Dosen
Disusun oleh :
TEKNIK MESIN
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Esa lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
bisa selesaikan makalah mengenai Islam dan iptek.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Muhammad Yunus,
S.Th.I, M.Th.I. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang
senantiasa bersabar menuntun kami menyusun makalah ini. Banyak terima kasih
kami haturkan untuk para orang tua kami, teman-teman kelas kami, dan teman
sekelompok yang telah memberikan motivasi untuk tetap semangat
menyelesaikan makalah ini. Semoga dari jerih payah kelompok kami, makalah
ini bermanfaat untuk para pembaca.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh
dari kata sempurna, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan
menjadi makalah yang lebih baik.
Kelompok 6
1C Teknik Mesin
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu dan manusia adalah dua realitas yang tidak dapat
dipisahkan. Ilmu merupakan komponen penting dalam mendukung
eksistensi manusia karena secara kodrati manusia adalah hewan yang
berpikir (khayawan an-natiq). Ilmu, sebagai suatu realitas, namun
sebaliknya juga dipengaruhi oleh cara pandang orang atas ilmu itu
sendiri, yang kemudian dikenal sebagai paradigma. Ada beragam cara
pandang atas ilmu meskipun di dalam dirinya ilmu itu sebenarnya
bersifat objektif. Paradigma itulah yang akan mengarahkan ilmu tersebut
dikembangkan. Ilmu, dengan kata lain ada secara as such (objektif) di
satu sisi dan pandangan orang atas ilmu yang bersifat subjektif, di sisi
lain.
Keberadaan ilmuwan, dalam perkembangan keilmuan Islam,
sangat mendapat dukungan dari negara, bahkan negara menjadi salah
satu inspirator munculnya sikap-sikap ilmiah dalam mengembangkan
ilmu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian ilmu dalam Islam ?
2. Dari mana saja sumber ilmu pengetahuan menurut Islam ?
3. Apa pengertian Ijtihad ?
4. Bagaimana perkembangan Ijtihad ?
5. Bagaimana mengaplikasikan pola dzikir dan pikir ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengerti pengertian ilmu dalam Islam.
2. Mengetahui dari mana sumber ilmu pengetahuan menurut Islam.
3. Mengerti pengertian Ijtihad.
4. Mengetahui bagaimana perkembangan Ijtihad.
5. Mengerti bagaimana mengaplikasikan pola dzikir dan pikir.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ali Yunasril, Perkembangan Pemikiran Falsafati dalam Islam (Jakarta: IKAPI, 1991), 47.
Islam mengajarkan bahwa Allah SWT. merupakan sumber dari
segala sesuatu, ilmu dan kekuasaannya meliputi bumi dan langit, yang
nyata maupun yang ghaib, dan tidak ada sesuatu yang luput dari
pengawasannya.
Firman Allah SWT. QS Taha ayat 98:
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an terjemahan (Bandung : CV Darus Sunnah, 2015), 20.
Allah SWT telah mengajarkan kepada manusia Al-Qur’an, Ia juga
mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya.
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an terjemahan (Bandung : CV Darus Sunnah, 2015), 2.
petunjuk bagi manusia dan alam semesta, yaitu diantaranya dalam
surah Al-Furqon ayat 1.
2. Hadits
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an terjemahan (Bandung : CV Darus Sunnah, 2015), 25.
3. Akal / Rasio
Sumber ilmu selain wahyu dalam epistemology islam adalah
akal (‘Aql) dan kalbu (qalb).’Aql sebagai mashdar tidak disebutkan
dalam Al-Qur’an, tetapi sebagai kata kerja ‘aqala yang terdapat dalam
al-Qur`an sebanyak 49 kali kosa kata dalam berbagai bentuk.
5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an terjemahan (Bandung : CV Darus Sunnah, 2015), 2.
Semuanya menunjukan unsure pemikiran pada manusia. Misalnya:
‘aqaluh – ta’qilun – na’qil – ya’qiluha – ya’qilun. Sebagaimana
berikut: kata (‘aqaluh) dijumpai dalam 1 ayat, kata (ta’qilun) 24 ayat,
kata (na’qil) 1 ayat, (ya’qiluha) 1 ayat, dan (ya’qilun) 22 ayat. Yang
berarti paham dan mengerti.
4. Indera
Dalam Al-Qur`an alat-alat indera yang beraktifitas dan berfungsi
bagi manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah al-sam’ dan al-
absar. Kata al-sam’ dan berbagai kata jadiannya disebut 185 kali,
sedangkan kata al-sam’ sendiri dijumpai 12 kali dalam Al-Qur’an.
Kata al-absar dan berbagai kata jadiannya disebut 148 kali. Sementara
kata al-absar disebut 18 kali.
5. Hati (Fuad)
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an terjemahan (Bandung : CV Darus Sunnah, 2015), 23.
terhadap kata al-fu`ad dan al-af`idah adalah bahwa al-fu`ad memiliki
fungsi akal (memahami, mengerti), sama dengan al-qalb.
7
Adian Husaini, Filsafat Ilmu (Depok : Gema Insani, 2013), 31.
C. PENGEMBANGAN IJTIHAD
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an terjemahan (Bandung : CV Darus Sunnah, 2015), 59.
2. Golongan aliran kalam Asyariyah dan Mu'tazilah mengatakan bahwa
Nabi tidak pernah melakukan Ijtihad dan semua pernyataanya itu
sesuai dengan wahyu dengan argumen :
9
Departemen Agama RI, Al-Qur’an terjemahan (Bandung : CV Darus Sunnah, 2015), 53.
f. Sebagian ulama berpendapat mengenai kedua pendapat diatas
dengan pernyataan bahwa nabi hanya berijtihad dalam masalah
duniawi saja, tidak kepada hukum syara'.10
10
Atho Mudzhar, Membaca Gelombang Ijtihad (Yogyakarta : Titian Iliahi Press, 1998), 38.
D. APLIKASI POLA DZIKIR DAN PIKIR
Banyak orang salah persepsi dalam mengartikan “zikir” ini.
Sebagian orang berpendapat, zikir hanyalah sekadar mengucapkan
“Subhanallah”, “Alhamdulillah”, dan “Allahu Akbar”. Padahal makna
zikir itu sangat luas. Zikir artinya mengingat, “Zikrullah” adalah
mengingat Allah. Mengingat di sini bukan sekadar ingat, tetapi ingat
akan perintah Allah, ingat akan larangan-larangan-Nya. Zikir itu
diucapkan dengan indah dan diaplikasikan dalam keseharian kita.
Apa pun pekerjaan atau profesi yang kita tekuni, hendaklah selalu
ingat dengan Allah. Apabila kita ingat dengan Allah, apa pun yang kita
lakukan akan terhindar dari hal-hal yang dimurkai Allah. Sebagai
aparatur negara, jika dalam bertugas kita ingat dengan Allah. Apabila
kita seorang pedagang, jika selalu ingat dengan Allah, kita tidak akan
mau berbohong atau mengurangi timbangan dan meteran.
Oleh sebab itu, agar kita terhindar dari segala perbuatan yang
dimurkai Allah, kita harus selalu ingat (zikir) dengan Allah, baik dengan
lisan (perkataan), maupun dalam segala perbuatan sehari-hari. Allah
berfirman.
11
Departemen Agama RI, Al-Qur’an terjemahan (Bandung : CV Darus Sunnah, 2015), 13.
Untuk dapat mengingat Allah dengan baik, serta
mengaplikasikannya dalam segala amal kita perlu ilmu. Dengan ilmu kita
akan dapat beribadah dengan sempurna. Ilmu menggunakan akal (pikir).
Manusia disuruh Allah menggunakan akal untuk mengolah sumber daya
alam yang telah disediakan-Nya dengan begitu lengkap di dunia ini.
Menggunakan akal tentu perlu ilmu. Itulah sebabnya ayat pertama dari
kitab suci Al-quran diturunkan Allah berupa perintah “membaca” yakni
“Iqra” (bacalah).12
12
H. Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998),
24.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun hakikat ilmu dalam Islam meliputi sarana, proses dan tujuan.
Sarana lebih bersifat epistemologis yaitu bahwa Islam menerima rasio dan
empiri sekaligus wahyu dan intuisi, sedangkan tujuan ilmu adalah mengungkap
kebenaran dalam rangka menuju pada Kebenaran hakiki. Hakikat ilmu kemudian
dapat dilihat dari tiga cara pandang ilmu yang bersifat peripatetic, iluminatif dan
hikmah al muta'aliyah yang merupakan komninasi dari berbagai tipologi
pemikiran.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, H.Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1998.
Pertanyaan
1. Apa maksud dari kata “maka ambil i’tibarlah hai orang-orang yang
mempunyai pandangan”
2. Bagaimana fungsi hadist sebagai bayan atau penjelas bagi keumuman isi Al-
Qur’an ? Berikan contohnya.
3. Jelaskan arti dari qauliyah/tanziliah dan kauniyah.
Jawaban
3. Kuniyah dan Qauliyah adalah sama-sama istliah yang menunjukan pada ayat-
ayat Allah SWT. Hanya saja qauliyah adalah ayat-ayat Allah SWT berupa
firman-Nya di dalam kitab suci Al-Qur’an. Sementara qauniyah adalah ayat-
ayat berupa tanda kebesaran Allah SWT yang ada di alam sekitar kita.