Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Sumber dan Dasar Pendidikan Islam”

Disusun Oleh :

Rahmi Hidayati (2523279)

Dosen Pengampu :

Dr.Elfi Monalisa,MA

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

T.A 2023/2024

I
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “SUMBER DAN DASAR PENDIDIKAN ISLAM” tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam selalu tercurah pada Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang
menyebarluaskan ajaran Islam yang merupakan awal terbentuknya kehidupan ini.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam. Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membimbing dan membantu dalam menulis makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
didalamnya.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah
ini,supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini, penulis mohon maaf sebesar-besarnya.

Bukittinggi, 29 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

A. Sumber Pendidikan Islam...............................................................................................2

B. Dasar Pendidikan Islam...................................................................................................4

BAB III.......................................................................................................................................8

PENUTUP..................................................................................................................................8

A. Kesimpulan.....................................................................................................................8

B. Saran................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam aktivitas pendidikan baik dalam penyusunan konsep teoritis maupun dalam
pelaksanaan operasionalnya harus memiliki dasar kokoh. Hal ini dimaksudkan agar yang terlingkupi
dalam pendidikan mempunyai keteguhan dan keyakinan yang tegas sehingga praktek pendidikan tidak
kehilangan arah dan mudah di samping oleh pengaruh dari luar pendidikan. Karena agama Islam
adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek
kehidupan,dengan sumbernya yaitu AlQuran,hadits,dan ijtihad.Sumber-sumber ini dalam pribadi
manusia bertujuan mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak serta
menguatkan iman dan takwa manusia. Pendidikan islam merupakan unsur terpenting bagi manusia
untuk meningkatkan kadar keimanannya terhadap Allah SWT, karena orang semakin banyak mengerti
tentang dasar-dasar Ilmu pendidikan Islam maka kemungkinan besar mereka akan lebih tahu dan lebih
mengerti akan terciptanya seorang hamba yang beriman. Manusia hidup dalam dunia ini tanpa
mengenal tentang dasar-dasar Ilmu pendidikan Islam, maka jelas bagi mereka sulit untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, apa lagi menjadi hamba yang beriman. Dari latar belakang
masalah di atas, maka kita sebagai calon pendidik perlu mengetahui bagaimana sumber dan dasar
Ilmu Pendidikan Islam sebagai landasan pokok agar pendidikan Islam tegak berdiri dan tidak mudah
roboh karena pengaruh-pengaruh ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bagian sumber dan dasar pendidikan islam?

2. Bagaimana pengertian sumber pendidikan islam?

3. Bagaimana pengertian dasar pendidkan islam?

C. Tujuan
1. Agar kita mengetahui apa saja bagian sumber dan pendidikan islam itu.

2. Agar kita mengetahui bagaimana pengertian sumber pendidikan islam itu.

3. Agar kita mengetahui bagaimana pengertian dasar pendidikan islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sumber Pendidikan Islam
Sumber pendidikan islam yang dimaksudkan di sini adalah semua acuan atau rujukan yang
darinya memancarkan ilmu pengetuan dan nilai-nilai yang yang akan ditransinternalisasikan dalam
pendidikan islam. Sumber pendidikan islam terdiri dari enam macam yaitu: Al-Qur’an, Assunnah,
tradisi atau adat kebiasaan masyarakat (uruf), dan hasil pemikiran para ahli dalam Islam
(ijtihad). Keenam sumber pendidikan Islam tersebut didudukkan secara hierarkis. Artinya
rujukan pendidikan Islam di awali dari sumber pertama (Al-Qur’an) untuk kata-kata
sahabat (madzhab sahabi), kemaslahatan umat/social (mashalil al-mursalah), kemudian
dilanjutkan pada sumber-sumber berikutnya secara berurutan.

a. Al-Qur’an

Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qira’atan, atau
qur’anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dhammu) huruf-
huruf serta kata-kata dari satu bagian yang lain secara teratur. Muhammad Salim Muhsin
mendefinisikan Al-Qur’an dengan: “Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan dinukil/diriwayatkan kepada
kita dengan jalan yang mutawatir dan pembacanya dipandang ibadah serta sebagai
penentang (bagi yang tidak percaya) walaupun surat terpendek.” hruf serta kata-kata dari
satu bagian yang lain secara teratur. Muhammad Salim Muhsin mendefinisikan Al-
Qur’an dengan: “Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
tertulis dalam mushaf-mushaf dan dinukil/diriwayatkan kepada kita dengan jalan yang
mutawatir dan pembacanya dipandang ibadah serta sebagai penentang (bagi yang tidak
percaya) walaupun surat terpendek.”

Tidak satu pun persoalan, termasuk persolan pendidikan yang luput dari
jangkauan Al-Quran. Firman Tuhan dalam QS: al-An’am/6: 38:

‫َو َم ا ِم ْن َد اَّب ٍة ِفي اَأْلْر ِض َو اَل َط اِئٍر َيِط يُر ِبَج َناَح ْي ِه ِإاَّل ُأَم ٌم‬
‫َأْم َثاُلُك ْم ۚ َم ا َفَّر ْطَنا ِفي اْلِكَتاِب ِم ْن َش ْي ٍء ۚ ُثَّم ِإَلٰى َر ِّبِهْم ُيْح َش ُروَن‬

2
Artinya:

Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga)
seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang kami luputkan di dalam kitab, kemudian
kepada Tuhan mereka dikumpulkan.

b. Al-sunnah

As-sunnah menurut pengertian bahasa berarti tradisi yang bisa dilakukan, atau
jalan yang dilalui (al-thariqah al-maslukah) baik yang terpuji maupun yang tercela. As
sunnah adalah: “segala sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi saw berikut berupa
perkataan, perbuatan, taqrir-nya, ataupun selain dari itu.” Termasuk ‘selain itu’
(perkataan, perbuatan, dan ketetapannya) adalah sifat-sifat, keadaan, dan cita-cita
(himmah) Nabi saw. Yang belum kesampaian.

c. Kata-kata Sahabat (Madzhab Shahabi)

Sahabat adalah orang yang berjumpa dengan Nabi saw. Dalam keadaan beriman
dan mati dalam keadaan beriman juga. Para sahabat Nabi saw. Memiliki karakteristik
yang unik dibanding kebanyakan orang. Fazlur Rahman berpendapat bahwa karakteristik
sahabat Nabi saw antara lain: (1) Tradisi yang dilakukan para sahabat secara
konsepsional tidak terpisah dengan Sunnah Nabi saw.; (2) Kandungan yang khusus dan
actual tradisi sahabat sebagian besar produk sendiri; (3) Unsur kreatif dari kandungan
merupakan ijtihad personal yang mengalami kristalisasi dalam ijma’, yang disebut
dengan madzhab shahabi (pendapat sahabat). Ijtihad ini tidak terpisah dari petunjuk Nabi
saw terhadap sesuatu yang bersifat spesifik.

d. Kemaslahatan Ummat/ sosial

Mashalil al-mursalah adalah menetapkan undang-undang, peraturan dan hukum


tentang pendidikan dalam hal-hal yang sama sekali tidak disebutkan dalam nash, dengan
pertimbangan keselamatan hidup bersama, dengan bersendikan asas menarik
keselamatan dan menolak kemudaratan. Mashalil al-mursalah dapat diterapkan jika
benar-benar dapat menarik mashlahat dan menolak mudharat melalui penyelidikan
terlebih dahulu. Ketetapannya bersifat umum bukan untuk kepentingan perseorangan
serta tidak bertentangan dengan nash.

3
e. Tradisi dan Adat Kabiasaan Masyarakat (Uruf)

Tradisi (uruf/adat ) adalah kebiasaan masyarakat baik berupa perkataan maupun


perbuatan yang dilakukan secara kontinu dan seakan-akan merupakan hukum tersendiri,
sehingga jiwa merasa tenang dalam melakukannya karena sejalan dengan akal dan
diterima oleh tabiat yang sejahtera. Nilai tradisi setiap masyarakat merupakan realitas
yang multi kompleks. Nilai-nilai itu mencerminkan kekhasan masyarakat sekaligus
sebagai nilai-nilai universal manusia. Nilai-nilai tradisi dapat mempertahankan diri
sejauh didalam mereka terdapat nilai-nilai kemanusian.

f. Hasil Pemikiran para Ahli dalam Islam (Ijtihad)

Ijtihad berakar dari kata jahda yang berarti al-masyaqqah (yang sulit) dan badzl
al-wus’I wa thaqati (pengerahan kesanggupan dan kekuatan). Sa’id al-Tahtani
memberikan arti ijtihad dengan tahmil al-juhdi (kearah yang membutuhkan
kesungguhan), yaitu pengerahan segala kesanggupan dan kekuatan untuk memperoleh
apa yang dituju sampai pada batas puncaknya.

B. Dasar Pendidikan Islam


Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang
dijadikan untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan Islam. Menurut Hasan
Langgulung, dasar operasional pendidikan Islam terdapat enam macam, yaitu historis,
sosiologis, ekonomi, politik dan administrasi, psikologis, dan filosofis, yang mana
keenam macam dasar itu berpusat pada dasar filosofis. Penentuan dasar tersebut
agaknya sekuler, selain tidak memasukkan dasar religius, juga menjadikan filsafat
sebagai induk dari segala dasar. Dalam Islam, dasar operasional segala sesuatu adalah
agama, sebab agama menjadi frame bagi setiap aktivitas yang bernuansa keislaman.
Dengan agama maka semua aktivitas kependidikan menjadi bermakna, mewarnai
dasar lain, dan bernilai uhudiyah. Oleh karena itu, dasar operasional pendidikan yang
enam di atas perlu ditambahkan dasar yang ketujuh, yaitu agama.

1. Dasar Historis
Dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu,
baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang
ditempuh masa kini akan lebih baik. Dasar ini juga dapat dijadikan acuan untuk memprediksi
masa depan, karena dasar ini memberi data input tentang kelebihan dan kekurangan kebijakan
serta maju mundurnya prestasi pendidikan yang telah ditempuh. Firman Allah SWT. dalam

4
QS. al-Hasyr ayat 18: “Dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah di- perbuatnya
untuk hari esok.” Misalnya, bangsa Arab memiliki ke- gemaran untuk bersastra, maka
pendidikan sastra di Arab menjadi penting dalam kurikulum masa kini, sebab sastra selain
menjadi identitas dan potensi akademik bagi bangsa Arab juga sebagai sumber perekat bangsa

2. Dasar Sosiologis

Dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan kerangka sosio- Inidaya, yang mana
dengan sosiobudaya itu pendidikan dilaksanakan. Dasar ini juga berfungsi sebagai tolok ukur
dalam prestasi belajar. Artinya, tinggi rendahnya suatu pendidikan dapat diukur dari tingkat
relevansi output pendidikan dengan kebutuhan dan keinginan ma- syarakat. Pendidikan yang
baik adalah pendidikan yang tidak ke- liilangan konteks atau tercerabut dari akar
masyarakatnya. Prestasi pendidikan hampir tidak berguna jika prestasi itu merusak tatanan
masyarakat.

3. Dasar Ekonomi
Dasar ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi
finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber, serta bertanggung jawab terhadap
rencana dan anggaran pembelanjaannya. Oleh karena pendidikan dianggap sebagai
sesuatu yang luhur, maka sumber-sumber finansial dalam menghidupkan pendidikan
harus bersih suci dan tidak bercampur dengan harta benda yang syubhat. Ekonomi
yang kotor akan menjadikan ketidakberkahan liasil pendidikan. Misalnya, untuk
pengembangan pendidikan, baik untuk kepentingan honorarium pendidik maupun
biaya operasional sekolah, suatu lembaga pendidikan mengembangkan sistem
rentenir. lioleh jadi usahanya itu secara materiil berkembang, tetapi tidak akan berkah
secara spiritual. Peningkatan ilmu pengetahuan bagi peserta didik tidak akan memiliki
implikasi yang signifikan terhadap perkembangan moral dan spiritual peserta didik.
Allah SWT. berfirman kepada Nabi Dawud as. Dalam Hadis Qudsi: “Hai Dawud,
hindari dan peringatkan pada kaummu dari makanan syubhat karena sesungguhnya
hati orang yang memakan makanan syubhat itu tertutup dari-Ku.” Pada Hadis ini
diisyaratkan bahwa penggunaan liarta syubhat (tidak jelas halal-haramnya) tidak
diperbolehkan, apalagi harta yang haram.
4. Dasar Politik dan Administratif
Dasar politik dan administrasi adalah dasar yang memberikan bingkai
ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang
dicita-citakan dan direncanakan bersama. Dasar politik menjadi penting untuk

5
pemerataan pendidikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dasar ini juga
berguna untuk menentukan kebijakan umum (ammah) dalam rangka mencapai
kemaslahatan bersama, bukan kemaslahatan hanya untuk golongan atau kelompok
tertentu. Sementara dasar administrasi berguna untuk memudahkan pelayanan
pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan teknis
dalam pelaksanaannya.

5. Dasar Psikologi
Dasar psikologis adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat,
minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga
administrasi, serta sumber daya manusia yang lain. Dasar ini berguna juga untuk
mengetahui tingkat kepuasan dan kesejahteraan batiniah pelaku pendidikan, agar
mereka mampu meningkatkan prestasi dan kompetisi dengan cara yang baik dan
sehat. Dasar ini pula yang memberikan suasana batin yang damai, tenang, dan indah
di lingkungan pendidikan, meskipun dalam kedamaian dan ketenangan itu senantiasa
terjadi dinamika dan gerak cepat untuk lebih maju bagi pengembangan lembaga
pendidikan.

6. Dasar Filosofis
Dasar filosofis adalah dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik,
memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar
operasional lainnya. Bagi masyarakat sekuler, dasar ini menjadi acuan terpenting
dalam pendidikan, sebab filsafat bagi mereka merupakan induk dari segala dasar pen-
didikan. Sementara bagi masyarakat religius, seperti masyarakat Muslim, dasar ini
sekadar menjadi bagian dari cara berpikir di bidang pendidikan secara sistemik,
radikal, dan universal yang asas-asasnya diturunkan dari nilai ilahiyah.
7. Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini
secara detail telah dijelaskan pada sumber pendidikan I,slum. Dasar ini menjadi
penting dalam pendidikan Islam, sebab dengan dasar ini maka semua kegiatan
pendidikan jadi bermakna. Konstruksi agama membutuhkan aktualisasi dalam
berbagai dasar pondidikan yang lain, seperti historis, sosiologis, politik dan
administratif, ekonomi, psikologis, dan filosofis. Agama menjadi frame bagi semua
dasar pendidikan Islam. Aplikasi dasar-dasar yang lain merupakan bentuk realisasi

6
diri yang bersumberkan dari agama dan bukan sebaliknya. Apabila agama Islam
menjadi frame bagi dasar pmdidikan Islam, maka semua tindakan kependidikan
dianggap sebagai suatu ibadah, sebab ibadah merupakan aktualisasi diri (srIf-
actualization) yang paling ideal dalam pendidikan Islam.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari uraian di atas, pemakalah menyimpulkan dari uraian tersebut dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa sumber pendidikan Islam adalah Al-Qur’an, Sunah dan ijtihad. Adapun
perlunya ijtihad digunakan karena semakin banyaknya permasalahan yang berkembang sekarang ini
dalam bidang pendidikan, serta diperlukannya pemikiran-pemikiran baru yang berhubungan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. DanTujuan utama pendidikan Islam tidak terlepas dari
tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu
taat dan bertakwa kepadaNya, serta dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, sumber pendidikan Islam harus berpedoman pada dasar hukum Islam itu sendiri yaitu
Al-Qur’an dan Hadits. Dua hal itulah yang menjadi landasan utama dalam pendidikan Islam, dan
tentu saja ditambah dengan hasil pemikiran manusia (ra’yu) sepanjang itu tidak menyalahi Al-Qur’an
dan Hadits. Sedangkan untuk dasar pendidikan islam itu ada 7 yaitu dasar historis, dasar sosiologis,
dasar ekonomi, dasar politik dan administrative, dasar psikologi, dasar filosofis, dan dasar religious.

B. Saran

Bagi seorang muslim, terutama mereka yang bergelut dibidang pendidikan Islam, disarankan
untuk betul-betul mengetahui dan memahami dasar-dasar, norma atau etika serta harus mampu untuk
mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar agar dapat menghasilkan intelektual muslim yang
cerdas, berwawasan dan taat dalam beribadah, sehingga tujuan penciptaan manusia yaitu untuk
beribadah kepada Allah serta menjadi khalifah dimuka bumi benar-benar dapat dijalankan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Patonu.2022 Ilmu Pendidikan Islam Jawa Tengah: Kabupaten Purbalingga hal 6-14

Muhaemin dan Bulu’k.2014 Ilmu Pendidikan Islam Sulawasi Selatan: Read institute Press hal 9-12

Wahyuddin.2018 Jurnal Sumber-sumber Pendidikan Islam volume VII hal 140-144

Anda mungkin juga menyukai