleh Ahmad dan Al Bukhari, kemudian merajamnya pada hari Jum'at,
dan ia berkata rajam terhadap seorang Wanita. Beliau diberitahu bawha laki-laki tersebut telah
menikah, maka beliau memerintahkan agar dirajam (HR Abu Daud). Pendapat ini juga
diriwayatkan dari Amirul Mukminin, Ali RA aku mencambuknya berdasarkan Kitabutlah, dan
Al Auza'i. Konteks hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa pengasingan berlaku untuk iddak
ada perempuan, karena wanita adalah aurat.

14
DAFTAR PUSTAKA
Rokhmadi, Hukum Pidana Islam, Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015

Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2007

Fuad Irfan al-Gustami, Munjid Al Tulab, Libanon (Dar Al Masyriq), Cet. 33, 1957

Bakr bin Abdullah Abu Zaid, Al-Hudud wa al-Ta’zirat inda Ibnu al-Qayyim, Beirut-
Libanon: Dar al-‘Ashamah, 1995

Asadullah al-Faruk, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2009

Sudarsono, Sepuluh Aspek Agama Islam, Jakarta: Rineka Cipta, Cet-1, 1994

Abdul Qadir ‘Audah, Al-Tasyri’ al-Jina’i al-Islami, juz 2, BeirutLibanon: Dar al-Katib
al-ArabiSayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz 2, Kairo: Dar al-Fath, 1995

Abdul Qadir Hauda, Al Fiqh Al Jina’I Al Islami (Qahirah Dar Al-Turas), Jilid I

Ibnu Qudamah, Al Mugni (Riyad: Ar riyad Al Hadisah) Juz 8

Imam Ahmad bin Hambal, Al Musnad, (al Maktab al-Islami), Juz Ketiga

Imam Nasai Sunan al Nasai (Mesir, Mustafa Babil Halabi), 1964 M/1394 H, Jilid 3

Imam Malik, Auza’al Masalik. (Beirut: Darul Fikr) Juz 13

Muhammad Idris Asy Syafi’I Al-Um Mesir: Al Faniyah Muttahidah 1961


M/ 1981 H, Jilid 6

Syaikh Faishal Bin Abdul Aziz Alu Mubarak, Nailul Authar, Jilid 4,

15

Anda mungkin juga menyukai