Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh
pengikutnya hingga akhir zaman. Atas berkat karunia-Nya, kami telah selesai
menyusun makalah yang berjudul "Sumber, Dasar-Dasar Dan Tujuan Ilmu
Pendidikan Islam”.
Cukup itu kiranya kata pengantar dari kami apabila ada kesalahan atau
kekurangan dalam penulisan silahkan memberikan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan penulisan makalah ini, jika ada benarnya itu
semua datangnya dari Allah Swt Yang Maha Benar. Terimakasih semoga makalah
ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................2
A. Kesimpulan...................................................................................11
B. Saran……………………………………………………..………11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sumber dalam Imu Pendidikan Islam?
2. Apa saja dasar dalam Ilmu Pendidikan Islam?
3. Apa saja tujuan Ilmu Pendidikan Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja sumber Ilmu Pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui apa saja dasar dalam Ilmu Pengetahuan Islam.
3. Untuk mengetahui apa saja tujuan Ilmu Pendidikan Islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
penyabutan nama-nama Al-Qur’an yang sekalian banyak itu dianggap berlebih-
lebihan, sehingga bercampur aduk antara nama Al-Qur’an dengan sifat-sifatnya.
Diantara nama-nama Al-Qur’an itu sendiri; Al-Furqan; Al-Kitab; Adz-
Dzikr; At-Tanzil. Adapun sifat-sifatnya adalah:An-Nur; hudan; syifa’ rahmah;
mau’idhah; mubarak; mubin; ‘aziz; majid; basyiran wa nadziran. (Muhaimin dkk.,
1994: 88). Dari pengertian Al-Qur’an dan nama-nama lainnya tergambarkan
dengan jelas bahwa AL-Qur’an merupakan petunjuk dari semua aspek kehidupan,
tidak terkecuali sebagai sumber ilmu pendidikan islam. Terbukti secara real
bahwa ayat pertama yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad di gua
Hira adalah surat Al-Alaq ayat 1-5:
اْق َر ْأ ِباْس ِم َر ِّب َك اَّلِذي َخ َلَقَخ َلَق اإلْن َس اَن ِمْن َع َلٍقاْق َر ْأ َو َر ُّبَك األْك َر ُم اَّلِذي َع َّلَم ِباْلَق َلِمَع َّلَم اإلْن َس اَن َم ا َلْم َي ْع َلم
Artinya:”bacalah dengan(menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah
yang maha Mulia, yang mengajar(manusia) dengan pena, Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat diatas adalah perintah Allah agar semua umat Islam belajar membaca
mengkaji meneliti dan mengalisis semua ciptaan Allah. Mempelajari sumber-
sumber ilmu pengetahuan dengan berbasis dengan kehendak Allah. Kalimat
bissmirobbika, artinya dengan paradigma Islam. Oleh karena itu sumber
pendidikan islam adalah Al-Qur’an karena Al-Qur’an yang menyuguhkan semua
ide dasar ilmu pengetahuan.
b. As-Sunnah
Al-Qur’an sebagai dasar hukum pertama ditetepkan langsung oleh Allah
dalam surat Al-Ma’idah ayat 49-50 dan ayat-ayat lainnya. Demikian pula dengan
As-Sunnah sebagai sumber hukum kedua. (Beni Ahmad Saebani, 2007:79).
Istilah-istilah yang sering digunakan dalam pembahasan As-Sunnah adalah Al-
Hadis, Khabar, dan Atsar. As-Sunnah berarti lawan dari bid’ah. Barang siapa
mengerjakan amalan agama tanpa didasari oleh tradisi atau tata cara agama maka
ia mengada-ada.
As-sunnah didefenisikan sebagai sesuatu yang didapatkan dari Nabi
Muhammad s.a.w. yang terdiri dari ucapan, perbuatan,persetujuan, sifat fisik atau
3
budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya.
Didalam dunia pendidikan, As-Sunnah memiliki dua manfaat pokok. Manfaat
pertama, As-sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan
islam sesuai dengan konsep Al-Qur’an, serta lebih merinci penjelasan Al-Qur’an.
Kedua, As-Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode
pendidikan (H. Ahmad,2005,17). Telah kita ketahui bahwa diutusnya Nabi
Muhammad saw salah satunya untuk memeperbaiki moral atau akhlak manusia,
sebagaimana sabdanya :
c. Ijtihad
4
Ijtihad berasal dari kata “jahda” artinya “Al-masyaqqoah” (sulit atau berat,
sunah atau sukar). Di dasar Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 38 Allah SWT.
Berfirman:
)َو َأْقَسُم وا ِباِهَّلل َج ْهَد َأْيَم اِنِه ْم ال َيْبَع ُث ُهَّللا َم ْن َيُم وُت َبَلى َو ْع ًدا َع َلْيِه َح ًّقا َو َلِكَّن َأْكَثَر الَّناِس ال َيْع َلُم وَن (النحل
Artinya: dan mereka bersumpah atas nama Allah dengan sumpahnya yang
sungguh-sungguh,”Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati”. Tidak
demikian,(pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar
darinya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
a. Ayat-ayat di atas memaknakan kata “jahda” dengan sekuat-kuatnya atau dengan
sungguh-sungguh. Oleh karena itu, kata “jahda” artinya “badzl alwus’i wa ath-
thaqah”, yakni pengerahan segala kesanggupan dan kekuatan atau berarti juga
“Al-mubalaghah fi Al-yamin” artinya berlebih-lebihan dalam sumpah. Menurut
Az-Zubaidi, kata “jahda dan juhda” artinya kekuatan dan kesanggupan, sedangkan
menurut Ibnu Atsir “jahda” artinya sulit, berlebih-lebihan dalam melakukan
sesuatu. Said At-Taftazani mengartikan kata “ijtihad” dengan “tahmil Al-juhdi”
(ke arah yang membutuhkan kesungguhan). Oleh karena itu, setelah istilah, ijtihad
adalah pengerahan semua kesanggupan dan kekuatan untuk memperoleh segala
yang dituju hingga sampai pada puncak tujuan.(Muhaimin dkk., 1994:187)
b) Kata “juhda” yang nantinya menjadi ijtihad, diartikan sebagai pekerjaan yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan mengerahkan semua tenaganya.
Pekerjaan yang dilakukan sangat berat dan sukar, sehingga membutuhkan
kekuatan yang maksimal. Ijtihad itu sendiri adalah mashdar dari fi’il madhi yang
asalnya “ijtahada”. Panambahan hamzah dan “ta” pada kata “jahada” menjadi
“ijtihada” dengan wazan ifta-a’la, artinya usaha maksimal untuk mendapat
sesuatu. Jika tidak sungguh-sungguh tidak dapat disebut ijtihad, melainkan tafkir,
berfikir biasa yang sederhana.
c) Menurut istilah, ijtihad ialah menggunakan seluruh kesanggupan untuk
menetapkan hukum-hukum syariat. Dengan jalan mengeluarkannya dari Al-
Qur’an dan As-Sunnah atau mengerahkan kesanggupan seorang fuqaha untuk
menghabiskan zhan (sangkaan) dengan menetapkan suatu hukum syara’. Orang
yang melakukannya disebut mujtahid.
5
d) Dari uraian tersebut dapat diambil suatu gambaran bahwa dasar pendidikan
Islam adalah Al-Qur’an, Sunah dan ijtihad. Adapun perlunya ijtihad digunakan
karena semakin banyaknya permasalahan yang berkembang sekarang ini dalam
bidang pendidikan, serta diperlukannya pemikiran-pemikiran baru yang
berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1. Al Qur’an
a. Surat Al- ‘Alaq ayat 1-5:
اْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَقَخ َلَق اإلْنَس اَن ِم ْن َع َلٍقاْقَر ْأ َو َر ُّبَك األْك َرُم اَّلِذ ي َع َّلَم ِباْلَقَلِمَع َّلَم اإلْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلم
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
6
maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak dia ketahui.(al-alaq 1-5). Perintah yang sangat mendasar yang
terdapat dalam ajaran islam adalah mengesakan tuhan dan larangan melakukan
syirik.
Perintah mengesakan Tuhan mengandung arti bahwa manusia hanya boleh tunduk
dan menyembah kepada Tuhan. Manusia diciptakan sebagai kholifah di bumi,
alam ditundukan oleh Allah untuk manusia, sebagaimana telah dijelaskan dalam
surat An-Nahl ayat 14 yang artinya :
َو ُهَو اَّلِذ ي َس َّخ َر اْلَبْح َر ِلَتْأُك ُلوا ِم ْنُه َلْح ًم ا َطِرًّيا َو َتْسَتْخ ِر ُجوا ِم ْنُه ِح ْلَيًة َتْلَبُسوَنَها َو َتَر ى اْلُفْلَك َم َو اِخَر ِفيِه َوِلَتْبَتُغ وا
ِم ْن َفْض ِلِه َو َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُروَن
Artinya: “dan dialah yang mencitan lautan (untukkmu), agar kamu dapat
memakan daging yang segar (ikan), dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan
perhiasan yang kamu pakai. Kamu juga melihat perahu berlayar padanya, dan agar
kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur”(An-Nahl: 14)
Firman Allah diatas menerangkan bahwa langit, bumi, laut serta segala
yang ada didalamnya telah ditundukkan Allah untuk kepentingan manusia.
Apabila manusia ada yang tidak tunduk kepada Allah maka manusia tersebut telah
menyalahi fungsinya sebagai kholifah, seperti tunduk kepada alam berarti tunduk
pada selain Allah, dan itu termaksud syirik (mempersekutukan Allah). Dengan
demikian peran Islam dalam kehidupan manusia adalah terbentuknya suatu
komunitas yang berkecenderungan progresif, yaitu suatu komunitas yang dapat
memelihara dan mengembangkan kehidupan melalui pengembangan ilmu atau
sains.
2. Hadis tentang Ilmu Pendidikan Islam
Banyak hadis Rasulullah SAW yang memerintahkan umat Islam untuk
mencari Ilmu, sebagaimana hadis “Mencari ilmu hukumnya wajib bagi orang
Islam (Laki-laki dan perempuan).”
3. Peraturan yang berlaku
Peraturan landasan ilmu pendidikan Islam, yaitu Pancasila, terutama Sila ke-
1, ketuhanan yang maha esa. Logikanya adalah jika Allah dan Rasul mewajibkan
kepada umat islam mencari ilmu, tentu saja sila pertama menjadi dasar ilmu
pendidikan karena berbasis pada nilai-nilai ilahiah. Dasar ilmu pendidikan kedua
7
adalah pancasila sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Prinsip
kemanusiaan artinya bahwa produk akal manusia yang dijadikan rujukan dalam
perilaku sosial maupun sistem budaya harus bertitik tolak dari nilai kemanusiaan,
memuliakan manusia, dan memberikan manfaat serta menghilangkan
kemudaratan bagi manusia.
Dasar ilmu pendidikan dari prinsip kemanusiaan melahirkan prinsip toleransi,
sebagai titik tolak pengamalan demokrasi pendidikan karena cara berfikir manusia
berbeda-beda, satu sama lain harus saling menghargai dan mengakui bahwa
kebenaran hasil pemikiran manusia bersifat relatif. Oleh karena itu dalam
konsepsi pendidikan islam, mencari ilmu tidak terbatas.
Ada pula dasar-dasar operasional pendidikan islam yang terbentuk sebagai
aktualisasi diri dari dasar ideal. menurut Hasan Langgulung ada enam macam
yaitu Dasar Historis, Dasar Sosial, Dasar Ekonomi, Dasar Politik, Dasar
Psikologis dan Dasar Fisiologis
1. Dasar Historis adalah pengalaman masa lalu berupa aturan dan budaya
masyarakat sebagai mata rantai yang berkelanjutan dari cita-cita dan
praktik pendidikan islam.
2. Dasar Sosial adalah dasar yang memberikan kerangka budaya dimana
pendidikan berkembang.
3. Dasar Ekonomi merupakan yang memberikan perspektif terhadap potensi
manusia berupa materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya
dan bertanggung jawab terhadap anggaran pembelanjaannya.
4. Dasar Politik sebagai dasar yang memberikan bingkai dan ideologi dasar
yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang
dicita-citakan dan rencana yang dibuat.
5. Dasar Psikologis adalah dasar yang memberikan informasi tentang watak
peserta didik, guru dalam proses pendidikan.
6. Dasar Fisio;ogis adalah dasar yang memberikan kemampuan memilih
yang terbaik untuk dilaksanakan.
8
Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan menuju suatu tujuan
karena pekerjaan tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan suatu ketidak
menentuan dalam prosesnya. Lebih-lebih dalam proses pendidikan yang
bersasaran pada kehidupan psikologi peserta didik yang masih berada
pada taraf perkembangan, maka tujuan merupakan faktor yang paling
penting dalam proses kependidikan itu. Karenanya dengan adanya tujuan
yang jelas, materi pelajaran dan metode-metode yang digunakan,
mendapat corak dan isi serta potensialitas yang sejalan dengan cita-cita
yang terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan Islam
mengandung di dalamnya suatu nilai-nilai tertentu sesuai dengan
pandangan Islam sendiri yang harus direalisasikan melalui proses yang
terarah dan konsisten dengan menggunakan berbagai sarana fisik dan
nonfisik yang sama dengan nilai-nilainya.
Idealitas tujuan dalam proses kependidikan Islam mengandung
nilai-nilai Islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang
berdasarkan ajaran Islam secara bertahap. Dengan demikian, tujuan
pendidikan Islam merupakan penggambaran nilainilai Islam yang hendak
diwujudkan dalam pribadi peserta didik pada akhir dari proses
kependidikan. Dengan kata lain, tujuan pendidikan Islam adalah
perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi peserta didik yang diperoleh
dari pendidik muslim melalui proses yang terfokus pada pencapaian hasil
(produk) yang berkepribadian Islam yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab, sehingga sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah
yang taat dan memiliki ilmu pengetahuan yang seimbang dengan dunia
akhirat sehingga terbentuklah manusia muslim paripurna yang berjiwa
tawakkal secara total kepada Allah swt Dengan demikian tujuan
pendidikan Islam sama luasnya dengan kebutuhan manusia modern masa
kini dan masa yang akan datang karena manusia tidak hanya memerlukan
iman atau agama melainkan juga ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
9
alat untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia sebagai sarana untuk
mencapai kehidupan yang bahagia di akhirat.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan Islam, Muhammad Athiyyah Al-
Abrasyi berpendapat bahwa:
1. Tujuan pendidikan Islam adalah akhlak. Menurutnya, pendidikan
budi pekerti merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Islam telah
memberi kesimpulan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak
adalah ruh (jiwa) pendidikan Islam, dan tujuan pendidikan Islam
yang sebenarnya adalah mencapai suatu akhlak yang sempurna.
Akan tetapi, hal ini bukan berarti bahwa kita tidak mementingkan
pendidikan jasmani, akal, ilmu maupun ilmu pengetahuan praktis
lainnya, melainkan bahwa kita sesungguhnya memperhatikan segi-
segi pendidikan akhlak sebagaimana halnya memperhatikan ilmu-
ilmu yang lain. Anak-anak membutuhkan kekuatan dalam jasmani,
akal, ilmu, dan juga membutuhkan pendidikan budi pekerti, cita
rasa dan kepribadian. Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam
adalah mendidik budi pekerti dan pembentukan jiwa.
2. Memperhatikan agama dan dunia sekaligus. Sesungguhnya ruang
lingkup pendidikan Islam tidak hanya terbatas pada pendidikan
agama dan tidak pula terbatas hanya pada dunia semata-mata.
Rasululllah SAW pernah mengisyaratkan setiap pribadi dari umat
Islam supaya bekerja untuk agama dan dunianya sekaligus,
sebagaimana sabdanya: “Beramallah untuk duniamu seolah-olah
engkau akan hidup untuk selama-lamanya dan beramallah untuk
akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok hari” Berdasarkan
hadis di atas dapat dipahami bahwa Rasulullah SAW tidak hanya
memikirkan dunia semata, tetapi beliau juga memikirkan untuk
bekerja dan beramal bagi kehidupan akhirat. Karena itu tujuan
pendidikan Islam bukan hanya untuk pencapaian kebahagiaan
dunia tetapi juga untuk pencapaian kebahagiaan akhirat.
Tujuan Pendidikan Islam menurut Ibnu Khaldun ada beberapa pokok
tujuan, yaitu:
10
1. Pendidikan bertujuan meningkatkan kerohanian manusia.
2. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan manusia
dan kemampuan berpikir.
3. Pendidikan bertujuan untuk peningkatan kemasyarakatan.
4. Penguasaan keterampilan profesional sesuai dengan tuntutan
zaman.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13